Home / Romansa / Setelah Malam Itu / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Setelah Malam Itu : Chapter 51 - Chapter 60

77 Chapters

Bab 51. Kepalsuan

Tas yang berada di atas ranjang tidur menjadi fokus utama Rebecca yang agak tertatih keluar dari kamar mandi. Dia segera merogoh ke dalam tas, mengeluarkan handphone yang dicar-cari lalu kemudian Rebecca pergunakan untuk menghubungi dokter kandungan yang waktu itu didatangi.Suara Rebecca sedikit gemetaran ketika mengadukan semua rasa sakit yang masih mendera. Dan di dalam ketegangan itu Rebecca berusaha untuk tidak panik demi tidak salah menyampaikan informasi kondisinya saat itu.Dokter kandungan itu meminta Rebecca untuk segera datang ke rumah sakit. Wanita cantik itu pun menyetujui dan tidak menunda-nunda untuk bergegas pergi.Saat Rebecca keluar kamar, matanya langsung tertuju pada pintu kamar Glenn yang tertutup rapat. Batinnya dirasuki kebingungan yang menahannya sejenak di sana, antara ingin memanggil Glenn untuk meminta bantuan mengantarnya ke rumah sakit atau mengabaikan seperti yang sudah terjadi.Hah, sudahlah! Daripada nanti hatinya tersakiti, lebih baik Rebecca tidak per
Read more

Bab 52. Jika Kamu Bertanya

Langkah pertama yang Glenn lakukan adalah mengecek rekaman CCTV di sekitaran penthouse. Glenn juga meminta bantuan dari pihak keamanan gedung untuk melakukan hal yang sama.Dari hasil yang terlihat di tablet PC miliknya menyatakan jika Rebecca tidak menggunakan kendaraan yang terparkir di garasi. Pihak keamanan yang melihat kepergian Rebecca telah mengadukan mengenai Rebecca yang pergi menaiki taksi.Ada yang menarik perhatian Glenn ketika melihat rekaman CCTV beserta cerita dari pihak keamanan yang mengadu sebelumnya. Jiwa pria yang memakai kaos putih bercelana joger hitam itu diserang rasa penasaran pada Rebecca yang terlihat kesakitan memegang perutnya.Lamunan Glenn teralihkan oleh kedatangan pelayan yang melaporkan berita mengenai Rebecca sudah ditemukan. Bahwa pihak keamanan yang menelepon melaporkan keberadaan Rebecca baru saja tiba di teras depan gedung dari penthouse itu.Glenn bergegas untuk pergi tanpa peduli pada penampilannya. Laporan yang menyebutkan mengenai Rebecca ber
Read more

Bab 53. Memperhatikan Dia

Dua minggu telah berlalu dari pertengkaran dingin itu. Selama itu juga hubungan Glenn dan Rebecca merenggang. Mereka saling menyibukkan diri masing-masing sesuai isi perjanjian yang telah disepakati, yaitu tidak ikut campur dalam kehidupan pribadi masing-masing.Intensitas pertemuan bisa dihitung jari walau mereka tinggal satu atap. Sebab, mereka saling menghindari satu sama lain. Glenn mempercepat waktu berangkat bekerja dan kembali selarut mungkin, sementara melakukan sebaliknya. Sehingga tidak ada komunikasi terjalin di kediaman mewah itu.Seperti pagi itu, Rebecca menikmati sarapan pagi seorang diri di meja makan. Pasca melewati masa bed rest, Rebecca kembali mengisi hari-harinya sebagai dokter gizi di klinik Gina maupun dokter gizi pribadi Emilia.Perutnya sudah terisi oleh menu sarapan yang memanjakan lidah. Rebecca segera bergegas beranjak dari meja makan itu dengan membawa serta barang-barang miliknya.Tujuannya pagi itu adalah kediaman Emilia. Sepanjang perjalanan yang dikemu
Read more

Bab 54. Menegaskan Status

Keraguan begitu hebat menyerang jiwa Rebecca ketika ingin masuk ke dalam apartemen Elvis. Bahkan, Rebecca sigap mencengkram pergelangan tangan Elvis yang sudah memegang handle pintu di depan mata.“Kau takut?” Elvis berbisik penuh perhatian.“Aku ... aku–”Rebecca yang tergagap-gagap terhenti oleh kedua tangan Elvis yang meraup wajahnya. Rebecca terkesiap dengan mata melebar pada Elvis yang mengulas senyuman lembut.“Jangan takut! Aku akan menemanimu,” ucap Elvis menghibur sembari mengelus sayang pipi Rebecca.“Terima kasih, tapi kau tidak perlu sampai seperti ini.” Rebecca langsung memalingkan wajah setelah berhasil menepis kedua tangan Elvis.Dia memang sudah memaafkan Elvis, tapi bukan berarti Elvis bisa bebas menyentuhnya. Bagaimanapun Rebecca merasa perlu memberi batas tegas pada Elvis nantinya.Tangan Elvis yang kembali memegang handle pintu membuat Rebecca waspada. Rebecca cemas hatinya akan terluka jika nantinya bertatap muka dengan Nelson. Dan hal itu benar-benar terjadi keti
Read more

Bab 55. Dijemput Paksa

Mata Eric melirik ke cermin dashboard tengah untuk memastikan suasana mencekam di kursi penumpang belakang. Hasilnya masih sama, bahkan intensitasnya semakin bertambah sehingga Eric cepat-cepat mengalihkan pandangannya fokus ke depan–pada jalanan yang dilalui.Nyali Eric sedikit menciut melihat Glenn dengan suasana buruk begitu dahsyat. Tetapi dia tidak bisa berdiam diri walaupun sebelumnya sudah terkena badai kemarahan Glenn yang geram mengetahui Rebecca sedang bersama pria lain.“Saya telah meminta tim IT untuk melacak keberadaan Nyonya Muda melalui sinyal GPS handphone milik beliau yang kita setting. Kami telah mengetahui keberadaan Nyonya Muda. Anda ingin menjemput Nyonya Muda, Tuan?” Eric berani memecahkan keheningan di tengah suasana mencekam.“Batalkan semua jadwalku dan antarkan aku pulang. Katakan saja tiba-tiba aku sakit.” Mata dingin Glenn melayang tajam ke arah cermin dashboard, membidik kejam lirikan mata Eric yang mengarah ke sana. “Kau jemput wanita itu dan segera antar
Read more

Bab 56. Penghinaan

“Apa kau ... sungguh berpikir aku seperti itu, Glenn?”Glenn terkekeh rendah menertawakan Rebecca yang bersusah paya berbicara. “Kau mau mengatakan itu tidak benar untuk terlihat suci? Lalu aku begitu hina karena menuduhmu, begitu?”“Rebecca ...” Glenn mengerang sinis, pun cengkraman tangannya memaksa Rebecca untuk mendongak ke wajahnya. “Aku sudah memperingatkanmu untuk menjauhi dokter sialan itu, tapi kau malah keras kepala. Kau masih mencintai dia? Kau bahagia setelah berbaikan dengan dia? Sikapmu ini sangat menjijikkan!”Rebecca gemetar, bukan hanya tubuh dan wajahnya yang tersakiti tetapi seluruh jiwanya gemetar oleh kalimat-kalimat Glenn yang menghina dirinya sampai ke tulang-tulang. Begitu amat sangat menyakitkan.Wanita cantik itu pernah disakiti, dihina dan dikhianti oleh orang-orang di sekitarnya. Tetapi entah mengapa penghinaan yang Glenn lakukan begitu menyakiti jiwa, sampai ke ulu hati terasa sangat nyeri.Di titik puncak kesakitan itu tiba-tiba saja Rebecca merasa lelah.
Read more

Bab 57. Kau Milikku

“T-Tuan Elvis ... Tuan Elvis!” April merintih ironi setelah berhasil merangsek lekat-lekat ke pintu penjara.Tangan kanannya yang gemetaran–dipenuhi luka menjulur keluar melalui celah garis-garis pintu penjara, wanita pengkhianat itu berusaha meraih Elvis yang berdiri dengan tatapan bengis penuh dendam.“A-aku mohon, Tuan Elvis. Keluarkan saya dari sini. Saya telah melakukan apa pun yang Anda inginkan.” April mengiba-iba pertolongan untuk dikeluarkan dengan nada meringis yang gemetaran.Hal itu sia-sia April lakukan, sebab Elvis sudah bertekad sejak awal tidak berniat untuk bersikap baik kepada April. Pria itu hanya diam menanggapi April, malah melihat April yang tersiksa adalah hiburan menyenangkan bagi Elvis.Nelson sendiri telah diliputi ketidakpercayaan pada Elvis yang bisa berbuat kejam. Image positif melekat erat pada sosok Elvis yang dikenalnya, sehingga melihat sisi kejam Elvis yang seperti itu membuat Nelson shock parah.“K-kau ... apa yang kau lakukan?” Nelson memecahkan keh
Read more

Bab 58. Kembali Terulang

Tidak ada lagi ketegangan yang tersisa bagi Glenn dan Rebecca. Yang ada hanya gelora membara menyelimuti kedua insan yang masih saling mencumbu di meja pantry.Rebecca sendiri memilih pasrah pada Glenn yang mendudukkannya ke meja pantry. Wanita cantik itu juga tidak marah pada tangan Glenn yang meremas-remas di payudara. Malah sebaliknya, tangan nakal Glenn itu memanjakan gairah Rebecca yang meledak-ledak di tengah ciuman posesif mereka.Setiap sentuhan bibir serta remasan tangan Glenn membuat Rebecca kehilangan akal. Ada dorongan yang membujuk pikiran untuk lebih pasrah menyerahkan diri ketika Glenn menjilat-jilat dan menggigit di sepanjang leher hingga ke tulang selangka. Puncaknya, Rebecca memberikan jawaban bagi tangan Glenn yang menyelusup masuk ke dalam piyama–berusaha melepaskan bra yang menutupi payudara.“Kau ingin di kamar atau di sini?” bisik Glenn serak.Rebecca menggigit bibir bawahnya. “D-di kamar saja.”Glenn menyeringai senang atas permintaan Rebecca. Sebelum menggendo
Read more

Bab 59. Membuka Hati

Glenn menggendong Rebecca untuk beralih tempat ke ruangan kerja Glenn demi memenuhi syarat mutlak dari Rebecca. Mereka memakai pakaian seadanya yang bisa pilih cepat. Glenn yang duduk pada kursi dari meja kerjanya telah memakai celana pendek dengan kaos putih, sementara Rebecca yang duduk di tepian meja kerja–sedang menulis sesuatu hanya memakai kemeja putih milik Glenn.Tanpa ada rasa curiga, Glenn begitu senang menggoda Rebecca yang duduk tepat di hadapannya. Pria itu sengaja menggelitik Rebecca lewat ciuman nakal di paha, sengaja menyentuh-nyentuh titik rangsangan di sela-sela titik sensitive Rebecca.Ketika Rebecca menyerahkan selembar kertas yang habis ditulis olehnya, detik itulah Glenn tercengang tidak mempercayai pada apapun yang Rebecca tulis.“Kontrak seumur hidup? Are you seriously, Rebecca?” Glenn berucap lambat-lambat dengan senyum kesal tidak bisa disembunyikan.Rebecca mengangguk tanpa ragu. “Aku belajar dari seseorang yang memiliki harga diri selangit untuk teliti pada
Read more

Bab 60. Seberkas Penyesalan

“Daddy merubah wasiat warisan?” Rowena terkejut mendengar cerita yang mengadu lewat telepon.“Daddy sudah mengetahui semuanya! Rebecca pasti yang memberi tahu! Sialan anak itu! Mommy kesal sekali!” Tanpa terlihat oleh Martha yang bersungut-sungut, wajah Rowena telah memerah marah. Dia sangat tidak senang mendengar kabar buruk yang tidak masuk akal baginya.Rowena sangat yakin hubungan Nelson dan Rebecca tidak dalam keadaan baik. Keduanya bertengkar hebat, apalagi Rowena melihat memar di pipi Rebecca yang diduga kuat habis ditampar.Lalu, kenapa Nelson jadi berubah drastis seperti itu?“Pokoknya kau harus menjawab baik-baik jika Daddy mengintrogasimu, Rowena! Kau tahu, kan? Kita sangat kesusahan untuk bisa hidup enak seperti sekarang. Mommy tidak mau hidup miskin seperti dulu!”Dikte tegas dari Martha menjadi pembicaraan terakhir dalam sambungan telepon itu. Rowena tidak diberi kesempatan untuk membalas hingga berakhir kesal sendiri.Handphone yang menempel di sisi telinga kiri telah
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status