Beranda / Romansa / Setelah Malam Itu / Bab 31 - Bab 40

Semua Bab Setelah Malam Itu : Bab 31 - Bab 40

77 Bab

Bab 31. Pengakuan Dosa

“Kami tidak melakukan apapun, Granny.” Kalimat bantahan keluar dari Glenn yang menghadap Emilia di ruangan santai.Pria tampan itu sengaja membiarkan Rebecca yang masih shock pasca tertangkap basah oleh Emilia. Dia memberi waktu pada Rebecca untuk membasuh wajah dan mencari alasan terbaik untuk nantinya menyusulnya menghadap pada Emilia. Sayangnya, bantahan itu tidak dipercaya oleh Emilia. Wanita tua yang menjabat sebagai komisaris utama di Medico Group itu malah tertawa geli yang begitu menjengkelkan bagi Glenn.“Kau mau tahu, Glenn? Dulu aku dan grandpa juga seperti itu. Kami tidur sambil berpelukan sama seperti kalian. Makanya di umur 21 tahun aku sudah diajak menikah oleh grandpa-mu.”Glenn melepaskan sesak yang menjengkelkan lewat embusan napas kasar. Dia juga mengalihkan pandangan dari Emilia yang masih tertawa geli mengolok-olok dengan sengaja.Ini semua salah Rebecca. Kalau saja kemarin malam wanita itu tidak menahan Glenn, situasi menjengkelkan pagi itu tidak akan terjadi.B
Baca selengkapnya

Bab 32. Tak Terduga

“Kau sengaja melakukannya?” bentakan kemarahan Rebecca menggelegar ketika Emilia sudah beranjak pulang dari penthouse.Sebelumnya, dia langsung memberontakan dari pelukan Glenn, menjauh dari pria berbahaya itu ketika berpura-pura mengantarkan kepulangan Emilia.Demi apa pun, Rebecca tidak bisa membendung emosi yang meledak di jiwa. Dia menilai Glenn sudah kurang ajar memberikan klarifikasi atas kehamilannya.Memang benar anak itu adalah anaknya Glenn, tetapi Rebecca merasa lebih berhak mengakui kepemilikan atas anak yang ada di kandungannya. Rebecca menilai dia dan anaknya lebih sah terhubung satu sama lain dibandingkan Glenn.Apalagi menyaksikan reaksi Emilia yang terharu bercampur antusias menyambut kehadiran anak itu membuat Rebecca semakin tidak bisa bergerak.Pernikahan ... mereka akan diikat dalam sebuah pernikahan.“Aku tidak bisa berbuat apa-apa!” Glenn membela diri.“Harusnya kau kompromi lebih dahulu padaku! Jangan bertindak sesuka hatimu seperti tadi, Glenn!” Rebecca semaki
Baca selengkapnya

Bab 33. Terlalu Terburu-buru

Satu minggu telah berlalu dari pertengkaran hebat di penthouse, Rebecca masih diselimuti kekesalan tak terbendung pada Glenn yang tak berperasaan.Telinga Rebecca masih saja terngiang-ngiang perkataan Glenn yang begitu mudah mengatakan pernikahan dan perceraian adalah hal yang biasa di era modern seperti sekarang.Dan itulah yang menjadi alasan kuat bagi Rebecca mengabaikan Glenn. Wanita cantik yang tinggal bersama Jolie itu tidak menerima telepon maupun kehadiran Glenn.Meski begitu, Glenn tidak tinggal diam. Kehadirannya memang tidak terima di rumah Jolie, tetapi dia mengirimkan barang-barang yang tidak bisa ditolak oleh Rebecca. Sebab, barang-barang berupa tas, pakaian dan sepatu mewah itu dikirmkan oleh kurir dari butik brand mewah itu.“Wanita hamil tidak membutuhkan barang-barang seperti ini.” Jolie manggut-manggut berkomentar di depan barang-barang kiriman dari Glenn yang diletakkan di meja ruang tamu. “Seharusnya dia mengirimkan susu, vitamin ataupun sesuatu yang bisa mengura
Baca selengkapnya

Bab 34. Pembelaan

“Nyonya?! Senang bertemu dengan Anda.”Rebecca menghampiri Emilia yang menghalangi langkahnya untuk menuju kantin rumah sakit. Dia memberikan salam penuh kehangatan lewat pelukan, berusaha bersikap ramah meski memiliki masalah dengan Glenn.“Aku juga senang bertemu denganmu.” Pasca terlepas dari pelukan, Emilia telah berseri-seri memindai penampilan Rebecca. “Ya ampun ... kau cantik sekali, Rebecca. Kau janjian bertemu Glenn di sini?”Rebecca menggeleng cepat. “Aku ingin menjenguk temanku yang sedang sakit.”Oh shit! Hanya alasan itu yang terpikirkan cepat di kepala Rebecca. Wanita yang sudah canggung menatap Emilia itu berharap besar alasannya langsung dipercaya.“Tapi kenapa kau lewat dari daerah samping, Rebecca? Jalan ini menuju kantin rumah sakit ini.”Rebecca menelan saliva dalam-dalam mendengarkan koreksi tajam dari sang pemilik rumah sakit itu. “Oh ... i-itu ... temanku minta dibelikan makanan ringan. Katanya ada makanan ringan di kantin yang dia sukai. Dia merasa kurang cocok
Baca selengkapnya

Bab 35. Balik Membalas

Meeting room Medico Hospital menjadi tempat Emilia mengadili Rowena atas tindakan kurang ajarnya terhadap Rebecca. Wanita konglomerat itu duduk di depan Rowena yang berdiri gemetar ketakutan. Sinaran kilatan matanya sangat menusuk tajam pada Rowena yang menunduk–sama sekali tidak menunjukkan sisi arogan yang tadi meledak-ledak ditujukan pada Rebecca.Sebenarnya, Emilia ingin langsung memenjarakan Rowena. Tetapi dia luluh terhadap Rebecca yang membujuknya sehingga susah bagi dia menolak. Meski begitu Emilia tetap, tidak memiliki niatan untuk melepaskan Rowena begitu saja.“Saya minta maaf atas tindakan istri saya, Nyonya. Saya berjanji hal ini tidak akan terulang lagi.” Dengan terpaksa Elvis menyatakan pernyataan maaf yang mewakili Rowena di sebelahnya. Mau tidak mau, Elvis harus mengambil tindakan itu demi keberlangsungan projek kerjasama antar kedua rumah sakit. Walau pada kenyataannya jiwa Elvis sudah emosi setengah mati pada Rowena yang datang tiba-tiba dan merusak segala rencana.
Baca selengkapnya

Bab 36. Kesepakatan Akhir

“Kau sudah merasa puas?” geraman kemarahan Elvis terdengar mengerikan, sama seperti matanya yang menyorot sadis pada Rowena.“Bukan itu yang harusnya kau tanyakan padaku!” Rowena membentak kesal, dia sangat tidak diperlakukan tanpa rasa sayang dari Elvis.Elvis memejamkan mata, batinnya berusaha membujuk emosi untuk tidak terkontrol meledak-ledak. Bagaimanapun emosinya tidak boleh menguasai diri karena tidak lama setelah itu dia memiliki jadwal operasi yang tidak bisa digantikan.Elvis mengeluarkan napas kesalnya lewat celah mulut yang terbuka. Matanya yang sudah terbuka sedikit melembut pada Rowena.“Pulanglah dan istirahat ke apartemenku. Aku tidak bersama sopir, aku akan menghubungi Daddy untuk menjemputmu.” Suara Elvis yang melemah menandakan dirinya yang lelah sehingga memilih untuk mengalah.Dia menggenggam tangan Rowena, menarik istrinya itu untuk mereka keluar dari meeting room yang telah sepi itu. Namun, Elvis mengurungkan niatnya itu saat Rowena memberatkan langkahnya.Dia m
Baca selengkapnya

Bab 37. Point Darurat

“Ini apa?”Di penthouse Glenn–lebih tepatnya di ruang kerja Glenn, mata Rebecca dibuat melebar oleh pria yang duduk di depannya sedang tersenyum tanpa berdosa. Beberapa lembar kertas yang berjudul besar surat perjanjian langsung mengejutkan Rebecca setibanya di sana.Tidak ada kalimat penjelasan keluar dari mulut Glenn, bahkan ketika Rebecca diajak pulang ke penthouse. Yang ada hanya pemaksaan dari Glenn setelah mendengar langsung keputusan akhir yang begitu diharapkan dari Rebecca.“Kau tidak bisa melihat tulisan besar di awal? Surat perjanjian!” Glenn sengaja berbicara melambat di akhir agar Rebecca mencerna baik-baik ucapannya.Rebecca mendesis kesal. “Aku tahu! Tapi untuk apa?” cetusnya cukup menegangkan urat leher.Dan yang sangat mengejutkannya adalah kapan Glenn membuat surat perjanjian yang isinya terangkai sempurna. Di mana poin-poin yang tertulis begitu teliti sehingga tidak ada satu pun memberatkan Glenn.Glenn menghela napas kasar yang cukup panjang sebelum berkata, “Sejak
Baca selengkapnya

Bab 38. Cerita Jatuh Cinta

Hanya sebotol air mineral Rebecca hidangkan kepada Abraham yang duduk menunggu di kursi–meja makan. Saking gugupnya diri terus-menerus dilirik tajam oleh Abraham, Rebecca membatalkan niatan untuk menghidangkan segelas teh hangat.Sesekali Rebecca merundukkan pandangan ketika sudah duduk bersebrangan di depan Abraham. Entahlah, Rebecca sendiri merasa aneh. Dia tidak percaya diri berhadapan dengan orangtua kandung Glenn itu.Padahal dulu sewaktu berhadapan dengan orangtua Elvis, tidak ada sedikitpun rasa gugup yang menyelimuti hati Rebecca. Sehingga dia begitu tenang berhadapan dan mengakrabkan diri dengan mantan calon mertuanya dulu.Rebecca sampai bertanya-tanya di dalam hati, mengapa dia begitu canggung dan gugup berhadapan dengan Abraham? Padahal hubungannya dengan Glenn tidak lebih dari sekadar musuh dalam sekutu.Di sisi lain Rebecca juga menggerutu pada Glenn yang berada di dalam ruangan kerjanya. Kenapa pria itu begitu betah di ruangan kerjanya? Apa dia tidak menyadari kehadiran
Baca selengkapnya

Bab 39. Dinner Keluarga

Siang itu Elvis terbang menuju Manchester. Dia memanfaatkan hari liburnya untuk memastikan secara lansung sesuatu hal yang terus-menerus mengganggu pikiran.Tidak ada seorang pun yang mengetahui kedatangannya di Manchester, termasuk Rowena. Setibanya di sana pun Elvis bergerak cepat sesuai yang telah direncanakan.Pria itu secara mengejutkan menghubungi April–sekretaris Rowena. Dia meminta April untuk menemui dirinya di suatu tempat yang tidak April sadari. Dia juga menekan April untuk tidak memberitahukan perihal keberadaannya kepada siapapun, terutama pada Rowena.Sesuai dengan prediksi Elvis, April menyetujui tanpa ada penolakan. Selama menunggu kedatangan April, Elvis tidak henti diserang ketidaksabaran untuk memecahkan teka-teki yang menggelisahkan pikiran. Dan teka-teki itu adalah mengenai malam naas yang merubah kehidupan Rebecca sebulan lebih yang lalu. Tanpa April sadari, tempat pertemuan yang ditentukan Elvis merupakan kamar hotel di mana dulu Rebecca dituduh berselingkuh.
Baca selengkapnya

Bab 40. Gigitan Erotis

Jantung Rowena hampir lepas dikarenakan terkejut pada seseorang yang duduk di sudut kamar dengan kondisi ruangan remang-remang. Dia gemetar ketakutan, sampai berniat ingin berteriak meminta pertolongan dikarenakan seseorang menyelinap masuk ke kamar tidurnya.Namun Rowena disadarkan oleh aroma parfum yang tidak asing, bahkan sangat dirindukan olehnya. Kakinya melangkah hati-hati ketika hendak ingin memastikan seseorang yang masih duduk itu. Dia benar-benar penasaran pada kehadiran seseorang yang cukup mustahil di akal.“Hello, Baby. Kau sudah pulang?”Itu adalah suara Elvis. Rowena benar-benar yakin dan tidak salah menilai. Tebakannya itu berujung pada kebenaran ketika akhirnya seseorang itu menampakkan wujudnya di tengah ruangan yang sudah dimandikan cahaya bohlam.“Elvis!”Rowena segera menghamburkan diri ke pelukan Elvis. Kedua tangannya kencang-kencang mengerat tubuh Elvis, seolah jika itu tidak dilakukan dia akan kehilangan sosok pria yang begitu dicintai itu.Rowena benar-benar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status