Home / All / THE LADIES : TARUHAN CINTA TIGA DARA / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of THE LADIES : TARUHAN CINTA TIGA DARA: Chapter 51 - Chapter 60

120 Chapters

BAB. 51 Terpaksa Balik Ke Jakarta

Rahez dan Tian baru saja sampai di sirkuit yang berada di daerah Sentul. Mereka sengaja naik kendaraan masing-masing untuk menghindari kemacetan, karena jalur tol menuju ke arah puncak memakai sistem buka tutup."Woi, Bro! Lo ternyata sudah sampai!" sapa Tian kepada Rahez."Yes, gue baru saja sampai." sahut Rahez.Keduanya pun mengedarkan pandangan mereka untuk mencari tahu keberadaan Edward. Namun baik Tian maupun Rahez tidak mengetahui keberadaan Edward saat ini."Bro, Edward belum sampai juga?" tanya Rahez kepada temannya."Kayak nggak tahu saja bagaimana Edward orangnya!" sergah Tian."What? Jadi dia belum sampai juga?" tanya Rahez tak menyangka."Tadi dia telepon gue, mau ketemu sebentar dengan kedua bawahannya untuk mengambil beberapa dokumentasi. Setelah itu dia baru berangkat ke sini." tutur Tian menjelaskan."Busyet, dah! Gue pikir dia yang duluan nyampai ke sini. Tahu-tahunya malah yang paling lama datangnya," gerutu Rahez."Ayo kita balap satu kali putaran saja, selagi menu
last updateLast Updated : 2023-08-16
Read more

BAB. 52 Hanya Tinggal Ada, Tante Jasmine Dan Agnes Saja

"Lah gue ngapain di sini sendiri?" ucap Edward kesal."Memangnya Tuan Rahez dan Tuan Tian, ke mana?" Mark menjadi penasaran."Kedua bocah itu sudah pulang dari tadi, mereka balik secara tiba-tiba ke Jakarta!" ketus Edward masih saja kesal."Apa?" kaget Mark bukan kepalang.Sang asisten mengingat dengan seksama bagaimana perjuangannya melewati kemacetan saat hendak menuju ke tempat ini. Akan tetapi belum lima menit mereka sampai, Bos Edward dengan seenaknya menyuruhnya untuk kembali menyetir dan putar balik menuju ke Jakarta.Menyadari akan hal itu, Mark pun segera berkata,"Bos, Anda tahu sendiri bagaimana cara kita sampai di sini. Butuh perjuangan melawan kemacetan. Jika balik sekarang, kita pasti akan kena macet lagi." seru Mark, berharap Edward mau mempertimbangkan ucapannya. "Cari jalan tikus! Kita harus kembali sekarang!" ujarnya dengan marah sambil menatap tajam ke arah Mark."Ta ... tapi, Bos." Mark malah ingin bernegosiasi dengan Edward. Berharap sang bos mau mendengarkan kel
last updateLast Updated : 2023-08-18
Read more

BAB. 53 Devil Chocolate Cake

Kembali ke dapur Tante Jasmine,Keduanya pun lalu bahu-membahu mulai mengolah adonan cake enak itu.Awalnya Agnes mengolesi dua buah loyang dengan margarin. Kemudian mengalasi dasarnya dengan kertas roti, yang juga telah diolesi margarin.Tante Jasmine memanaskan oven pada suhu seratus delapan puluh derajat celsius. Kemudian sang tante mengayak tepung terigu, baking powder, dan cokelat bubuk, lalu disisihkan.Agnes lalu mengocok mentega, gula pasir, dan brown sugar hingga mengembang dan kental. Setelah itu dia juga menambahkan kopi bubuk, lalu diaduk dengan spatula hingga tercampur. Sementara Tante Jasmine membantu Agnes dengan memasukkan telur satu per satu, sampai tercampur rata. Tante Jasmine juga memasukkan campuran tepung, sedikit demi sedikit secara bergantian dengan buttermilk, lalu esens vanili. Sambil diaduk oleh Agnes secara perlahan hingga rata.Setelah semua bahan-bahan pembuatan cake telah tercampur rata. Agnes pun menuangkan adonan tadi ke dalam dua loyang.Tante Jasmi
last updateLast Updated : 2023-08-19
Read more

BAB. 54 Edward VS Agnes

Setelah berhasil memotong-motong cake itu. Agnes pun mengambil satu potong cake lalu memasukkannya ke dalam mulutnya.Agnes sangat asyik mencicipi cake coklat itu, yang membuat bibirnya mulai belepotan coklat. Edward tidak suka melihat bibir sang gadis yang sedikit dipenuhi coklat dari setiap sisinya."Hei! Kenapa dia tidak hati-hati memakan cake itu?" gumam Edward dalam hatinya.Dengan sigap Edward pun melangkah menuju ke arah gadis itu. Agnes yang sedang mencicipi cake sepertinya menyadari jika ada seseorang yang akan mendekatinya. Dia pikir itu adalah langkah Tante Jasmine. Agnes pun segera menoleh ke arah bayangan yang terus saja mendekatinya. Alangkah terkejutnya Agnes saat melihat sosok seorang pria bermata coklat yang selalu mampir dalam mimpi-mimpinya selama ini, tepat berada di depannya dan sedang berjalan mendekatinya sekarang."Ka ... kamu, siapa?" serunya kepada pria itu.Agnes mulai berjalan mundur karena sang pria terus saja ingin mendekatinya. Tatapan pria itu sangat t
last updateLast Updated : 2023-08-20
Read more

BAB. 55 Mantra Cinta Edward

Dengan cepat dan tanpa ragu-ragu, Agnes mulai mengigit bibir pria itu tanpa ampun. Dia melakukan itu karena ingin segera menyudahi kegiatan Edward yang mencium bibirnya tanpa permisi."Kamu!" seru Edward sambil menatap tajam ke arah gadis itu."Kamu kenapa menggigit bibirku?" ucapnya sambil meringis menahan sakit. Ternyata Agnes sangat kuat menggigit bibirnya.Agnes diam namun dia menatap ke arah Edward tak kalah tajam. Dirinya tak habis pikir kenapa bisa Edward yang marah. Padahal pria itu yang mencium bibirnya dengan sembarangan. Lalu dengan segera dia pun berkata,"Tuan, kenapa jadi Anda yang marah?" ucapnya kesal."Yaiyalah! Kan kamu yang menggigit bibirku dan aku merasa kesakitan! Banget!" seru Edward tak mau kalah.Agnes semakin kaget dengan kalimat yang meluncur begitu saja dari bibir pria itu. Dia masih tak habis pikir dengan tingkah pria di depannya saat ini."Tuan, memangnya tadi Anda sudah minta permisi kepada saya? Anda mencium bibir saya dengan sembarangan! Asal Anda tahu
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

BAB. 56 Si Tuan Pemaksa

"Edward, kamu jangan bercanda begitu! Kamu mau bikin Bunda jantungan?" sergah Tante Jasmine yang masih berpikir jika putra bungsunya hanya sekedar mengucapkan kata-kata gurauan semata.Walaupun dalam hatinya, Tante Jasmine sangat senang, akhirnya Edward setuju dijodohkan dengan Agnes. Akan tetapi sang bunda masih ingin memastikan apakah putranya bersungguh-sungguh dengan ucapannya atau hanya sekedar omong kosong belaka. Karena saat ini, Tante Jasmine merasakan syok bercampur bahagia. Apalagi Edward dengan beraninya telah menyematkan cincin peninggalan sang oma di jari manis Agnes, sebagai pertanda kesungguhan hatinya.Tante Jasmine sangat yakin, jika Edward bukan hanya sekedar bermain saat ini. Bahkan cincin peninggalan sang oma menjadi taruhan cintanya kali ini."Apaan sih, Bunda? Kok malah jantungan? Coba lihat ini." Edward lalu mengangkat satu tangan Agnes yang telah tersemat cincin pemberian Oma di jari manisnya ke udara, agar sang ibu dapat melihat bukti kesungguhan hatinya kepa
last updateLast Updated : 2023-08-22
Read more

BAB. 57 Keinginan Edward

"Edward! Tanganmu!" bisik Agnes pelan, namun dirinya menatap tajam ke arah pria itu.Akan tetapi Edward tidak peduli dengan sorot mata Agnes yang memprotes tindakannya. Semakin Agnes ingin melepas tangannya, Edward malah dengan kuat menahan tangan gadis itu, agar tak mudah lepas darinya."Kamu! Berani melawanku?" ketus Edward kepada sang gadis."Kalau iya, kenapa?" jawab Agnes tegas."Waduh ... kalian berdua kok malah berdebat begitu? Ed ... lepaskan tangan Agnes! Kamu jangan menyakitinya begitu," tegur Bunda Jasmine."Dia yang duluan, Bunda!" tukas Edward."Apa? Aku yang duluan? Bukannya kamu yang dari tadi memegang tanganku sesuka hatimu?" ketus Agnes tak ada takutnya."Hei ... Nona Agnes jangan salahkan aku jika mulai tertarik kepadamu. Tapi salah kan dirimu sendiri kenapa sampai menghipnotisku dengan pesonamu!" "Hah? Apa?" kaget Agnes dan Bunda Jasmine bersamaan, mendengar ucapan Edward yang terasa aneh di indera pendengaran mereka."Ya ampun, Ed. Sejak kapan Agnes menjadi dukun?
last updateLast Updated : 2023-08-23
Read more

BAB. 58 Zemi Kesal

Setelah perbincangan sengit terjadi, Agnes pun berpamitan kepada Tante Jasmine. "Tante, aku pamit dulu." ucap Agnes kepada Nyonya Jasmine."Baiklah, hati-hati di jalan. Kapan-kapan kamu main lagi ya, ke sini. Nanti Tante akan menghubungimu kapan kita demo memasak lagi, untuk next time.""Iya ... Tante," jawab Agnes sopan.Lalu dari arah dalam rumah terlihat Edward yang juga siap-siap akan pergi."Lho, Ed. Kamu mau ke mana?" tanya sang bunda."Aku mau mengantar Agnes pulang, Bunda," jawab sang putra santai."Lho, Ed. Bukannya Agnes bawa mobil sendiri?" tanya sang bunda bingung."Ya, nggak masalah bund, aku kan bisa mengikuti mobil Agnes dari belakang. Aku ingin memastikan jika dia sampai dengan selamat di rumahnya," seru Edward lagi."Oh begitu, rupanya?" "Iya, Bunda." ucap Edward kepada ibunya.Setelah berpamitan dengan Nyonya Jasmine keduanya pun berjalan menuju mobil yang telah terparkir. Sebelum Agnes masuk ke dalam mobil, Edward pun memulai ceramahnya dengan mewanti-wanti gadis
last updateLast Updated : 2023-08-24
Read more

BAB. 59 Ternyata Sangat Tampan

"Oh, jadi cincin ini pemberian Oma mu?" tanya Zemi tak percaya."I ... iya, Zem." jawab Agnes terbata."Tapi, Nes. Cincin itu seperti cincin lamaran dari seorang pria," selidik Zemi semakin curiga."Deg!" Tiba-tiba jantung Agnes berdegup sangat kencang. Gadis itu sangat takut jika sang sahabat mengetahui kebenaran yang sesungguhnya. Apalagi Agnes baru saja memulai kembali untuk menabung, setelah dirinya ditipu habis-habisan oleh sang mantan kekasih, Jameso. Masa dia akan kehilangan harta bendanya lebih banyak lagi gara-gara ketahuan melanggar perjanjian mereka."Sudah ah, ngapain bahas cincin dari omaku. Ngomong-ngomong wajahmu kok menjadi kusut begitu, Zem? Memangnya ada apa?" tanya Agnes penasaran."Gue lagi malas ngomong, Nes." "Lho kok begitu? Jujur saja nih ya, Zem. Gue nggak suka lihat wajah Lo cemberut begitu!" celutuk Agnes.Akhirnya karena dibujuk terus oleh Agnes, Zemi pun buka suara. Dia mulai menceritakan kegundahan hatinya karena pria misterius di aplikasi online itu.A
last updateLast Updated : 2023-08-25
Read more

BAB. 60 Go To Pangandaran

Setelah menempuh beberapa saat dalam perjalanan akhirnya mereka sampai juga di apartemen. Dengan sigap Tian turun duluan dari dalam mobil, berjalan mengitari mobil lalu mulai membuka pintu mobil untuk Arlyn."Duh, ngapain sih dia ikutan turun dari mobil? Bisa ketahuan nih gue sama Agnes dan Zemi! Alamat bakalan jatuh miskin gue? Shitt! Ini nggak bisa dibiarkan!" gerutu Arlyn dari dalam hatinya."Silakan turun. Oh ya, apartemen tempat tinggal mu yang mana? Sekalian saja biar aku mengantarmu," ucap Tian menawarkan dirinya untuk mengantar Arlyn."Eh ... nggak usah, Kak. Kamu tunggu di sini saja. Aku hanya sebentar, kok." serunya sedikit panik kepada pria itu. Bahkan Arlyn sampai melirik ke kiri dan ke kanan. Takut kedua sahabatnya tiba-tiba saja bisa muncul. "Nggak apa-apa, kok. Aku ikhlas membantumu. Siapa tahu saja barang bawaanmu banyak. Pasti kamu tidak akan sanggup membawanya," seru Tian sambil melemparkan senyum termanisnya di hadapan gadis itu."Duh ... senyumnya itu, lho!" Sepe
last updateLast Updated : 2023-08-25
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status