All Chapters of THE LADIES : TARUHAN CINTA TIGA DARA: Chapter 11 - Chapter 20

120 Chapters

BAB. 11 Tangisan Di tengah Malam

"Idih ... galak Lo, Lyn!" sela, Zemi."Biarin! Galak-galak juga milik sendiri!" sahut, Arlyn."Nyolot Lo, Arlyn!" Zemi tak mau kalah."Nyolot-nyolot juga milik sendiri!" Arlyn kembali menyahut. Perdebatan pun mulai terjadi diantara keduanya. Kepala Agnes tiba-tiba pusing mendengar ocehan kedua temannya itu."Zemi, Arlyn, stop! Hari sudah malam! Mending kita tidur. Besok kita pasti akan sibuk banget." nasehat Agnes, kepada keduanya."Gue belum ngantuk." tukas Zemi."Sama, gue juga. Makanya kami nge-rap. Ya kan, Zem? Dari pada suntuk." celutuk Arlyn."Ih, ogah! Mending gue tidur!" tutur Zemi, lagi."Ya udah, yuk. Kita tidur!" Arlyn juga menyahut."Nah, gitu dong. Kita pada tidur. Besok deh kalian lanjutkan lagi nge-rap-nya." saran Agnes."Idih, ogah nge-rap mulu! Yang ada pala gue makin pusing." tukas Arlyn.Ternyata keduanya sengaja berdebat hal tak penting. Untuk menghalau kegundahan hatinya. Apalagi hari ini mereka sama-sama apes diputusin oleh orang tersayang.Lalu ketiganya pun mu
last updateLast Updated : 2023-07-14
Read more

BAB. 12 Penuh Kenangan

"Thanks banget, guys. Gue gak bisa berkata apa pun kepada kalian saat ini. Gue janji, nanti kalau gue sudah dapat duit. Gue akan ganti ke kalian masing-masing," ucap Agnes, kepada kedua sahabatnya."Yaelah, Nes. Kita tulus bantuin Lo. Lo nggak usah mikirin apa-apa dulu," tukas Zemi."Ya, Nes. Satu orang kesusahan diantara kita, yang lain pasti akan membantu," Arlyn juga ikut menimpali.Dengan spontan, Agnes lalu merangkul kedua sahabatnya, dan menangis dalam pelukan mereka.Arlyn yang tidak biasa dipeluk-peluk begitu, segera berkata,"Ih ... ngapain Lo, Nes! Risih, tahu! Ngapain sih peluk-peluk? Gue masih normal, ya!" seru Arlyn lalu segera melepas pelukan Agnes dari tubuhnya."Memang deh, Lo! Aneh saja pikirannya. Ini pelukan persahabatan, tahu! Bukan karena hal lain," sergah Zemi sambil mengeleng-gelengkan kepalanya. "Aku sangat bahagia saat ini. Makanya aku memeluk kalian," ucap Agnes sambil tersipu."Ya udah, yuk. Kita tidur lagi. Besok kan kita mau pindahan. Ya, Zem?" tanya Arly
last updateLast Updated : 2023-07-14
Read more

BAB. 13 Calon Menantu Idaman

Ketiga gadis cantik itu, mulai merapikan apartemen tersebut. Mulai dari ruang tamu, ruang tv, dapur dengan mini bar dan juga satu kamar yang cukup luas yang dapat ditempati oleh tiga orang.Mereka mulai menyusun dan merapikan barang-barang pribadi mereka di dalam kamar. Ternyata sebelumnya Zemi telah membeli ranjang untuknya dan untuk kedua temannya. Masing-masing berukuran tiga kaki. Cukup untuk ditiduri satu orang dalam satu ranjang.Tak tanggung-tanggung Zemi membeli spring bed nomor satu. Sehingga sungguh sangat enak tempat tidur itu, untuk ditiduri."Zem, baiknya dirimu kepada kita!" celutuk Arlyn lalu mencoba membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk itu."Iya, dong. Zemi Rania, gitu lho!" pujinya kepada dirinya sendiri."Zem, lo tinggal hitung dengan benar ya, berapa utang kita berdua, ke Lo." tukas Agnes yang masih saja khawatir dengan isi dompetnya."Yaelah, kalian ini! Semua fasilitas gratis untuk kalian, guys!" ucap Zemi kepada keduanya."Apa?" kaget keduanya."Iya, semua f
last updateLast Updated : 2023-07-15
Read more

BAB. 14 Terlihat Bahagia

"Tapi menurut gue, ya. Jago memasak bukan jaminan menjadi calon menantu idaman. Banyak aspek lainnya yang harus dilihat. Terus, gue mau nanya ke Lo berdua. Memangnya menantu idaman itu yang bagaimana sih, ciri khasnya?" tanya Agnes, kepada kedua sahabatnya."Kalau gue, sih. Jawabnya, i don't know!" tukas Zemi."Sama kita, Zem." Arlyn juga ikut berucap."Nah ... itu kan kalian saja nggak tahu kriteria menantu idaman yang seperti apa. Karena menurut gue hubungan menantu dan ibu mertua akan baik-baik saja, jika ada rasa saling." ucap Agnes kepada mereka."Rasa saling?" ujar keduanya bingung."Iya, rasa saling. Saling menghargai, saling menghormati, dan saling-saling lainnya!" seru Agnes."Prok-prok-prok." Arlyn dan Zemi tiba-tiba bertepuk tangan mendengar penjelasan Agnes yang menurut mereka sangat logis."Apaan sih, kalian? Malah bertepuk tangan!" cibirnya."Yaiyalah, Nes. Lo menyamai Mamah Dedeh yang sedang ceramah. Penuh logika dan sungguh menginspirasi." celutuk Zemi."Mamah Agnes, d
last updateLast Updated : 2023-07-15
Read more

BAB. 15 Sesi Wawancara

Pagi pun tiba, ketiganya telah bersiap-siap untuk mengikuti wawancara pagi ini.Setelah selesai sarapan, mereka pun ke luar dari unit apartemen, lalu melangkah menuju lift yang akan membawa ketiganya menuju ke parkiran, yang berada di basement gedung bertingkat itu.Hari ini, Zemi yang menyetir. Setelah mengetahui jika kedua sahabatnya telah masuk ke dalam mobil. Dia pun mulai melajukan mobilnya. Beruntungnya tujuan mereka sama yaitu ke Kawasan Epicentrum Rasuna Said, di Jakarta Selatan. Apartemen yang mereka tempat juga tidak terlalu jauh dengan kawasan perkantoran itu."Wah nggak nyangka banget kita melamar pekerjaan di satu kawasan perkantoran." tutur Arlyn kepada kedua sahabatnya. Sesaat setelah mereka ke luar semua dari dalam mobil."Iya, Lyn. Beruntung banget. Jadi kita bisa nebeng terus pakai mobil Zemi." celutuk Agnes."Iya, kalian bisa nebeng terus kok. Hanya saja gantian ya nyetirnya, tiap hari. Biar giliran gitu semuanya," seru Zemi."Beres, Zem!" jawab keduanya serentak.
last updateLast Updated : 2023-07-16
Read more

BAB. 16 Ternyata Diterima

Arlyn segera melepas tubuhnya dari rangkulan pemuda itu. Dengan muka cemberut."Halo, Nona cantik. Ternyata kita bertemu kembali." ucap pria tampan itu kepadanya. Sambil menunjukkan senyum terbaiknya."Dasar bule kesasar! Kok kita bisa ketemu terus, sih? Lo ngikutin gue, ya!" tukas Arlyn sambil menatap penuh selidik ke arah pria itu."No. Saya tidak mengikuti Anda, Nona. Saya ..." Belum sempat pria itu menjelaskan. Arlyn malah berkata,"Stop! Gue tidak mau mendengar apa pun! Permisi!" serunya lalu meninggalkan sang pria yang terus saja memandang ke arahnya.Tian, nama pria itu merasa tertarik dengan wanita tadi. Dia pun berjanji di dalam hatinya untuk menjadikan gadis itu, satu-satunya miliknya. "Don!" panggilnya kepada sang asisten yang tidak jauh berdiri dengannya."Siap, Tuan Muda." sahut, Don."Cari tahu semua tentang gadis tadi. Secepatnya.""Baik, Tuan. Ta ... tapi untuk apa Tuan?" Don menjadi penasaran."Ya, mau gue jadiin istrilah! Memangnya gue apain lagi?""Ta-pi, bukannya
last updateLast Updated : 2023-07-16
Read more

BAB. 17. Menatap Tajam

Ternyata oh ternyata yang merekam semua kejadian yang menimpa Nyonya Angelina, tak lain dan tak bukan adalah Asisten Don.Dia pun segera berlalu dari tempat itu sebelum ketahuan oleh keduanya."Terima kasih ya, kamu sudah menyelamatkan Tante." ucap Nyonya Angelina, sambil menatap lekat-lekat wajah gadis cantik di depannya saat ini.Dengan sigap, Arlyn membantu Nyonya Angelina untuk berdiri sempurna. Tadi dia sampai terduduk karena copet yang tiba-tiba saja muncul dan menarik dompetnya."Sama-sama, Madam." sahut Arlyn, sambil tersenyum ke arah Nyonya Angelina."Jangan panggil, Madam. Panggil saja saya, Tante Angelina." tuturnya."Oh ... iya Maaf, Tante Angelina. Perkenalkan nama saya, Arlyn Virgolin. Biasa dipanggil Arlyn." sahutnya."Arlyn ... nama yang indah." puji Tante Angelina."Kamu ngapain di sini masih pagi-pagi?" tanyanya kepada Arlyn."Saya habis selesai wawancara kerja, Tante." jawab Arlyn ramah."Oh ya, Nak. Kamu sedang sibuk nggak?" "Nggak sibuk sih, Tante. Kebetulan wawa
last updateLast Updated : 2023-07-17
Read more

BAB. 18 Versus Adalah?

"Cih! Baiklah. Lima peserta lagi versus double bonus buat Lo bulan ini!" ujar Edward tiba-tiba dengan senyum penuh misteri, menatap ke arah asistennya."Ma ... maksudnya apa, ya Bos?" tanya Mark, yang tidak mengerti arti dari perkataan Edward."Mark ... percuma Lo lulusan S2. Tapi tidak tahu arti dari kata 'versus' apa perlu gue mengajari Lo satu SKS tentang kata itu?" Edward kembali membuat kepala sang asisten menjadi mumet, dengan setiap kalimat yang keluar dari ucapan sang bos.Mark mencoba mencerna maksud dari perkataan Edward. Dia mulai berpikir, dan berkoordinasi dengan otak kiri dan otak kanannya kemudian akhirnya dia pun mendapatkan spekulasi yang mungkin saja tepat."Tunggu dulu! Bukankah kata versus artinya melawan. Oh jadi maksud Bos Edward, double bonus milikku akan dipertaruhkan dengan kelima peserta wawancara berikutnya?" gumamnya dalam hati.Seketika Mark menjadi tertunduk lemas. "Bos, kok double bonus saya yang menjadi sasarannya, sih?" Mark mulai mengungkapkan isi ha
last updateLast Updated : 2023-07-17
Read more

BAB. 19 Perdebatan Sengit

"Benar, Pak Bos. Nama saya Zemi Rania." ucapnya tegas.Edward yang telah badmood karena kesembilan peserta sebelumnya tidak memenuhi kriteria sebagai calon sekretrisnya. Menjadi malas-malasan untuk mewawancarai peserta terakhir ini.Dia pun terlihat asal-asalan melempar beberapa pertanyaan kepadanya."Tujuan Anda datang ke kantor saya, untuk apa?" tanyanya lagi."Saya ke sini untuk wawancara, Pak Bos. Kebetulan saya adalah peserta terakhir." jawab Zemi tenang."Cih!" cibirnya masih memandang enteng kepada gadis itu.Malah saat ini, Edward asyik memainkan stick golf miliknya. Tentunya sambil melirik ke arah Mark yang berdiri di sudut ruangan itu.Keringat mulai menetes di dahi Mark. Mengisyaratkan jika dia mulai ketakutan. Bagaimana tidak. Perjanjiannya dengan Edward bertambah satu. Jika peserta terakhir wawancara juga ikut gagal, Mark bukan hanya akan kehilangan double bonus untuknya. Akan tetapi, dia juga harus merasakan pukulan stick golf milik Edward yang akan mendarat di kedua kak
last updateLast Updated : 2023-07-18
Read more

BAB. 20 Quality Time Together

Zemi ke luar dari gedung bertingkat itu dengan hati senang. Bagaimana tidak, akhirnya dialah pemenang dalam wawancara hari ini.Dengan hati bahagia, Zemi melangkah menuju ke sebuah mall menemui kedua temannya."Hello, guys! I am here!" ucap Zemi senang, sambil menghampiri mereka."Zemi!" seru Arlyn dan Agnes serentak."Bagaimana hasil wawancara, Lo?" tanya Agnes penasaran dan dibalas anggukan kepala dari Arlyn yang juga ikut penasaran."Aku juga lolos wawancara, sama seperti kalian, guys!" serunya sambil merangkul kedua pundak sahabatnya."Apa?" kaget keduanya."Selamat ya, Zem!" Lalu keduanya tak lupa mengucapkan selamat kepada Zemi, sang sahabat."Wah ... sepertinya hari ini adalah hari keberuntungan untuk kita, deh!" tutur Agnes."Kita patut merayakannya!" sergah Arlyn."Setuju!" jawab Zemi.Lalu ketiganya pun berpesta es krim ria di pagi itu. Siangnya mereka berkeliling mall sambil cuci mata melihat-lihat barang-barang diskon. Siapa tahu saja ada yang mereka sukai. Waktu makan si
last updateLast Updated : 2023-07-18
Read more
PREV
123456
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status