Home / Romansa / Pria Pengganti di Malam Pengantinku / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Pria Pengganti di Malam Pengantinku: Chapter 131 - Chapter 140

203 Chapters

Godaan Reynard

"Ada yang membuatmu tertarik?" tanya Reynard dengan suara parau, ia merutuki dirinya sendiri karena mengutarakan pertanyaan itu, yang akhirnya mengembalikan lagi Evelyn dari lamunannya."Apa ini semua milik Nada?" Evelyn balik bertanya, Reynard pun mengerang pelan. Niat sekali wanita itu menutupi identitasnya."Oh ya benar, itu semua milik Nada. Aku belum punya waktu untuk memindahkan barang-barangnya," jawab Reynard.Kalau Zevanya ingin terus mendalami perannya sebagai Evelyn, maka Reynard pun akan mengikuti permainannya itu. Semoga saja wanita itu protes saat miliknya diakui milik Nada. Alih-alih protes dan menunjukkan jati dirinya, Evelyn malah meraih sisir rambut yang biasa ia pakai, dan menemukan beberapa helai rambut di sana,"Bahkan rambutnya pun masih ada. Apa kamu masih mencintai istrimu itu meski kamu tahu betapa buruknya perbuatannya pada keluargamu?"Sebenarnya, Evelyn sedang membicarakan siapa? Nada atau Zevanya? Karena keduanya sama-sama telah melakukan hal yang buruk p
Read more

Lukisan

"Maaf," ucap Reynard, pria itu seketika beringsut menjauh. Evelyn menghela napas lega, ia kembali berdiri tegak sembari merapikan lipatan dress cantiknya.Sambil melangkah ke sisi lain kamar, Evelyn berkali-kali mengumpati dirinya sendiri karena masih terlalu mudah terbuai dengan godaan Reynard. Evelyn pikir ia sekarang terlalu benci pada pria itu hingga tidak akan mudah tergoda lagi olehnya, tapi ternyata ia salah.Saat napas hangat Reynard menghembus lembut di ceruk lehernya tadi, seketika itu juga seluruh saraf Evelyn kembali hidup, detak jantungnya pun terasa cepat. Untungnya ia dapat menyembunyikan kegugupannya dengan sangat baik.Tapi, apa maksud Reynard yang sebenarnya saat melarang Evelyn menyentuh semua barang milik wanita yang sangat ia cintai itu. Padahal Evelyn tahu betul kalau semua barang yang ada di meja rias tadi adalah miliknya.Apa itu berarti Reynard sungguh-sungguh mencintainya? Sejujurnya, ada sebersit rasa senang di dalam hati Evelyn saat mendengarnya tadi. Mesk
Read more

Petunjuk Ketiga

"Tapi dinding itu kosong sekarang. Berarti bukan di sana petunjuk selanjutnya, Rey."Reynard pulih dari syoknya. Tatapannya langsung tertuju pada Evelyn hingga mata mereka saling terkunci. Apa wanita itu tidak menyadari kalau sekali lagi ia telah membuka identitasnya sendiri?Dan saat perlahan Reynard melangkah mendekatinya, Evelyn mundur beberapa langkah ke belakangnya, dan baru berhenti saat Reynard mengulurkan tangannya,"Berikan lukisan itu padaku!" pintanya.Setelah Evelyn menyerahkan lukisan itu padanya, Reynard langsung melihat bagian belakang lukisannya. Terdapat surat lainnya di sana."Petunjuk ke tiga!" serunnya pada Evelyn.Lupa harus menjaga jarak dari Reynard, Evelyn pun mendekatinya. Bersama mereka membaca petunjuk ke tiga itu, masih dalam bentuk teka-teki.'Aku tidur jika sedang berjalan, tapi akan berdiri jika sedang tidur.'Reynard dan Evelyn sama-sama mengalihkan perhatiannya dari selembar kertas itu, mereka saling bertukar pandang sambil memikirkan jawaban dari teka
Read more

Menyelamatkan Penyamaran

Pagi itu, Zevanya terbangun seorang diri. Tidak seperti hari-hari sebelumnya, ia selalu bangun dengan lengan Reynard yang masih memeluk pinggangnya. Zevanya menyapu tangannya ke tempat Reynard yang kosong. Tempat itu terasa masih hangat, masih terlihat jelas juga lekukan bekas kepala Reynard di bantalnya. Zevanya tersenyum tipis mengingat kegiatan rutinnya bersama Reynard semalam. Sama seperti malam-malam sebelumnya, setelah mereka kelelahan akibat penyatuan panas mereka, Zevanya selalu tidur di dalam dekapan Reynard. Merebahkan kepalanya di dada telanjang Reynard, dan menikmati detak jantung Reynard yang semula cepat menjadi melambat, kemudian teratur setelah suaminya itu terlelap. Reynard selalu memastikan Zevanya puas dan terpuaskan, sebelum menikmati pelepasannya sendiri. Membuat Zevanya selalu menginginkannya lagi dan lagi. Masih dengan senyuman tipis yang tersungging di bibirnya, Zevanya berbaring terlentang, menyibak selimut yang semula menutupi ketelanjangannya hingga memper
Read more

Evelyn Pergi

"Tidak, aku tidak bisa melanjutkan permainan ini lagi!"Reynard mengumpat pelan saat Evelyn sudah melesat keluar kamar dengan cepat. Dalam sekejap Reynard sudah berhasil mengejarnya, Evelyn memekik pelan saat Reynard menangkap pingggangnya, lalu dengan mudah mengangkat Evelyn masuk ke dalam kamar lagi dan mengunci pintunya,"Kenapa menyerah di tengah jalan? Kamu mempermalukan karakter pemberani yang sedang kamu perankan itu, Ly!" ledek Reynard. Ia masih berpura-pura tidak mengetahui niat Evelyn yang sebenarnya. Apa lagi kalau bukan untuk menghindari identitasnya terkuak.Evelyn melepaskan diri dari Reynard dan menghindari Reynard sejauh mungkin, wajahnya terlihat pucat pasi, napasnya pun sepertinya tak beraturan, terlihat dari dua gundukan kembarnya yang menggoda itu yang kembang kempis dengan cepat,"A ... Aku ... Tiba-tiba saja aku tidak enak badan. Aku mau pulang!"Alasan!Reynard tidak akan membiarkan Evelyn menghindar lagi. Kini ia sudah bisa memahami maksud dan tujuan Abercio m
Read more

Betrayal Trauma

Setelah Reynard melangkah ke arah wardrob, barulah Evelyn mengizinkan airmatanya mengalir keluar. Ia menangkup mulutnya untuk menahan isakannya agar tidak terdengar Reynard. Meski rasanya ia ingin sekali melepaskan rasa sesak yang memenuhi dadanya itu.Kenangan saat membuat cetakan telapak kaki itu terlalu manis untuk Evelyn abaikan. Banyak tawa serta canda di antara dirinya, Abercio dan Reynard selama proses pembuatannya. Godaan Reynard yang saling berbalas dengan abercio saat mereka menggoda Evelyn, dan lain sebagainya.Saat itu, agar mereka dapat menikmati proses pembuatan cetakan telapak kaki mereka, Reynard sampai membooking tokonya selama seharian. Entah sudah berapa banyak yang Reynard habiskan untuk itu semua, namun hasilnya membuat tidak hanya Evelyn saja yang bahagia, tapi juga Abercio dan Reynard sendiri.Saat itu, mereka benar-benar terlihat seperti keluarga yang sangat harmonis, yang jauh dari kata sedih dan penderitaan.Tidak dapat menahan dirinya lagi, Evelyn menghambur
Read more

Mengkhawatirkan Evelyn

"Aku juga tidak tahu, Ken. Tiba-tiba saja Evelyn mengeluh sakit. Aku sudah memintanya untuk istirahat, tapi saat aku mencari petunjuk, Lily malah pergi begitu saja," jelas Reynard. Sambil menggeram marah, Keanu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang, "Periksa CCTV jalan M dan sekitarnya! Cari keberadaan Nona Lily!' perintahnya. Saat itu salah seorang pelayan melewati Reynard, dan Reynard menghentikannya, "Tunggu sebentar. Apa kau melihat tamu wanitaku?" tanyanya. Reynard tidak perlu menjelaskan detailnya seperti warna pakaian beserta aksesorisnya, atau ciri-ciri wajah Evelyn. Karena mereka semua tahu, hanya ada satu tamu wanita siang itu, Evelyn. "Oh iya saya lihat, Tuan Rey. Tadi Nona itu terburu-buru keluar melalui pintu belakang," jawab pelayan itu. "Kenapa kau tidak menghentikannya?" "Maaf Tuan saya tidak berani. Saya pikir, itu menjadi bagian dari permainan Tuan Muda. Saya tidak berani menganggu Nona itu. Tapi ... " "Tapi apa? Cepat katakan saja!" desak Reynar
Read more

Kekhawatiran Cio dan Reynard

Reynard mengusap lembut puncak kepala Abercio sambil menarik putranya itu ke dalam dekapannya. Padahal puncak kepala Abercio yang Reynard usap dengan lembut, tapi malah air mata anak itu yang berderai keluar, bersamaan dengan isakannya,"Dia Mommyku kan, Dad?" tanyanya lagi di sela isakannya."Sekarang Daddy yakin sepenuhnya kalau Tante Lily memang Mommymu, Sayang. Terlihat dari reaksinya saat melihat cetakan telapak kaki kita. Ditambah lagi, barusan Om Ken mengatakan kalau Tante Lily menuju makam kakekmu. alasan apa lagi yang membawanya ke sana selain ingin mencurahkan kesedihannya pada kakekmu itu," jawab Reynard dengan penuh keyakinan.Entah saat mengatakannya tadi Keanu sadar atau tidak kalau pria itu telah sedikit mengungkap identitas Evelyn. Atau memang sudah saatnya mengungkapkan jati diri Evelyn yang sebenarnya."Kenapa Mommy berubah, Dad? Kenapa Mommy bersikap seolah-olah tidak mengenaliku? Apa Mommy tidak sayang lagi padaku?" isak Abercio."Cio, apa kamu percaya kalau Mommym
Read more

Berharap atau Berhenti?

"Kalau itu dapat membuat kalian bahagia, Daddy akan merelakannya. Meski Daddy tahu, Daddy akan menghabiskan sisa usia Daddy dalam kesedihan, karena telah kehilangan dua orang yang sangat Daddy sayangi melebihi apa pun."Abercio langsung memeluk erat Reynard, hati Reynard seketika hancur. Reynard pikir pelukan itu sebagai rasa terima kasih Abercio karena telah mengizinkan putranya itu tinggal bersama dengan mommynya lagi. Ia pikir ia tidak hanya akan kehilangan Zevanya saja, tapi juga Abercio.Namun ternyata Reynard salah, alih-alih senang, Abercio malah merengek sedih di dalam pelukannya,"Aku mau kita terus tinggal bersama, aku mau tinggal bersama dengan Mommy dan juga Daddy. aku tidak mau kita terpisah lagi. Aku mau bersama dengan kalian selamanya. Aku tidak bisa memilih satu di antara kalian, semuanya terasa menyakitkan untuk aku, Dad. Tolong, jangan meminta aku memilih salah satu dari kalian," pintanya dalam isakannya.Bukankah barusan Reynard merasakan hatinya yang hancur? Kini h
Read more

Menikah Denganku

"Aku belum siap memberitahu Cio dan Rey kalau aku adalah Vanya, Pa. Karena aku sendiri belum bisa menerima diriku yang sekarang ini. Kalau aku saja belum bisa menerima diriku sendiri, bagaimana dengan mereka?" isak Evelyn sambil memeluk pusara papa Hector."Aku membenci diriku sendiri setiap kali aku menatap wajahku di cermin. Karena wajah itu bukanlah wajah yang selama ini aku kenal. Aku menatap diriku sendiri seperti aku sedang menatap orang lain, dan itu sangat menyiksaku, Pa. Aku ingin wajah yang menjadi identitas aku itu kembali, aku tidak menginginkan wajah yang lain!"Evelyn menangis tersedu-sedu. Baru kali ini ia bisa meluapkan semua kesedihannya yang selama ini ia pendam seorang diri, karena sebelumnya Evelyn ke makam selalu bersama dengan Keanu."Sekarang mungkin mereka telah curiga padaku, Pa. Bisa jadi Abercio mengarahkan teka-teki itu ke cetakan kaki kami bertiga sebagai kode kalau Cio sudah tahu kalau aku adalah Mommynya. Aku tahu betul Cio, Pa. Secara tidak langsung, an
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
21
DMCA.com Protection Status