Home / Urban / Aku Sang Pria Pemuas / Chapter 461 - Chapter 470

All Chapters of Aku Sang Pria Pemuas: Chapter 461 - Chapter 470

478 Chapters

Bab 460: Jadi 'Suami' Lilita

Lilita terlihat malu-malu kucianggg, gadis jelita ini malah menunduk dan sesekali melirik Bannon. Pemuda ini malah rada kebingungan, Bannon bolak-balik di depan Lilita yang duduk di sisi ranjang.Di satu sisi Bannon harus akui, dia menyukai gadis jelita ini, tapi di sisi lain dia belum mau terikat dengan Lilita. Dia juga tak tahu, bagaimana karakter wanita cantik ini.“Kenapa Bang…??!!” akhirnya Lilita memecah kesunyian diantara mereka.“Lilita…apakah ini artinya kita menikah..?” sebagai jawabannya, Lilita tanpa ragu mengangguk dan ini sukses bikin Bannon membulat mata birunya.“Boleh Abang bicara jujur, tapi janji Lilita tak boleh marah yaa?” kembali si jelita ini mengangguk.Sambil duduk di sisi Lilita Bannon pelan-pelan menceritakan dia belum siap menjadi seorang suami. Disertai alasan logis pastinya, agar si cantik ini tak kecewa dan marah.“Aku masih banyak tugas Lilita, sehingga aku tak mungkin tinggal dan menetap di sini bersama kamu. Tapi kamu jangan takut, aku menyukaimu, tap
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

Bab 461: Petualangan Berlanjut

“Om, kok lama sekali yaa Abang Bannon bikin anaknya, ini sudah 10 hari loh!” si bocil Bungki heran sendiri sambil menatap Soleh.Si bocil ini tentu saja keheranan, kenapa Bannon betah sekali tak keluar kamar sampai berhari-hari. Sampai bosan si bocil ini menungguinya.“Lagi keenakan kale Bungki, makanya dia lupa hari,” sungut Soleh yang kini sudah sehat 100 persen, kesal juga dengan kelakuan Bannon yang belum keluar-keluar juga dari rumah Lilita.“Dua malam ini Bungki dengar ada suara orang kayak kepedesan, saat Tante Olia masuk kamar Om, lagi makan apa sih Om sama Tante Olia itu?” tanya Bungki lagi polos.Kaget juga Soleh, bahkan dia harus menaha tawa dengar pertanyaan polos bocah ini.Dua malam ini memang dia dan wanita cantik bernama Olia, yang sudah dia incar dan sukses di rayu juga aseek berlayar bersamanya. Olia yang ternyata seorang janda sangat heboh saat bercinta dengannya.Tentu saja Bungki yang ada di kamar sebelah jadi bingung, lagi ngapaian Soleh dan Olia ramai betul hing
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

Bab 462: Hampir Saja Bentrok dengan Paman Sendiri

Dua orang langsung menarik pria ini, saat sudah berhadap-hadapan dengan Bannon. Tubuh mereka sama tinggi, tapi tentu saja Bannon lebih kekar dan wajahnya berubah dingin saat menatap tajam pria ini.Cambang bauk mereka pun sama, tapi lebih lebat milik pria itu.Bannon yang terpancing hampir saja mengayunkan tangannya menampar wajah itu, tapi setelah di tarik dua orang rekannya, Bannon pun sadar dan cepat duduk kembali ke kursinya.“Sabar brother, bukan kelas kamu berkelahi dengan pria itu!” cetus Soleh sambil minum dan mulai santap pesanan mereka.Diam-diam gaya Bannon yang tak kenal takut sangat berkesan di hati Bungki, bocil ini makin terkagum-kagum melihat gaya si perwira yang tak kenal takut ini.Dan kini dalam hatinya terpendam sebuah cita-cita, yakni ingin jadi tentara seperti Bannon!Baru saja selesai makan dan akan menyalakan cerutunya. Bumm…bumm….terdengar ledakan dahsyat di luar kafe ini.Saking kerasnya ledakan itu, gelas dan piring di atas meja kafe ini berhambur jatuh dan
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

Bab 463: Mulai Curiga

10 hari kemudian, kondisi kaki Letkol Penerbang Taim Hamid sudah membaik, dia bisa berjalan normal, walaupun belum sembuh 100 persen."Setelah kita menyerbu markas musuh, aku berencana pulang lagi ke Aloqah dan berkumpul dengan anak dan istriku, serta lapor dengan markas di Yordania," ucap Taim pada Bannon, karena keponakannya ini sengaja ingatkan sang paman.Kini mereka makin mematangkan aksi balas dendam terhadap pangkalan zionis, yang sudah di hapal Taim Hamid di luar kepala letaknya.“Jadi di sinilah lokasi markas mereka itu!” Taim Hamid menggambarkan lokasi musuh mereka, yang di saksikan Bannon, Soleh dan Abu Harun, juga Bungki. Serta ada 3 orang anak buah Abu Harun lainnya.Karena Bungki selama ini ikut Bannon dan Soleh, si bocil ini di bolehkan ikut rapat saat ini. Bannon bilang si bocil ini seorang petempur yang bisa diandalkan kelak.Anak ini juga agaknya paham dirinya masih bocil. Sehingga dia selama rapat, tak pernah ceriwis bertanya, hanya jadi pendengar yang baik.“Hemm…a
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more

Bab 464: Perang Berkobar

Sesuai siasat yang sudah di atur Bannon dan Taim Hamid serta Abu Harun, 120 orang pasukan melalui darat langsung berangkat duluan. “Setelah nanti kalian dekat dengan markas itu. Maka pesawat yang di bawa Tuan Taim Hamid dan Bannon akan melakukan pengeboman!” cetus Soleh, yang bertindak bak jubir saja saat ini. Tapi semuanya memahami siasat ini, apalagi Soleh, dan terutama Bannon dan Taim Hamid sudah sangat berpengalaman berperang. Demikian skenario yang sudah di buat sedemikian rupa oleh Taim Hamid dan Bannon. Pasukan Abu Harun dengan semangat berlipat, maju ke medan laga, tanpa takut mati. Bahkan Bungki pun luar biasa semangatnya, dengan langkah gagah, bocil pemberani ini ikut maju ke garis depan. Hatinya malah luar biasa senangnya. Jarak 100 kilometeran di targetkan akan di tempuh dalam waktu 3 jam dari sekarang, sehingga Bannon dan Taim Hamid baru terbang sekitar 3 jam lagi. Iring-iringan pasukan Abu Harun di bantu Soleh kini sudah berangkat tepat tengah malam. Rombongan pasuk
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more

Bab 465: Balik Ke Indonesia

Sampai dua mingguan lebih, musuh tak ada juga lakukan serangan balasan. Akhirnya Taim Hamid dan Bannon temui Abu Harun untuk pamit. Mereka anggap saat ini kota Al in sudah aman dari serangan musuh tersebut.Dengan berat hati Abu Hamid dan seluruh warga kota Al In restui kepergian dua ‘orang hebat’ ini. Taim Hamid balik ke Yordania dan Bannon bersama Soleh juga Bungki kembali ke Lebanon. Bungki menolak tinggal di kota ini, dia lebih suka ikut Bannon dan Soleh. Padahal Abu Harun sudah membujuknya dengan berbagai cara.Begitu lapor ke markas, sanksi buat Bannon kembali di berikan. Dia dipulangkan ke Indonesia, dengan kesalahan fatal, tak kembali markas alias indisipliner selama 1 bulan!“Aku ikut ke Indonesia, kangen dengan Bang Abu Magun, juga ayah kamu Bannon dan istri-istri mereka yang denok-denok itu!” cetus Soleh.Bungki juga ngaku sudahkan putuskan akan ikut kemanapun Bannon pergi, dia sudah beranggapan Bannon adalah kakaknya sendiri.Saat menelpon Zumairah, dengan maksud sekalia
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

Bab 466: Lamaran Mendadak

Syahila pun berlalu sambil mengambil kartu premium itu. “Hmm…masih jual mahal, gadis yang baik dan cocok jadi pendamping hidup!” gumam Bannon sambil melihat punggung Syahila yang ‘menari indah’ dan berlalu dari hadapannya.“Gaya jalannya kok mirip Lilita, anggun dan bikin…?” kembali Bannon bergumam seorang diri, lalu tak sadar senyum-senyum sendiri.Tak sampai 30 menitan, Syahila datang lagi dengan mesin atm link dan minta Bannon masukan pin nya.“Nilai totalnya, yang sedan 2,2 miliar, yang SUV 1,8 miliar dan yang MPV 1,4 miliar, totalnya adalah 5,4 miliar, itu sudah di potong diskon…Bang…eh pa Bannon!” Bannon tersenyum dan dia pun pencet pin nya. Tak lama keluarlah struknya. Wajah Syahila langsung berbinar bahagia, lega bukan main, ancaman pemecatan pun sirna seketika.Sultan tampan yang sejak dulu sangat dia kagumi benar-benar beli 3 mobil mewah ini sekaligus, tak pakai utang lagi alias kredit. Semuanya di bayar kontan!Bayangan bonus besarpun menantinya. Tak main-main yang laku ha
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

Bab 467: Bungki Bertemu Abu Magun

“Jangankan Abah, aku pun curiga.” Sahut Bannon sambil ikut memandang adik-adiknya akrab dengan Bungki dan kini aseek bermain bersama di taman belakang.Bungki berlakon bak Abang besar bagi adik-adik Bannon. Dia terlihat sangat mengalah dan apapun yang diinginkan ke 3 adik-adik Bannon, dengan sabar dia meladeni.“Sebentar, aku telpon Kolonel Hasan dulu!” saking penasarannya, Kendra menelpon sepupu Selena tersebut.Namun ponsel si kolonel itu tak aktif. “Abah, masa lupa, di sana sedang tengah malam!” tegur Qawiya, istri pertamanya.Kendra baru nyadar, dia pun mengangguk. Kini mereka merundingkan untuk melamar Syahila dan lupakan sejenak soal Bungki.Orang tua Syahila yang tinggal di Bagoya tentu kaget bukan main dan pastinya bangga dengan kedatangan rombongan keluarga Bannon, yang naik private jet dan bisa bawa 12 orang sekaligus. Bungki juga di ajak ikut.Kini rombongan bak pejabat tinggi ini datang beriringan menuju ke rumah kecil dan berada di sebuah desa. Mobil-mobil mewah ini di pi
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

Bab 468: Jejak Sersan Afok, Mantan Suami Selena

Alamat yang Abu Magun kantongi menuju dia ke Hom City, sebuah kota yang dulu pernah dia bikin heboh (baca bab-bab terdahulu saat Abu Magun dengan heroik jadi bagian anggota milisi).Jiwa petualang Abu Magun tiba-tiba seolah bangkit lagi. Namun dia sadar, misinya kali ini adalah mencari anak kandungnya Malik Sulaimin. Bukan comeback menjadi ‘Macan Gurun’ lagi.Tapi kelihaiannya tak berkurang, apalagi dia masih rutin latihan menembak hingga kini. Juga nyalinya tak pernah surut.Dengan membeli sebuah SUV yang baru 6 bulanan di pakai, Abu Magun berangkat seorang diri. Dia sengaja tak kontak Soleh di Kairo, padahal adik angkatnya ini bilang, akan siap kapanpun kalau di telpon Abu Magun.Di usia yang sudah 35 tahunan, penampilan Abu Magun tetap bak bujangan, tampan dan makin berkharisma.Di tambah jambang tipisnya dan tubuh kokoh tinggi besar, membuat penampilan Abu Magun bikin segan siapapun.Walaupun sudah hapal daerah-daerah di sini, Abu Magun tetap bawa pistol untuk jaga diri.Abu Magun
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

Bab 469: Memburu Yousef Rauf

Iman makan dengan sangat lahap, benar-benar lapar sekali si bocil ini. Tanpa malu-malu dia sampai minta tambah hingga 2X ke pemilik kafe.Si pemilik kafe ini sempat ragu, apakah si bocil ini bsa membayar makanannya tersebut.Tapi keraguan itu terjawab, setelah Abu Magun taruh uang di atas meja. “Ambil ini, sisanya buat kamu!” si pemilik kafe langsung mengangguk hormat, lalu buru-buru ambilkan pesanan Iman.Abu Magun membiarkan saja bahkan meminta Iman jangan sungkan nambah dan ambil lauk yang mana dia suka.Saking kenyangnya, Iman pun bersendawa lumayan nyaring, hingga Abu Magun senyum sendiri melihat kelakuan spontan anak ini.“Makasih Tuan, enak sekali, baru kali ini Iman makan sekenyang ini!” Iman sampai mengelus-ngelus perut kurusnya yang terlihat membuncit.“Bagus…sekarang aku mau tanya, benarkah kamu dan Bungki itu bersaudara angkat?” Abu Magun agaknya langsung saja ke topik, dia malas bertele-tele.“Betu sekali tuan, Bungki waktu itu nangis di tengah pasar kelaparan, lalu aku d
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more
PREV
1
...
434445464748
DMCA.com Protection Status