Home / Urban / Aku Sang Pria Pemuas / Bab 463: Mulai Curiga

Share

Bab 463: Mulai Curiga

Author: mrd_bb
last update Last Updated: 2024-01-16 18:25:16

10 hari kemudian, kondisi kaki Letkol Penerbang Taim Hamid sudah membaik, dia bisa berjalan normal, walaupun belum sembuh 100 persen.

"Setelah kita menyerbu markas musuh, aku berencana pulang lagi ke Aloqah dan berkumpul dengan anak dan istriku, serta lapor dengan markas di Yordania," ucap Taim pada Bannon, karena keponakannya ini sengaja ingatkan sang paman.

Kini mereka makin mematangkan aksi balas dendam terhadap pangkalan zionis, yang sudah di hapal Taim Hamid di luar kepala letaknya.

“Jadi di sinilah lokasi markas mereka itu!” Taim Hamid menggambarkan lokasi musuh mereka, yang di saksikan Bannon, Soleh dan Abu Harun, juga Bungki. Serta ada 3 orang anak buah Abu Harun lainnya.

Karena Bungki selama ini ikut Bannon dan Soleh, si bocil ini di bolehkan ikut rapat saat ini. Bannon bilang si bocil ini seorang petempur yang bisa diandalkan kelak.

Anak ini juga agaknya paham dirinya masih bocil. Sehingga dia selama rapat, tak pernah ceriwis bertanya, hanya jadi pendengar yang baik.

“Hemm…a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 464: Perang Berkobar

    Sesuai siasat yang sudah di atur Bannon dan Taim Hamid serta Abu Harun, 120 orang pasukan melalui darat langsung berangkat duluan. “Setelah nanti kalian dekat dengan markas itu. Maka pesawat yang di bawa Tuan Taim Hamid dan Bannon akan melakukan pengeboman!” cetus Soleh, yang bertindak bak jubir saja saat ini. Tapi semuanya memahami siasat ini, apalagi Soleh, dan terutama Bannon dan Taim Hamid sudah sangat berpengalaman berperang. Demikian skenario yang sudah di buat sedemikian rupa oleh Taim Hamid dan Bannon. Pasukan Abu Harun dengan semangat berlipat, maju ke medan laga, tanpa takut mati. Bahkan Bungki pun luar biasa semangatnya, dengan langkah gagah, bocil pemberani ini ikut maju ke garis depan. Hatinya malah luar biasa senangnya. Jarak 100 kilometeran di targetkan akan di tempuh dalam waktu 3 jam dari sekarang, sehingga Bannon dan Taim Hamid baru terbang sekitar 3 jam lagi. Iring-iringan pasukan Abu Harun di bantu Soleh kini sudah berangkat tepat tengah malam. Rombongan pasuk

    Last Updated : 2024-01-16
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 465: Balik Ke Indonesia

    Sampai dua mingguan lebih, musuh tak ada juga lakukan serangan balasan. Akhirnya Taim Hamid dan Bannon temui Abu Harun untuk pamit. Mereka anggap saat ini kota Al in sudah aman dari serangan musuh tersebut.Dengan berat hati Abu Hamid dan seluruh warga kota Al In restui kepergian dua ‘orang hebat’ ini. Taim Hamid balik ke Yordania dan Bannon bersama Soleh juga Bungki kembali ke Lebanon. Bungki menolak tinggal di kota ini, dia lebih suka ikut Bannon dan Soleh. Padahal Abu Harun sudah membujuknya dengan berbagai cara.Begitu lapor ke markas, sanksi buat Bannon kembali di berikan. Dia dipulangkan ke Indonesia, dengan kesalahan fatal, tak kembali markas alias indisipliner selama 1 bulan!“Aku ikut ke Indonesia, kangen dengan Bang Abu Magun, juga ayah kamu Bannon dan istri-istri mereka yang denok-denok itu!” cetus Soleh.Bungki juga ngaku sudahkan putuskan akan ikut kemanapun Bannon pergi, dia sudah beranggapan Bannon adalah kakaknya sendiri.Saat menelpon Zumairah, dengan maksud sekalia

    Last Updated : 2024-01-17
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 466: Lamaran Mendadak

    Syahila pun berlalu sambil mengambil kartu premium itu. “Hmm…masih jual mahal, gadis yang baik dan cocok jadi pendamping hidup!” gumam Bannon sambil melihat punggung Syahila yang ‘menari indah’ dan berlalu dari hadapannya.“Gaya jalannya kok mirip Lilita, anggun dan bikin…?” kembali Bannon bergumam seorang diri, lalu tak sadar senyum-senyum sendiri.Tak sampai 30 menitan, Syahila datang lagi dengan mesin atm link dan minta Bannon masukan pin nya.“Nilai totalnya, yang sedan 2,2 miliar, yang SUV 1,8 miliar dan yang MPV 1,4 miliar, totalnya adalah 5,4 miliar, itu sudah di potong diskon…Bang…eh pa Bannon!” Bannon tersenyum dan dia pun pencet pin nya. Tak lama keluarlah struknya. Wajah Syahila langsung berbinar bahagia, lega bukan main, ancaman pemecatan pun sirna seketika.Sultan tampan yang sejak dulu sangat dia kagumi benar-benar beli 3 mobil mewah ini sekaligus, tak pakai utang lagi alias kredit. Semuanya di bayar kontan!Bayangan bonus besarpun menantinya. Tak main-main yang laku ha

    Last Updated : 2024-01-17
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 467: Bungki Bertemu Abu Magun

    “Jangankan Abah, aku pun curiga.” Sahut Bannon sambil ikut memandang adik-adiknya akrab dengan Bungki dan kini aseek bermain bersama di taman belakang.Bungki berlakon bak Abang besar bagi adik-adik Bannon. Dia terlihat sangat mengalah dan apapun yang diinginkan ke 3 adik-adik Bannon, dengan sabar dia meladeni.“Sebentar, aku telpon Kolonel Hasan dulu!” saking penasarannya, Kendra menelpon sepupu Selena tersebut.Namun ponsel si kolonel itu tak aktif. “Abah, masa lupa, di sana sedang tengah malam!” tegur Qawiya, istri pertamanya.Kendra baru nyadar, dia pun mengangguk. Kini mereka merundingkan untuk melamar Syahila dan lupakan sejenak soal Bungki.Orang tua Syahila yang tinggal di Bagoya tentu kaget bukan main dan pastinya bangga dengan kedatangan rombongan keluarga Bannon, yang naik private jet dan bisa bawa 12 orang sekaligus. Bungki juga di ajak ikut.Kini rombongan bak pejabat tinggi ini datang beriringan menuju ke rumah kecil dan berada di sebuah desa. Mobil-mobil mewah ini di pi

    Last Updated : 2024-01-18
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 468: Jejak Sersan Afok, Mantan Suami Selena

    Alamat yang Abu Magun kantongi menuju dia ke Hom City, sebuah kota yang dulu pernah dia bikin heboh (baca bab-bab terdahulu saat Abu Magun dengan heroik jadi bagian anggota milisi).Jiwa petualang Abu Magun tiba-tiba seolah bangkit lagi. Namun dia sadar, misinya kali ini adalah mencari anak kandungnya Malik Sulaimin. Bukan comeback menjadi ‘Macan Gurun’ lagi.Tapi kelihaiannya tak berkurang, apalagi dia masih rutin latihan menembak hingga kini. Juga nyalinya tak pernah surut.Dengan membeli sebuah SUV yang baru 6 bulanan di pakai, Abu Magun berangkat seorang diri. Dia sengaja tak kontak Soleh di Kairo, padahal adik angkatnya ini bilang, akan siap kapanpun kalau di telpon Abu Magun.Di usia yang sudah 35 tahunan, penampilan Abu Magun tetap bak bujangan, tampan dan makin berkharisma.Di tambah jambang tipisnya dan tubuh kokoh tinggi besar, membuat penampilan Abu Magun bikin segan siapapun.Walaupun sudah hapal daerah-daerah di sini, Abu Magun tetap bawa pistol untuk jaga diri.Abu Magun

    Last Updated : 2024-01-18
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 469: Memburu Yousef Rauf

    Iman makan dengan sangat lahap, benar-benar lapar sekali si bocil ini. Tanpa malu-malu dia sampai minta tambah hingga 2X ke pemilik kafe.Si pemilik kafe ini sempat ragu, apakah si bocil ini bsa membayar makanannya tersebut.Tapi keraguan itu terjawab, setelah Abu Magun taruh uang di atas meja. “Ambil ini, sisanya buat kamu!” si pemilik kafe langsung mengangguk hormat, lalu buru-buru ambilkan pesanan Iman.Abu Magun membiarkan saja bahkan meminta Iman jangan sungkan nambah dan ambil lauk yang mana dia suka.Saking kenyangnya, Iman pun bersendawa lumayan nyaring, hingga Abu Magun senyum sendiri melihat kelakuan spontan anak ini.“Makasih Tuan, enak sekali, baru kali ini Iman makan sekenyang ini!” Iman sampai mengelus-ngelus perut kurusnya yang terlihat membuncit.“Bagus…sekarang aku mau tanya, benarkah kamu dan Bungki itu bersaudara angkat?” Abu Magun agaknya langsung saja ke topik, dia malas bertele-tele.“Betu sekali tuan, Bungki waktu itu nangis di tengah pasar kelaparan, lalu aku d

    Last Updated : 2024-01-19
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 470: Bertemu Sersan Afok

    Peringatan itu di ingat betul Abu Magun. “Berarti ni orang benar-benar berbahaya,” pikir Abu Magun, sambil memacu mobil ke alamat yang di sebutkan pria setengah mabuk tadi.Abu Magun membuka penutup kain di jok depannya, ternyata di bawah kain ada sebuah senjata otomatis, yang bisa menembakan 100 peluru.Walaupun lama tak ikut berperang, tapi kemampuan Abu Magun tetap terjaga, dia malah sangat antusias menghadapi musuhnya kali ini.Tempat ini berada di pinggiran kota Al Balla. Daerah ini terlihat ramai, namun Abu Magun sudah melihat ada beberapa mata tajam menatap mobilnya.Di balik kacamata hitamnya, Abu Magun bisa melihat pandangan curiga pada dirinya. Tapi tanpa takut dia terus maju.Di sebuah tikungan, Abu Magun tersenyum sendiri, di depannya sudah berjejer 10 orang sekaligus dengan senjata terkokang.Abu Magun tak ada ketakutan sama sekali, dia keluar dari mobilnya dan menghadap ke 10 orang ini.“Stop, siapa kamu?” bentak pemimpin komplotan ini.“Maaf, aku tak ingin bermusuhan de

    Last Updated : 2024-01-19
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 471: Bungki Menolak Abu Magun

    “Katakan siapa yang membuat Selena sakit?” kali ini Abu Magun melunak dan menunggu.“Abu Jarrah, dialah pelakunya. Dia dendam dengan orang yang bernama Abu Magun, lalu saat dengar ceritaku, dia menembak Selena, tapi kena punggung dan inilah yang bikin Selena sakit parah""Karena aku yang melindungi saat itu. Aku juga terpaksa membuang Malik, karena dia tahu itu anak Abu Magun dan Selena dan ingin membunuhnya..!”Abu Magun terdiam sesaat.“Hmm…ceritamu menolong nyawamu, di mana sekarang si bangsat Abu Jarrah itu bersembunyi.” dengus Abu Magun marah.Dalam hati Abu Magun kaget juga, di pikirnya Abu Jarrah sudah tewas, ketika dulu markas mereka dia serbu bersama Kendra, juga Nancy, Ashi serta Soleh di distrik Al Iqro (baca bab-bab terdahulu).Tanpa ragu Afok Yousef sebutkan persembunyian Abu Jarrah. Tapi Afok Yousef bilang, dia sudah lama tak tahu kabar soal Abu Jarrah setelah insiden itu.Jadi dia tak tahu apakah Abu Jarrah masih hidup, atau malah sudah mati. “Tuan..jadi kamulah yang b

    Last Updated : 2024-01-20

Latest chapter

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 477: Cemburu Tanda Cinta

    Bannon hanya menunduk, gayanya tak ubahnya seorang anak TK yang bersiap kena marah bu gurunya. ‘Si guru’ ini antara gemas, marah dan kesal campur aduk. Syahila menghela nafas panjang, andai saja lengan kirinya tak di pasangi infus, sejak tadi dia ingin menabok wajah suaminya menumpahkan kekesalan hatinya. Tapi saat melihat kelakuan suaminya ini, hati siapa yang tak gemas sekaligus ingin tertawa! Dua perawat yang tadi bantu proses persalinan membiarkan kedua suami istri sepadan ini bicara. Tapi mereka sepakat, iri melihat sang suami yang sangat ganteng dan istrinya yang jelita ini dan kini lahirlah seorang junior tampan yang mewarisi keduanya. “Ehemm, cantik banget yaa mami si Banina itu, keibuan lagi dan…sangat dewasa!” cetus Syahila. “I-ya…cakep kayak artis si Celine Evaaa….!” Bannon mengatupkan lagi rahangnya saat mata Syahila yang indah bak bintang kejora melotot. Namun saat melihat sang suami langsung menunduk, mata indah indah ini kembali normal. “Bang, jujur deh, apakah s

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 476: Tak Sengaja di Tolong Angel

    Bannon sudah memensiunkan baju seragam militernya. Dia kini menjadi eksekutif muda, kerjasama dengan perusahaan Abu Magun sepupunya, juga pastinya perusahaan ayahnya.Bannon juga menempati gedung perkantoran Sulaimin Group yang berada di lantai 17, dari 37 lantai gedung mewah ini.Dari berseragam militer, Bannon kini kini sering tampil trendy dengan jas dan dasi.Ritme kehidupan Bannon berjalan baik sampai usia kandungan Syahila sudah memasuki usia 9 bulanan. tapi diam-diam, Bannon tetap jalin komunikasi dengan Angel dan anaknya Banina.Hingga suatu hari usai bertemu sesama pengusaha lainnya, di sebuah kafe yang berada di Plaza Indonesia, Bannon tak sengaja melihat Angel dan Banina.Setelah meminta dua stafnya dan sekretarisnya duluan ke kantor, dengan senyum lebar pria ini mendekati ibu dan anak ini.Hati tak bisa di bohongi, amor cinta sudah begitu mendalam dengan si janda jelita ini.Angel apalagi, tak menyangka bertemu mantan kekasihnya yang makin tampan dan pastinya makin kelihat

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 475: Pingin Nambah Bini, Tapi...?

    Angel tak langsung mengiyakan, dia menatap Bannon. “Bang…bagaimana dengan Syahila, istri Abang itu,” Bannon terdiam.Melihat pria ini terdiam, Angel tersenyum maklum, walupun usianya dengan Bannon hanya terpaut satu tahun lebih muda dari pria ini. Tapi Angel memiliki pikiran dewasa.Kedewasaan ini lah yang membuat Bannon selalu teringat Angel hingga saat ini. Benar-benar mirip mendiang Yurica sifatnya. Juga pengertiannya yang itu yang tak bisa Bannon lupakan hingga kini.Angel seorang wanita dan paham, belum tentu Syahila ikhlas menerima dia sebagai madunya.“I-itu…nanti akan aku bicarakan dengan Syahila..!” agak tergagap juga Bannon bicara.“Bang…aku akan mengiyakan ajakan Abang menikah…syaratnya adalah, pertemukan aku dengan Syahila dan ingat…seandainya Abang menikahiku, karir Abang di militer habis…pikirkanlah lagi. Abang masih muda, masih bisa meraih pangkat bintang di bahu Abang!”Kaget lah Bannon, mempertemukan kedua wanita cantik ini, bagaimana tanggapan Syahila, mana lagi hami

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 474: Angel Tiba-tiba Muncul

    Kakek Langga tersenyum memandang hasil tes DNA, hasilnya adalah 99,9 persen Malik Sulaimin identik.Kini tak ada keraguan lagi dari si kakek ini, kalau Malik adalah memang benar buyutnya, anak dari Aldi Sulaimin dan Selena, ibu dari si bocil ini.Kakek Langga sengaja lakukan itu, untuk menyakinkan hatinya, kalau Malik adalah buyutnya...karena Kakek Langga ingin berikan warisan besar buat Malik.Hasil inipun langsung dia kirim ke Kandi Sulaimin, pria setengah tua ini pun bahagia, sama seperti ayahnya Langga Kasela, Kandi Sulaimin juga plong.Besoknya, Kandi dan Nadia langsung terbang dengan private jet ke Banjarmasin.Hati tak bisa di bohongi rasa sayang pada cucu sendiri sangat besar. Kandi langsung memeluk cucunya ini.Kali ini Malik lagi-lagi menerima dengan baik kakek kandungnya sendiri. Melihat ketampanan kakeknya, ceplosan Malik bikin Nadia melotot sambil tertawa."Kakek ganteng banget, nggak pingin nambah nenek baru buat Malik ya kek!" cerocos Malik, telinganya langsung di jewer

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 473: Kabur ke Banjarmasin

    Bungki ternyata menurun kecerdasan ayahnya, walaupun tak punya uang, tapi akal cerdiknya jalan. Dia jual ponsel mahalnya yang dibelikan Bannon, seharga 15 jutaan.Ponsel berharga hampir 30 juta ini tentu saja langsung di beli pemilik gerai ponsel. Si pemilik gerai tahu ini ponsel premium dan baru 4 bulanan di pakai Bungki.Bungki langsung ke bandara dan tujuannya bukan ke Timur Tengah, tapi ke Kalimantan. Dia ingin ke Banjarmasin. Tempat yang belum pernah ia datangi.Siapa yang di temuinya…?Inilah yang membuat Abu Magun gagal mencarinya, juga aparat kepolisian dan tentara di Jakarta. Sebab di saat bersamaan Bungki sudah berada di Bandara Syamsudinor, Banjarbaru.“Om Bannon pernah bilang kakek buyut dan nenek buyut ada di Banjarmasin,” batin si bocil ini.Dalam hati Bungki, sebenarnya sudah mengakui kalau Abu Magun ayah kandungnya.Saat melihat wajah Abu Magun, Bungki sudah kagum sekali. “Tak heran Umi jatuh cinta dengan Abi….ganteng soalnya!” bibirnya malah senyum sendiri.Tapi pikir

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 472: Bungki Menghilang

    “Bang…tenang dulu, biar nanti aku bujuk pelan-pelan, entah kenapa Bungki eh si Malik jadi mendadak berubah, begitu tahu Abang adalah ayah kandungnya?” Bannon mencegah Abu Magun yang ingin kejar Bungki.Abu Magun terdiam dan mengangguk.Bungki ternyata kabur dari rumah dan tak pulang hingga malam hari, ponselnya pun sengaja tak di aktifkan. Setelah berkali-kali Bannon mencoba mengontaknya.Bannon apalagi Abu Magun bingung juga dengan perubahan si Bungki, kenapa bisa mendadak berubah dan agaknya marah dengan Abu Magun.Marahnya kenapa? Seharusnya dia bahagia akhirnya tahu kalau Abu Magun adalah ayah kandungnya. Dan tak sengaja malah di temukan Bannon, yang ternyata Om nya sendiri.Bannon sampai menelpon guru dan beberapa teman Bungki di sekolah Paket A. Apakah anak itu ada ke sana. Namun semuanya bilang tidak ada.Abu Magun langsung khawatir dengan anak sulungnya ini.“Jangan khawatir Bang, Bungki itu anak yang

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 471: Bungki Menolak Abu Magun

    “Katakan siapa yang membuat Selena sakit?” kali ini Abu Magun melunak dan menunggu.“Abu Jarrah, dialah pelakunya. Dia dendam dengan orang yang bernama Abu Magun, lalu saat dengar ceritaku, dia menembak Selena, tapi kena punggung dan inilah yang bikin Selena sakit parah""Karena aku yang melindungi saat itu. Aku juga terpaksa membuang Malik, karena dia tahu itu anak Abu Magun dan Selena dan ingin membunuhnya..!”Abu Magun terdiam sesaat.“Hmm…ceritamu menolong nyawamu, di mana sekarang si bangsat Abu Jarrah itu bersembunyi.” dengus Abu Magun marah.Dalam hati Abu Magun kaget juga, di pikirnya Abu Jarrah sudah tewas, ketika dulu markas mereka dia serbu bersama Kendra, juga Nancy, Ashi serta Soleh di distrik Al Iqro (baca bab-bab terdahulu).Tanpa ragu Afok Yousef sebutkan persembunyian Abu Jarrah. Tapi Afok Yousef bilang, dia sudah lama tak tahu kabar soal Abu Jarrah setelah insiden itu.Jadi dia tak tahu apakah Abu Jarrah masih hidup, atau malah sudah mati. “Tuan..jadi kamulah yang b

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 470: Bertemu Sersan Afok

    Peringatan itu di ingat betul Abu Magun. “Berarti ni orang benar-benar berbahaya,” pikir Abu Magun, sambil memacu mobil ke alamat yang di sebutkan pria setengah mabuk tadi.Abu Magun membuka penutup kain di jok depannya, ternyata di bawah kain ada sebuah senjata otomatis, yang bisa menembakan 100 peluru.Walaupun lama tak ikut berperang, tapi kemampuan Abu Magun tetap terjaga, dia malah sangat antusias menghadapi musuhnya kali ini.Tempat ini berada di pinggiran kota Al Balla. Daerah ini terlihat ramai, namun Abu Magun sudah melihat ada beberapa mata tajam menatap mobilnya.Di balik kacamata hitamnya, Abu Magun bisa melihat pandangan curiga pada dirinya. Tapi tanpa takut dia terus maju.Di sebuah tikungan, Abu Magun tersenyum sendiri, di depannya sudah berjejer 10 orang sekaligus dengan senjata terkokang.Abu Magun tak ada ketakutan sama sekali, dia keluar dari mobilnya dan menghadap ke 10 orang ini.“Stop, siapa kamu?” bentak pemimpin komplotan ini.“Maaf, aku tak ingin bermusuhan de

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 469: Memburu Yousef Rauf

    Iman makan dengan sangat lahap, benar-benar lapar sekali si bocil ini. Tanpa malu-malu dia sampai minta tambah hingga 2X ke pemilik kafe.Si pemilik kafe ini sempat ragu, apakah si bocil ini bsa membayar makanannya tersebut.Tapi keraguan itu terjawab, setelah Abu Magun taruh uang di atas meja. “Ambil ini, sisanya buat kamu!” si pemilik kafe langsung mengangguk hormat, lalu buru-buru ambilkan pesanan Iman.Abu Magun membiarkan saja bahkan meminta Iman jangan sungkan nambah dan ambil lauk yang mana dia suka.Saking kenyangnya, Iman pun bersendawa lumayan nyaring, hingga Abu Magun senyum sendiri melihat kelakuan spontan anak ini.“Makasih Tuan, enak sekali, baru kali ini Iman makan sekenyang ini!” Iman sampai mengelus-ngelus perut kurusnya yang terlihat membuncit.“Bagus…sekarang aku mau tanya, benarkah kamu dan Bungki itu bersaudara angkat?” Abu Magun agaknya langsung saja ke topik, dia malas bertele-tele.“Betu sekali tuan, Bungki waktu itu nangis di tengah pasar kelaparan, lalu aku d

DMCA.com Protection Status