Home / Rumah Tangga / Ibu Susu Anak Hot Duda / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Ibu Susu Anak Hot Duda: Chapter 131 - Chapter 140

192 Chapters

131. Siapa Dia?

Lisa terkejut ketika melihat siapa yang memegang tangannya. "Kamu pulang kapan?" tanya Lisa spontan melihat suaminya yang memegang tangannya. Bukannya menjawab ia malah cemberut dan menatap taj ke ke arah pemuda yang naik motor sambil menatap Lisa sok kegantengan. "Max!" panggil Lisa. "Siapa dia?" tanya Max dengan rasa cemburu luar biasa. Lisa kemudian menoleh ke arah yang dituju, dan melihat Kevan masih duduk di atas motor dan menetap ke arahnya dengan tatapan tertarik. "Hem, dia cuma anak jahil yang suka jahilin orang. Nggak usah dipeduliin." Max menatap Lisa kesal, "Nggak usah dipeduliin gimana? Dia kelihatan tertarik banget sama kamu." "Tertarik gimana maksud kamu?" tanya Lisa bingung. "Noh, lihat tuh dia liatin kamu kayak orang yang lagi ngejar seorang gadis." Lisa tidak mengerti, "Udah lah, Max. Abaikan aja orang kayak gitu mah, sekarang aku mau pulang, emang kamu gak capek?" bujugnya. "Banget," ujar Max. Kemudian Lisa menggandeng tangan suaminya untuk masuk ke dalam
last updateLast Updated : 2023-09-07
Read more

132. Hasrat Bunuh Orang

"Gue tahu lu psikopat, Max, tapi tolong ... jangan ngelakuin itu lagi," ujar Hans sungguh-sungguh. "Gimana gue enggak kesel Hans, bocah itu benar-benar udah terang-terangan suka sama bini gua. Masa gua udah nikahin dia, dan semua orang harusnya tahu kan karena ditayangin banyak stasiun TV dan viral diinternet. Harusnya itu cukup untuk kasih tahu kalau Lisa milik gue," balas Max menggebu. Ketiga temannya tak bisa berkata-kata hingga mereka saling diam selama 5 menit, sebelum Hans berkta. Ia baru mengerti alur pembicaraan Max, ia sedang cemburu. "Oh, jadi ada yang ngelirik istri lu lagi?" "Iya dan dia udah nggak mandang kalau Lisa istri gue. Gue udah perlihatin kalau Lisa udah punya suami dengan terang-terangan nyamperin Lisa. Gue memperingatkan dia kalau Lisa milik gue tapi, dia masih aja natap istri gue kayak orang yang lagi kasmaran ...." ungkap Max sangat kesal. "Sabar Bro, mungkin karena bini lu emang masih muda ... kalau lu kayak gitu terus bisa-bisa banyak orang yang mati gar
last updateLast Updated : 2023-09-08
Read more

133. Lisa Dibawa Kabur

"Kamu apaan sih pagi-pagi udah buat masalah aja?" ujar Lisa kesal. "Lah kok masalah sih, Sayang? Kan aku cuma ngajakin kamu buat Baby ...." balas Max sok polos. "Ya Allah ... kamu tuh kalau bercanda suka ngawur." "Aku nggak bercanda, aku serius. Aku pengen punya bayi apalagi kalau bayinya perempuan, pasti gemesin kayak kamu," ujar Max bersemangat. "Gimana sih, Papa. Kan aku udah bilang kita tunda dulu, kamu juga udah sepakat, kan? Max jadi lesu, "Iya sih ...." Lisa menghela napas melihat tingkah suaminya pagi-pagi. "Tapi kalau misal dikasihnya sekarang, gimana?" tanya Max lagi masih ngarep. "Ya terserah Allah, itu kuasa-Nya. Di balik itu, kan kita bisa mengupayakan untuk menunda dulu," balas Lisa. Max hanya diam, rasanya rencana untuk menghamili Lisa tidak berjalan lancar. Akan tetapi, ia harus bisa menstimulasi keinginan Lisa untuk memiliki bayi. Jadi ia menyusun rencana untuk mewujudkan rencananya itu, yakni dengan terus memamerkan Lisa tentang bayi-bayi lucu di luaran san
last updateLast Updated : 2023-09-09
Read more

134. Kevan Terancam

Lisa langsung menjawab, "Nggak kok, nggak papa. Dia juga mau ngajak ke suatu tempat tapi aku nggak mau. Malah Sifa dan bodyguard pada heboh." "Jadi kamu mau ke tempat itu sama mereka, kalau bodyguard kamu nggak nyusul?" tanya Max agak marah. "Ya bukan gitu Max, ya ampun! Tadi aku juga nggak mau tapi, dia maksa ... dia bukan orang yang bisa ngelakuin hal buruk kok, tenang aja. Aku kan udah belajar bela diri juga," ujar Lisa meyakinkan suaminya. "Tapi kekuatan laki-laki tetap beda. Pokoknya jangan sampai kamu mau diajak ke mobil dia lagi." "Oke, aku juga di mobil mau pulang nih," ujar Lyra sebaik mungkin. "Aku jadi merasa khawatir sama kamu," uajar Max. "Apa aku lenyapkan aja si cowok tengil itu?" Lisa tersenyum mendengar suara menakutkan dari suaminya yang sudah pasti sedang cemburu, lalu menggunakan strategi rayuan padanya. "Papa Sayang, aku nggak papa. Sekarang aku udah sama para Bodyguard kamu nih. Lagi mau pulang, oke? Besok aku akan hati-hati lagi," ujarnya halus. Max pun
last updateLast Updated : 2023-09-10
Read more

135. Balapan

Lisa menatap sekeliling dan tidak menemukan sang suami, lalu ia pun bertanya pada Resti kemana perginya suaminya itu. "Mbak Resti, kok Max nggak ada sih di kamar?" tanya Lisa. Resti yang sedang makan mie di pantry dapur pun menoleh, berpikir sejenak sebelum menjawab. "Oooh iya, tadi udah pulang sih, terus pergi lagi. Nggak bilang juga mau ke mana." Lisa menghela nafas, "Dia masih ke kantor lagi masa, kebiasaan deh ...." gumam Lisa. "Pasti nanti juga pulang dia, tapi mayaknya malam deh. Soalnya kalau dia udah pulang terus pergi lagi, biasanya sampai lembur." Lisa mengangguk, "Bener sih. Oh ya, Baby Ax lagi ngapain?" tanyanya. Sebab sehabis dari kampus Lisa mengerjakan tugas karena Baby Axel dibawa bermain oleh Resti ke taman komplek, sehingga ia tak bersama Baby Axel. "Dia lagi tidur, soalnya tadi kecapean banget habis main sama temennya." "Oh udah banyak temen ya dia?" tanya Lisa antusias. "Iya, ada teman baru juga dari tetangga baru itu loh ...." "Oh, yang tetangga dari Aus
last updateLast Updated : 2023-09-11
Read more

136. Siapa yang Menang?

Kevan menyeringai saat melihat lawan balapannya di sebrang kanan. Kini Max bersama gengnya yang sudah lebih dewasa dari anak-anak di sana pun tak kalah keren. Bahkan Kevin, Pamungkas, dan Hans ikut mejeng dan menggaet hati para gadis muda yang terpesona pada mereka. "Akhirnya setelah sekian lama pensiun ke tempat beginian, gue bisa ngerasain suasana ini lagi," ungkap Hans merasa senang. "Dasar lu playboy, gimana nih cewek-cewek pada nempelin gue!" protes Kevin yang kesulitan menyingkirkan para gadis yang terus menempel padanya. "Hahahaha, nikmati aja kali!" ujar Pamungkas malah menikmati keadaan itu. "Eh kunyuk, emang lu gak takut dipotong anunya sama calon bini lu?" ujar Kevin kesal. "Anggaplah ini yang terakhir sebelum gue melepas kebebasan gue." "Hahaha!" tawa Hans menggelegas. Max sendiri sudah mendapat informasi dari Fano tentang pemuda yang naksir dengan istrinya itu. Ia bukan lawan biasa, meski Max memiliki kemampuan untuk mengalahkan pemuda itu, tetap saja ia akan w
last updateLast Updated : 2023-09-12
Read more

137. Ibu-ibu Toxic

Saat di putaran balapan itu, mereka hampir menentukan siapa yang menang dan Max memimpin agak cepat dari Kevan. Akan tetapi sebelum itu terjadi, suara mobil polisi mendekati area itu dengan sirine, hal itu membuat semua orang kalang kabut. Liu! Liu! Liu! Tet Tet! Tentu saja mereka tidak ada yang mau berurusan dengan Polisi karena selain ribet, itu akan membuat mereka juga dapat masalah baru. Alhasil Max dan Kevan ikut kabur dengan teman-temannya. "Kabur woy!" teriak salah satu orang. Namun saat mereka akan pergi Kevan dan Max, entah kenapa bisa tertangkap dan mereka curiga kalau ada yang membocorkan semua itu. Sampai di kantor polisi, Max dan Kevan di interogasi oleh para Polisi itu. Namun keduanya terbiasa dengan kantor polisi. Max yang terbiasa memanfaatkan Merek untuk bisnis, kalau Kevan karena sering kena tangkap akibat kenakalannya itu. Sementara Hans yang ikut tertangkap pun malah mengobrol dengan beberapa Polisi sebab sering bertugas bersama, tentu saja dalam hal hukum dan
last updateLast Updated : 2023-09-13
Read more

138. Kenapa Max Ngambek Lagi?

Lisa terkejut karena Kevan tiba-tiba datang dan berkata seperti itu kepada si ibu-ibu yang sudah dari tadi mengomentari Lisa dengan tuduh kosong yang tidak berdasar. "Dengar ya Ibu, Lisa adalah orang baik-baik dan dia teman saya, jadi Anda kalau tidak tahu Lisa yang sebenarnya ya tidak usah bicara. Anda berkata bahwa Lisa itu orang yang tidak baik, padahal Anda lebih tidak baik dengan cara Anda bicara, seolah Anda yang lebih tinggi dari yang lain seperti itu. Dan lihat ...." Kevan mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan dan melihat banyak orang yang sedang menonton dan mendokumentasi. Ibu-ibu itu terlihat agak malu, tetapi tetap tidak terpengaruh ia tetap berpegang teguh pada egonya. "Jangan sok menasehati saya anak kecil!" "Ya saya anak kecil, justru itu saya bingung dengan sikap Anda yang sudah lebih dewasa dari saya, aneh kan jika Anda bersikap seperti itu. Padahal Anda tahu ini area anak-anak, Anda malah memperlihatkan sikap yang tidak dewasa dan gak beda dengan anak-anak ya
last updateLast Updated : 2023-09-14
Read more

139. Belum Terurai

Bi Ijah merasa prihatin melihat hubungan suami dan istri itu, yang satu gengsian dan yang satu polos juga tidak peka, sehingga keduanya akan terus berada di dalam masalah yang tidak terurai itu kalau dibiarkan. Ia menyiapkan bubur untuk Lisa dan mencoba berbicara apa adanya tentang bosnya yang keras kepala itu. "Lisa ...." ujarnya halus. Lisa yang habis menyuapi Baby Axel dan duduk di meja makan pun mendongak, melihat Bi Ijah yang tersenyum padanya setelah meletakkan bubur ayam kesukaannya. "Iya Bi?" tanyanya halus tetapi memperlihatkan kesedihan di sana. Bi Ijah pun duduk di depannya, "Tuan Max emang kayak gitu. Dia nggak akan ngomong kalau nggak dipancing. Coba deh kamu ngomong baik-baik, tapi temui langsung. Nanti malam atau nanti siang pas makan siang, kamu ke kantornya dan coba aja makan bareng. Biasanya ketika makan bareng itulah suasana hati mulai stabi, baru kamu bisa bilang sama dia apapun itu." Lisa pun mengangguk, "Makasih ya Bi, untuk suaranya. Aku bener-bener nggak ng
last updateLast Updated : 2023-09-15
Read more

140. Si Dewi Kantor

Seperti dunia Lisa runtuh saat itu juga, ia pun mengangguk, menyetujui dengan lukanya yang perih. Kemudian, ia menghela napas untuk mengatur napasnya agar tidak meloloskan air matanya. "Maaf ya ganggu, semangat kerjanya!" Klup! Pintu tertutup dan Lisa pergi dari ruangan itu yang masih meninggalkan aroma Ten yang menyenangkan, Lisa tak sekuat itu untuk tetap tenang. Ia mencoba menetralisir napasnya dan mencoba terlihat baik agar Fano dan dua sekretaris suaminya tak curiga dengan apa yang terjadi. "Aku harus kuat dan jangan cengeng, semangat Lisa!" gumamnya menyemangati diri sendiri. Di loby ruang CEO, Lisa dengan senyum hangatnya menghampiri Fano dan kedua sekretaris Max. "Kak Fano sibuk ya?" tanyanya. Fano mendongak dan tersenyum, "Enggak kok, udah ketemu sama Boss, Bu?" Lisa mengangguk, "Udah, kamu udah makan siang?" "Udah dong, ini udah jam 3." "Oh iya ...." Lisa baru ingat, akhirnya ia tak jadi memberikan bekalnya untuk Fano. "Kenapa ya, Bu?" tanyanya. "Enggak, lanj
last updateLast Updated : 2023-09-15
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
20
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status