Semua Bab Ibu Susu Anak Hot Duda: Bab 151 - Bab 160

192 Bab

151. Lisa Sakit atau Kesurupan?

Max jadi merasa bersalah karena ia memaksa istrinya untuk ikut ke rumah hantu dan membuatnya pingsan dan berlanjut sakit. Lisa bangun dari pingsannya ketika ia sudah ada di ranjang kamarnya dengan Max. "Aku di mana?" tanya Lisa. Max yang dari tadi menjaganya pun mengelus rambutnya yang hitam dan halus itu. "Tadi malem kamu pingsan di rumah hantu. Maafin aku ya, karena maksa kamu masuk, malah buat kamu pingsan. Aku kira kamu bilang pingsan hanya bercanda," ujar Max mencium kening istrinya lembut. Lisa memejamkan mata mrnikmati sentuhan Max, "Hem, ya nggak papa, kamu kan gak tau." "Kamu shock banget ya?" "Hem ... soalnya aku pernah lihat yang asli, jadi sampai sekarang aku jadi orang yang penakut." Max heran, "Bukannya kalau orang yang pernah lihat bentuk aslinya, jadi pemberani ya?" Lisa menggeleng, "Ya, dalam kasus aku agak beda. Aku sebenarnya bukan orang yang bisa lihat kayak gitu, cuman waktu itu ada orang yang suka sama aku, dan ngirim itu ...." "Ngirim setan?" "Yup, dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-23
Baca selengkapnya

152. Ketika Hans Jatuh Cinta

"Hai, Kak Xanon! Apa kabar?" tanya Marcia yang terkejut melihat siapa yang datang."Baik nih, kalian apa kabar?" tanya Xanon dengan wajah ceria.Ia memang sudah lama tidak ke kantor karena memang tidak ada jadwal, sehingga sekarang pun mungkin ada jadwal pemotretan."Kakak mau ketemu, Pak Maxell?" tanya Marcia."Enggak, gak ada urusan ini, kan ada Tim Humas. Btw, kalian kok keliatan deket, jangan-jangan ...." ujar Xanon curiga.Belum juga diteruskan, Marcia sudah seperti cacing kesurupan, hal itu membuat Xanon tertawa. "Selamat ya ...." ujar Xanon.Fano hanya mengangguk tersenyum tipis, sementara Marcia sangat senang diberi selamat begitu."Haha, makasih Kakak cantik!"Windy mendengus melihat bagaimana mereka bisa seakrab itu, padahal sebelum kenal Marcia, Xanon mengenal Windy terlebih dahulu, tetapi Marcia memnag seceria itu membuatnya lebih dikenal daripada dirinya.•••Hans tidak tahu kenapa ia tidak pernah setertarik ini pada seorang perempuan. Namun kehadiran yang baru ia temui d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-24
Baca selengkapnya

153. Emang Boleh Segatel Itu?

"Ngapa lo balik lagi?" tanya Freya heran pada adiknya. Hans tersenyum, "Dia gak mau dianter gue, jadi gue minta Pembantu lo buat anter dia." Freya mengeryit heran "Maksud lo?" "Ya gitu deh, dia nggak mau berduaan sama cowok, jadi walaupun lu suruh sopir juga kayaknya dia bakal nolak di depan. Masalahnya adalah dia nggak bisa berduaan sama yang bukan mahram. Gue baru tahu juga artinya mahrom ...." Freya langsung menertawakan adiknya, "Bwahaha! Kocak bener lu, gue bilang juga apa, dia itu tipe orang yang bakal lihat seseorang bukan dari tampang atau kekayaan tapi dari segi keyakinan dan akhlaknya. Ya meskipun lu mungkin berpikir bahwa nggak mungkin ada cewek yang kayak gitu tapi, sayangnya dia terlahir dari keluarga yang udah agamis. Tentu aja meskipun suatu hari dia berubah nakal, dia bakal kembali lagi ke titik yang sama yaitu dijaga oleh keluarganya. Jadi, kalau lu mau sama dia, lu harus setara sama dia dari segi iman. Oke?" "Lu bener kali ini," ujar Hans mengabaikan egonya. J
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-24
Baca selengkapnya

154. Pencarian Nenek Mirna

"Gue nggak tahu kenapa ini bisa terjadi, harusnya Nenek Lisa gak lakuin ini kan? Lisa gak tau apa-apa dan dia yang dimanfaatkan, setidaknya jelasin dulu ke dia?" Hans dan Kevin mengangguk, malam itu mereka bertemu sambil menemani Max menunggu berita dari Frans dan kawan-kawan mengenai pencarian nenek LIsa. "Pada akhirnya semua bakal kebongkar kok, ini hanya soal waktu," ujar Hans. "Iya Max, dengan Lisa yang berhati lembut, dia akan mudah menerima kenyataan, hanya yang perlu lu lakuin adalah ada di sisi Lisa terus," ujar Kevin. Max hanya bisa setuju, memang itu yang bisa ia lakuin demi istri tercinta, akan lebih jahat jika ia sengaja menutupi kebenaran yang berhak diketahui Lisa. Jauh dari kebenaran itu sendiri, Max lebih khawatir kalau Lisa menyalahkan diri sendiri atas apa yang dilakukan ibunya di masa lalu. "Lisa akan ngerti, Max." ujar Hans menenangkan. Max mengangguk saja, ia tak akan sanggup jika melihat istrinya menangis dan hancur setelah mengetahui kenyataan itu. T
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-26
Baca selengkapnya

155. Keberadaan Nenek Mirna

"Frans, serius lu mau nikah sama Wina nggakn" "Ya mau lah, anjir! Lu kenapa tanya kayak gitu sih Bos?" tanya Frans. "Gue mau minta lu selidikin seseorang yang ... ini agak rumit karena orang yang kita selidiki emang sekuat itu." "Maksud lo orang sehebat apa gimana? Sampai lu kayak ragu gitu mau nyelidikin dia?" tanya Frans bingung. "Yah, dia gak cuma hebat sih. Gimana ya, sekarang gue lagi butuh banget informasi itu, terus gue rasa kalau dia ada hubungan sama bini gua." "Oke, siapapun itu, lu bisa kasih tau gue, siapa namanya?" "Ernest Diego," ungkap Max. "Lah, ngapain lu cari dia? Pengusaha asal Mexico kan?" "Iya, maka dari itu gue pengen lu selidikin dia dari 25 tahun ke belakang atau bahkan 30 tahun ke belakang." "Oke, tapi kalau gue nikah nanti lu harus buat pernikahan gue semegah mungkin," ujar Frans. "Heh, gaji lu tiap bulan udah bisa bikin pernikahan yang mewah, anjir!" "Gue nggak mau keluar duit ya. Duit gua mendingan buat masa depan gue sama anak-anak dan istri gue.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-27
Baca selengkapnya

156. Terungkapnya Masa Lalu Lisa

"Seneng banget?" tanya Max pada Lisa yang menatap luar jendela dengan bahagia. Untung saja ini bukan musim liburan sehingga tidak ramai, dan banyak penumpang jadi cukup nyaman untuk naik kereta. "Aku udah lama banget pengen naik kereta." "Lah kenapa kamu nggak bilang sih? Kalau kamu suka naik kereta kan aku juga bisa ngajakin kamu naik kereta pas kita di Spanyol." "Aku males aja ngomongnya, kayak anak kecil kan?" Max tersenyum dan merangkul istrinya dari samping, "Ya nggak gitu juga, Sayang. Apapun yang kamu suka aku bisa wujudkan, nggak perduli kalau itu kayak anak kecil atau enggak. Menurutku nggak kayak anak kecil kok." "Ah masa?" tanya Lisa. Max yang memeluk istrinya dan membuat suasana menjadi semakin romantis. Hal itu membuat sepasang pasangannya melihat interaksi Max dan Lisa, interaksi yang membuat mereka iri. Kemudian si perempuan pun bertanya pada keduanya. "Permisi, apakah kalian pasangan Maxel dan Lisa?" tanya perempuan itu yang sekitar usia 30-an. Lisa dan Max m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-27
Baca selengkapnya

157. Inilah Alasan Lisa Punya Asi

Lisa merasa terkejut dengan apa yang disampaikan oleh nenek Mirna, bagaimana bisa kenyataan itu seolah menamparnya dan membuatnya kecewa bahkan sampai jatuh ke ruangan paling bawah. Ia tidak tahu kenapa, tapi dirinya seakan tak punya hal lain untuk dibicarakan. Ia sangat terkejut dan merasa dibuang, tetapi tak bisa menolak kenyataan itu. Dirinya mencoba tetap tegar meski harus kecewa lagi dan lagi. Apapun yang terjadi nenek Mirna yang menjaganya. Kebenaran bahwa ia bukanlah cucu kandung dari nenek Mirna membuat Lisa serasa runtuh. "Ibumu memang seorang penghibur, Nenek juga tidak suka dengan apa yang dia lakukan tapi, ketika Ibumu tiba-tiba datang ke rumah dengan keadaan hamil, Nenek nggak bisa mengabaikannya, sementara dia hanya sendiri di Jakarta, dia gak pernah mengungkap siapa orang tuanya bahkan identitasnya tidak ada karena pekerjaannya yang kotor. Kemudian setelah ia melahirkanmu, dia mengurusmu di samping Nenek sampai kamu tumbuh, setelahnya sekitar usiamu setahun Ibumu per
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-28
Baca selengkapnya

158. Ten dan Ayah Kandung Lisa

Tak sengaja Lisa melihat ponsel Max yang terus berdering dan melihat siapa yang menghubungi, tertera di sana nama Ten, sangat jelas. Wajar tidak sih kalau Lisa cemburu? Rasanya Lisa ingin menangis lagi, setelah kecewa dengan kenyataan masa lalunya, sekarang harus dikecewakan oleh suaminya yang masih dihubungi wanita lain dengan intensitas yang tidak wajar. Tiba-tiba, Max datang dan mengambil ponselnya, lalu melihat siapa yang menelpon. "Jangan dipikirin tentang dia, aku juga gak ngleadenin dia akhir-akhir ini jadinya dia nglunjak gitu." Lisa terkejut dengan ucapan suaminya, berarti selama ini Max memang terbiasa berhubungan dengan dengan intensitas yang cukup banyak, sehingga Ten merasa dibukakan pintu yang lebar untuk bertegur sapa dengan Max yang merupakan suami orang. Melihat ekspresi Lisa yang tidak suka, Max pun langsung duduk di kasur di samping istrinya dan merangkulnya. "Tenang aja, Sayang ... Ten bukan siapa-siapa dalam kehidupan aku, kamu tetep yang nomor satu," u
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-29
Baca selengkapnya

159. Misi

Back to Office, yap begitulah posisi Max sekarang, ia ada di kantor dengan bertumpuk pekerjaan yang tak kunjung usai. Apalagi dua minggu besok, Fano dan Marcia mulai libur, ia harus mencari pengganti untuk menggantikan keduanya. Repot juga kalau dua asistennya menikah, ia jadi keteran sendiri, tetapi ia juga tak bisa menyalahkannya karena cinta tidak bisa dipaksakan. "Max, hai!" sapa seseorang. Siapa lagi yang berani memanggilnya seperti itu selain keluarganya, sahabatnya, dan istrinya, tetapi Ten hanya sebagai teman tetapi ia terus berusaha menjadi lebih dekat dengannya. "Hai, ada apa, Ten?" tanya Max biasa. Namun sepertinya Ten kecewa dan langsung mendekatinya di samping kanan Max terlalu dekat. "Ten, please ...." Tiluling tiluling! Dering telpon di ponsel Max berbunyi, tanda ada yang menelpon. Itu dari bagian Humas, lebih tepatnya manajer Administrasi yang sekarang sedang mengawasi acaraacara di luar negeri. "Gimana, Don?" tanya Max berdiri dan menghindari Ten yang berus
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-30
Baca selengkapnya

160. Kegatelan Ten Berlanjut

"Kenapa kamu gak nyapa mereka?" tanya Lisa setelah mereka habis dari restoran, sebab Max hanya menjawab kalau mereka keluarga mantan istrinya, Eva. Lisa pernah melihat mereka di pernikahannya dulu. "Gak penting, mereka juga sebenernya gak punya hubungan baik dengan Eva, Eva sering dimanfaatkan mereka, istilahnya mereka selalu hidup sebagai penjilat." "Kamu gak suka sama mereka?" "Iya jelas, menyebalkan. Aku gak suka mereka memperlakukan Eva layaknya barang." "Kasin banget, Mbak Eva." "Aku selalu nyesel karena aku malah nambah luka di hidupnya," ujar Max menatap ke depan. Lisa menggenggam tangan suminya dan menenangkannya. ••• Padahal Ten sudah merasa sangat bangga pada asumsinya sendiri, bahwa ia adalah orang yang bisa mendekati Max tapi, ia terkejut ketika Max tiba-tiba datang bersama Lisa ke kantornya tanpa membawa anaknya tentu saja. Lalu tak lama kemudian, mereka pun naik ke atas ke ruang CEO. Max memangil Windy dan Ten ke ruangannya untuk mengatakan sesuatu. Ia juga
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
20
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status