Axel mengedarkan pandangan dengan hati kacau balau. Rasa cemas, takut, bersalah, semuanya campur aduk! Sejak tadi Axel sudah berkeliling mencari hampir ke semua sudut, tapi tidak terlihat jejak Aura sama sekali. Toilet nihil. Ruangan VIP nihil. Area dance floor nihil. Bar nihil. Semuanya nihil!‘Astaga kamu dimana, Aura?!’ sentak Axel sambil menyugar rambutnya frustasi.Lagi, untuk kesekian kalinya Axel mengedarkan pandangan, berharap usahanya dapat membuahkan hasil hingga matanya tertumbuk pada satu sosok yang terlihat familiar namun dalam keadaan lunglai, dengan pria asing. Itu Aura! Ya Tuhan!“Shitttt!” Lagi, umpatan keluar dari bibir Axel, sadar kalau pria yang sedang memapah Aura ingin berbuat jahat. Entah atas suruhan seseorang atau karena keinginan sendiri. Axel tidak peduli, sekarang yang penting harus menangkapnya lebih dulu. Mencegah Aura jatuh ke tangan pria itu! Hanya Axel yang bisa mencicipi tubuh Aura! Pria lain tidak boleh melakukannya atau Axel akan mematahkan setiap
Read more