***“Pastikan lagi semuanya sudah kamu bawa.”Anira mengangguk bosan, dia menutup tas jinjingnya, lalu menghadap ibunya. “Aku udah bawa semuanya Ma,” jelasnya untuk yang kesekian kali.“Baju ganti? Alat mandi? Lotion nyamuk?”“Udah, Ma.” “Pepper spray? Pisau serba guna, udah semua?”Anira mengerutkan keningnya. “Ma, aku Cuma mau liburan ke puncak. Kami juga tidur di villa bukannya pergi camping.” Dia tidak mengerti, kenapa ibunya begitu khawatir sejak kemarin. “Tapi, kan nggak ada salahnya jaga-jaga.”“Mama tenang saja, ada Reksa dan Deril juga kan? Aku ke sana nggak Cuma sama perempuan kan.”Anira kadang mempertanyakan umurnya sendiri. Dia sudah hampir kepala tiga tapi dia masih tidak bisa membuat orangtuanya tenang ketika dia akan bepergian.Apa kedua orangtuanya yang terlalu overprotektif atau dia yang memang kurang meyakinkan. “Fine, fine. Mana tas kamu? Biar mama periksa sekali lagi. Obat-obatan udah masuk?”“Udah juga, Ma. Aku Cuma pergi dua hari. Besok sore udah samp
Read more