Home / Romansa / Lara Cinta / Menyadari Perasaan Sendiri

Share

Menyadari Perasaan Sendiri

Author: Neza Visna
last update Last Updated: 2023-07-23 19:20:01

“Tunggu dulu! Ketopraknya udah mau jadi.” Reksa memegang tangan Anira, menahannya. Matanya masih menatap tajam laki-laki yang tadi menggoda Anira.

Tetapi, dia sudah memasang badan melindungi Anira yang berada di belakangnya. Anira benar-benar cemas sekarang.

Reksa bukanlah pria yang gampang tersulut emosinya. Bahkan pria itu cenderung tidak peduli dengan provokasi orang lain.

Apa yang salah dengan Reksa hari ini? kenapa dia langsung marah? Apa karena dia kelelahan? “Reksa, please. Jangan cari masalah.” Dia takut, benar-benar takut.

Orang yang dalam pengaruh alkohol, tidak akan bisa diajak bicara. Orang-orang ini bahkan mungkin sudah tidak kenal takut lagi.

Reksa masih tenang, menatap kawanan itu. Sementara Anira melirik ke arah tukang ketoprak yang semakin mempercepat gerakannya.

Pria tua yang berjualan ketoprak itu juga sangat gugup. Kenapa dia begitu sial, berpapasan dengan masalah malam ini?

Dia hanya ingin mencari sesuap nasi, kenapa sangat sulit?

“Tuh, cewek lo aja udah takut.
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Lara Cinta   Calon Suami Baru?

    Anira tidak pernah berpikir kalau hatinya akan berdebar pada Reksa! Dia sudah menganggap pria itu seperti keluarganya sendiri.Kenapa tiba-tiba perasaannya berubah? Bagaimana dia harus mengahadapi Reksa dengan keadaan ini?“Ra, lo baik-baik aja, kan?”Karena Anira tidak kunjung kembali, Reksa menyusul gadis itu ke dapur, dan menemukannya berdiri di depan wastafel cucian piring, melamun sendirian. Anira nyaris melompat terkejut mendengar suara Reksa. “Lo bikin kaget!” protesnya dengan sedikit rasa bersalah.“Lo yang aneh. Ngapain melamun di dapur?” Reksa menghampiri Anira lebih dekat. “Muka lo merah. Lo masih terkejut karena kejadian tadi?”“Bukan itu. Gue Cuma ngerasa panas aja.” Anira melangkah mundur sembari menggeser piring yang berada di tepi meja, berharap tidak begitu terlihat kalau dia sedang menghindari Reksa.“Panas?”Reksa mengerutkan keningnya. Dia sama sekali tidak merasa panas.Anira mengibaskan tangan. “Lupakan! Mungkin perasaan gue aja, karena kita baru dari luar ru

    Last Updated : 2023-07-24
  • Lara Cinta   Karma Seorang Deril

    “Mama bicara apa? Aku nggak paham.”Anira berjalan ke dalam rumah dengan langkah cepat berusaha menghindari ibunya itu.“Mama serius!” Dengan cepat ibunya menyusul dan menyamai langkah anaknya itu. “Sejak dulu, kamu selalu bilang mau nikah muda, tapi karena semua yang terjadi, semuanya jadi tertunda hingga sekarang.” Anira langsung memeluk ibunya. “Ma, semuanya sudah takdir. Manusia Cuma bisa berencana, tapi Tuhan yang mengatur. Kita nggak usah membicarakan tentang ini lagi ya?Belum sampai pembicaraan itu panjang, Anira langsung memotongnya di awal. Dia takut menangis lagi seperti saat kemarin bersama Deril.Hal itu ternyata jauh lebih melukainya daripada yang dia pikirkan selama ini. “Kamu mau sampai kapan menghindar kaya ginu? Ngomong sama mama aja nggak mau.”“Bukan nggak mau. Cuma nikah atau apapun itu, kan perlu pasangan Ma. Aku Sekarang masih belum punya pasangan.”“Nggak punya, atau belum mau membuka hati? Itu ada laki-laki berkualitas di sebelah kamu, malah dianggurin teru

    Last Updated : 2023-07-24
  • Lara Cinta   Murah Hati atau bodoh

    “Lo yakin, berharap gue berani?”Deril tidak seyakin dulu menganggukkan kepalanya. “Gue nggak sebaik itu ternyata. Sorry, kalau selama ini gue terdengar munafik.”Reksa tertegun, dia tidak menyangka akan mendapatkan permintaan maaf, dan dia tidak tahu harus bersikap bagaimana. “Lo nggak perlu minta maaf lagi.”“Gue takut, apalagi di saat hati Anira saat ini nggak tahu ada di siapa.” Deril berkata setengah jujur. “Tapi jangan biarkan gue atau siapapun menghentikan lo untuk mendekati Anira.”Ini adalah jawaban yang Deril temukan setelah dia berpikir sangat panjang. Kali ini, dia bisa dengan sepenuh hati mengatakannya.Dengan mudah menerima mungkin tidak akan pernah dia rasakan. Namun, setidaknya dia bisa bersaing dengan cara yang lebih sehat dengan seperti ini.“Kita bersaing secara adil, kan?”Deril menjulurkan tangannya ke arah Reksa.“Adil?” Reksa menatap tangan terjulur itu dengan pandangan yang sulit diartikan. “Hal seperti ini nggak pernah ada kata adil, Ril.”Itu adalah s

    Last Updated : 2023-07-25
  • Lara Cinta   So what?

    ***“Pastikan lagi semuanya sudah kamu bawa.”Anira mengangguk bosan, dia menutup tas jinjingnya, lalu menghadap ibunya. “Aku udah bawa semuanya Ma,” jelasnya untuk yang kesekian kali.“Baju ganti? Alat mandi? Lotion nyamuk?”“Udah, Ma.” “Pepper spray? Pisau serba guna, udah semua?”Anira mengerutkan keningnya. “Ma, aku Cuma mau liburan ke puncak. Kami juga tidur di villa bukannya pergi camping.” Dia tidak mengerti, kenapa ibunya begitu khawatir sejak kemarin. “Tapi, kan nggak ada salahnya jaga-jaga.”“Mama tenang saja, ada Reksa dan Deril juga kan? Aku ke sana nggak Cuma sama perempuan kan.”Anira kadang mempertanyakan umurnya sendiri. Dia sudah hampir kepala tiga tapi dia masih tidak bisa membuat orangtuanya tenang ketika dia akan bepergian.Apa kedua orangtuanya yang terlalu overprotektif atau dia yang memang kurang meyakinkan. “Fine, fine. Mana tas kamu? Biar mama periksa sekali lagi. Obat-obatan udah masuk?”“Udah juga, Ma. Aku Cuma pergi dua hari. Besok sore udah samp

    Last Updated : 2023-07-26
  • Lara Cinta   Suasana Berbeda

    “Lo serius nanya?”Reksa menganggukkan kepalanya. “Lo bahkan pernah nggak mandi waktu kita berangkat ke Jogja, waktu itu kita bahkan naik pesawat dan lo santai aja.”Anira ingin sekali mencakar wajah polos Reksa saat mengatakan itu. Kenapa pria itu harus mengingatkan bagian memalukan itu padanya.“Beda!” gumamnya dongkol. Kalau dia tahu suatu saat hatinya akan berdetak untuk Reksa, dia juga tidak akan bersikap semaunya dulu.Di saat dia peduli pada penampilannya di depan Reksa, pria itu sudah terlalu terbiasa dengan sisi cueknya.“Beda di mananya?”Anira menahan tangannya yang hendak mengacak rambutnya frustrasi. “Kan lo sendiri tadi yang bilang kalau takut macet. Membayangkan gue belum mandi di tengah kemacetan, gue belum secuek itu!” gumamnya dongkol.Hilang sudah mood ambigu tadi, padahal di luar matahari baru saja terbit dan semburatnya sangat cantik menerpa wajah mereka. Namun, suasana di mobil itu sangat jauh dari kata manis.Anira menyesal tadi sudah terlalu banyak berpik

    Last Updated : 2023-07-26
  • Lara Cinta   Just Like You

    Suara Deril itu mengagetkan Anira hingga dia melangkah maju tanpa peringatan. Saat itu tangan Reksa masih berada di leher Anira dan sedang memijatnya, jadi saat Anira menarik diri, tangan Reksa refleks berusaha menangkap.“Ahh!” Saat itu, tangan Reksa hanya berhasil menangkap sebagian kecil dari kulit leher Anira. dan meninggalkan bekas seperti cubitan di leher gadis itu. “Reksa sakit!” serunya keras.“Lo juga ngapain maju tiba-tiba. Mana gue tahu!” Reksa bergegas mendekati Anira, melihat bekas itu. “Mana coba gue lihat.”Deril dan Zeva yang baru saja datang hanya bisa menatap tanpa bisa ikut pembicaraan keduanya.Deril merasa seperti ada lingkaran yang tidak bisa dia tembus di antara dua orang itu. Mungkin, waktu memang mengubah banyak hal. Ini adalah konsekuensi yang harus dia terima.“Kalian berdua kaya lagi berbuat mesum!” celetuknya pedas.“Gue masih punya otak! Nggak akan macam-macam di depan publik!” balas Anira tidak mau kalah.“Berarti, kalau di tempat sepi kamu mau?”

    Last Updated : 2023-07-26
  • Lara Cinta   Liburan Menegangkan

    Anira benar-benar mengumpulkan keberaniannya saat mengatakan itu. Mungkin dia terbawa suasana, atau dia hanya ingin mencoba untuk jujur sesekali, dia tidak tahu. Tetapi, sayangnya, saat melihat ekspresi di wajah Reksa, semua keberanian itu lenyap seketika.“Gue bercanda! Lo nggak usah serius gitu.”“Gue serius, Ra.” Anira terdiam. “Fine. Gue juga serius.”Tatapan Reksa semakin skeptis, dia merasa dipermainkan oleh wanita yang dia cintai itu. “Lo tahu nggak kalimat lo itu bisa bikin orang salah paham.”“Makanya gue Cuma ngomong ini sama lo. Nggak sama orang lain.”Anira paling tidak bisa ditantang, dan mundur. Dia akan memilih nekat maju, meski pada akirnya dia harus malu. “Susah ngomong serius sama lo.” Anira tertawa kecil, dia sedikit sedih juga. Dia benar-benar mencoba untuk jujur, tapi masih dikira bercanda. Mungkin, memang tidak seharusnya perasaan ini sampai ke Reksa.“Mungkin, lo harus menilai lagi, apa yang dimaksud dengan bicara serius.”Anira hanya bisa menjulurkan l

    Last Updated : 2023-07-27
  • Lara Cinta   Rusaknya Liburan

    Suaranya menggema di seluruh rumah itu. Namun, mulutnya sudah dibekap kuat. Matanya bersinar panik. Lampu yang dia pegang sudah jatuh ke lantai, menimbulkan bunyi yang cukup keras. Botol minuman bersoda yang ada di tangannya juga jatuh menggelinding entah kemana. Anira berusaha melepaskan diri, dia menarik, memukul, mencakar tangan yang menutupi mulutnya dan berusaha melepaskan diri. Namun, tangan itu jauh lebih kuat darinya.Dari tangan itu dia mencium aroma alkohol yang sangat kuat, hingga membuat perutnya mual.Apa dia akan mati di sini? Apa yang akan terjadi padanya? Siapapun, tolong dia!Nyaris putus asa, dia menggigit tangan orang itu. “Argh!” Sejenak tangan itu terlepas dari mulutnya. Anira tidak menyia-nyiakan kesempatan. “Tolong!!!” serunya sekeras yang dia bisa.Berharap siapapun di luar sana bisa mendengar suaranya. Sekarang, baru dia merasa kalau villa itu terlalu besar. Anira memijak kaki orang yang di belakangnya membuat orang itu berseru kesakitan sekal

    Last Updated : 2023-07-27

Latest chapter

  • Lara Cinta   Kapan Menikah?

    Reksa lelah menatap Velma. “Berkali-kali juga gue sudah bilang, gue sama sekali nggak ada rasa sama lo?”Kalaupun dia ingin pura-pura buta dan tuli dengan perasaan Velma padanya, sikap gadis itu membuat semuanya mustahil.“Aku Cuma nggak mau membuat suasana di antara kita jadi canggung. Aku sahabat sekaligus rekan bisnis Deril, keluarga kita juga sudah kenal lama. Makanya aku sering nggak ngomong. Cuma aku rasa, aku sudah cukup jelas?”Velma balas menatap Reksa keras kepala. “Aku nggak ngerti! Tante dan Om suka sama aku. Aku rasa, mereka akan senang kalau aku jadi istri kakak.”Biasanya, Reksa hanya akan memberikan alasan kalau Velma masih kecil dan kalau dia tidak berniat dengan anak kuliahan yang bahkan tidak jelas kapan lulusnya.Selain untuk menghindari Velma, Reksa juga berharap gadis itu akan meneruskan kuliahnya yang sudah terbengkalai sekian lama. Hanya saja, kali ini dia tidak bisa hanya bersikap ambigu. Dia sudah memiliki kekasih, dan tidak ingin memumpuk harapan Ve

  • Lara Cinta   Usaha Velma

    Begitu mereka sampai di rumah, Anira dan Reksa keluar dari rumah. Kali ini, Anira tidak bertanya lagi apakah pria itu ingin singgah atau tidak. Keduanya sudah sama-sama tahu, rutinitas pria itu setiap hari.Tetapi, baru keduanya turun dari mobil dan turun beberapa langkah, ponselnya sudah berbunyi nyaring. Dari layar ponsel, terpampang nama "Mama".“Halo, Ma?” Reksa menerima panggilan itu sembari berhenti berjalan."Reksa, kamu di mana? Velma sudah sampai di sini. Kamu sudah ada janji sama dia, kok sampai membuat anaknya nunggu? Harusnya kamu jemput Velma tadi. "Reksa mengerutkan kening. "Velma? Kenapa dia tiba-tiba datang?""Lah, memangnya dia belum bilang sama kamu? Biasanya dia Cuma ke rumah kalau kamu di rumah. Kamu singgah di rumah ya, jangan bikin dia menunggu lama."Reksa menghela napas lagi, kali ini lebih dalam. "Iya, Ma. Aku langsung ke sana sekarang.”Setelah menutup telepon, Reksa memandang Anira yang masih duduk tenang di sampingnya. "Ra, maaf aku nggak jadi singgah. Ak

  • Lara Cinta   Cemburu itu penting?

    Anira hanya bisa menatap dari dalam mobil dengan pandangan berkecamuk. Menyaksikan kekasihnya berbicara dengan wanita yang dia tahu dengan jelas mencintai Reksa, terasa aneh.Sementara itu, di luar Reksa masih menggelengkan kepalanya. “Sorry, Vel. Gue beneran nggak bisa. Kalau memang nggak bisa sekarang gimana kalau besok? Besok sore, kita ketemu untuk membicarakan apapun yang mau lo bicarakan.”Sejujurnya, Reksa merasa hatinya berat bertemu dengan Velma dan berbicara berdua. Dia merasa bisa menebak apa yang hendak dibicarakan oleh Velma. Setelah sekian lama dia juga tahu perasaan adik sahabatnya itu padanya.“Nggak bisa, Kak! Gue maunya hari ini. Pokoknya harus hari ini! Suruh aja dia pulang! Nanti gue yang antar lo pulang, atau lo bawa mobil gue balik dulu juga nggak papa.”“Velma, gue nggak bisa. Besok, di kafe yang kamu bilang tadi. Gimana?”“Gue maunya sekarang, Kak!”Velma masih keras kepala Dia mencoba meraih tangan Reksa, dan menggenggamnya, tapi dengan cepat Reksa menghindar

  • Lara Cinta   Harus Bicara

    Ia hanya bisa menatap Velma tersenyum sembari menyantap makanannya. Zeva akhirnya memilih memendam sisanya di hatinya.Gadis itu memutuskan akan berusaha bersikap senetral mungkin. Keadaan sudah cukup ricuh tanpa ia harus ikut berkecipung di air keruh itu. Mereka hampir selesai makan, ketika ponsel Velma berbunyi. Ekspresi di wajah gadis itu menjadi semakin ceria, ketika melihat siapa yang mengiriminya pesan itu.“Kak Reksa nge-chat gue!” Ini semua bagai mimpi, sesuatu yang tidak akan berani dia harapkan lagi setelah kejadian beberapa tahun lalu. Untuk sejenak, Velma menjadi semakin yakin, kalau usahanya selama ini membuahkan hasil.Reksa pada akhirnya melunak dengan persistensinya dan bersedia membuka hati terhadapnya sekali lagi. Velma merasa dia nyaris melayang saat ini.Secepat kilat dia mengambil ponselnya dan membuka pesan yang dikirim Reksa itu. Namun, begitu matanya melihat, seluruh senyum di wajahnya lenyap seketika.Reksa [Sorry, Vel. Tadi gue nggak sempat bilang, gu

  • Lara Cinta   Singa Muda

    Setelah Deril mengatakan itu, ia menatap Velma lama, memastikan kalau adiknya itu tidak akan berteriak lagi barulah dia melepas mulut adiknya itu.Velma menarik napas serakah, lalu memukul Deril keras. “Kalau lo teriak, gue beneran bakal blacklist lo dari kantor ini!”Velma yang tadinya hendak membentak Deril jadi sedikit ciut juga mendengar ancaman kakaknya itu. “Reksa nggak pernah ngasih gue harapan? Tapi, dia juga nggak pernah punya pacar, Kak!”“Jadi, kalau Reksa punya pacar, lo bakal mundur?” selidik Deril tajam. Dalam hati, ia harap-harap cemas saat menanyakan itu. Hatinya condong menginginkan Velma akan menjawab ya.Ia benar-benar ingin adiknya itu berhenti terobsesi pada Reksa. Kemungkinan sahabatnya itu akan membalas perasaan Velma, lebih rendah daripada nol.“Nggak usah membicarakan hal yang belum terjadi!” elak Velma langsung. Nada suaranya meninggi tatapannya berubah murka.Saat itu, Deril menyadari kalau keputusannya menyuruh Reksa menyembunyikan hubungannya d

  • Lara Cinta   Bukan Adik Kakak

    Deril mengangkat bahunya, seakan dia baik-baik saja. “Gue nggak pernah berpikir gitu. Lo yang terlalu overthinking. Mungkin lo ngerasa bersalah?”“Lo yang bilang, gue bisa ngejar Anira!” Reksa memperingatkan. “Jangan bilang, sekarang lo nyesal?” “Gue nggak nyesal!” Cepat Deril membantah. Namun, penyangkalan itu terjadi terlalu cepat, seolah dia hendak menutupi sesuatu. “Gue Cuma mau tahu, itu saja.”“Sekarang lo udah tahu, kan? Kayang gue bilang tadi, tidak usah sampaikan ini ke Anira dulu.”Setelah menyampaikan itu, Reksa langsung berbalik badan, mendahului Deril menjauh dari sana. Deril termenung, tenggelam dalam pemikirannya sendiri. Perasaannya berkecamuk hebat. Sejujurnya, tidak ada pria yang lebiih dia percaya selain Reksa.Kalau memang dia tidak bisa bersama Anira, ia ingin gadis itu tetap berada di tangan yang tepat. Namun, merelakan wanita yang sudah bertahun-tahun mengisi hatinya bukan hal mudah ternyata. Melihat Reksa sudah berjalan semakin jauh, Deril

  • Lara Cinta   Perseteruan Sahabat

    Reksa menghela napas panjang. Apa lagi memangnya yang bisa dia katakan. Ia hanya bisa membiarkan Anira melakukan sesukanya.Anira menahan senyumnya, cukup puas melihat ekspresi pasrah di wajah kekasihnya itu. Sekarang, ia tahu daripada malu-malu dan terus digoda Reksa. Bersikap sama beraninya dengan pria itu dan membalas Reksa, jauh lebih efetif ternyata.Dia bersandar di bahu pria itu, mengusap pipinya lembut, dan bahkan sesekali mengusap lengan Reksa lembut.Tentu saja, dia berani seperti ini, hanya ketika dia tahu kalau mereka sedang berada di jalan dan Reksa tidak bisa melakukan apapun untuk membalasnya.Dengan Anira terus menempel rapat mengganggu Reksa dan pria itu yang setengah hati berusaha menghindar, mereka akhirnya tiba di kantor.Begitu mobil itu terparkir rapi di parkiran, secepat kilat Anira langsung melepaskan sabuk pengamannya dan membuka pintu. “Kita sudah sampai!Anira tahu kalau Reksa tidak akan melepaskannya begitu saja begitu mobil itu berhenti. Jadi, dia h

  • Lara Cinta   Tergoda

    Terlebih ketika dia mengatakan semua itu di depan orangtua Anira. Dia tidak ingin mendapatkan skor negatif di awal hubungannya dengan Anira.“Ckk!” Anira mendecakkan lidahnya kesal, kaerna tidak ada satu orang pun yang ada di pihaknya kali ini.“Perempuan jangan berdecak gitu! Nggak sopan!” Anira ingin sekali mengacak rambutnya frustrasi. Kedua orangtuanya cepat sekali berubah, termasuk mengontrol perilaku yang biasa juga dia tunjukan di depan Reksa, jadi terkesan kurang ‘perempuan’ di mata ibunya dan mungkin juga ayahnya.“Iya, Ma.” Tahu dia tidak akan pernah menang berdebat dengan ibunya, Anira langsung mengiyakan saja. Reksa menahan tawanya, dan memilih lanjut berbicara dengan ayah Anira. Hingga selesai sarapan. Saat makan, ia melirik Anira dan menemukan ujung bibir gadis itu masih cemberut, meski sembari menyantap makanannya.Reksa menyentuh lutut gadis itu lembut, di saat kedua orangtua Anira tidak memperhatikan dan menepuknya lembut. “Kalau kamu mau, kita bisa nai

  • Lara Cinta   Terasa Salah

    “Bicara apa?” Anira mengerutkan keningnya. Namun, sebelum Reksa menjawab, dia langsung teringat. “Tadi, Deril sempat mau bicara, tapi nggak jadi. Terus tadi, dia juga nelepon tapi aku nggak tahu apa yang mau dia bicarakan.”“Kamu udah telepon balik?”Dengan polos Anira menggelengkan kepalanya. “Tapi, pesannya udah gue bales, tenang saja.” Reksa masih merasa mengganjal dengan perubahan panggilan Anira padanya yang terus berubah-ubah. Namun dia tidak lagi berkomentar. “Kamu tahu apa yang mau dibicarakan Deril?”Anira menggeleng. “Lo pikir, dia curiga tentang hubungan kita? Lo sih terlalu blak-blakan!” omelnya. “Ah, tapi mungkin juga nggak. Mungkin dia Cuma mau bilang ke kita kalau Velma menyusul ke Puncak?”Reksa tersenyum geli. “Kamu sebenarnya sedang berusaha meyakinkan siapa?”“Meyakinkan diri sendiri!” balas Anira gemas. “Hh, nggak tahulah. Gue bingung.”“Bingung kenapa?” “Nggak tahu, bingung saja.”Selain perubahan hubungan mereka, dan cara menghadapi Deril dia juga masih b

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status