Semua Bab Terperangkap Gairah sang Mantan: Bab 471 - Bab 480

541 Bab

Chapter 469

“Benarkah?” Nicole menatap putrinya. “Begitu sibuknya kamu sampai tidak menyapa?” Bianca tersenyum kecut. “Baiklah seharusnya aku menyapa dahulu. Maafkan aku kak.Tapi aku benar-benar tidak ada waktu. Aku harus cepat-cepat pergi.” Rafa tertawa pelan. “Baiklah kami menerima memaafkan kamu.” ~~Perjalanan pulang. Rafa menoleh ke samping. Sana sudah tertidur. Ia merapikan selimut yang membungkus tubuh Sana. Tak lama ia menerima sebuah pesan. [Aku lupa memberimu hadiah. Aku akan memberikannya saat pergi ke kantormu]Rafa tersenyum setelah mendapat pesan dari Bianca. [Baiklah]Ia menaruh ponselnya di atas dashbord. Kembali menyetir dengan fokus. Dalam keadaan yang cukup ramai. Rafa menyetir dengan santai. Namun dari arah depan melaju sebuah motor yang sangat kencang. Terpaksa ia membanting stir ke kanan untuk menghindar. Untung saja masih bisa menghindar meskipun suara decitan terdengar begitu keras. akibat rem yang ia injak dengan keras. Ia merentangkan tangannya untuk melindungi Sana
Baca selengkapnya

Chapter 470

Sana menoleh ketika namanya di panggil seseorang. Ia begitu bingung melihat seorang laki-laki yang tengah tersenyum padanya. Laki-laki yang sepertinya tidak asing, namun ia sungguh lupa. “Anton?” tanyanya dengan ragu. Pria bernama Anton itu mengangguk. “Kenapa kau sendirian di sini? Kau tidak bersama Rafa?” tanyanya. Anton adalah teman Rafa. Dari TK hingga SD. Sana tidak terlalu mengingat bagaimana wajah Anton. Rafa mengundang Anton di pernikahan mereka. Hubungan mereka bukan sekedar kenal dari dulu, namun perusahaan mereka juga menjalin kerja sama. “Aku sendiri.” Sana mengedikkan bahu. Dengan ragu Anton mengambil duduk di hadapan Sana. Ia menoleh ke samping dan mendapati para bodyguard yang menatapnya dengan mata yang melotot. Seakan siap dicongkel. Sana mengangguk. Memberikan isyarat pada bodyguardnya seakan semuanya baik-baik saja.“Kenapa sendiri?” Anton yang mengambil kentang milik Sana. Memakannya dengan santai seperti memakan dari sahabat lamanya. “Kau tidak punya sopan
Baca selengkapnya

Chapter 471

“Tapi tidak suka kamu berdekatan dengan laki-laki lain.” Rafa menarik Sana ke dalam pelukannya. Sana menghela nafas dan mendongak. “Aku hanya mengobrol biasa dengannya. lagipula sebenarnya aku di sini kesepian. Tidak ada yang aku kenal. Aku butuh teman.” “Kamu bisa pergi bersama Bianca.” Sana terdiam sebentar. Meski sudah berbaikan dengan wanita itu. Namun entah kenapa Sana tidak bisa terlalu dekat. Ia membiarkan Rafa dekat dengan Bianca dan ia cukup melihat mereka dari jauh. “Aku merasa kita belum cocok.” Sana mendongak. “Aku berjanji tidak akan dekat dengan pria lain. Aku hanya merasa bisa berteman dengan Anton. Itu saja, lagipula kita juga sudah mengenalnya dari dulu.” Rafa mencoba mengerti. Ia juga tidak mau memperpanjang masalah ini. “Baiklah.” ~~“Kamu siap?” tanya Rafa. Hari ini ia memutuskan untuk membawa Sana bertemu dengan kakeknya. Sana menatap pantulan dirinya di hadapan cermin. Pakaiannya sudah rapi. Ia juga sudah menata riasan dan rambutnya dengan rapi. Ketika Raf
Baca selengkapnya

Chapter 472

Bianca tersenyum. Akhirnya ia menerima permintaan Jackson yang menyuruhnya untuk makan bersama. Sedangkan di bawah meja. Sana menoleh saat tangannya di genggam oleh suaminya. Rafa mengusap punggung tangannya pelan seolah berkata semua akan baik-baik saja. Rafa tersenyum untuk menghibur Sana yang terlihat begitu tegang. Berpindah di sebuah ruang makan yang begitu luas dan memiliki meja makan berukuran sangat panjang dan lebar. Ada empat bangku yang terisi oleh manusia. Tentang Bianca, ia memang sering datang ke sini. Kedatangannya karena diundang oleh Jackson untuk membicarakan bisnis dua perusahaan. “Waktu berita Rafa muncul, kakek sangat marah. Akibat berita itu, saham perusahaan turun. Kepercayaan masyarakat pada pemimpin baru mulai goyah.” Jackson berbicara. “Namun, Rafa bisa mengatasinya.” Menoleh menatap Bianca. “Dengan bantuan Bianca.” “Rafa berhasil mengembalikan kepercayaan publik dan sekejap.” Jackson mengangguk pelan. “Bianca sudah bekerja keras membantu Rafa. Dari dulu
Baca selengkapnya

Chapter 473

Tidak pernah terbayangkan bagi Sana merayakan natal sendirian di rumah. Ia menatap salju yang turun dibalik jendela kaca yang besar. Ia berdiri dengan kedua tangan yang bersindekap. Sana menghela nafas berkali-kali. Semakin sibuknya suaminya, semakin tidak mungkin suaminya menepati janji. Padahal janji itu sudah disepakati satu bulan yang lalu. Tetap saja karena kesibukan, Rafa tidak bisa menghabiskan waktu dengannya. [Aku sudah sampai di paris dan saat ini sedang rapat dengan pegawaiku.] itu pesan dari Rafa. Lalu muncul satu pesan lagi. [Besok aku akan pulang jika tidak kegiatan. Kamu ingin minta apa?][Cokelat]Hanya itu balasan Sana. Ia sungguh tidak mood untuk berbicara dengan suaminya meskipun hanya sekedar chat. Baginya semakin menjengkelkan saat Rafa yang tidak bisa bersamanya berusaha berbuat baik. Sebuah panggilan masuk dari : Sist Mina“Halo. Kau di mana? Aku berada di London bersama Ren. Aku ingin pergi ke suatu tempat, kau ingin ikut?” Sana diam. “Aku—” “Bersama Rafa
Baca selengkapnya

Chapter 474

“Apa yang kalian bicarakan? Kalian sangat serius tadi.” “Ren hanya menyarankan beberapa hal padaku.” “Saran apa?” Mina mengernyit. “Sarannya masuk akal kan? Jangan sampai sarannya semakin membuatmu bersedih.” Ren menatap Mina dari samping. “Memangnya aku apa?” merangkul pinggang Mina dari samping. “Masuk akal saja.” Sana mengangguk. “Hanya aku tidak bisa melakukan saran Ren. Rafa terlalu sibuk untuk aku hubungi. Aku tidak mau menganggunya.” “Telepon saja dia. Atau video call. Aku ingin melihat wajahnya. Aku ingin berbicara dengan pria menyebalkan itu.” Mina mengambil ponsel Sana. Menekan tombol nama : My Hubby. “Satu dia tiga…” Mina menanti Rafa menjawab panggilan. Namun, panggilan Sana ditolak. Lalu segera muncul sebuah pesan. [Sana aku sedang rapat. Jika perlu apa-apa beritahu bodyguard. Mereka akan membantumu]“Fuck you Rafa! Sialan!” teriak Mina yang menggebu-gebu. Dia bahkan menggebrak meja hingga membuat sebagain pengunjung menoleh ke arahnya. “Dia membuat moodku memburuk
Baca selengkapnya

Chapter 475

Sana tersenyum puas. “Bagus. Aku akan memberimu tips tambahan.” Setelah itu pergi ke rak. Mencari buku yang bisa ia baca. Sebagai orang yang berkutat di bidang Seni, Sana jarang sekali membaca buku bisnis seperti milik Rafa. Ia lebih sering membaca sastra klasik. Ataupun sejarah yang menurutnya bisa membuatnya seperti menjelajah waktu. Ia sampai di rak buku sejarah. Ia ingin mengambil satu buku yang berada di atas. Sana yang berusaha berjinjit mengambil namun tetap tidak bisa. Akhirnya ia menyerah—namun di saat ia menyerah dari belakang seseorang datang. Mengambilkan buku yang diinginkan Sana. “Terima kasih—” Sana terkejut melihat pria yang membantunya. Ia kira bodyguardnya. Tapi ternyata salah. “Kau di sini sendirian?” tanya Anton. Pria itu mengernyit melihat Sana. Menatap sekitar dan tidak menemukan suami wanita ini. “Hm. Seperti yang kau lihat.” Sana mengedikkan bahu. “Lalu kau sendirian juga?” “Hm seperti yang kau lihat.” Anton yang sengaja menirukan gaya bicara Sana. “Men
Baca selengkapnya

Chapter 476

Rafa meremas ponselnya Ketika mendapat pesan dari Sana. Istrinya itu tidak tahu seberapa murkanya ia sekarang. Yang pasti Rafa ingin menghancurkan apapun yang ada di sekitarnya untuk melampiaskan kemarahannya. Rafa memejamkan mata dan mengusap rambutnya. Jadwalnya benar-benar padat hingga tidak memungkinkan untuk pulang. Saat ini saja ia sedang makan malam dengan klien penting. “Aku tidak bisa membiarkan hal ini terjadi.” Rafa menatap dirinya di depan wastafel. Ia menegakkan kembali badannya. Memasang wajah seperti biasa seakan tidak terjadi apapun. Kemudian keluar dari toilet. Kembali bangku yang sudah terisi dengan beberapa orang. “Kau baik-baik saja?” tanya Bianca yang berada di samping Rafa. Rafa mengangguk. Bianca ditunjuk langsung oleh Jackson untuk menemani Rafa ke Paris untuk melebarkan sayap StayVic. Rafa tidak menolaknya, ia mendengar Bianca memang handal dalam urusan negosiasi dan mengambil hati klien. Meskipun ia sendiri juga mahir melakukannya, tapi ia tidak bisa m
Baca selengkapnya

Chapter 477

Tanpa banyak kata. Rafa keluar dari mobil. Ia mendekati Sana yang tengah berdiri mematung sambil menatapnya. Kemarahannya yang ia ingin luapkan pada Sana mengabur begitu saja. Ketika melihat wajah istrinya—segala perasaan jengkel dan kesal menghilang begitu saja. digantikan perasaan rindu yang tidak bisa dijelaskan. Rafa memeluk tubuh istrinya itu. “Aku sangat merindukanmu.” Rafa mengecup pipi Sana dari samping. “Maaf, aku melewatkan berbagai moment yang berharga.” Sana terdiam. Namun kedua matanya mulai meneteskan air mata. ia menatap lurus ke depan tanpa membalas pelukan suaminya. Rafa melepaskan pelukannya saat merasakan bahunya mulai basah. Ia menatap wajah istrinya. Pipi Sana telah basah oleh air mata. Rafa mengusapnya perlahan. “Maafkan aku. Aku mohon maafkan aku.” Rafa menangkup wajah Sana. Karena tidak membawa sapu tangan. Alhasil Rafa menggunakan lengan kemejanya untuk menghapus air mata istrinya. Sana semakin sesak saja. Ia semakin menangis. “Jangan menangis.” Rafa me
Baca selengkapnya

Chapter 478

“Kita pernah menjalani hubungan jarak jauh. Dan kita baik-baik saja. Apa sulitnya sekarang? kamu tahu sendiri sedari dulu aku selalu komitmen pada kamu.” Sana tertawa pelan. “Dulu dengan sekarang berbeda Rafa.” Sana menatap suaminya. “Aku tidak tahu apa yang terjadi saat aku tidak ada di de kat kamu. Bagaimana jika ada wanita lain yang mencoba dekat dengan kamu. Bagaimana jika kamu—” Sana menghela nafas. “Terserah.” Sana membalikkan badan. “Aku akan ke Paris sekarang sesuai keinginan kamu.” “Sana—” Rafa berlari mengejar Sana. “Jangan pergi.” Sana menghela nafas frustasi. “LALU KAMU INGIN AKU APA? AKU LELAH! KALAU TAHU BEGINI LEBIH KITA TIDAK MENIKAH SAJA!” “SANA JAGA UCAPAN KAMU!” Bentak Rafa yang benar-benar terdengar ke seluruh penjuru penthouse. Sana menggeleng. Selama seumur hidupnya baru kali ini ia dibentak seseorang. Mirisnya lagi yang membentaknya ada suaminya sendiri. Sana mengusap air matanya dan berjalan masuk ke dalam kamar. “Sana berhenti.” Rafa berusaha menghentik
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4647484950
...
55
DMCA.com Protection Status