Share

Chapter 469

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Benarkah?” Nicole menatap putrinya. “Begitu sibuknya kamu sampai tidak menyapa?”

Bianca tersenyum kecut. “Baiklah seharusnya aku menyapa dahulu. Maafkan aku kak.Tapi aku benar-benar tidak ada waktu. Aku harus cepat-cepat pergi.”

Rafa tertawa pelan. “Baiklah kami menerima memaafkan kamu.”

~~

Perjalanan pulang. Rafa menoleh ke samping. Sana sudah tertidur. Ia merapikan selimut yang membungkus tubuh Sana. Tak lama ia menerima sebuah pesan.

[Aku lupa memberimu hadiah. Aku akan memberikannya saat pergi ke kantormu]

Rafa tersenyum setelah mendapat pesan dari Bianca. [Baiklah]

Ia menaruh ponselnya di atas dashbord. Kembali menyetir dengan fokus. Dalam keadaan yang cukup ramai. Rafa menyetir dengan santai. Namun dari arah depan melaju sebuah motor yang sangat kencang. Terpaksa ia membanting stir ke kanan untuk menghindar.

Untung saja masih bisa menghindar meskipun suara decitan terdengar begitu keras. akibat rem yang ia injak dengan keras. Ia merentangkan tangannya untuk melindungi Sana
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 470

    Sana menoleh ketika namanya di panggil seseorang. Ia begitu bingung melihat seorang laki-laki yang tengah tersenyum padanya. Laki-laki yang sepertinya tidak asing, namun ia sungguh lupa. “Anton?” tanyanya dengan ragu. Pria bernama Anton itu mengangguk. “Kenapa kau sendirian di sini? Kau tidak bersama Rafa?” tanyanya. Anton adalah teman Rafa. Dari TK hingga SD. Sana tidak terlalu mengingat bagaimana wajah Anton. Rafa mengundang Anton di pernikahan mereka. Hubungan mereka bukan sekedar kenal dari dulu, namun perusahaan mereka juga menjalin kerja sama. “Aku sendiri.” Sana mengedikkan bahu. Dengan ragu Anton mengambil duduk di hadapan Sana. Ia menoleh ke samping dan mendapati para bodyguard yang menatapnya dengan mata yang melotot. Seakan siap dicongkel. Sana mengangguk. Memberikan isyarat pada bodyguardnya seakan semuanya baik-baik saja.“Kenapa sendiri?” Anton yang mengambil kentang milik Sana. Memakannya dengan santai seperti memakan dari sahabat lamanya. “Kau tidak punya sopan

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 471

    “Tapi tidak suka kamu berdekatan dengan laki-laki lain.” Rafa menarik Sana ke dalam pelukannya. Sana menghela nafas dan mendongak. “Aku hanya mengobrol biasa dengannya. lagipula sebenarnya aku di sini kesepian. Tidak ada yang aku kenal. Aku butuh teman.” “Kamu bisa pergi bersama Bianca.” Sana terdiam sebentar. Meski sudah berbaikan dengan wanita itu. Namun entah kenapa Sana tidak bisa terlalu dekat. Ia membiarkan Rafa dekat dengan Bianca dan ia cukup melihat mereka dari jauh. “Aku merasa kita belum cocok.” Sana mendongak. “Aku berjanji tidak akan dekat dengan pria lain. Aku hanya merasa bisa berteman dengan Anton. Itu saja, lagipula kita juga sudah mengenalnya dari dulu.” Rafa mencoba mengerti. Ia juga tidak mau memperpanjang masalah ini. “Baiklah.” ~~“Kamu siap?” tanya Rafa. Hari ini ia memutuskan untuk membawa Sana bertemu dengan kakeknya. Sana menatap pantulan dirinya di hadapan cermin. Pakaiannya sudah rapi. Ia juga sudah menata riasan dan rambutnya dengan rapi. Ketika Raf

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 472

    Bianca tersenyum. Akhirnya ia menerima permintaan Jackson yang menyuruhnya untuk makan bersama. Sedangkan di bawah meja. Sana menoleh saat tangannya di genggam oleh suaminya. Rafa mengusap punggung tangannya pelan seolah berkata semua akan baik-baik saja. Rafa tersenyum untuk menghibur Sana yang terlihat begitu tegang. Berpindah di sebuah ruang makan yang begitu luas dan memiliki meja makan berukuran sangat panjang dan lebar. Ada empat bangku yang terisi oleh manusia. Tentang Bianca, ia memang sering datang ke sini. Kedatangannya karena diundang oleh Jackson untuk membicarakan bisnis dua perusahaan. “Waktu berita Rafa muncul, kakek sangat marah. Akibat berita itu, saham perusahaan turun. Kepercayaan masyarakat pada pemimpin baru mulai goyah.” Jackson berbicara. “Namun, Rafa bisa mengatasinya.” Menoleh menatap Bianca. “Dengan bantuan Bianca.” “Rafa berhasil mengembalikan kepercayaan publik dan sekejap.” Jackson mengangguk pelan. “Bianca sudah bekerja keras membantu Rafa. Dari dulu

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 473

    Tidak pernah terbayangkan bagi Sana merayakan natal sendirian di rumah. Ia menatap salju yang turun dibalik jendela kaca yang besar. Ia berdiri dengan kedua tangan yang bersindekap. Sana menghela nafas berkali-kali. Semakin sibuknya suaminya, semakin tidak mungkin suaminya menepati janji. Padahal janji itu sudah disepakati satu bulan yang lalu. Tetap saja karena kesibukan, Rafa tidak bisa menghabiskan waktu dengannya. [Aku sudah sampai di paris dan saat ini sedang rapat dengan pegawaiku.] itu pesan dari Rafa. Lalu muncul satu pesan lagi. [Besok aku akan pulang jika tidak kegiatan. Kamu ingin minta apa?][Cokelat]Hanya itu balasan Sana. Ia sungguh tidak mood untuk berbicara dengan suaminya meskipun hanya sekedar chat. Baginya semakin menjengkelkan saat Rafa yang tidak bisa bersamanya berusaha berbuat baik. Sebuah panggilan masuk dari : Sist Mina“Halo. Kau di mana? Aku berada di London bersama Ren. Aku ingin pergi ke suatu tempat, kau ingin ikut?” Sana diam. “Aku—” “Bersama Rafa

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 474

    “Apa yang kalian bicarakan? Kalian sangat serius tadi.” “Ren hanya menyarankan beberapa hal padaku.” “Saran apa?” Mina mengernyit. “Sarannya masuk akal kan? Jangan sampai sarannya semakin membuatmu bersedih.” Ren menatap Mina dari samping. “Memangnya aku apa?” merangkul pinggang Mina dari samping. “Masuk akal saja.” Sana mengangguk. “Hanya aku tidak bisa melakukan saran Ren. Rafa terlalu sibuk untuk aku hubungi. Aku tidak mau menganggunya.” “Telepon saja dia. Atau video call. Aku ingin melihat wajahnya. Aku ingin berbicara dengan pria menyebalkan itu.” Mina mengambil ponsel Sana. Menekan tombol nama : My Hubby. “Satu dia tiga…” Mina menanti Rafa menjawab panggilan. Namun, panggilan Sana ditolak. Lalu segera muncul sebuah pesan. [Sana aku sedang rapat. Jika perlu apa-apa beritahu bodyguard. Mereka akan membantumu]“Fuck you Rafa! Sialan!” teriak Mina yang menggebu-gebu. Dia bahkan menggebrak meja hingga membuat sebagain pengunjung menoleh ke arahnya. “Dia membuat moodku memburuk

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 475

    Sana tersenyum puas. “Bagus. Aku akan memberimu tips tambahan.” Setelah itu pergi ke rak. Mencari buku yang bisa ia baca. Sebagai orang yang berkutat di bidang Seni, Sana jarang sekali membaca buku bisnis seperti milik Rafa. Ia lebih sering membaca sastra klasik. Ataupun sejarah yang menurutnya bisa membuatnya seperti menjelajah waktu. Ia sampai di rak buku sejarah. Ia ingin mengambil satu buku yang berada di atas. Sana yang berusaha berjinjit mengambil namun tetap tidak bisa. Akhirnya ia menyerah—namun di saat ia menyerah dari belakang seseorang datang. Mengambilkan buku yang diinginkan Sana. “Terima kasih—” Sana terkejut melihat pria yang membantunya. Ia kira bodyguardnya. Tapi ternyata salah. “Kau di sini sendirian?” tanya Anton. Pria itu mengernyit melihat Sana. Menatap sekitar dan tidak menemukan suami wanita ini. “Hm. Seperti yang kau lihat.” Sana mengedikkan bahu. “Lalu kau sendirian juga?” “Hm seperti yang kau lihat.” Anton yang sengaja menirukan gaya bicara Sana. “Men

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 476

    Rafa meremas ponselnya Ketika mendapat pesan dari Sana. Istrinya itu tidak tahu seberapa murkanya ia sekarang. Yang pasti Rafa ingin menghancurkan apapun yang ada di sekitarnya untuk melampiaskan kemarahannya. Rafa memejamkan mata dan mengusap rambutnya. Jadwalnya benar-benar padat hingga tidak memungkinkan untuk pulang. Saat ini saja ia sedang makan malam dengan klien penting. “Aku tidak bisa membiarkan hal ini terjadi.” Rafa menatap dirinya di depan wastafel. Ia menegakkan kembali badannya. Memasang wajah seperti biasa seakan tidak terjadi apapun. Kemudian keluar dari toilet. Kembali bangku yang sudah terisi dengan beberapa orang. “Kau baik-baik saja?” tanya Bianca yang berada di samping Rafa. Rafa mengangguk. Bianca ditunjuk langsung oleh Jackson untuk menemani Rafa ke Paris untuk melebarkan sayap StayVic. Rafa tidak menolaknya, ia mendengar Bianca memang handal dalam urusan negosiasi dan mengambil hati klien. Meskipun ia sendiri juga mahir melakukannya, tapi ia tidak bisa m

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 477

    Tanpa banyak kata. Rafa keluar dari mobil. Ia mendekati Sana yang tengah berdiri mematung sambil menatapnya. Kemarahannya yang ia ingin luapkan pada Sana mengabur begitu saja. Ketika melihat wajah istrinya—segala perasaan jengkel dan kesal menghilang begitu saja. digantikan perasaan rindu yang tidak bisa dijelaskan. Rafa memeluk tubuh istrinya itu. “Aku sangat merindukanmu.” Rafa mengecup pipi Sana dari samping. “Maaf, aku melewatkan berbagai moment yang berharga.” Sana terdiam. Namun kedua matanya mulai meneteskan air mata. ia menatap lurus ke depan tanpa membalas pelukan suaminya. Rafa melepaskan pelukannya saat merasakan bahunya mulai basah. Ia menatap wajah istrinya. Pipi Sana telah basah oleh air mata. Rafa mengusapnya perlahan. “Maafkan aku. Aku mohon maafkan aku.” Rafa menangkup wajah Sana. Karena tidak membawa sapu tangan. Alhasil Rafa menggunakan lengan kemejanya untuk menghapus air mata istrinya. Sana semakin sesak saja. Ia semakin menangis. “Jangan menangis.” Rafa me

Bab terbaru

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 539

    “Sir, ada yang ingin bertemu dengan anda. Mereka dari perusahaan kontruksi yang baru saja mendapatkan pemutusan kerja sama. Mereka ingin bertanya secara langsung kenapa anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin sejak lama.” Itu ucapan dari asistennya, Jack. Rafa mengangguk. “Pertemukan aku dengan mereka. Akan aku beritahu alasanku.” Tidak menunggu waktu yang lama. Berada di sebuah restoran berbintang. Rafa masuk dengan langkah yang begitu tajam. Ia menatap sekitarnya dan melihat seorang pria. “Selamat datang, Sir.” Pria itu mengulurkan tangan namun terang-terangan tidak dijabat oleh Rafa. “Saya ingin menanyakan kenapa tiba-tiba anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin dengan begitu lama, Sir? Saya berharap anda bisa berpikir lagi tentang pemutusan tersebut. Apalagi ada proyek yang akan kami jalankan.” Rafa menghela nafas. “Aku hanya sedang bersih-bersih. Kerja sama ini tidak terlalu menguntungkan. Tapi sebenarnya aku bisa saja mempertahankan kerja sama ini, tapi kau m

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 538

    “Di rumah Dad lebih seru, Mom. Ada banyak mainan dan kamarnya besar.” Yoshi mengeluh saat sampai di rumah. Bocah itu terlihat lebih senang berada di rumah itu daripada rumahnya sendiri. Sana menghela nafas. Baru bertemu sudah memanggil Dad. Sana menggeleng pelan. “Diam saja dan tidurlah lagi.” “Besok beli mainan,” ucap bocah itu sebelum pergi ke kamar sendiri. Sana menghela panjang sebelum masuk ke dalam kamarnya sendiri. Merebahkan diri di atas ranjangnya. Tanpa bisa dicegah, air matanya kembali turun. Bersama Rafa terlihat menggiurkan dan menyenangkan, namun Sana juga masih teringat hal-hal menyakitkan bersama pria itu. Lalu, jika ia memilih untuk bersama Rafa dan hal menyakitkan itu kembali terulang apakah ia sanggup menghadapinya? Sana menggeleng pelan. “Hidupku lebih tenang seperti ini. Aku tidak akan bisa bernafas jika kembali bersamanya. Ada banyak hal yang membuatku ragu bersamanya kembali. Lebih baik memang kita berpisah.” Keesokan harinya. Seperti biasa, Sana mengantar

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 537

    Sana bergegas pergi setelah selesai melukis. Ia tidak akan ingat waktu ketika terlalu larut melukis. Sampai akhirnya ia melihat jendela yang menampilkan langit berubah menjadi mendung. Ia segera pergi untuk menjemput Yoshi yang seharusnya sudah pulang 1 jam yang lalu. “Dia pasti marah.” Sana keluar dari bus dengan membawa payung. Ia segera berlari masuk ke dalam sekolah. Bertanya pada Satpam yang ternyata seluruh siswa sudah pulang, tidak ada siswa yang masih berada di kelas. “Dia ke mana?” Sana merogoh ponselnya untuk memesan taksi. Ponselnya masih mati semenjak ia mengisi daya. Ia segera menghidupkannya dan mendapat sebuah pesan dari seseorang 30 menit yang lalu. [Yoshi bersamaku]Sana langsung menelepon orang itu. “Kau siapa? kenapa anakku bersamamu?!” tanayanya. “Datanglah ke rumahku jika ingin tahu siapa aku.” Sana menghela nafas. Kemungkinan besar ia tahu siapa yang meneleponnya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya sampai juga di sebuah rumah yang nampak begitu mega

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 536

    “Mom akan mengantar kamu ke kelas.” Sana mengambil tangan Yoshi. Namun putranya itu menolaknya. Yoshi menggeleng. “Aku akan pergi sendiri. Mom pulang saja.” Hari ini adalah pertama kalinya masuk ke sekolah baru. Sana berharap ini menjadi langkah awal untuk memulai hidup baru yang lebih baik. Ia juga berharap sekali tidak ada yang membuli Yoshi di sini. “Hm.” Sana mengangguk dan tersenyum. “Hati-hati.” Setelah mengantar Yoshi ke sekolah, Sana langsung pulang. Rencananya ia akan menguru perceraiannya dengan Rafa. Ia akan mulai mencari pengacara handal yang bisa membuatnya berpisah dengan Rafa. Dengan hak asuh jatuh kepadanya. Sana menghela nafas dan masuk ke dalam subway. Ia tidak menyadari jika ada orang yang membuntutinya. Orang yang membawa kamera dan membidik setiap pergerakannya. Kemudian orang itu akan melaporkan pada seseorang. [Dia baru saja pulang mengantar anaknya]Pesan itu langsung masuk ke sebuah ponsel milik seseorang. Rafa menatap ponselnya. Baru saja ia membaca seb

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 535

    Sana terdiam di tempat. Pikirannya kacau, antara memastikan putranya tetap berada di tempat dan segera pergi dari hadapan pria ini. Sana mengepalkan kedua tangannya. Rafa melangkah mendekat dan otomatis membuat Sana melangkah mundur dengan was-was. “Aku merindukanmu,” ucap Rafa. Terdengar rendah namun penuh penekanan dan juga tersirat sebuah rasa putus asa. Rafa mengepalkan tangannya ketika melihat Sana seperti menahan takut. “Aku akan segera mengurus perpisahan kita.” Sana menatap putranya yang telah menyadari keberadaannya. Yoshi melambaikan tangannya. Sana mengangguk pelan. “Aku harap kita bisa berpisah dengan baik-baik.” Sana melangkah melewati Rafa begitu saja. kemudian menggandeng tangan Yoshi agar ikut berjalan dengannya. Mereka terus berjalan sampai keluar dari gedung. Sana mencegah Yoshi yang setiap kali ingin menoleh ke belakang. “Mom tadi itu siapa?” tanya Yoshi. Sana tidak menjawab. Ia sedang memutar otak bagaimana harus segera pergi sedangkan dia tidak mempunyai ken

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 534

    Sana keluar bersama putranya. Merapikan penampilannya sebentar sebelum masuk. Tidak lupa berterima kasih pada sahabatnya yang mau repot-repot mengantarnya. Setelah masuk—Sana bisa melihat kemegahan di dalam gedung. Tidak salah lagi, orang tua Ren memang sangatlah kaya. Perusahaan orang tua Ren menguasai pasar Jepang dan internasional. Meskipun bisa dibilang, Ren adalah anak gelap, namun keberadaannya tidak pernah ditutupi. Untungnya di antara banyaknya konglomerat yang datang, Sana tidak mengenal mereka. Memang lebih baik seperti itu. Apalagi di depan tadi, ada red karpet dan para wartawan yang siap memotret selebriti maupun konglomerat. Sana melihat Mina yang tengah berbincang dengan beberapa orang. Untuk sebentar, Sana tidak mau mengganggunya. Ia menunggu mereka selesai berbicara barulah mendekati sang saudara. “Selamat.” Sana memeluk Mina. “Maaf aku tidak bisa menemanimu tadi.” Mina mengangguk. “Tidak masalah. Yang terpenting kau bisa datang ke sini.” Mina menatap Yoshi, kemud

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 533

    “Mom kita akan ke mana?” tanya Yoshi yang kebingungan dengan pakaian yang diguanakannya. Tubuhnya yang kecil menggunakan setelan jas. Bocah itu terlihat begitu tampan. “Hari ini adalah hari pernikahan aunty Mina dan paman Ren. Kamu lupa? Padahal kamu yang membaca undangannya.” Sana merapikan jas putranya. Merapikan rambut Yoshi yang sudah rapi agar semakin rapi. “Oh iya. Aku lupa Mom.” Yoshi menepuk dahinya sendiri dengan lucu. “Jadi hari ini aunty akan menikah…,” gumam bocah itu. Sana tertawa pelan. “Ayo berangkat.” Menggandeng tangan mungil putranya. Sana berjalan keluar dari area Apartemen. Ia sudah memesan taksi namun tidak kunjung datang. Namun ia melihat satu mobil berwarna putih yang berhenti tepat di depan mereka. Anton keluar dari mobil, menatap Sana dan Yoshi yang begitu rapi dengan kebingungan. “Kalian akan ke mana?” ia mengangkat sebuah kantong yang berisikan pizza dan ayam goreng. “Aku lupa memberitahumu.” Sana merasa bersalah. “Aku hari ini harus pergi ke acara pern

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 532

    “Melihat lukisanmu secara langsung.” Anton tersenyum dengan lebar. “Sepertinya kau memasak. Kebetulan aku juga lapar.” Anton langsung masuk begitu saja ke dalam rumah Sana. “Paman Anton!” Yoshi berlari keluar dan memeluk Anton. Anton tertawa pelan. “Yoshi sudah besar rupanya.” “Tunggu sebentar. Aku akan menyelesaikannya.” Sana kembali ke dapur. Setelah beberapa lama, ia membawa makanan keluar ke ruang tamu. Menatanya dengan rapi di sebuah meja kayu. “Waah.” Anton menatap makanan yang tersaji di hadapannya. Masakan Sana memang tidak pernah gagal. “Berdoa mulai,” aba-aba Sana. Yoshi mengepalkan tangan dan menutup mata. begitupun dengan Anton yang langsung mengikuti mereka. Padahal dirumah ia tidak pernah berdoa dan langsung makan saja. “Makan pelan-pelan.” Sana mengusap kepala Yoshi pelan. Mereka makan bersama dalam hening. Sana melarang Anton berbicara di hadapan Yoshi. Karena anaknya itu bisa menangkap dan mengerti dengan percakapan mereka. Sana hanya menghindari pembahasan ya

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 531

    5 tahun kemudian. Seorang wanita tengah berlari keluar dari rumah. Ia berusaha mempercepat langkahnya untuk menyusul anaknya. Waktu yang semakin petang membuatnya begitu kawatir karena anaknya yang tidak kunjung pulang. “Yoshi!” teriaknya di pinggir pantai. “YOSHI CEPAT PULANG! JANGAN BERMAIN TERUS!” teriak Sana pada sang putra yang ikut memancing bersama kakek nelayan. Bocah yang berusia hampir lima tahun itu melambaikan tangan. Di atas perahu yang ditumpanginya, ia berjinjit kecil sembari melambaikan tangan pada sang ibu yang menunggunya di bibir pantai. Bocah yang mempunyai nama Watane Yoshinori tersebut nampak tersenyum dengan senang. “KAKEK TOLONG BAWA YOSHI KEMBALI!!” teriak Sana meminta tolong pada pria tua yang membawa perahu. Sana berlari ke sebuah dermaga kecil. Di sanalah ia menjemput sang putra yang baru saja selesai memancing. “Aku sudah bilang jangan menjemputku Mom!” ucap bocah itu ketika turun dari peruahu. Sana mencebikkan bibirnya. Ia menunduk sebentar dan bert

DMCA.com Protection Status