Hardin mendekati putranya. Memeluk putranya. “Bagaimana kabarmu?” tanyanya. Rafa mengangguk. “Baik, Dad. Bagaiman dengan Dad?” “Baik juga.” Hardin mengangguk. “Dad ingin menemuimu lebih awal, namun ada pekerjaan yang membuat Dad tidak bisa berkunjung. Dad baru saja datang dan langsung ke sini. Dad pikir akan menemuimu besok saja.” “Malah bagus kita bisa bertemu di sini.” Rafa menoleh ke samping. “Ini Sana.” Hardin menatap Sana untuk beberapa detik. “Ini Sana pacar kamu dulu itu?” tanyanya. Rafa mengangguk sambil tertawa. “Lebih baik jangan mengungkit hal itu Dad,” lirihnya. Ada banyak hal yang ia ceritakan dulu dengan Hardin. Tentu saja tentang percintaannya ketika remaja. Namun jika diingat kembali, Rafa sendiri malu. “Halo uncle,” Sana menunduk sedikit untuk memberi salam. “Halo Sana, akhirnya bisa bertemu secara langsung dengnamu.” Hardin tersenyum ramah. Ia beralih menatap putranya. “Sebenarnya ada yang Dad ingin beritahukan. Sebenarnya, Dad sedang dekat dengan wanita.” “S
Baca selengkapnya