Home / CEO / Terperangkap Gairah sang Mantan / Chapter 391 - Chapter 400

All Chapters of Terperangkap Gairah sang Mantan: Chapter 391 - Chapter 400

541 Chapters

Chapter 389

“Hati-hati.” Sana selesai memasangkan dasi di leher pria itu. Rafa yang setia menunggunya bahkan sampai menginap dan membawa pakaian ke rumah sakit. Rafa menatap pantulan dirinya sendiri di depan cermin. Menatap dirinya yang sudah rapi dan tentunya tampan. “Panggil aku jika terjadi apa-apa.” “Aku sudah memberitahu Mina.” Sana menghela nafas.“Dia pasti akan menemuimu.” Rafa mengecup dahi Sana beberapa detik. “Jangan kawatirkan apapun. Cukup fokus pada pemulihanmu.” “Oh ya.” Rafa teringat sesuatu. Ia melangkah mendekat dengan Sana. Entah apa yang ingin dibicarakannya, namun ia terlihat ragu. Sehingga Sana semakin penasaran kalimat apa yang akan diutarakan oleh Sana. Jemari Rafa mengusap pinggang Sana pelan. “Kau harus menggunakan kontrasepsi.”Hening beberapa saat. Kemudian Sana mengangguk. “Hm. Aku akan melakukannya.” “Dokter yang akan menanganimu akan segera ke sini. Tapi aku harus segera pergi.” Untuk sekali lagi, Rafa menunduk dan mengecup dahi Sana beberapa detik. “Jaga dirim
Read more

Chapter 390

“Kau sudah sembuh ‘kan?” Rafa mendesak Sana kembali masuk ke dalam kamar mandi. Sana mendongak kemudian mengangguk. Kedua tangannya mencengkram erat handuk yang membungkus tubuhnya. Ia memejamkan mata ketika jemari Rafa mengusap pipinya perlahan. Rafa menunduk—mengecup leher Sana. Menghirup aroma kesukaannya dari wanita itu. Dengan mudah, menarik handuk itu hingga terlepas dari tubuh Sana. “Aku menginginkanmu.” Rafa melepaskan pakaiannya. Jemari Sana yang mungil membantunya melepas kancing kemeja yang digunakannya. “Aku menahannya mati-matian kemarin. Semalaman kau membuatku tersiksa.” Rafa mengusap helaian rambut Sana yang basah ke belakang telinga. “Sekarang kau harus bertanggung jawab.” “Rafa aku tidak bisa—” Sana mendongak. Ia tidak bisa menahan kakinya sendiri saat Rafa bermain di dadanya. “Kenapa lagi?” gumam pria itu. “Aku masih—” Sana tidak bisa berbicara dengan benar karena bibir pria itu berman di kedua dadanya. “Aku masih datang bulan..” jemarinya semakin menekan kep
Read more

Chapter 391

Sana segera menutup mulut Rafa dengan telapak tangannya. “Janan membahasnya,” ucapnya dengan wajah yang mulai memerah menahan malu. Tentang kemarin, entahlah ia hanya malu. Apalagi itu pengalaman pertamanya. Rafa menatap manik mata Sana yang meneduhkan hatinya. “Jangan pernah pergi dariku. Jika kau berani pergi, aku akan mengejarmu dimanapun kau berada. Sekalipun di dunia lain.” Glek! Sana menelan ludahnya sendiri mendengar perkataan Rafa. Kalimat yang mengandung banyak arti sekaligus sebuah ancaman.“Jika aku tidak bisa memilikimu. Maka orang lain juga tidak akan bisa,” kalimat terakhir Rafa yang terdengar menusuk dan tajam. ~~Setelah keluar dari rumah sakit. Sana dan Rafa menuju sebuah pusat perbelanjaan. Store yang mereka masuki adalah brand ternama yang mencapai harga ratusan dollar untuk pakaian yang paling murah. Sana mengedarkan pandangannya. Ia menunjuk sebuah jeans dengan atasan crop top. “Itu!” tunjuknya. Rafa mengernyit. “Boleh.” “Benarkah?” Sana yang antusias akan m
Read more

Chapter 392

Ada begitu banyak pesan yang dikirim oleh Keita semenjak Sana bersama Rafa. Namun, Sana hanya membalas singkat pesan dari tunangannya itu. Bahkan sampai sekarang, Keita tidak pernah berniat datang ke sini untuk menemuinya. Sana menghela nafas. Ia mengambil rokok yang berada di nakas. Rokok itu adalah milik Mina. Katanya, dengan rokok pikiran akan lebih tenang. Namun saat itu sudah membakar ujung rokok tersebut dan hampir menghisapnya ujung lainnya, justru ia terbatuk pelan. “Kenapa hidupku menjadi berantakan seperti ini.” Sana menginjak rokok itu hingga padam. Ia keluar ke balkon dan melihat pemandangan kota. Memejamkan mata sebentar sampai terdengar bunyi sebuah pesan yang muncul di ponselnya. Sana buru-buru mengambilnya.[Aku ingin mengajakmu pergi ke pesta nanti malam. Jangan dandan terlalu cantik. Aku tidak ingin kau menjadi pusat perhatian.]Sana tersenyum tipis. [Jadi aku harus berdandan jelek dan membuatmu malu?][Bukan seperti itu! Pokoknya aku tidak ingin ada pria lain yan
Read more

Chapter 393

Rafa memutar tangan Mina yang hampir mengenai rahangnya. “Aku melakukan ini agar hidupmu sedikit lebih baik. Untuk mengurangi beban pikiran Sana tentangmu juga.” Rafa mendekat. “Aku punya kenalan dari agensi model. Kau bisa menghubunginya dan menata karirmu sebagai model kembali.” Kemudian melepaskan Mina. “Aku tidak memaksamu. Tapi jika kau ingin mengubah jalan hidupmu menjadi lebih baik, tidak ada salahnya mencoba.” Kemudian berbalik dan berjalan pergi meninggalkan Mina.“Aku tidak ingin bergantung pada siapapun. Sialan kenapa sikapnya begitu menyebalkan!” Mina meremas secarik kertas itu. “Kenapa aku harus hidup di dalam bayang-bayang Sana. Aku benci—aku benci!!!” Mina mengusap rambutnya dengan kasar. Di sisi lain, Rafa kembali ke dalam mobil. Ketika mobil berjalan, ia tidak bisa membiarkan Mina sendirian dan menanggung beban sendirian. Ia yakin sekali, dibalik kasar dan buruknya sikap Mina, wanita itu menanggung luka yang amat dalam. Apalagi sampai sekarang, ia tidak menemukan
Read more

Chapter 294

“Siapa yang menyuruhmu begitu cantik malam ini?” Rafa menarik pinggang Sana. “Kau sangat cantik. Aku menjadi tidak ingin membawamu ke mana-mana. Aku hanya ingin mengurungmu di rumah saja.” Sana menyipitkan mata. “Sayang tidak keluar padahal aku sudah berdandan secantik ini.” Rafa mendengus kecil. “Tunggu sebentar.” Mengambil bunga dari dalam mobil. “Aku tidak sengaja membelinya saat perjalanan ke sini.” “Waah…” Sana takjub. Ia mengambil bunga itu dan menciumnya perlahan. “Aku sangat suka. Terima kasih.” Sana tersenyum.“Kau suka?” Sana mengangguk dengan ceria. “Ya aku sangat suka.” Memeluk bunga itu dengan bahagia. Rafa mengusap puncak kepala Sana. ‘Aku ingin marah melihat pakaianmu yang terbuka ini. Tapi melihat senyummu yang begitu indah, aku tidak sanggup marah.’Sana mendongak. Hatinya menghangat hanya dengan hadiah bunga ini. Ia berjinjit dan mengecup pipi pria itu sekejap. Kemudian tertawa geli dan berlari sebelum Rafa menangkat tubuhnya. “Hei aku belum selesai.” Rafa ya
Read more

Chapter 295

Berada di sebuah ballroom yang mewah sekaligus indah. Tata ruang yang begitu diperhatikan. Lampu-lampu indah yang menggantung di atap dengan hiasan bunga asli. Siapapun yang melihatnya pasti takjub bagaimana pesta ini dipersiapkan begitu matang. “Ini pertama kalinya aku datang ke acara seperti ini.” Sana betah memandang sesuatu yang dirasanya indah. Ia bisa membayangkan bagaimana jika dirinya yang berjalan dari arah tangga itu dan menggunakan dress cantik. Ah membayangkan saja membuatnya bahagia. “Kau suka?” Rafa mengambil sebuah gelas yang berisi cairan berwarna putih. “Aku bisa membuat seperti ini jika kau mau.” Meminum cairan itu perlahan. “Untuk apa?” “Ulang tahunmu mungkin.” Sana menggeleng. “Ulang tahun tidak mungkin dirayakan semegah ini. Aku lebih suka ulang tahun dirayakan sederhana sambil memakan kue buatanku.” “Lalu apa? Pernikahan kita?” Rafa berdecih pelan. “Aku tidak yakin kau mau menikah denganku.” Sana langsung terdiam. Kedua tangannya mengepal di sisi kanan dan
Read more

Chapter 296

“Kau belum menjawabnya…” tagih Rafa. Ia mengecup leher Sana. “Katakan padaku apa permintaanmu.” Sana mengusap tangan Rafa yang melingkar di perutnya. “Rahasia.” Sana melepaskan diri dari kungkungan pria itu. “Permintaan itu tidak boleh diberitahukan pada orang lain. Katanya, tidak akan terkabul. Jadi harus rahasia.” “Mana ada seperti itu.” Rafa melangkah mendekat. seiring dengan langkahnya yang mendekat, justru Sana kian mundur dan menjauh. “Jangan membuatku ingin menerkamu.” Sana tertawa. “Kalau aku ingin kau menerkamku?” tantangnya dengan alis yang bertaut. Ia juga mengedipkan matanya. Rafa tertawa pelan. “Kau membuatku gila.” Baginya tidak ada wanita lain yang secantik Sana. Bagaimana wanita itu membuatnya tertawa, membuatnya bahagia dan melunturkah amarahnya dengan mudah. Sana berjalan mundur. “Benarkah?” kemudian berlari menghindari Rafa. “Aku akan menangkapmu dan membuatmu memohon…” Rafa ikut mengejar Sana. Ketika berhasil menangkap pinggang mungil wanita itu, jemarinya be
Read more

Chapter 297

“Aku tidak tahu kau bisa melakukan banyak hal.” Sana berjinjit untuk memasangkan dasi di leher Rafa. Bahkan saat berada di hotel, pria itu dengan mudah menyuruh orang lain membawakan pakaiannya. “Jika aku tidak rapat hari ini. Aku lebih suka pulang dulu.” Rafa sedikit menunduk untuk menatap Sana. Percayalah hal ini cukup melelahkan, untuk melihat wajah Sana saja ia harus menunduk. “Bekerjalah dengan baik.” Sana sudah selesai melakukan tugasnya. “Ikutlah denganku.” Rafa menarik pinggang Sana. Sana menggeleng. “Aku hanya akan menganggumu,” balasnya dengan percaya diri. “Kehadiranku hanya akan membuatmu tidak fokus bekerja.” Rafa tertawa pelan. “Benarkah? Tidak ada yang percaya sebelum dibuktikan. Mau membuktikannya?” Sana menyipitkan mata. “Dasar!” Ia berbalik—memungut pakaian mereka yang masih berada di lantai. “Biarkan saja, nanti ada yang membereskan kamar ini untukku.” Sana menggeleng. “Tidak masalah. Hal sepele seperti ini aku bisa menyelesaikannya.” Melihat Sana yang bers
Read more

Chapter 398

CHAPTER 398“Apa aku memintanya?” tanya Mina dengan alis yang bertaut. “Mina!” sentak ayah mereka. “Cukup.” Sana menenangahi mereka. “Hentikan.” Menatap Mina yang akan pergi. “Mina tunggu dulu. Selesaikan makanmu dulu. Jangan pergi.” “Tidak ada gunanya aku di sini. dan kau—” Mina menatap Sana. “Lebih baik kau ikut pulang bersama mereka. jangan menambah beban hidupku di sini.” “Mina.” Sana mengejar Mina sampai keluar dari Restoran. “Tunggu, dulu. Mereka juga ingin kau pulang.” Mina tertawa pelan. “Mereka ingin aku pulang agar kau juga pulang. Mereka tidak akan datang ke sini jika bukan karenamu. Untuk kali ini saja aku mohon padamu—” Mina menghela nafas. “Pulanglah bersama mereka. Jangan usik lagi kehidupanku.” Sana menggeleng. “Aku tidak akan pulang tanpamu.” Mina meninggalkan Sana. Wanita itu pergi tanpa menoleh lagi ke belakang. Mina meninggalkan keluarganya dengan amarah yang menggebu-gebu. Keluarga? Ia tidak pernah menganggap mereka adalah keluarganya. Mereka hanyalah orang
Read more
PREV
1
...
3839404142
...
55
DMCA.com Protection Status