Rafa menoleh ke belakang sebentar. Pandangannya masih tertuju pada sebuah lukisan wanita yang berdiris ambil membawa guci. Wajah perempuan itu yang dibuat dengan tidak jelas dan diberikan coretan asal. “Kau bisa memberitahuku,” balas Rafa. “Jika aku memberitahumu, kau tidak akan belajar mengartikannya.” Sana tersenyum. Rafa menoleh ke samping sebentar. “Aku akan belajar jika bersamamu.”Untuk sejenak Sana terdiam. Ia sedikit kesusahan mencerna apa yang dikatakan oleh Rafa. Bibirnya tidak bisa menahan senyuman. “Aku ingin memberimu satu lukisan. Nanti aku akan mengirimnya ke kantormu.” Rafa tersenyum tipis. “Mengirimnya?” Sana mengangguk. “Iya. Kalau tidak ke kantormu. Aku akan mengirimkannya ke rumahmu. Tapi kalau boleh.” “Jika kau bisa memberikannya padaku, kenapa harus mengirimkannya.” Rafa menatap Sana. Bola mata mereka saling bertemu. “Aku ingin menerima hadiahku dari orangnya langsung.” Setelah itu melangkah pergi dengan smirknya. Sana tercekat. Ada apa dengannya? Ia meng
Last Updated : 2023-10-21 Read more