Semua Bab Terperangkap Gairah sang Mantan: Bab 361 - Bab 370

541 Bab

Chaoter 259

“Apa lagi Rafa…” Sana yang terlanjur frustasi. “Aku harus pulang.” Rafa memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. “Kau tidak bisa pulang dalam keadaan seperti itu. Bersihkan diri dahulu, ganti pakaianmu dan setelah itu makan bersamaku.” “Rafa—” “Tidak ada bantahan. Kau akan terus seperti itu dan aku tidak akan membuka pintuku.” Rafa pergi ke dalam kamarnya sendiri. Mengambil dua potong pakaiannya. “Kau bisa menggunakan ini dulu.” Sana menerimanya. Untuk saat ini ia tidak punya pilihan lain selain menerima yang dilakukan Rafa untuknya. “Kau pakai kamar mandi di kamarku. Aku di kamar mandi tamu.” Rafa sudah pergi meninggalkan Sana. Sana berdecak pelan. “Pria itu tidak ada rasa bersalah sama sakali.” Melangkah masuk ke dalam kamar itu. Lama kelamaan ia jadi terbiasa. Ia bahkan hapal letak handuk kecil yang berada di dekat lemari wardrobe. “Kenapa aku melakukan semua ini.” Sana menghentakkan kakinya kesal ke lantai. Maka, jika terus dibiarkan terus seperti ini bukan hanya suasana y
Baca selengkapnya

Chapter 260

Sana berpikir sebentar. “Hanya kecewa. Setelah itu aku mulai terbiasa dan menjalani hari-hariku seperti biasanya.” Sana tersenyum. “Sudah cukup, Rafa. Aku tidak ingin ada yang salah paham tentang hari ini.” Ia bangkit dari duduknya. Mengambil tasnya dan berjalan ke arah pintu. “Kau tidak menguncinya bukan?” Rafa tersenyum miring. “Kau berharap aku masih menguncinya?” Sana memutar bola matanya malas. Ia langsung membuka pintu yang sudah tidak terkunci. Ia berjalan pelan dari lorong ke lift. Ia berbohong. Tentang bagaimana perasaannya ketika Rafa memutus kontak begitu saja. Tentu saja ia bingung, kesal, sedih dan kecewa bercampur menjadi satu. Bahkan ia tidak bisa makan minum dan tidur dengan benar. Namun, perlahan tapi pasti Sana mulai membuka diri setelah bertahun-tahun melupakan sosok Rafa. “Dia cinta pertamaku, bagaimana bisa aku melupakannya,” lirih Sana. Kemudian menatap cincin yang melingkar di jari manisnya. “Tapi aku sudah mempunyai kekasih dan sebentar lagi akan menikah.
Baca selengkapnya

Chaoter 261

Sana tersenyum. “Hanya anda yang berani menawar setinggi itu.” “Aku tidak menyerah sampai mendapatkan lukisanmu.” Jason tersenyum. “Beri saya waktu untuk berpikir.” Sana menatap pria itu. Pria yang tampan namun arogan. Lebih arogan pria ini daripada Rafa, batin Sana. “Oke.” Jason berdiri. “Senang bertemu dengan nona Sana.” Sana mengangguk. “Saya juga.” “Apa kamu pulang sendiri?” tanya Jason. Sana memegang tali tasnya, tepat di atas dadanya. “Iya saya pulang sendiri.” Meskipun jawabannya tidak langsugn menolak niat pria ini. Sana yakin pria ini pasti melihat jari manisnya yang terdapat cincin. Seperti yang diharapkan oleh Sana, Jason memang melihat cincin di jari manis Sana. “Kalau begitu hati-hati.” Ia berniat mengantarkan Sana. Tapi—Jason memilih mundur daripada berhubungan dengan wanita yang sudah beristri. “Terima kasih. Kalau begitu saya pergi dulu.” ~~Ada seorang wanita yang bernjaji tidak akan ke klub lagi, namun wanita itu justru menyulap rumahnya menjadi seperti klub
Baca selengkapnya

Chapter 262

“Tidak masalah.” Jason menatap sekitar. Pria itu nampak bergidik sebentar. seumur-umur ia tidak pernah datang ke rumah yang lebarnya hanya sebatas kamarnya. Di sini juga panas, AC yang dipastikan rusak itu tidak akan membuat udara dingin. “Anda bisa melihatnya di sini.” Sana memasuki sebuah ruang kecil yang digunakan untuk menyimpan lukisannya. Jumlahnya sekitar 50 lukisan. Jason memandang lukisan yang terpajang di dinding-dinding. Dengan gerakan jari telunjuknya ia memilih lukisan yang ia ingin. “Anda ingin membawanya sekarang?” tanya Sana. Jason menggeleng. “Biarkan di sini dulu.” Ia mengeluarkan sebuah cek. Kemudian menuliskannya dengan angka. “Ini.” Sana menerima cek itu. “Oh ya.” Sana mengambil sebuah kertas yang berada di dalam laci. “Ini Sertifikat kepemilikan lukisan saya. Anda bisa menjual lukisan ini jika hanya ada sertifikatnya.” Jason menerimanya. Sudut bibirnya mengembangkan senyum. “Senang bekerja sama denganmu.” Sana mengangguk. “Saya juga.” ~~Sesuai perjanjian
Baca selengkapnya

Chapter 263

“Aku tidak sangkut pautnya dengan masalah ini.” Mina menggeleng. “Kalian bisa membawa Sana.” “Tidak bisa, nona. Kami harus memeriksa ulang identitas kalian berdua.” Polisi tersebut memegang pergelangan Mina yang ingin kabur. “Apa yang kau lakukan?!” Mina setengah berteriak. Ia menatap Sana dengan tatapan marahnya. “Dengan cara kotor kau mendapatkan uang itu?”Mina menggeleng. “Waaah Sana, seumur hidupku meskipun aku berandalan. Aku tidak pernah menggunakan cara kotor untuk mendapatkan uang. Jika aku mau, aku sudah menjual diriku pada orang kaya. Tapi aku juga tidak akan melakukannya.” Menatap jijik pada kembarannya. “Tapi kau sekarang melakukannya.” Berdecih pelan. “Aku tidak melakukannya.” Sana menggeleng. Inilah kenapa Sana tidak pernah menjual lukisannya. Benda yang memiliki seni sangatlah mudah digunakan sebagai pencucian uang. Karena cara mendapatkan dan menjualnya kembali sangat mudah. Inilah kesalahan fatalnya, ia tidak memeriksa dengan teliti backround dari Jason. Dengan
Baca selengkapnya

Chapter 264

Sana sudah memasuki kamarnya. Ia menghela napas dalam sebelum duduk di tepi ranjangnya. Ia mengambil ponselnya kemudian menghidupkannya. Ada banyak sekali pesan yang masuk. Semua itu dari kekasihnya.“Hallo,” ucap Sana ketika menerima telepon dari kekasihnya. “Bagaimana keadaan di sana? Aku sedang berada di London dan melihat sebuah berita yang melibatkan kamu. Apa itu benar?” tanya Keita. “Hm.” Sana mengangguk. “Aku memang menjual lukisanku pada pria itu. Aku tidak bisa berpikir jernih karena dia menawari harga yang sangat fantastis. Tapi ternyata, semua itu adalah bentuk pencucian uang. Perusahaannya menggelapkan pajak dan menjalankan aplikasi judi yang merugikan banyak orang.” “Aku berencana pulang setelah mendapatkan uang. Tapi aku harus tertahan lagi di sini karena kasus itu.” Sana berbaring di atas kasurnya. Mengusap sudut air matanya yang mulai berair. “Tidak bisakah kamu ke sini?” Helaan nafas dari Keita terdengar. “Kamu lupa aku Menteri? Aku tidak akan bisa menemui kamu s
Baca selengkapnya

Chapter 265

Uang itu tidak akan cukup digunakan untuk kebutuhannya selama persidangan kasus ini. Sana memejamkan mata sebentar. Ia mengambil uang yang berada di dalam dompet itu dengan kasar. “Kau marah?” tanya Mina. “Aku tadi malam hampir dilecehkan dan aku memukul orang itu. Kau lebih memilih saudaramu dilecehkan?” “Itulah kenapa aku melarangmu datang ke klub. Di sana hanya ada sumber masalah.” Sana menatap Mina. “Lalu kau tidak kasihan padaku? Aku tidak punya uang sepeserpun. Uang yang berada di atmku disita polisi dan dijadikan barang bukti. Lantas kau masih berpikir aku tidak pantas marah?” Mina berdecih pelan. “Kau memang marah. Pergilah.” Dengan mudahnya mengusir Sana. BRAAAK!Menutup pintu dengan kasar. Lagi-lagi Sana harus meluaskan sabarnya. Ia berbalik dan melangkah pergi. Dengan uang yang begitu minim ia akan berusaha mencari pengacara untuk mendampinginya. Ia sempat bertanya dengan temannya yang bekerja di Elom Invest. Tapi untuk biaya pengacara yang bagus minimal 3.000 dollar.
Baca selengkapnya

Chapter 366

“Aku dengar kau dipanggil polisi hanya karena pernah bertemu di klub ini?” tanya Fred pada sahabatnya. Ia ingin tertawa tapi menahannya.“Tertawa saja jika ingin,” decak malas Rafa. Fred tertawa. “Lagipula kenapa kau menemuinya? Kau sudah tahu dia seperti apa tapi kau masih menemuinya.” Rafa memutar bola matanya malas. “Dia selalu menggangguku. Dia bahkan sering ke kantorku untuk membuat janji temu denganku. Aku menemuinya agar dia tidak menggangguku lagi.” Rafa menghembuskan asap rokoknya ke atas. “Aku ingin meminta saran darimu.” Fred duduk dengan tegap. “Katakan. Tentang percintaan bukan? Aku selalu bersemangat tentang kisah cintamu. Ayo ceritakan padaku.” Rafa mendegus kesal. “Sana—” Ia menatap Fred yang tidak jadi antusias. Pria itu duduk kembali dengan santai dan menyandarkan tubuhnya di sofa. “Dengarkan aku dulu sialan.” “Oke-oke. Aku dengarkan.” Fred mengambil minumnya. “Dia terlibat dengan Jason.” “Apa?” Fred mengernyit. “Bagaimana bisa?” “Jason membeli lukisannya de
Baca selengkapnya

Chapter 367

“Kau siapa?” pria itu tidak terima dengan gangguan yang disebabkan oleh pria yang baru saja datang. “Kau pergilah.” Rafa memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. “Pergilah sebelum aku marah dan menghajarmu.” “Hei pergilah. Kau bukan siapa-siapa jangan melawannya,” tambah Fred. “Pergilah.” “Kau siapa? Kalian bukan siapa-siapa!” Pria itu menarik pergelangan tangan Sana dan ingin menyeret wanita itu pergi. BUGGH!!Hanya dengan satu pukulan di rahang, pria itu terjatuh tersungkur di lantai. “Ingin lagi?” tanya Rafa. Ia segera menarik pergelangan tangan Sana. Menyembunyikan wanita itu di belakang tubuhnya. “Pergilah.” Rafa tersenyum miring. Hanya dengan satu kode saja—para security datang dan menyeret pria itu pergi. Kemudian beralih pada seorang wanita yang tiba-tiba menyandarkan kepala di punggungnya. “Kau begitu mabuk?” Rafa menepuk pelan pipi Sana. Fred menggeleng kemudian memilih pergi daripada mengganggu moment mereka berdua. “Hati-hati menyetirnya, jangan sampai kau berbelok
Baca selengkapnya

Chakter 368

“Aku lapar,” keluh Sana yang berada di punggung Rafa. Sampai di ruang Penthouse, Rafa menurunkan tubuh Sana di atas sofa. “Aku akan membuatkanmu sup. Tunggu di sini.” Rafa pergi ke dapur. Hanya membutuhkan waktu sebentar ia selesai dengan masakannya. Hanya sebuah sup dan pasta. Meskipun dibuat menggunakan bahan-bahan instan tapi ia yakin rasanya cukup enak. “Makanlah.” Rafa berada di samping Sana. Sana menghirup aroma menyegarkan dari masakan Rafa. “Kau pintar masak,” pujinya. Kemudian memakan makanan yang dibuat Rafa sampai habis. “Bagus. Kau makan dengan baik.” Rafa mengusap puncak kepala Sana pelan. “Setelah ini tidurlah.” Sana menggeleng. Ia memilih bersandar di sofa dengan tangan yang memeluk perutnya. “Selesai makan tidak boleh langsung tidur.” Rafa tersenyum. Kalimat itu yang selalu ia katakan pada Sana sejak dulu. Ia melarang Sana langsung tidur setelah makan malam. Ia tahu kebiasaan Sana yang suka sekali tidur saat masih petang, kemudian akan terbangun di tengah malam.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3536373839
...
55
DMCA.com Protection Status