Semua Bab Terperangkap Gairah sang Mantan: Bab 331 - Bab 340

541 Bab

Chapter 329

Australia. Seorang laki-laki menginjakkan kaki di Bandara. Kacamata hitam bertengger di hidung mancungnya. Rafael Shalom, berjalan dengan percaya diri melewati kerumunan orang-orang tanpa halangan. Ketika keluar. Ada satu orang yang menggunakan setelan jas berwanrna hitam berjalan menghampirinya. “Anda siapa?” “Saya suruhan tuan Hardin. Saya disuruh untuk menjemput anda, tuan muda.” Kemudian membukakan pintu untuk Rafa. Aneh! Rafa melihat dua bodyguard sedang berada di depannya. Satunya bertugas menyetir dan satunya lagi, bertugas melihat keadaan. “Apa kalian akan terus seperti ini?” tanyanya begitu heran. “Maksudku kalian bisa bersantai di dalam mobil.” “Kami tidak bisa tuan, muda. Kami harus memastikan anda benar-benar aman dan selamat sampai di Mansions,” balas seorang pria yang bertugas mengawasi keadaan. Rafa menggeleng pelan. Pria ini melotot lebih lebar dari biasanya. Rafa hanya takut bola mata pria ini keluar sendiri. “Mansion Dad Hardin? Sekarang di mana Dad Hardin?”
Baca selengkapnya

Chapter 330

Kata Dad Hardin, boleh menggunakan mobil manapun. Ada banyak sekali mobil sport keluaran terbaru. Semuanya baru dibeli dan untuk digunakan Rafa selama di sini. Rafa justru kebingungan, bagaimana ia bisa menggunakan mobil sebanyak itu. “Jika Mom tahu aku dimanjakan seperti ini, Mom pasti akan menasehatiku lagi.” Rafa menggeleng. Sejak masih kecil, Rafa tidak dimanjakan. Ia akan diberi hadiah sesuai keinginannya asalkan mendapatkan sesuatu yang berharga. Sebagai contoh, Andres membelikannya motor sport dengan harga yang tidak murah setelah Rafa memenangkan perlombaan basket bersama tim. Pilihannya jatuh pada mobil berwarna hitam. Hari ini ia akan menjemput adiknya terlebih dahulu. “Hanya satu tahun dibawahku, seharusnya tidak perlu embel-embel adik.” Rafa mengendarai mobilnya dengan nyaman. Tidak sampai satu jam. Ia sampai juga di sebuah Mansion. Tanpa memeriksa lagi, Satpam mempersilahkannya masuk. Begitu selesai memarkirkan mobilnya, Rafa langsung turun. “Pertama kalinya aku ke s
Baca selengkapnya

Chapter 331

“Ehm..” Sofia berpikir sejenak. “Aku ingin jadi aktris. Aku ingin membintangi film atau Drama.” Ia menangkup wajahnya sendiri. “Aku lumayan cantik bukan?” “Hm. Lumayan.” Sofia tertawa. “Jika nanti aku sudah menjadi aktris. Aku tidak akan melupakanmu kak.” “Bagaimana melupakan. Aku ini saudaramu. Kau ingin berhianat pada saudaramu?” Rafa kembali bertanya. “Apa kau sering datang ke pesta seperti ini?” “Hm. Teman-temanku suka mengadakan pesta. Aku juga suka keramaian. Karena aku anak tunggal, aku sedikit kesepian di rumah.” “Jangan terlalu sering datang ke pesta. Kau harus memikirkan sekolahmu juga. Sebentar lagi juga ujian dan lulus. Jangan membuang waktumu terlalu banyak pada hal yang sia-sia.” Karena tidak ingin Rafa menasehatinya lebih panjang lagi, Sofia hanya mengangguk. “Ya,” jawabnya dengan malas. Tidak membutuhkan waktu yang lama. Mereka sampai di sebuah rumah yang katanya diadakan sebuah pesta. Di halaman rumah sudah penuh dengan mobil-mobil yang berjajar. Dari luar namp
Baca selengkapnya

Chapter 332

Rafa memandang wanita itu lebih intens. Wanita yang menggunakan tanktop dengan rok yang sangat pendek. Sebagian dada perempuan itu bahkan terlihat. Punggung yang terbuka sampai pinggang. Rahang Rafa mengeras melihat penampilan Sana yang begitu terbuka. Apalagi sekarang—perempuan itu tidak ragu memeluk seorang pria. Kemudian mencium pria dengan mesra. “Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.” Ia meletakkan gelasnya ke atas meja. Langkahnya menuju dua insan yang kini sibuk berciuman. Rafa menarik lengan Sana hingga ciuman kedua insan itu terputus. Sana menoleh—dengan wajah yang marah menatap Rafa. “Apa yang kau lakukan sialan?!” Sana memaki Rafa yang mengganggu aktivitasnya. “Seharusnya aku yang bertanya apa yang kau lakukan Miyawaki Sana?” tanya Rafa dengan nada rendah nan tegas. Tangannya masih mencengkram erat pergelangan tangan Sana. “Jadi ini alasanmu kenapa tidak bisa dihubungi beberapa hari ini?” tanya Rafa lagi. “Ayo pergi dari sini.” Namun perempuan itu memberontak dan ti
Baca selengkapnya

Chapter 333

Entah ke mana tujuannya. Yang pasti Rafa masih mengemudikan mobilnya. Sampai di sebuah klub. Ia menghentikan mobilnya. Sebelum masuk ia terlebih dahulu menyiapkan satu kartu berwarna hitam. Kartu tersebut adalah pemberian ayahnya. Katanya, kartu tersebut bisa digunakan untuk apapun. Untuk kali ini, Rafa akan mencobanya. Melangkah dengan pasti—sampai di depan. Ia menunjukkan kartu tersebut pada bodyguard. Benar saja, mereka langsung mempersilahkannya masuk. Tujuannya hanya satu—ia ingin mabuk dan melupakan segala hal yang membuat hatinya begitu sakit. “Wine.”Satu botol besar dengan satu gelas. Rafa menuangkannya di dalam gelasnya. Kemudian meneguknya dengan kasar. Tenggorokannya basah oleh cairan berakhohol itu. Satu dua tiga botol… masih aman. Rafa memang tidak terlalu sering minum. Namun tubuhnya kuat cukup kuat dengan alkohol. Ia tidak mudah mabuk hanya dengan meminum sedikit wine. Sampai yang gelas yang ke-10. Tubuhnya mulai bereaksi. Ia mengambil ponselnya. “Aku membencimu.
Baca selengkapnya

Chapter 334

[Rafa apapun yang dikatakan oleh kakek, jangan kamu pikirkan. Dad akan segera ke sana.] Pesan yang baru saja muncul di ponsel. Rafa hanya membacanya tanpa membuka. Ia sangat mengerti apa yang dimaksud oleh ayahnya itu. “Selamat datang di rumah kakek.” Rafa mengangguk pelan. “Kenapa tiba-tiba aku di sini, kek?” menatap sang kakek. “Apa kakek menyuruh orang untuk mengikutiku?” Jackson tertawa pelan. “Kamu memang pintar. Aku menyuruh orang untuk mengikutimu. Aku hanya ingin tahu apa yang kamu lakukan selama di sini. Tadi malam kamu pergi setelah meninggalkan pesta. Kamu bertengkar dengan perempuan?” Rafa mengedikan bahu. “Seperti itu, tapi aku tidak ingin membahasnya.” “Bagus.” Jaskson mengangguk setuju. “Jangan biarkan urusan wanita mempengaruhimu.” Mendekati Rafa dengan langkah pelan. “Benar kau ternyata sangat mirip dengan ayahmu. Selama ini aku hanya melihat fotomu. Kau tampan, kau tumbuh dengan baik.” Jackson menepuk pelan bahu Rafa. Seolah memberitahukan dirinya sedang bangga
Baca selengkapnya

Chapter 335

7 tahun berlalu. Seorang dengan pakaian setelan jas lengkap dengan dasi sedang berjalan menuju sebuah ruangan. Setiap pegawai yang dilewatinya selalu menoleh, kemudian tidak segan-segan menunjukkan kekaguman. Rafael Shalom. Pria yang sekarang berusia 25 tahun itu adalah pemilik perusahaan yang bergerak di beberapa bidang. Yang paling utama adalah Keuangan dan Investasi. Bukan hanya mencakup wilayah Italia, bisnisnya berkembang pesat di manca negara. “Silahkan tuan.” Rafa duduk di sebuah kursi yang terletak di ujung meja. Julukannya adalah tampan nan jenius. Ia bisa memprediksi keadaan ekonomi yang akan datang. Itulah kenapa—perusahaannya bisa berkembang dengan pesat. “Hari ini saya akan menunjukkan profil dari beberapa perusahaan baru yang mengajukan modal. Ada 5, dua diantaranya adalah perusahaan luar negeri, Jepang dan Korea Selatan.” Rapat terus berlanjut hampir 2 jam lamanya. Keputusan Rafa adalah memberikan modalnya pada dua perusahaan saja. Di negaranya sendiri dan di Jepan
Baca selengkapnya

Chapter 336

Pada akhirnya Rafa datang. Fred yang berprofesi sebagai pengacara saat menenangkan kasus akan pergi bersenang-senang ke klub. Anehnya, pria itu selalu menuntut sahabatnya untuk bisa menemaninya. “Ada banyak wanita yang menemanimu, kenapa selalu memaksaku ikut?” heran Rafa dengan sahabatnya. “Aku hanya ingin mengajakmu keluar.” Fred meminum minumannya dari gelas kecil yang terisi dengan Wine. “Aku tahu kau jarang keluar. Mangkanya aku selalu mengajakmu keluar. Setidaknya kau bisa melihat dunia luar dan tidak bekerja terus.” “Aku lihat kau di berita.” Fred menatap Rafa. “Sepertinya kau harus berhenti bermain-main dengan wanita. Kau tidak lelah dimarahi orang tuamu? Aku yakin mereka akan selalu menasehatimu.” Rafa tertawa pelan. Yang dikatakan Fred memang benar. Ibunya selalu memarahinya. Katanya, berhenti menyakiti perempuan. Cari perempuan baik dan nikahi dia. Sedangkan kata ayahnya Andres, bersenang-senang dulu tidak masalah tapi jangan lupa cari wanita yang baik. “Aku menuruti p
Baca selengkapnya

Chapter 337

Menarik pinggang Michelle hingga menabrak tubuhnya. Ia menunduk—mendekatkan bibirnya dengan telinga wanita itu. “Aku tidak tidur dua kali dengan wanita yang sama.” Kemudian melepaskan rangkulannya dan berjalan pergi begitu saja. “RAFAEL!” teriak Michelle yang tidak terima dengan penghinaan yang baru saja ia terima dari Rafa. “RAFAEL KAU AKAN MENYESAL MEMBUANGKU!” teriaknya semakin menjadi-jadi. Rafa tidak menggubris panggilan itu. Ia masih berjalan sampai pintu keluar klub. Hingga tidak sengaja ia menyenggol lengan seorang wanita. Bruk!Wanita itu menunduk. Rambut panjangnya terurai sampai menutupi wajah. Rafa mengernyit. Biasanya hal seperti ini dilakukan perempuan yang ingin mengenalnya. Namun wanita ini tidak berniat mengajaknya berkenalan apalagi mengoborol. “Sorry, Sir,” ucapnya kemudian pergi begitu saja. Rafa menoleh. Mengikuti ke mana wanita itu pergi. Wanita aneh—tidak ada wanita yang menggunakan piyama masuk ke dalam klub. Ia menggeleng pelan. “Dia waras?” gumamnya.
Baca selengkapnya

Chapter 338

Sampai di sebuah Apartemen kecil sederhana yang terletak di tengah kota. Sana dan Keita bersama-sama memapah Mina. Sudah satu bulan lamanya Mina berada di sini. Mina sering kali bepergian tidak menentu. Hal tersebut membuat keluarganya kawatir, sehingga kembarannya Sana, memutuskan untuk menjemput Mina. Apapun yang terjadi, Sana bertekad membawa pulang Mina. “Terima kasih sudah membantuku membawanya,” ucap Sana pada sang kekasih. Sana melepaskan sepatu Mina. Menyelimuti perempuan itu sampai sebatas leher.“Dia baik-baik saja?” tanya Keita. Sana menggandeng lengan Keita dan keluar dari kamar Mina. “Aku tidak tahu. Seperetinya dia memang terbiasa mabuk setiap malam.” Beberapa hari yang lalu, Sana datang ke sini dan memutuskan untuk tinggal bersama Mina. Meskipun kembarannya itu menolak mentah-mentah kehadirannya, Sana tetap bersikeras ingin tinggal dengan Mina. “Sampai kapan kamu akan tinggal di sini?” tanya Keita. Ia memeluk pinggang kekasihnya. “Aku tidak ingin jauh dari kamu.”
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3233343536
...
55
DMCA.com Protection Status