Home / CEO / Terperangkap Gairah sang Mantan / Chapter 311 - Chapter 320

All Chapters of Terperangkap Gairah sang Mantan: Chapter 311 - Chapter 320

541 Chapters

Chapter 310

Langkahnya yang begitu cepat sehingga langsung memeluk tubuh Amel. “Aku sangat lelah hari ini.” Amel tersenyum. Mengusap pelan punggung yang sudah menjadi tulang punggung keluarganya ini. “Apa pekerjaan kamu sangat banyak?” tanya Amel. Andres mengangguk tanpa melepaskan pelukannya. Ia menghirup aroma Amel yang paling ia sukai. “Lapar tidak? Aku bawa makanan.” Amel melepaskan pelukan mereka. Mengambil duduk di sebuah sofa dekat meja kerja Andres. “Sebentar aku harus menyelesaikannya dulu.” Andres kembali duduk di kursinya. Kemblai menyentuh dokumen-dokumen itu. Pria itu terliha sangat serius memeriksa setiap dokumen. Katanya cepat, tapi Amel menunggu Andres hampir 30 menit lamanya. “Kamu sudah lapar?” Andres mengangguk. “Sudah. Tapi aku harus menyelesaikan ini dulu.” “Aku akan menyuapi kamu.” Amel mendekat. Menarik kursi lain agar lebih dekat dengan suaminya itu. Ia mengambil satu suapan kemudian mengarahkannya pada bibir Andres. “Aaaa.” Tanpa suara Andres menerima suapan perta
Read more

Chapter 311

21++ Amel sedang bingung. Ia mondar-mandir tidak jelas memikirkan apa yang ia lakukan selanjutnya. “Aku harus bagaimana?” menggigit bibirnya. “Aku ingin sekali menyenangkannya tapi di sisi lain aku sangat malu.” Sampai melompat-lompat kecil tidak kuasa menahan kegugupannya.Gemricik di kamar mandi sudah tidak terdengar. Artinya Andres sudah selesai. Pria itu keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melilit pinggangnya. “Babe kamu kembali ke kamar mandi sebentar.” Amel segera mendorong tubuh Andres kembali ke kamar mandi. “Kena—” belum selesai Amel lebih dulu mengurungnya di dalam kamar mandi. Mentutup pintu dengan rapat. “Tunggu sebentar!” Andres yang berada di dalam sangat kebingungan. “Kenapa? Apa yang sebenarnya terjadi?” Ia mengernyit. Mendadak kawatir jangan-jangan ada yang tidak beres dengan istrinya. “Apa dia baik-baik saja?” Andres menekan gagang pintu. “Sayaang apa kamu baik-baik saja?” tanya Andres yang tidak mendapat balasan dari Amel. “Babe jawab aku.” Andres
Read more

Chapter 312

“Andres…” Suara Amel yang semakin parau tidak bisa di kendalikan. Ia tahu di lantai ini hanya ada ruangan Andres. Tidak mungkin ada orang lain yang akan mendengar perbuatan mereka. Jika mendengar maka orang itulah yang salah. “Bersama babe…” Andres menghentak semakin dalam sampai mereka sampai di puncak bersamaan. Ia memeluk tubuh Amel dari belakang dengan erat. “Aku mencintaimu.” Amel mengusap wajahnya yang berkeringat banyak. Belum sempat membalas perkataan Andres, tubuhnya lebih dulu melayang. Andres menggendong Amel ala bridal style. Masuk ke dalam ruangan tersembunyi yang ada di ruangan Andres. “Aku baru tahu ada ruangan lain,” ucap Amel. Ruangan tersembunyi yang ada di balik ruangan. Kamar yang hanya diisi oleh kasur dan sofa. Di samping ada sebuah jendela kaca yang besar, menampilkan pemandangan luar yang begitu cantik. “Baru aku buat.” Andres kembali menindih tubuh Amel. “Maksud—” Amel kembali terserentak saat pria itu kembali menyatukan miliknya. “Andres pelan-pelan…” Am
Read more

Chapter 313

2 bulan berlalu. Amel memutuskan menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya. Ia ingin mengurus suami dan anaknya sendiri. Tidak ada rutinitas yang spesial. Ia hanya melakukan kegiatan yang sama berulang. Pagi ini ia harus mengantar Rafa ke sekolah sendiri. Namun setelah memastikan Rafa masuk ke dalam sekolah dengan aman, ia menepikan mobilnya sejenak. Rasa mualnya benar-benar kuat. Ia menarik nafas beberapa kali. “Aku sangat mual.” Amel membuka seluruh jendela mobilnya. Ia pikir barangkali mencium udara luar akan membuat mualnya menghilang. tapi—ia salah memilih tempat. Tepat di samping mobilnya adalah tempat sampah. “Ada apa denganku?” Amel kembali menyetir mobilnya. Rasa mual yang masih dirasakanya, membuatnya terpaksa harus menepikan mobilnya kembali. Turun dari mobil dengan segera. “Hueek!” Amel berakhir memuntahkan isi perutnya ke pinggiran. “Hueeek!” kali ini begitu mual sampai membuat badannya lemas. Mengusap bibirnya menggunakan tisu. Drrrrrtt! Amel merogoh ponselnya. “Kamu
Read more

Chapter 314

Entah berapa banyak tes pack yang ia gunakan. Amel masih tidak terlalu percaya dengan apa yang dia lihat. Semua tes pack yang ia gunakan menunjukkan garis dua. Artinya dirinya memang sedang hamil. “Baik-baik ya, di perut Mom.” Amel mengusap pelan perutnya. “Nanti Mom akan memberikan Dad kejutan.” Amel tersenyum dengan bahagia. ~~Tidak biasanya bagi seorang pria pulang begitu larut. Pakaiannya benar-benar kusut dan berantakan. Andres baru saja memarkirkan mobilnya. Ia berjalan gontai masuk ke dalam rumah. Ingin rasanya cepat-cepat pergi ke kasur dan memeluk istrinya. Ia mengernyit melihat rumah yang begitu gelap. Tidak lampu satupun yang menyala. “Tidak mati lampu.” Jika dipikir lagi tidak masuk akal. Mansions tidak mungkin kekuarangan listrik. “Amel!” teriak Andres. “Rafaaaa!” Andres meletakkan tasnya segera. “Kalian di mana?” mendadak kawatir dengan keadaan yang begitu membingungkan. “Amel Rafa!” Belum sempat naik ke atas. Andres lebih dulu berhenti. Di sana Amel sedang berjal
Read more

Chapter 315

“Ini apa?” tanya Andres lagi. Ia benar-benar tidak tahu apa maksud dari alat ini. “Sayang katakan ini apa?” desak Andres yang tidak kunjung mendapat jawaban. “Aku hamil.” Amel menunjuk dua garis itu. “Dua garis biru ini menunjukkan kalau aku positif hamil. Aku tidak hanya menggunakan satu alat ini saja. Ada 15 yang aku coba dan semuanya menunjukkan hasil yang sama. Aku positif hamil sayang.” Andres langsung memeluk Amel. “Aku sangat bahagia.” Ia menyentuh perut rata Amel. “Baik-baik di perut Mom. Dad sangat senang kamu ada.” “Rafa sudah tahu?” Amel menggeleng. “Belum. Dia pasti akan sangat senang.” Andres semakin mengeratkan pelukannya. Lengkap sudah kebahagiannya. Kini anaknya akan bertambah satu. Entah nanti perempuan atau laki-laki, Andres tidak masalah. Selagi sehat, ia sangat bahagia sekaligus bersyukur. “Terima kasih.” Andres mengecup dahi Amel pelan. Turun ke kelopak mata Amel yang tertutup. “Aku sangat senang.” Mereka saling berpandang. “Terima kasih.” Andres mencium Am
Read more

Chapter 316

“Sana kamu langsung pulang atau les?” tanya Rafa kepada seorang anak perempuan yang tengah berjalan bersamanya. “Aku langsung pulang,” jawab Sana. Tiba-tiba bocah itu berhenti berjalan. “Sepertinya aku tidak bisa sekolah disini.” “Kenapa?” “Aku mendengar orang tuaku bicara. Mereka bilang kami akan kembali ke Jepang.” jelas Sana. “Aku sebenarnya tidak mau. Aku di sana tidak punya teman. Di sini ada kamu. Aku tidak pernah kesepian di sini.” “Aku akan ke Jepang mengunjungi kamu.” “Benarkah? Tapi Jepang itu sangat jauh dari sini,” balas Sana dengan sedih. “Tidak masalah. Aku sudah terbiasa.” Rafa tersenyum. “Aku sering ke Indonesia. Jepang dan Indonesia dekat. Jadi tidak masalah. Aku akan meminta pada Dad supaya aku bisa pergi ke Jepang.” “Kalau begitu janji.” Sana menyodorkan jari kelingkingnya. “Kalau aku pergi Jepang. Kamu harus sesekali ke sana.” Rafa mengangguk dan mengalunkan jari kelingkingnya di jari kelingking Sana. “Kamu sudah di jemput,” tunjuk Rafa pada mobil putih.
Read more

Chapter 217

“Di mana aku…” lirih bocah yang baru saja bangun tidurnya. Ia mengernyit—kamar ini begitu berantakan. berbeda sekali dengan kamarnya yang sangat rapi dan bersih. Bau-bau makanan busuk yang mulai tercium di hidung mancungnya. Rafa tidak bisa menggerakkan badannya barang sama sekali. Tubuhnya terikat pada kursi yang menopangnya. “Kamu sudah bangun?” seorang wanita yang memperkenalkan diri sebagai istri ayahnya. Ashley, wanita yang sepertinya baru saja membersihkan diri. Bukannya terlihat lebih baik. wanita itu menyeramkan, membuat Rafa bergidik tertahan. “Aku ingin pulang,” ucap Rafa pelan. “Tidak bisa.” Ashley menunduk. Menjajarkan wajahnya di hadapan Rafa. “Kamu anakku. Aku akan merawatmu dan mulai sekarang panggil aku ibu.” Rafa menggeleng dengan keras. “Panggil aku ibu cepat!!” teriak Ashley. Jemarinya mencengkram pipi Rafa. “Panggil aku Ibu, atau aku akan membuangmu ke luar.” Menunjuk jendela yang terbuka. Jika Ahsley melakukannya, maka perempuan itu sama saja membunuh Rafael
Read more

Chapter 218

“Temukan keberadaan anakku,” suara rendah Andres yang terhubung dengan seseorang kepercayaannya. “Aku beri waktu 30 menit.” Andres melangkah mendekati Amel. Memegang bahu istrinya itu pelan. “Rafa pasti ketemu. Tenang, Amel. Rafa akan baik-baik saja.”Amel memeluk Andres. “Aku selalu memberitahunya agar berhati-hati. Dia di mana?” “Tunggu sebentar.” Andres mengusap lengan Amel. “Kita pasti menemukannya.” Amel mengusap air matanya. Ia mendongak dengan wajah yang penuh dengan air mata. “Ayo kita cari kemanapun. Aku yakin dia masih ada di sini. Aku yakin dia sedang duduk sambil menunggu kita.” Amel mengambil lengan Andres. “Ayo kita cari ke sana.” Amel ingin menarik tangan Andres. Namun sedikitpun pria itu tidak bergerak. “Amel,” panggil Andres dengan nada yang lembut. Amel menggeleng. “Ayo kita cari lagi, Andres. Aku yakin Rafa masih disekitar sini.” Ia menarik Andres lebih keras. Terpaksa Andres mengikutinya. Pria itu mengikuti ke mana istrinya melangkah. Amel terus menyusuri jal
Read more

Chapter 319

“Tidak akan.” Ashley memakan snack di atas tempat tidur sambil menonton TV. Tawanya begitu menggelegar dan menyeramkan. Seperti orang yang kesetanan. “Hahaha itu lucu.” Rafa menggeleng pelan. Ia tidak bisa menutup telinganya akibat tangannya yang terikat di kursi. Alhasil ia menggeleng pelan—mencoba mengenyahkan ketakutannya. “Mau makan?” tanya Ashley. Wanita itu mengangkat snack bekasnya. Rafa menggeleng lagi. “Kamu kan anak kecil. Makanmu tidak banyak. Kau pasti belum lapar.” Ashley yang bermonolog sendiri. “HEEEELP!” teriak Rafa. “HEEEEEELP ME PLEASE!” “SHUT UP BITCH!!!!” Ahsley menatap tajam Rafa. “Jika kau teriak lagi. Aku akan melemparmu ke sana!” tunjuknya pada jendela kamar yang terbuka. Mereka berada di lantai 20. Tidak akan selamat jika sampai jatuh dari lantai ini. Rafa terdiam. Bocah itu menunduk. ‘Aku superman, tapi aku takut. Aku takut dengan wanita gila ini,’ batin Rafa dalam hati. ‘Mom datanglah. Mom Dad, Rafa takut…’~~Tidak membutuhkan waktu yang lama. Andres
Read more
PREV
1
...
3031323334
...
55
DMCA.com Protection Status