Home / CEO / Terperangkap Gairah sang Mantan / Chapter 301 - Chapter 310

All Chapters of Terperangkap Gairah sang Mantan: Chapter 301 - Chapter 310

541 Chapters

Chapter 300

“Aku berkeringat banyak. Aromaku pasti tidak sedap.” Amel yang mencoba menghindar dari Andres. Tapi Andres tidak mengijinkannya bergerak sedikitpun. “Aku suka.” Tangan pria tidak tinggal diam. Menelusup masuk ke dalam dres yang digunakan Amel. “Babe…” bisiknya. “Jangan Andres.” Amel melotot dan segera berusaha menyingkirkan tangan pria itu. Namun, lagi-lagi usahanya tidak berhasil. Bahkan sekarang, Andres dengan mudah mengangkat tubuhnya ke atas pantry. “Andres…” lirih yang masih berusaha menghentikan aksi gila calon suaminya ini. Ia hanya takut jika ada yang melihat mereka denga posisi seperti ini. “Jangan sekarang.” Andres mendongak. Jemarinya mengusap pinggang Amel. Sentuhan yang tidak biasa itu membuat Amel sulit mengendalikan diri. “Kamu juga menginginkannya.” Andres tersenyum. Salah satu tangannya meremas buah dada Amel. “Babe kamu terlihat sangat seksi.” Amel menunjukkan wajahnya yang memelas. “Jangan sekarang.” Sambil menyatukan tangannya. “Cepat turunkan aku!” Amel yang
last updateLast Updated : 2023-10-09
Read more

Chapter 301

Upacara pemberkatan dilaksanakan di sebuah gereja. Terdapat karpet panjang yang berada di tengah. Seorang wanita yang menggunakan gaun berwarna putih tengah berjalan. Di tengah perjalanannya. Ia berhenti. Menatap sang ayah yang tengah menyodorkan lengan. “Hatiku berdebar sangat kencang,” ujar Steven pelan. Ia menatap sang putri yang begitu cantik dengan gaun pernikahan. “Melihat putri bungsuku yang sebentar lagi resmi menjadi istri orang membuatku senang sekaligus sedih.” Amel mengerjap. “Jangan menangis, Dad. Aku akan ikut menangis jika Dad menangis. Aku bisa lebih parah menangis.” Steven tersenyum. “Kalau begitu ayo jalan. Calon suamimu sudah menunggu.” Amel menggandeng tangan Steven. Mereka berjalan pelan. Di sisi kanan dan kiri terdapat bangku-bangku yang terisi dengan orang-orang kesayangannya. Andres menggunakan sebuah setelan tuxedo. Pria itu terlihat begitu tampan. Seperti karakter film yang sedang melakukan syuting.Ketika sudah berhadapan. Andres mengulurkan tangannya—i
last updateLast Updated : 2023-10-09
Read more

Chapter 302

Pesta pernikahan Amel dan Andres berlanjut di sebuah pinggir pantai. Merereka sama-sama menggunakan pakaian berwarna putih. Mereka hanya mengundang orang-orang yang benar-benar dikenal. “Mom,” panggil Rafa. “Mom itu Sana bersama orang tuanya.” tunjuk bocah itu pada keluarga kecil. Akhirnya Amel bisa bertemu dengan teman anaknya. “Hallo Mrs. Gabrio.” Wanita yang Amel yakini sebagai ibu dan Ayah Sana. Wajah mereka khas orang asia. Dengan kulit seputih susu dengan mata yang cenderung sipit. “Selamat atas pernikahan kalian. Maaf kami datang sedikit terlambat.” “Terima kasih. Tidak masalah. Yang terpenting kalian bisa datang.” Amel mengangguk. “Rafa bercerita dia berteman dengan anak perempuan di kelasnya. Namanya Sana. Kamu Sana?” Anak perempuan itu mengangguk. Bola matanya melirik Rafa sebentar kemudian memeluk ibunya. Seperti kebanyakan anak introvert pada umumnya. Sana sulit bergaul dengan orang baru. “Hai Sana. Saya ibu Rafa. Kamu bisa memanggilku aunty Amel.” Amel tersenyum. “K
last updateLast Updated : 2023-10-09
Read more

Chapter 303

“Selamat atas pernikahanmu,” ujar seorang pria. Pria tinggi dengan setelan jas berwarna biru dongker. Pria yang baru saja datang jauh-jauh hanya untuk menemui temannya yang menikah. “Kau datang ke sini, aku kira tidak datang.” Andres berpelukan dengan pria itu. “Waah kau terlihat semakin keren.” Di sisi lain, ada perempuan yang tengah melotot lebar dengan kedatangan pria itu. “Kenapa dia ada di sini?” Amel mengernyit. Ia mengikuti arah pandang Caitlin. Di sana seorang pria asing yang nampak akrab dengan Andres. “Dia siapa?”Caitlin menutupi wajahnya dengan tangannya. “Dia bosku. Aku malas sekali bertemu dengannya. Tidak di kantor, tidak di luar kantor, dia sama-sama menyebalkannya,” keluh Caitlin. “Aku akan memperkenalkanmu dengan istriku.” Andres mengajak temannya mendekati istrinya. “Ini istriku, Amel.” “Johny,” ucap pria itu sambil berjabat tangan dengan Amel. “Amel.” Andres mengernyit melihat tingkah Caitlin yang aneh. Akhirnya pria itu secara paksa menarik bahu Caitlin aga
last updateLast Updated : 2023-10-10
Read more

Chapter 304

“Jadi kamu ragu aku tidak mencintai kamu?” balas Amel sembari mendongak. “Kamu meragukanku?” Andres menahan pinggang Amel semakin erat. “Aku hanya ingin mendengar kamu bilang mencintaiku. Aku ingin mendengarnya, Babe.” Amel menggeleng sambil melepaskan rangkulannya pada Andres. “Amel,” lirih Andres yang ingin mengejar wanita itu tapi langkahnya begitu berat. Apalagi Amel terang-terangan menolaknya. Namun ketika lampu tidak lagi menyorot mereka. Ada banyak lilin yang tiba-tiba menyala. Di sana, di depannya ada seorang wanita cantik yang tengah tersenyum padanya. Amel memegang sebuah mic. “To my husband.” Amel tersenyum. Alunan musik mulai terdengar. Amel jarang sekali mendengarkan suaranya pada orang lain. Mungkin ini kali pertamanya bernyanyi di depan banyak orang. Ia mengedarkan pandangannya sebentar. Di sekitarnya ada orang-orang yang disayanginya. Kedua orang tuanya bersama anaknya. Ada kedua orang tua suaminya. Juga sahabatnya. Until I found you_Stephen Sanchez & Em Beihold
last updateLast Updated : 2023-10-10
Read more

Chapter 305

Amel menatap sebuah Mansion besar di depannya. Di lengkapi degan taman yang begitu luas. Di parkiran terjajar beberapa mobil sport. Amel mengernyit. “Ini rumah siapa?” “Rumah kita.” Andres memeluk Amel dari samping. “Kamu suka?” “Suka,” balasnya. “Baguslah. Aku bisa marah jika kamu menolak.” Andres mengajak Amel dan juga Rafa masuk. Mansion yang lebih besar dari Mansion milik orang tua Andres. Jauh lebih modern yang dilengkapi dengan peralatan canggih. “Dad kamarku di mana?” tanya Rafa. Terlihat antusias menyambut kamar barunya. Andres menunjuk lantai dua. “Di sana. Hati-hati ya naik tangganya. Kamar Rafa yang pintunya ada stiker awan. Dad sudah membuat kamar kamu sebagus mungkin.” Sembari mengusap puncak kepala Rafa. “Hati-hati.” Rafa mengangguk dengan semangat. Setiap langkah ia tidak berhenti tersenyum. Amel bersindekap sambil menyisir ruangan. Mansion yang bagus, namun sayang hanya akan diisi mereka. “Apa yang kamu pikirkan?” Andres memeluk pinggang Amel. “Jangan bilang kam
last updateLast Updated : 2023-10-10
Read more

Chapter 306

Rutinitas sebagai istri yang tidak bekerja. Amel bangun lebih pagi. Menyiapkan sarapan dan kopi kesukaan Andres. Setelah itu menyiapkan Rafa yang akan berangkat ke sekolah. Sebenarnya ia merasa bosan, setelah kepergian dua laki-laki tersebut. Ia tidak mempunyai aktivitas lain. “Rafa….” “Iya Mom.” Rafa keluar dari kamar dengan pakaian lengkap. Bocah itu sudah siap pergi ke sekolah. “Waah sudah siap. Turun ke bawah dulu nanti sarapan bersama,” ucap Amel. Setelah Rafa pergi ke bawah. Amel pergi ke kamarnya sendiri. Nampak siluet seseorang yang sedang menggunakan dasi. “Butuh bantuan?”“Butuh sekali.” Andres yang sengaja tidak menyelesaikan ikatan dasinya. Ia membiarkan Amel yang melanjutkannya. “Apa kamu benar-benar tidak bisa?” tanya Amel. “Tadi kamu terlihat sudah biasa memakai dasi.” Amel berjinjit untuk bisa memasangkan dasi itu ke leher suaminya. “Tidak bisa.” Andres menggeleng polos. “Semenjak punya istri ada banyak hal yang tiba-tiba tidak bisa aku lakukan.” Amel berdecih p
last updateLast Updated : 2023-10-10
Read more

Chapter 307

“Seperti kata Hakim, aku ayah kandung Rafa. Aku bebas menemuinya kapan saja,” ucap Hardin. “Aku tidak akan merebutnya darimu.”“Aku tidak akan membatasimu bertemu dengan Rafa.” Amel menghela nafas. “Bagaimanapun kau memang ayah kandungnya. Namun, aku tidak memberimu ijin seandainya kau ingin membawa Rafa untuk menginap, meskipun hanya satu hari.” Hardin mengernyit. “Aku hanya ingin bersama anakku. Hitungang satu hari itu sangat sedikit. Aku sudah bilang tidak akan merebutnya darimu, Amelia Putri.” “Tetap saja aku tidak bisa memberikanmu ijin. Aku tidak ingin kau membawa Rafa menginap. Dia masih terlalu kecil.” Hardin menghela nafas frustasi. “Aku tidak mungkin menjahati anakku sendiri. Rafa tidak akan disakiti Ahsley, karena aku sudah bercerai dengannya. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan. Rafa aman bersamaku.” Amel menggeleng. Jemarinya mencari pelindungnya. Sampai ia berhasil menggenggam tangan Andres. “Aku tidak mengijinkanmu membawa Rafa. Jika kau ingin mengajaknya menginap,
last updateLast Updated : 2023-10-11
Read more

Chapter 308

Amel terdiam. Kemudian menoleh pada Andres. Gelengan pria itu bermaksud agar dirinya tidak marah. “Tidak.” Amel tersenyum. “Mom sudah berjanji tidak akan melarang kamu bertemu dengan ayah kamu saat semuanya sudah selesai. Kalian boleh bermain, tapi tidak boleh menginap. Mom tidak mau kamu tinggal.” Amel mengerucutkan bibirnya. “Jadi waktu kalian bermain tidak boleh sampai melewati malam.” Rafa mengangguk. “Mom menepati janji.” “Harus. Kalau sudah berjanji harus ditepati. Mangkanya jangan sembarangan berjanji,” balas Amel. “Mom. Aku berjanji pada Sana saat nanti sudah dewasa aku akan menikahinya. Seperti Mom dan Dad,” ujar polos bocah itu. Seketika Amel menepuk dahinya. “Aduuuuh….” Ia menggeleng pelan. “Jangan janji sembarangan oke? Perjalanan kamu masih panjang.” Andres yang berada di belakang mereka tertawa. “Rafa jangan terburu-buru memilih perempuan. Saat kamu sudah dewasa, ada banyak gadis cantik yang membuat kamu bingung. Tapi jangan kawatir, Dad akan membantu kamu memilih
last updateLast Updated : 2023-10-11
Read more

Chapter 309

Amel sudah berkali-kali melepas dan memakai Lingerie pembeliannya. Namun entah kenapa saat sudah melekat di tubuhnya, malah terlihat aneh dan begitu memalukkan. Amel masih menggunakan Lingerie berwarna hitam. Ia menatap pantulan dirinya. “Aku tidak bisa…” lirihnya. DRRRRT.Dering ponselnya yang berbunyi membuatnya cepat-cepat melihat ponselnya. Amel segera mengangkat panggilan dari suaminya. “Babe aku pulang larut malam ini.” “Pulang jam berapa?” tanya Amel. “Jam 8.” Amel mengangguk. “Nanti aku akan ke sana. Aku akan membawa makanan.” Jam 8 bukanlah jam hitungan lembur bagi Amel. Dia pernah lembur sampai jam 2 pagi di kantor. Namun ia hapal sekali, Andres itu tidak akan tahan lembur lama-lama. “Benarkah?” terdengar nada suara yang antusias. “Aku menunggumu.” Amel tersenyum. “Aku akan memasak makanan yang paling enak, jangan kawatir.”“Meskipun makanan kamu asin, aku tetap suka.” Amel mengangguk pelan. “Oh jadi menurut kamu masakanku asin dan tidak enak?” “Bukan itu, Babe.”
last updateLast Updated : 2023-10-11
Read more
PREV
1
...
2930313233
...
55
DMCA.com Protection Status