Amel hanya mampu berpegang pada meja sementara Andres terus bergerak. “Adres…” lirih Amel. “Sebentar babe.” Andre semakin mempercepat gerakannya hingga mereka sampai. Bukannya berhenti. Andres kembali bergerak dengan memegang kedua tangan Amel dari belakang. “I love you,” ucapnya sambil mengecup punggung Amel. “Jangan menyuruhku berhenti.” Ia kembali menggerakkan pinggulnya. Suara-suara tertahan Amel terdengar begitu keras dari dalam ruangan. “Aku suka suaramu, babe.” Andres mengangkat tubuh Amel ke atas meja. “Berteriaklah jika kau ingin.” Ia kembali menyatukan miliknya dengan milik Amel. “Jangan menahannya,” ucap Andres lagi. “Pelan-pelan Andres…” Amel meremas rambut Andres. Hentakan-hentakan Andres membuatnya terbentur dengan tembok. Suara yang mereka timbulkan begitu gaduh. Entahlah, Andres tidak peduli. Jika mereka memang benar-benar mengganggu tamu hotel lain, nanti ia akan memberi kompensasi. “Tidak bisa, babe.”Energi Andres yang seakan tidak pernah habis tidak pernah g
Read more