Home / CEO / Terperangkap Gairah sang Mantan / Chapter 291 - Chapter 300

All Chapters of Terperangkap Gairah sang Mantan: Chapter 291 - Chapter 300

541 Chapters

Interview with Andres

Author: Silahkan perkenalkan diri.Andres: Hallo semua. Aku Andres Gabrio. Padahal sudah kenal semua.Author [tersenyum menahan sabar]: Gimana perasaannya setelah satu bulan pisah sama Amel?” Andres: Aku sungguh merindukannya. Sungguh! Apalagi wangi tubuhnya. Aku benar-benar berusaha menahan diri agar tidak terbang ke Indonesia. Author: Jadi kamu benar-benar menyukai Amel? Kamu benar-benar tergila-gila dengannya?Andres [mengangguk]: Aku benar-benar tergila-gila denganya, dengan tubuhnya. membayangkannya saja membuatku gila. Aku selalu ingin bersamanya, memasukinya dan—Author [tutup telinga]: Bukan itu maksudku Andres!Andres [Terkekeh]: Pokoknya aku benar-benar menyukainya. Author: Kalian dulu sahabat dan sekarang berubah jadi sepasang kekasih. Apakah awalnya canggung?Andres [Menggeleng]: Tidak terlalu. Dulu ketika sahabatan dengannya, aku selalu ingin menjahilinya tapi sekarang [Tersenyum manis]. Aku selalu ingin menjaganya. Aku juga selalu ingin menciumnya. Author: Selama ini
Read more

Chapter 291

21++Diam-diam keluar dari rumah saat tengah malam. Ajakan siapa kalau bukan Andres. Jika saja Amel tidak tinggal bersama orang tuanya, sudah pasti Andres menculik Amel. Tapi untuk sekarang, mereka hanya bertemu beberapa jam saja setelah itu berpisah. Amel melangkah sangat pelan keluar dari Penthouse. Ia sudah memastikan Rafa tidur di kamar dan tidak akan bangun mencarinya. Untuk itu ia berani keluar dan menerima ajakan date tengah malam dengan Andres. “Di mana dia?” Amel sudah keluar dari lift. Ia berjalan ke parkiran. Menemukan mobil berwarna putih yang sedang terpakir. Tanpa banyak berpikir, Amel langsung masuk. “Kita akan ke mana?” Andres berpikir dalam. “Aku tidak tahu.” “Andres….” lirih Amel. “Aku mempertaruhkan nyawaku keluar dari rumah. Jika Mom tahu aku keluar malam-malam, aku bisa dipukul dan diomeli habis-habisan.” “Sebentar-sebentar.” Andres membukan ponselnya. Mencari rekomendasi tempat yang bagus untuk kencan malam-malam. “Lets go.” Mobil memasuki sebuah ere lapan
Read more

Chapter 292

21++Jemari pria itu kembali turun. Mengusap perut rata Amel dengan gerakan abstrak. “Andres…” Amel yang tidak bsia menahan suaranya. “Apa yang kamu inginkan?” jemarinya perlahan masuk ke pusat diri Amel. Membelainya perlahan membuat Amel yang tidak kuasa menahan suaranya. Ia mendongak dengan mata yang terpejam. Membiarkan Andres mengobrak-abrik miliknya di bawah sana. “Andres aku…” “Iya lepaskan saja.” Gerakan pria itu semakin cepat. Hingga Amel mencapai puncaknya. Amel mengatur nafasnya yang berantakan. Keringat sudah membanjiri wajah dan tubuhnya. Ia mendongak—jemari Andres kini mengusap keringat di wajahnya. “I want you.” Amel mengangguk. Namun saat melihat pria itu kembali, ia berdecak pelan. Andres masih menggunakan pakaian lengkap berbeda dengan dirinya yang hampir tidak menggunakan apapun. Rok mini yang digunakannya pun sudah berantakan. “Kamu curang.” Amel mencium Andres. Jemarinya yang tidak bisa tinggal diam. Ia melepaskan pakaian Andres. “Bagaimana jika aku berubah
Read more

Chapter 293

Sidang terakhir, sekaligus sidang penentuan. Amel tidak bisa berhenti meremas tangannya. Perasaannya mendadak kawatir dan kacau, ia tidak bisa membayangkan jika hak asuh Rafa sampai jatuh ke tangan keluarga Berneth.“Semua akan baik-baik saja.” Andres meraih tangan Amel dan menggenggamnya. Mereka sedang perjalanan ke persidangan. Amel menoleh. Ia menghela nafas panjang. Untungnya ada pria ini yang setia bersamanya. Memilih untuk menyandarkan kepalanya di bahu pria itu. “Andres aku takut.” Andres mengusap punggung Amel pelan. “Aku ada di sini. Percayakan pada Blacky, dia tidak pernah gagal menanangani kasus. Aku yakin kita akan menang.Semua orang sudah berkumpul dan duduk di kursi masing-masing. Debat demi debat dilakukan oleh kedua pihak. Hingga waktunya Hakim menentukan keputusan. “Hak asuh Rafael Shalom jatuh ke tangan Amelia Putri Willson selaku ibu kandung.” TOK TOK! Hakim mengetuk palu hingga dua kali. Artinya keputusan sudah ditetapkan. Amel memiliki hak asuh penuh terhada
Read more

Chapter 294

“Mom Dad!” teriak Rafa ketika Amel membuka pintu rumah. “Kalian menang?” Amel mengangguk dan memeluk Rafa. Mengangkat tubuh bocah itu dengan gembira. “Yeeeey!” teriak Rafa. “Jadi kita akan pergi ke pantai melihat sunset?” tanyanya. Amel menoleh pada Andres. Tanpa pikir panjang, Andres mengangguk. “Lets go!”“Hati-hati jangan mengebut,” ujar Steven. “Besok harus sudah kembali!” imbuh Jenifer. “Besok?” lirih Amel yang kebingungan. “Mom memberiku ijin mengina—” Andres segera menutup bibir Amel dengan telapak tangannya yang besar. “Iya Aunty! Kami akan pulang besok janji,” balas Andres dengan semangat. Pria itu nampak berseri-seri. Ia memeluk Amel dari samping. “Menginap-menginap,” ucapnya dengan senang sekali. Amel tertawa pelan. “Dad nanti melihat bintang ya?” Rafa dengan wajah memohon yang lucu. “Okey!” “Yeeey!” teriak bocah itu gembira.~~Seperti keinginan Rafa. Pantai yang memiliki pemandangan sunset paling indah. Mobil berhenti di tepi sebuah pantai. Tidak terlalu ramai.
Read more

Chapter 295

Setelah beberapa menit berjalan. Akhirnya sampai juga di tepi pantai. Tepatnya di sebuah pelabuhan kecil tempat berhentinya Yacht mewah. Andres membantu Rafa dan Amel naik. Sesampainya di atas Yacht. Andres duduk di sebuah sofa yang disediakan di tengah. Ia mendongak—menatap langit malam yang menampilkan banyak bintang. “Rafa suka?” tanya Andres. Rafa mengangguk. “Suka. Terima kasih Dad.” Amel menatap mereka berdua. Sedari tadi ia merasa ada yang ganjal. Andres lebih pendiam. Pria itu tidak seceria di pantai. Ia menjadi bertanya-tanya, apakah ia melakukan kesalahan? Apa ia secara tidak sadar membuat pria itu marah. Amel menggeleng pelan. Ia mengambil gelas yang berisikan anggu dan meminumnya perlahan. Angin malam yang berhembus membuat tubuhnya terasa menggigil. “Rafa di sini dulu bersama uncle, Mom ke dalam sebentar.” Amel menitipkan Rafa pada seorang bodyguard yang ada di sana. Ia berjalan masuk ke dalam. Selain ingin mencari selimut atau sekedar kain untuk menghangatnya, ia
Read more

Chapter 296

21++Seorang wanita tengah bergerak gelisah. Amel yang benar-benar terusik dari tidurnya. Merasakan ada jemari yang bergerak nakal di tubuhnya. Perlahan ia membuka mata. Tubuhnya sudah berada di dalam kungkungan seorang pria. “Andres,” lirih Amel. Ia meremas rambut pria itu. “Di mana Rafa?” Amel yang kebingungan dengan keberadaan anaknya. Diam-diam Andres telah memindahkan Rafa ke kamarnya. Andres mendongak. “Aku memindahkannya ke kamarku.” “Yasudah ayo tidur lagi.” Amel yang merubah posisinya menjadi miring. Memeluk lengan Andres dan kembali memejamkan mata. Andres mengerjap pelan. “Dia tidak sadar juga.” Ia membuka kaosnya. Kemudian kembali menindih Amel. Mencium bibir wanita itu dengan intens. “Bangun, sayaaang.” Amel bergerak gelisah saat jemari pria itu menjalar masuk ke dalam piyama yang digunakannya. Belum lagi ciuman pria itu di bibirnya. Pada akhirnya, Amel menyerah dan membuka mata. “Andres…” lirihnya. Amel mencengkram erat seprai. Pria itu menaikkan atasan piayam yang
Read more

Chapter 297

Amel hanya mampu berpegang pada meja sementara Andres terus bergerak. “Adres…” lirih Amel. “Sebentar babe.” Andre semakin mempercepat gerakannya hingga mereka sampai. Bukannya berhenti. Andres kembali bergerak dengan memegang kedua tangan Amel dari belakang. “I love you,” ucapnya sambil mengecup punggung Amel. “Jangan menyuruhku berhenti.” Ia kembali menggerakkan pinggulnya. Suara-suara tertahan Amel terdengar begitu keras dari dalam ruangan. “Aku suka suaramu, babe.” Andres mengangkat tubuh Amel ke atas meja. “Berteriaklah jika kau ingin.” Ia kembali menyatukan miliknya dengan milik Amel. “Jangan menahannya,” ucap Andres lagi. “Pelan-pelan Andres…” Amel meremas rambut Andres. Hentakan-hentakan Andres membuatnya terbentur dengan tembok. Suara yang mereka timbulkan begitu gaduh. Entahlah, Andres tidak peduli. Jika mereka memang benar-benar mengganggu tamu hotel lain, nanti ia akan memberi kompensasi. “Tidak bisa, babe.”Energi Andres yang seakan tidak pernah habis tidak pernah g
Read more

Chapter 298

“Kalian hati-hati.” Jenifer memeluk Andres dan bergantian memeluk Amel. “Jaga diri kalian. Kalau ada apa-apa kabari kami.” Steven berjongkok. “Kakek sama nenek pergi dulu.” “Hati-hati nenek kakek!” Rafa melambaikan tangannya. Orang tua Amel memutuskan untuk kembali ke London. Mereka akan melihat restoran dan tempat golf yang ditinggalkan oleh Hendrick. Sedangkan Amel dan Andres akan langsung kembali ke Paris. “Saat sudah sampai jangan lupa mengabari Amel,” ucap Amel saat orang tuanya berjalan sambil menyeret koper. Steven memberikan jempolnya. Amel tertawa pelan. Ia menatap jam tangannya. Keberangkatan pesawatnya 20 menit. Sebelum itu mereka harus mengisi perut yang keroncongan terlebih dahulu. “Rafa mau makan apa?” tanya Amel. “Makan ayam goreng sama sambal.” Amel tertawa. “Di sini tidak ada, Rafa. Nanti Mom akan membuatkan kamu sendiri. Sekarang makan burger mau?” Rafa mengangguk. “Mau.” “Lets go!” Andres menggandeng tangan Rafa. Hanya perlu berjalan untuk sampai di sebua
Read more

Chapter 299

“Andres akan membawa Rafa ke kamar dulu.” Andres sudah pergi membawa Rafa. Sedangkan Amel mendekati Isabel. “Mommy apa kabar?” memeluk Isabel sebentar. “Wajah Mom terlihat lebih bersinar. Mom melakukan perawatan rutin?” Isabel mengangguk. “Kamu harus mencobanya. Mom sudah ke sana rutin ke sana 2 minggu ini.” Isabel menyentuh wajahnya sendiri. “Kulit Mom terasa kencang dan lebih halus. Kamu harus ikut Mom ke sana.” Amel ikut menyentuh pipi Isabel. “Iya, Mom. Kulit Mom juga semakin cerah.” “Maka dari itu, kamu harus ikut.” Isabel mendekat. “Ambil kartu Andres. Ayo kita habiskan. Setelah perawatan kita harus berbelanja. Habiskan uang Andres tidak masalah. Supaya anak itu bekerja dengan semangat.” Amel tertawa pelan. “Baiklah, Mom. Nanti aku akan mengambil black Card milik Andres saat dia tidur.” “Bicara apa kalian membawa namaku?” Andres kembali. Pria itu hanya mendengar namanya yang disebut berulang kali. “Tidak.” Amel menggeleng pelan. Andres yang terlanjur curiga tidak memperc
Read more
PREV
1
...
2829303132
...
55
DMCA.com Protection Status