Share

Chapter 292

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

21++

Jemari pria itu kembali turun. Mengusap perut rata Amel dengan gerakan abstrak. “Andres…” Amel yang tidak bsia menahan suaranya.

“Apa yang kamu inginkan?” jemarinya perlahan masuk ke pusat diri Amel. Membelainya perlahan membuat Amel yang tidak kuasa menahan suaranya.

Ia mendongak dengan mata yang terpejam. Membiarkan Andres mengobrak-abrik miliknya di bawah sana. “Andres aku…”

“Iya lepaskan saja.” Gerakan pria itu semakin cepat. Hingga Amel mencapai puncaknya.

Amel mengatur nafasnya yang berantakan. Keringat sudah membanjiri wajah dan tubuhnya. Ia mendongak—jemari Andres kini mengusap keringat di wajahnya. “I want you.”

Amel mengangguk. Namun saat melihat pria itu kembali, ia berdecak pelan. Andres masih menggunakan pakaian lengkap berbeda dengan dirinya yang hampir tidak menggunakan apapun. Rok mini yang digunakannya pun sudah berantakan.

“Kamu curang.” Amel mencium Andres. Jemarinya yang tidak bisa tinggal diam. Ia melepaskan pakaian Andres.

“Bagaimana jika aku berubah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 293

    Sidang terakhir, sekaligus sidang penentuan. Amel tidak bisa berhenti meremas tangannya. Perasaannya mendadak kawatir dan kacau, ia tidak bisa membayangkan jika hak asuh Rafa sampai jatuh ke tangan keluarga Berneth.“Semua akan baik-baik saja.” Andres meraih tangan Amel dan menggenggamnya. Mereka sedang perjalanan ke persidangan. Amel menoleh. Ia menghela nafas panjang. Untungnya ada pria ini yang setia bersamanya. Memilih untuk menyandarkan kepalanya di bahu pria itu. “Andres aku takut.” Andres mengusap punggung Amel pelan. “Aku ada di sini. Percayakan pada Blacky, dia tidak pernah gagal menanangani kasus. Aku yakin kita akan menang.Semua orang sudah berkumpul dan duduk di kursi masing-masing. Debat demi debat dilakukan oleh kedua pihak. Hingga waktunya Hakim menentukan keputusan. “Hak asuh Rafael Shalom jatuh ke tangan Amelia Putri Willson selaku ibu kandung.” TOK TOK! Hakim mengetuk palu hingga dua kali. Artinya keputusan sudah ditetapkan. Amel memiliki hak asuh penuh terhada

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 294

    “Mom Dad!” teriak Rafa ketika Amel membuka pintu rumah. “Kalian menang?” Amel mengangguk dan memeluk Rafa. Mengangkat tubuh bocah itu dengan gembira. “Yeeeey!” teriak Rafa. “Jadi kita akan pergi ke pantai melihat sunset?” tanyanya. Amel menoleh pada Andres. Tanpa pikir panjang, Andres mengangguk. “Lets go!”“Hati-hati jangan mengebut,” ujar Steven. “Besok harus sudah kembali!” imbuh Jenifer. “Besok?” lirih Amel yang kebingungan. “Mom memberiku ijin mengina—” Andres segera menutup bibir Amel dengan telapak tangannya yang besar. “Iya Aunty! Kami akan pulang besok janji,” balas Andres dengan semangat. Pria itu nampak berseri-seri. Ia memeluk Amel dari samping. “Menginap-menginap,” ucapnya dengan senang sekali. Amel tertawa pelan. “Dad nanti melihat bintang ya?” Rafa dengan wajah memohon yang lucu. “Okey!” “Yeeey!” teriak bocah itu gembira.~~Seperti keinginan Rafa. Pantai yang memiliki pemandangan sunset paling indah. Mobil berhenti di tepi sebuah pantai. Tidak terlalu ramai.

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 295

    Setelah beberapa menit berjalan. Akhirnya sampai juga di tepi pantai. Tepatnya di sebuah pelabuhan kecil tempat berhentinya Yacht mewah. Andres membantu Rafa dan Amel naik. Sesampainya di atas Yacht. Andres duduk di sebuah sofa yang disediakan di tengah. Ia mendongak—menatap langit malam yang menampilkan banyak bintang. “Rafa suka?” tanya Andres. Rafa mengangguk. “Suka. Terima kasih Dad.” Amel menatap mereka berdua. Sedari tadi ia merasa ada yang ganjal. Andres lebih pendiam. Pria itu tidak seceria di pantai. Ia menjadi bertanya-tanya, apakah ia melakukan kesalahan? Apa ia secara tidak sadar membuat pria itu marah. Amel menggeleng pelan. Ia mengambil gelas yang berisikan anggu dan meminumnya perlahan. Angin malam yang berhembus membuat tubuhnya terasa menggigil. “Rafa di sini dulu bersama uncle, Mom ke dalam sebentar.” Amel menitipkan Rafa pada seorang bodyguard yang ada di sana. Ia berjalan masuk ke dalam. Selain ingin mencari selimut atau sekedar kain untuk menghangatnya, ia

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 296

    21++Seorang wanita tengah bergerak gelisah. Amel yang benar-benar terusik dari tidurnya. Merasakan ada jemari yang bergerak nakal di tubuhnya. Perlahan ia membuka mata. Tubuhnya sudah berada di dalam kungkungan seorang pria. “Andres,” lirih Amel. Ia meremas rambut pria itu. “Di mana Rafa?” Amel yang kebingungan dengan keberadaan anaknya. Diam-diam Andres telah memindahkan Rafa ke kamarnya. Andres mendongak. “Aku memindahkannya ke kamarku.” “Yasudah ayo tidur lagi.” Amel yang merubah posisinya menjadi miring. Memeluk lengan Andres dan kembali memejamkan mata. Andres mengerjap pelan. “Dia tidak sadar juga.” Ia membuka kaosnya. Kemudian kembali menindih Amel. Mencium bibir wanita itu dengan intens. “Bangun, sayaaang.” Amel bergerak gelisah saat jemari pria itu menjalar masuk ke dalam piyama yang digunakannya. Belum lagi ciuman pria itu di bibirnya. Pada akhirnya, Amel menyerah dan membuka mata. “Andres…” lirihnya. Amel mencengkram erat seprai. Pria itu menaikkan atasan piayam yang

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 297

    Amel hanya mampu berpegang pada meja sementara Andres terus bergerak. “Adres…” lirih Amel. “Sebentar babe.” Andre semakin mempercepat gerakannya hingga mereka sampai. Bukannya berhenti. Andres kembali bergerak dengan memegang kedua tangan Amel dari belakang. “I love you,” ucapnya sambil mengecup punggung Amel. “Jangan menyuruhku berhenti.” Ia kembali menggerakkan pinggulnya. Suara-suara tertahan Amel terdengar begitu keras dari dalam ruangan. “Aku suka suaramu, babe.” Andres mengangkat tubuh Amel ke atas meja. “Berteriaklah jika kau ingin.” Ia kembali menyatukan miliknya dengan milik Amel. “Jangan menahannya,” ucap Andres lagi. “Pelan-pelan Andres…” Amel meremas rambut Andres. Hentakan-hentakan Andres membuatnya terbentur dengan tembok. Suara yang mereka timbulkan begitu gaduh. Entahlah, Andres tidak peduli. Jika mereka memang benar-benar mengganggu tamu hotel lain, nanti ia akan memberi kompensasi. “Tidak bisa, babe.”Energi Andres yang seakan tidak pernah habis tidak pernah g

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 298

    “Kalian hati-hati.” Jenifer memeluk Andres dan bergantian memeluk Amel. “Jaga diri kalian. Kalau ada apa-apa kabari kami.” Steven berjongkok. “Kakek sama nenek pergi dulu.” “Hati-hati nenek kakek!” Rafa melambaikan tangannya. Orang tua Amel memutuskan untuk kembali ke London. Mereka akan melihat restoran dan tempat golf yang ditinggalkan oleh Hendrick. Sedangkan Amel dan Andres akan langsung kembali ke Paris. “Saat sudah sampai jangan lupa mengabari Amel,” ucap Amel saat orang tuanya berjalan sambil menyeret koper. Steven memberikan jempolnya. Amel tertawa pelan. Ia menatap jam tangannya. Keberangkatan pesawatnya 20 menit. Sebelum itu mereka harus mengisi perut yang keroncongan terlebih dahulu. “Rafa mau makan apa?” tanya Amel. “Makan ayam goreng sama sambal.” Amel tertawa. “Di sini tidak ada, Rafa. Nanti Mom akan membuatkan kamu sendiri. Sekarang makan burger mau?” Rafa mengangguk. “Mau.” “Lets go!” Andres menggandeng tangan Rafa. Hanya perlu berjalan untuk sampai di sebua

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 299

    “Andres akan membawa Rafa ke kamar dulu.” Andres sudah pergi membawa Rafa. Sedangkan Amel mendekati Isabel. “Mommy apa kabar?” memeluk Isabel sebentar. “Wajah Mom terlihat lebih bersinar. Mom melakukan perawatan rutin?” Isabel mengangguk. “Kamu harus mencobanya. Mom sudah ke sana rutin ke sana 2 minggu ini.” Isabel menyentuh wajahnya sendiri. “Kulit Mom terasa kencang dan lebih halus. Kamu harus ikut Mom ke sana.” Amel ikut menyentuh pipi Isabel. “Iya, Mom. Kulit Mom juga semakin cerah.” “Maka dari itu, kamu harus ikut.” Isabel mendekat. “Ambil kartu Andres. Ayo kita habiskan. Setelah perawatan kita harus berbelanja. Habiskan uang Andres tidak masalah. Supaya anak itu bekerja dengan semangat.” Amel tertawa pelan. “Baiklah, Mom. Nanti aku akan mengambil black Card milik Andres saat dia tidur.” “Bicara apa kalian membawa namaku?” Andres kembali. Pria itu hanya mendengar namanya yang disebut berulang kali. “Tidak.” Amel menggeleng pelan. Andres yang terlanjur curiga tidak memperc

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 300

    “Aku berkeringat banyak. Aromaku pasti tidak sedap.” Amel yang mencoba menghindar dari Andres. Tapi Andres tidak mengijinkannya bergerak sedikitpun. “Aku suka.” Tangan pria tidak tinggal diam. Menelusup masuk ke dalam dres yang digunakan Amel. “Babe…” bisiknya. “Jangan Andres.” Amel melotot dan segera berusaha menyingkirkan tangan pria itu. Namun, lagi-lagi usahanya tidak berhasil. Bahkan sekarang, Andres dengan mudah mengangkat tubuhnya ke atas pantry. “Andres…” lirih yang masih berusaha menghentikan aksi gila calon suaminya ini. Ia hanya takut jika ada yang melihat mereka denga posisi seperti ini. “Jangan sekarang.” Andres mendongak. Jemarinya mengusap pinggang Amel. Sentuhan yang tidak biasa itu membuat Amel sulit mengendalikan diri. “Kamu juga menginginkannya.” Andres tersenyum. Salah satu tangannya meremas buah dada Amel. “Babe kamu terlihat sangat seksi.” Amel menunjukkan wajahnya yang memelas. “Jangan sekarang.” Sambil menyatukan tangannya. “Cepat turunkan aku!” Amel yang

Latest chapter

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 539

    “Sir, ada yang ingin bertemu dengan anda. Mereka dari perusahaan kontruksi yang baru saja mendapatkan pemutusan kerja sama. Mereka ingin bertanya secara langsung kenapa anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin sejak lama.” Itu ucapan dari asistennya, Jack. Rafa mengangguk. “Pertemukan aku dengan mereka. Akan aku beritahu alasanku.” Tidak menunggu waktu yang lama. Berada di sebuah restoran berbintang. Rafa masuk dengan langkah yang begitu tajam. Ia menatap sekitarnya dan melihat seorang pria. “Selamat datang, Sir.” Pria itu mengulurkan tangan namun terang-terangan tidak dijabat oleh Rafa. “Saya ingin menanyakan kenapa tiba-tiba anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin dengan begitu lama, Sir? Saya berharap anda bisa berpikir lagi tentang pemutusan tersebut. Apalagi ada proyek yang akan kami jalankan.” Rafa menghela nafas. “Aku hanya sedang bersih-bersih. Kerja sama ini tidak terlalu menguntungkan. Tapi sebenarnya aku bisa saja mempertahankan kerja sama ini, tapi kau m

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 538

    “Di rumah Dad lebih seru, Mom. Ada banyak mainan dan kamarnya besar.” Yoshi mengeluh saat sampai di rumah. Bocah itu terlihat lebih senang berada di rumah itu daripada rumahnya sendiri. Sana menghela nafas. Baru bertemu sudah memanggil Dad. Sana menggeleng pelan. “Diam saja dan tidurlah lagi.” “Besok beli mainan,” ucap bocah itu sebelum pergi ke kamar sendiri. Sana menghela panjang sebelum masuk ke dalam kamarnya sendiri. Merebahkan diri di atas ranjangnya. Tanpa bisa dicegah, air matanya kembali turun. Bersama Rafa terlihat menggiurkan dan menyenangkan, namun Sana juga masih teringat hal-hal menyakitkan bersama pria itu. Lalu, jika ia memilih untuk bersama Rafa dan hal menyakitkan itu kembali terulang apakah ia sanggup menghadapinya? Sana menggeleng pelan. “Hidupku lebih tenang seperti ini. Aku tidak akan bisa bernafas jika kembali bersamanya. Ada banyak hal yang membuatku ragu bersamanya kembali. Lebih baik memang kita berpisah.” Keesokan harinya. Seperti biasa, Sana mengantar

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 537

    Sana bergegas pergi setelah selesai melukis. Ia tidak akan ingat waktu ketika terlalu larut melukis. Sampai akhirnya ia melihat jendela yang menampilkan langit berubah menjadi mendung. Ia segera pergi untuk menjemput Yoshi yang seharusnya sudah pulang 1 jam yang lalu. “Dia pasti marah.” Sana keluar dari bus dengan membawa payung. Ia segera berlari masuk ke dalam sekolah. Bertanya pada Satpam yang ternyata seluruh siswa sudah pulang, tidak ada siswa yang masih berada di kelas. “Dia ke mana?” Sana merogoh ponselnya untuk memesan taksi. Ponselnya masih mati semenjak ia mengisi daya. Ia segera menghidupkannya dan mendapat sebuah pesan dari seseorang 30 menit yang lalu. [Yoshi bersamaku]Sana langsung menelepon orang itu. “Kau siapa? kenapa anakku bersamamu?!” tanayanya. “Datanglah ke rumahku jika ingin tahu siapa aku.” Sana menghela nafas. Kemungkinan besar ia tahu siapa yang meneleponnya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya sampai juga di sebuah rumah yang nampak begitu mega

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 536

    “Mom akan mengantar kamu ke kelas.” Sana mengambil tangan Yoshi. Namun putranya itu menolaknya. Yoshi menggeleng. “Aku akan pergi sendiri. Mom pulang saja.” Hari ini adalah pertama kalinya masuk ke sekolah baru. Sana berharap ini menjadi langkah awal untuk memulai hidup baru yang lebih baik. Ia juga berharap sekali tidak ada yang membuli Yoshi di sini. “Hm.” Sana mengangguk dan tersenyum. “Hati-hati.” Setelah mengantar Yoshi ke sekolah, Sana langsung pulang. Rencananya ia akan menguru perceraiannya dengan Rafa. Ia akan mulai mencari pengacara handal yang bisa membuatnya berpisah dengan Rafa. Dengan hak asuh jatuh kepadanya. Sana menghela nafas dan masuk ke dalam subway. Ia tidak menyadari jika ada orang yang membuntutinya. Orang yang membawa kamera dan membidik setiap pergerakannya. Kemudian orang itu akan melaporkan pada seseorang. [Dia baru saja pulang mengantar anaknya]Pesan itu langsung masuk ke sebuah ponsel milik seseorang. Rafa menatap ponselnya. Baru saja ia membaca seb

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 535

    Sana terdiam di tempat. Pikirannya kacau, antara memastikan putranya tetap berada di tempat dan segera pergi dari hadapan pria ini. Sana mengepalkan kedua tangannya. Rafa melangkah mendekat dan otomatis membuat Sana melangkah mundur dengan was-was. “Aku merindukanmu,” ucap Rafa. Terdengar rendah namun penuh penekanan dan juga tersirat sebuah rasa putus asa. Rafa mengepalkan tangannya ketika melihat Sana seperti menahan takut. “Aku akan segera mengurus perpisahan kita.” Sana menatap putranya yang telah menyadari keberadaannya. Yoshi melambaikan tangannya. Sana mengangguk pelan. “Aku harap kita bisa berpisah dengan baik-baik.” Sana melangkah melewati Rafa begitu saja. kemudian menggandeng tangan Yoshi agar ikut berjalan dengannya. Mereka terus berjalan sampai keluar dari gedung. Sana mencegah Yoshi yang setiap kali ingin menoleh ke belakang. “Mom tadi itu siapa?” tanya Yoshi. Sana tidak menjawab. Ia sedang memutar otak bagaimana harus segera pergi sedangkan dia tidak mempunyai ken

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 534

    Sana keluar bersama putranya. Merapikan penampilannya sebentar sebelum masuk. Tidak lupa berterima kasih pada sahabatnya yang mau repot-repot mengantarnya. Setelah masuk—Sana bisa melihat kemegahan di dalam gedung. Tidak salah lagi, orang tua Ren memang sangatlah kaya. Perusahaan orang tua Ren menguasai pasar Jepang dan internasional. Meskipun bisa dibilang, Ren adalah anak gelap, namun keberadaannya tidak pernah ditutupi. Untungnya di antara banyaknya konglomerat yang datang, Sana tidak mengenal mereka. Memang lebih baik seperti itu. Apalagi di depan tadi, ada red karpet dan para wartawan yang siap memotret selebriti maupun konglomerat. Sana melihat Mina yang tengah berbincang dengan beberapa orang. Untuk sebentar, Sana tidak mau mengganggunya. Ia menunggu mereka selesai berbicara barulah mendekati sang saudara. “Selamat.” Sana memeluk Mina. “Maaf aku tidak bisa menemanimu tadi.” Mina mengangguk. “Tidak masalah. Yang terpenting kau bisa datang ke sini.” Mina menatap Yoshi, kemud

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 533

    “Mom kita akan ke mana?” tanya Yoshi yang kebingungan dengan pakaian yang diguanakannya. Tubuhnya yang kecil menggunakan setelan jas. Bocah itu terlihat begitu tampan. “Hari ini adalah hari pernikahan aunty Mina dan paman Ren. Kamu lupa? Padahal kamu yang membaca undangannya.” Sana merapikan jas putranya. Merapikan rambut Yoshi yang sudah rapi agar semakin rapi. “Oh iya. Aku lupa Mom.” Yoshi menepuk dahinya sendiri dengan lucu. “Jadi hari ini aunty akan menikah…,” gumam bocah itu. Sana tertawa pelan. “Ayo berangkat.” Menggandeng tangan mungil putranya. Sana berjalan keluar dari area Apartemen. Ia sudah memesan taksi namun tidak kunjung datang. Namun ia melihat satu mobil berwarna putih yang berhenti tepat di depan mereka. Anton keluar dari mobil, menatap Sana dan Yoshi yang begitu rapi dengan kebingungan. “Kalian akan ke mana?” ia mengangkat sebuah kantong yang berisikan pizza dan ayam goreng. “Aku lupa memberitahumu.” Sana merasa bersalah. “Aku hari ini harus pergi ke acara pern

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 532

    “Melihat lukisanmu secara langsung.” Anton tersenyum dengan lebar. “Sepertinya kau memasak. Kebetulan aku juga lapar.” Anton langsung masuk begitu saja ke dalam rumah Sana. “Paman Anton!” Yoshi berlari keluar dan memeluk Anton. Anton tertawa pelan. “Yoshi sudah besar rupanya.” “Tunggu sebentar. Aku akan menyelesaikannya.” Sana kembali ke dapur. Setelah beberapa lama, ia membawa makanan keluar ke ruang tamu. Menatanya dengan rapi di sebuah meja kayu. “Waah.” Anton menatap makanan yang tersaji di hadapannya. Masakan Sana memang tidak pernah gagal. “Berdoa mulai,” aba-aba Sana. Yoshi mengepalkan tangan dan menutup mata. begitupun dengan Anton yang langsung mengikuti mereka. Padahal dirumah ia tidak pernah berdoa dan langsung makan saja. “Makan pelan-pelan.” Sana mengusap kepala Yoshi pelan. Mereka makan bersama dalam hening. Sana melarang Anton berbicara di hadapan Yoshi. Karena anaknya itu bisa menangkap dan mengerti dengan percakapan mereka. Sana hanya menghindari pembahasan ya

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 531

    5 tahun kemudian. Seorang wanita tengah berlari keluar dari rumah. Ia berusaha mempercepat langkahnya untuk menyusul anaknya. Waktu yang semakin petang membuatnya begitu kawatir karena anaknya yang tidak kunjung pulang. “Yoshi!” teriaknya di pinggir pantai. “YOSHI CEPAT PULANG! JANGAN BERMAIN TERUS!” teriak Sana pada sang putra yang ikut memancing bersama kakek nelayan. Bocah yang berusia hampir lima tahun itu melambaikan tangan. Di atas perahu yang ditumpanginya, ia berjinjit kecil sembari melambaikan tangan pada sang ibu yang menunggunya di bibir pantai. Bocah yang mempunyai nama Watane Yoshinori tersebut nampak tersenyum dengan senang. “KAKEK TOLONG BAWA YOSHI KEMBALI!!” teriak Sana meminta tolong pada pria tua yang membawa perahu. Sana berlari ke sebuah dermaga kecil. Di sanalah ia menjemput sang putra yang baru saja selesai memancing. “Aku sudah bilang jangan menjemputku Mom!” ucap bocah itu ketika turun dari peruahu. Sana mencebikkan bibirnya. Ia menunduk sebentar dan bert

DMCA.com Protection Status