Setelah mendapatkan apa yang dibutuhkan oleh Amel. Andres buru-buru kembali. Ia menundukkan topinya agar wajahnya tidak bisa dikenali orang lain. “Sialan, kenapa aku jadi artis dulu. Seharusnya dari dulu langsung jadi CEO saja. kehidupanku banyak terekspos karena aku terkenal,” omel Andres tidak ada hentinya. “Kasihan Amel. Aku yang terkenal, dia yang terseret.” Ia buru-buru kembali ke Apartemen Amel. Membuka pintu dengan tergesa. Ia berhenti saat melihat Amel yang tengah menunduk. Dua kantung kresek besar yang dibawanya terjatuh begitu saja. “Kamu—” Andres mendekat. Ia berjongkok. “Kamu baik-baik saja?” menangkup wajah Amel. “Kenapa tidak memberitahuku?” Amel mendongak dengan wajah yang sudah dipenuhi dengan air mata. “Aku tidak ingin kamu—” “Aku harus tahu. Aku harus menghadapi semuanya.” Amel menghela nafas. “Semua orang kini tahu, semua orang membicarakanku dan Rafa. Dan sekarang, seluruh keluargaku sudah tahu tentang Rafa.” Andres mengambil tangan Amel. “Semua salahku. Aku
Read more