Home / CEO / Terperangkap Gairah sang Mantan / Chapter 251 - Chapter 260

All Chapters of Terperangkap Gairah sang Mantan: Chapter 251 - Chapter 260

541 Chapters

Chapter 251

Dokter dan perawat berdatangan ke dalam ruangan. ke tiga pria itu menyingkir, memberikan tempat pada dokter untuk menanagi ayahnya. Tak beberapa lama, Dokter keluar dari ruangan. “Tuan Hendrick meninggal,” ujar Dokter yang selama ini telah merawat Hendrick cukup lama. ~~Rumah yang besar itu didatangi banyak orang yang berpakaian hitam. Banyak Karangan bunga yang tergeletak di depan sebagai rasa belasungkawa atas meninggalnya pendiri Delux. Hendrick Willson tutup usia dengan usia yang sudah senja. Akhirnya Amel menginjakkan kaki di rumah ini lagi. Ia memasang selendang hitamnya agar lebih rapi. Di sampingnya, ada sosok pria yang setia mendampinginya ke manapun. “Andres…” lirih Amel. Andres memeluk bahu Amel lembut. “Tidak masalah. Aku akan selalu ada di sampingmu. Ayo masuk ke dalam.” Kesedihannya memang tidak bisa dibendung atas kepergian sang kakek. Namun, di sisi lain Amel juga takut bertemu dengan keluarga besarnya yang lain. Dengan menggenggam tangan Andres, Amel berharap r
Read more

Chapter 252

“Jaga bicaramu, kak.” Steven bangkit. “Kita masih berada di makam Dad. Tunggu sebentar, kita akan kembali ke rumah dan membahas surat warisan itu. Dan biarkan Mom tenang dulu.” Tidak bisa dibayangkan betapa sedihnya seorang Leona ditinggal oleh sang suami. Wanita tua itu bahkan tidak sanggup melihat jasad Hendrick dan lebih menyendiri di kamar. Leona bahkan tidak ikut ke pemakaman. Xavier berdecih. “Kau—” “Ayo kita pulang,” potong Saka dengan cepat. “Kita harus kembali sebelum hujan.” Ia tidak ingin ada pertengkaran di makam ayah mereka yang masih basah. ~~Ada dua keluarga lagi yang baru saja datang. Keluarga kakak Amel dan keluarga Daniel. Amel memandang Daniel yang sedang menggendong putri mereka. Sang istri sangat cantik, campuran keturunan chinees Amerika. “Apa kabar?” tanya Daniel. Amel tersenyum. “Baik.” Daniel beralih menatap pria yang berada di samping Amel. Pria tinggi berdarah latin. “Saya Andres, kekasih Amel.” Andres memperkenalkan dirinya dengan percaya diri. Am
Read more

Chapter 253

Amel mengikuti arah pandang Andres. Semua orang masih berada di dalam rumah. Mereka menunggu orang kepercayaan Hendrick untuk menyerahkan surat wasiat dan pembagian Harta. Sedangkan Xavier yang sibuk berdiskusi dengan anak dan istrinya mengenai harta, berbeda dengan orang lainnya. Di sana, Steven sedang bermain catur dengan Saka. “Baiklah. Kau ke sana saja,” balas Amel.Sebelum pergi, Andres mengecup dahi Amel pelan. Amel menghela nafas, ia berjalan ke arah dapur. Ia butuh air dingin untuk menyegarkan tenggorokannya. Namun sampai di sana, tubuhnya ditarik begitu saja. Belum sempat berteriak, mulutnya dibekap oleh tangan. Ketika mendongak, Amel menatap sengit pria yang melakukan hal seperti ini padanya. “Apa maumu?” Amel hampir berteriak karena saking kesalnya pada Hardin yang menariknya dengan tiba-tiba. “Kita perlu bicara.” Amel menghela nafas. “Tinggal bicara. Jangan membuang waktuku.” “Kau akan menikah dengan pria itu?” Amel memutar bola matanya malas. “Itu urusanku. Kau tid
Read more

Chapter 254

“Untuk pembagian Harta benda saya sudah menyiapkan rinciannya.” Liam mengambil sebuah kertas. Dibagikannya kepada seluruh anak Hendrick. “Itu adalah pembagian yang diinginkan oleh tuan Hendrick.” Untuk Xavier mendapatkan properti tanah. Untuk Saka mendapatkan tanah beserta bangunan. Dan Steven mendapatkan tanah dan gedung yang belum jadi.”“Tidak masuk akal.” Xavier yang tidak bisa menyembunyikan kemarahannya atas pembagian harta yang baginya tidak masuk akal. “Saka hanya anak pungut. Dia mendapatkan harta sama banyaknya dengan aku yang anak kandung. Untuk Steven? Dia tidak bisa mengelola bisnis tapi Dad memberikan bisnisnya padanya!” “Saya tidak mengada-ada. Semua yang sudah tercatat di dalam surat wasiat adalah keinginan tuan Hendrick sendiri. Kertas yang anda pegang dan surat-surat lainnya sudah berdasarkan hukum dan bisa dipertanggung jawabkan,” balas Liam tegas.Amel menghela nafas. ‘Semakin terlihat mana orang yang serakah,’ batinnya. “Jika tidak kuat, kita pergi saja,” bisikn
Read more

Chapter 255

Seorang perempuan tersenyum puas setelah mengirim sebuah Screenshoot dari potongan video CCTV. Tidak lupa memberi pesan. [Segera nikahi dia jika tidak ingin dia kembali pada mantannya.]Di dalam kamar. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Namun keributan justru tercipta. Andres beranjak dari duduknya. Ia memakai coatnya, mengambil tas yang berisi barang-barang berharga. “Katakan sesuatu jika pertanyaanku salah.” Andres mengemasi barang-barangnya. Amel menghela nafas. “Aku tidak berbicara diam-diam dengannya. Aku tidak tahu dia karena tiba-tiba dia menarikku dan berbicara. Aku juga tidak tahu dia akan menciumku. Itu sepihak, Andres. Kau tidak memahaminya?” Andres menggeleng. “Kau bisa berteriak, memukulnya jika ingin kabur. Tapi kau tidak melakukannya. kau tetap mendengarkannya sampai akhir sehingga dia menciummu. Kau membiarkan dia menciummu.” Andres mendekati Amel. “Kesempatan itu hadir saat kau sendiri tidak bisa menolak. Kesempatan itu menghampirimu setiap saat dan kau menyam
Read more

Chapter 256

Andres melepas tangan Amel yang memegang pergelangan tangannya. “Andres!” teriak amel. Tapi Andres tidak peduli, pria itu tetap berjalan meninggalkan Amel. “Baiklah kau yang mengejarku tapi kau yang meninggalkanku.” Amel menghentakkan kakinya kesal. Memijit kepalanya yang terasa pusing. “Kenapa dia tidak bisa mengerti? dia selalu saja mempermasalahkan hal sepele. Dia tidak bertanya padaku, apa aku baik-baik saja? Apa aku ketakutan? Dia malah marah, mementingkan egonya sendiri.” Amel yang terlanjur kesal tidak bisa berhenti mengomel. Ia terus saja mengomel dengan sikap Andres yang dianggapnya belum dewasa. Sudah berkali-kali pria itu marah karena cemburu.“Kau yakin tetap bersamanya?” suara lantang seseorang. Pria yang berjalan mendekat sembari merokok. Hardin tersenyum miring. “Kalian bertengkar hebat hanya karena aku menciummu?” “Bukan urusanmu!” Amel berjalan mengabaikan Hardin. “Seharusnya dia tahu apa yang sudah kita lakukan sampai-sampai menghasilkan Rafa. Itu pria pilihan
Read more

Chapter 257

“Baik bu.” Amel menggenggam tangannya cemas. Amel bisa menebak apapun yang sedang terjadi. Pasti menyangkut dengan Rafa. Ayah Hardin yang tiba-tiba ingin bertemu dengannya. Amel berjalan mondar-mandir. Sampai akhirnya—ia mendengar keributan dari luar ruangannya. Terpaksa ia keluar—benar saja rombongan Jackson yang menerobos masuk ke dalam kantor. “Apa yang kalian lakukan?” Amel mengernyit. Jackson Berneth pria paruh baya itu terlihat lebih arogan dari terakhir mereka bertemu.“Nona Amel yang terhormat, tuan ingin bertemu dengan anda.” Seroang bodyguard yang berbicara. “Saya tidak ingin berbicara dengan anda. Sekarang lebih baik anda keluar baik-baik dari sini sebelum saya memanggil keamanan untuk mengusir anda.” Jackson melepas kacamata hitamnya. Pria itu menatap Amel dengan datar. “Mari berbicara secepatnya dan tuntaskan masalah ini. Aku tidak ingin membuang waktu.” “Tidak ada masalah,” balas Amel. “Saya tidak mempunyai masalah dengan anda. Jadi tidak ada yang harus dibicarakan
Read more

Chapter 258

“Benarkah?” Andres mengecup puncak kepala Amel beberapa kali. “Aku merindukannya, aku sangat ingin bermain dengannya. Tapi aku menahannya.” “Hanya Rafa?” Amel melepaskan pelukannya.Andres menyipitkan mata. “Hm—” Ia mengangguk. “Ya.” “Oh…..” Amel menganggukan kepala. “Jadi begitu.” Dengan mudahnya, Andres menarik pinggang Amel. “Aku setiap hari bisa bertemu denganmu, jadi aku tidak terlalu merindukanmu—” Amel melotot. “Oh—” Ia mengerucutkan bibirnya. “Oh jadi kalau bertemu setiap hari jadi tidak terlalu rindu. Bisa ya seperti itu? Apa hanya aku yang terlalu berlebihan..” Amel menggelen pelan. “Memang aku yang berlebihan.” Ia melepaskan dari rengkuhan Andrs dan berbalik. Ketika baru saja melangkah masuk ke dalam ruangannya, tubuhnya terserentak oleh pelukan dari belakang. “Aku sangat merindukanmu, sangat.” Amel tersenyum. “Ini baru Andres yang aku kenal.” Mengusap tangan Andres yang berada di perutnya. Pria itu tidak berhenti mengecup pipinya. “Aku hanya bersikap keren sebentar.”
Read more

Chapter 259

Amel menggigit bibirnya sendiri. Andres yang benar-benar tidak peduli perbuatan mereka bisa saja dilihat orang lain. “Katakan ada apa?” “Saya membawa desain terdahulu yang anda minta.”Amel mendorong Andres. “Ini penting. Urusan pekerjaan lebih penting.” Ia menjauh—takut diserang oleh pria itu. Ia kembali memakai pakaiannya. “Pakai kembali kemejamu.” “Amel..” geram Andres. Ia bersindekap. Duduk di meja kerja dengan keadaan tubuh atas shirtless. “Kemarilah.”“Tidak. Jangan sekarang.” Amel memungut kemeja Andres yang tergeletak di lantai. “Ayo pakai kembali. Kita harus kembali bekerja.” Andres mencebikkan bibirnya kesal. Ia diam saja saat Amel memakaikan pakaiannya. Membiarkan perempuan itu mengurusnya sebentar saja. Membiarkan Amel dengan wajah yang serius mengancingkan kembali kemejanya. Wajah serius wanita itu membuatnya gemas. Sampai tidak bisa menahannya, Andres mencium bibir Amel kilat. “Aku akan menagihmu nanti.” “Hm.” Amel mengambil dasi Andres. “Oke nanti. Sekarang aku har
Read more

Chapter 260

Amel dan Andres sepakat untuk menjemput Rafa. Namun Andres menghentikan mobilnya jauh dari sekolah. Dari kejauhan pria itu melihat ada sebuah mobil lain yang sedang berada di depan. Seorang pria keluar. Lalu tak lama—Rafa keluar dari sekolah. Rafa yang nampak terkejut dengan kedatangan Hardin yang tiba-tiba. Mereka berbicara sebentar kemudian saling bertos ria. “Itu Hardin? Untuk apa dia ke sini.” Amel bertindak cepat ingin keluar dari mobil. “Jangan.” Andres menghentikan Amel yang ingin keluar. “Jangan turun. Biarkan dulu Rafa bersama Hardin.” “Andres.” Andres mengambil tangan Amel dan menggenggamnya. “Biarkan dulu. Aku yakin Hardin tidak akan membawa Rafa.” Amel melihat Rafa dari dalam mobil. “Uncle dari mana saja?” tanya Rafa setelah bertos ria dengan Hardin. “Hanya bekerja.” Hardin tersenyum sambil mengusap rambut Rafa. “Bagaimana kabarmu? Apa sekolah menyenangkan?” Rafa menggeleng. “Tidak. Tidak ada yang diajak bermain basket. Mereka payah. Hanya aku yang bisa melempar b
Read more
PREV
1
...
2425262728
...
55
DMCA.com Protection Status