Share

Chapter 353

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bukan tampilan acak-acakan. Rafa telah mempersiapkan diri dengan kedatangan Sana. Ia tampil begitu segar meskipun hanya menggunakan pakaian rumahan seperti kaos dan celana pendek. Ia mempersilahkan Sana masuk.

“Taruh di mana?” tanya Sana.

“Di sana saja.” Saka menunjuk ruang kosong. Akhirnya dua lukisan ditaruh di dinding oleh petugas pengiriman barang yang bersama Sana.

“Terima kasih, Pak,” ucap Sana sebelum petugas itu pergi.

Rafa mendekati dua lukisan tersebut. “Kau membawa dua?” tanyanya.

Ia membuka kain putih yang membungkus lukisan tersebut. Yang pertama gambar sebuah potret dari Singa dari belakang. Seakan Singa tersebut sedang menatap pemandangan hamparan rumput hijau yang dipenuhi dengan bunga. Langitnya biru cerah berawan.

“Apa artinya?” Rafa menoleh. Dia menatap sejenak wajah cantik Sana dari samping.

“Singa itu adalah gambaran kau. Semua orang pasti pernah tersesat. Tapi—aku harap kau seperti singa ini yang bisa pulang ke tempat yang indah.” Sana menaruh singa itu ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 354

    “Oh…” Sana mengangguk dengan kikuk. Ia mengambil esnya dengan gugup. Alhasil, Ice Americano itu tumpah dan mengenai dresnya yang berwarna biru laut. “Shit…” lirihnya. Rafa ingin tertawa namun ia tahan. Tidak mungkin tertawa di keadaan seperti ini. Bukan mentertawakan Sana yang terkena tumpahann Americanon, namun bagaimana bibir wanita itu mengumpat. Terdengar lucu dan imut. “Dressmu kotor. Mau berganti?” tanya Rafa. Jemarinya hendak membantu Sana membersihkan dress itu—namun ia harus menahannya lagi. Tidak pantas juga ia menyentuh bagian dada Sana yang terkena tumpahan kopi. Meskipun sebenarnya ia juga ingin merasakannya. Rafa menggelengkan kepalanya. ‘Jernihkan pikirkanmu!’ rutuknya dalam hati pada dirinya sendiri. “Mau menggunakan kaos atau kemejaku?” tanya Rafa lagi. Ia mengambilkan satu kotak tisu agar Sana bisa mengusap kotoran di dress itu. Selain itu Rafa juga bertindak cepat membersihkan tumpahan minuman itu. “Aku sangat merepotkanmu,” ucap Sana merasa bersalah. Ia masih

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 355

    “Biarkan seperti ini dulu.” Rafa yang tidak bisa mengendalikan diri berakhir memeluk erat tubuh Sana. Ia memejamkan mata—menikmati bagaimana lembutnya rambut hitam itu menyentuh pipinya. “Rafa…” lirih Sana lagi. Tidak tahu bagaimana perasaannya sekarang. Ada rasa bersalah yang menyeruak di relung hatinya. Mengingat kekasihnya yang berada di Jepang saat ini, Sana tidak mungkin menghianati kekasihnya. “Aku merindukanmu.” Jemari Rafa mengusap helaian rambut Sana. “Sangat…” lirihnya. Kedua tangan Sana menggantung. Sama sekali tidak membalas pelukan Rafa. Ia tahu sebagai tunangan seseorang, sudah sepantasnya ia bersikap seperti ini. Untuk saat ini ia membiarkan tubuhnya didekap oleh pria itu. Tubuhnya yang mungil seperti menghilang di dalam dekapan tubuh Rafa yang kekar. Ia menghela nafas dalam. “Rafa lepaskan aku.” Akhirnya Rafa melepaskan pelukannya. Namun ia enggan menjauhkan jarak di antara mereka. Jemarinya terangkat menyentuh pipi Sana pelan. “Apa aku membuatmu takut?” Sana men

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 356

    Rafa tidak menjawab. “Dari saudaraku.” Mina berdecak sebal. “Dia benar-benar kasihan denganku sampai-sampai rela uangnya diberikan padaku.” Rafa ingin tertawa. “Kasihan?” Ia menggeleng pelan. “Kau tidak seperti orang yang patut di kasihani. Penampilanmu, sepertinya kau berandal. Kau tidak pantas dikasihani.” Seketika eskpresi wajah Mina menjadi datar. “Brengsek!” umpatnya. “Santai.” Rafa menuangkan minuman itu ke gelas milik Mina. “Minumlah. Itu anggur termahal di klub ini. Hanya aku yang mampu membelinya. Minum selagi aku berbaik hati.” Mina menatap Rafa dengan jijik. “Untuk anggurnya, aku akan mencobanya. Meskipun aku membencimu.” Kemudian meneguk anggur itu perlahan. Benar, rasanya memang sangat berbeda dengan anggur murahan. Anggur yang manis dan memiliki cita rasa tersendiri. “Aku lihat kau cukup kaya.” Mina menghela nafas. “Pria kaya akan suka mempermainkan hati wanita. Mereka juga tidak akan cukup dengan satu wanita. Tapi kau justru mencintai saudaraku dari dulu hingga s

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 257

    Akhirnya wanita yang mabuk itu mengangkat kepalanya. Ia menatap kembarannya sambil bertopang dagu. “Apa yang kau lakukan di sini?” “Untuk menjemputmu! Kau sudah berjanji akan berhenti ke klub.” Sana menatap kesal pada Mina. “Pulanglah.” “Pesankan aku taksi.” Kemudian kembali menelungkupkan kepalanya ke atas meja. Sana menghela nafas beberapa kali. Semoga kesabarannya tidak habis. Ia harus segera membawa Mina pulang. Untuk itu ia segera menghubungi taksi online. Saat sudah dapat. “Ayo pulang. Taksi sudah di depan.” Membantu Mina berjalan. Ia memapah tubuh Mina yang sedikit lebih besar darinya itu dengan sekuat tenaga. Sampai pandangannya terhenti pada seseorang yang membelakanginya. “Tunggu.” Sana berhenti. Menatap seorang pria yang meletakkan kepalanya di atas meja. Pria itu memejamkan mata dengan pipi yang menempel di meja. “Rafa?” “Anda mengenalnya?” tanya si Barista yang berada di depannya. Sana mengangguk. “Dia sudah mabuk berat. Lebih baik bawa dia pulang segera mungkin.”

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 258

    “Jangan pergi…” lirih Rafa. Sana menatap tangannya yang dipeluk erat oleh pria itu. Ia merasakan panas yang menjalar. Ia mendekat—memeriksa suhu Rafa dengan menempelkan punggung tangannya ke dahi. “Dia demam.” Sana melepaskan tangannya pelan-pelan dari Rafa. “Untuk apa aku peduli? Dia mengusirku kemarin.” Sana menggeleng. “Lebih baik aku pulang.” Sana berjalan keluar pintu. Namun ia tidak tega meninggalkan Rafa dengan keadaan sakit. Alhasil, ia pergi ke dapur. Mengambil bak kecil dan kain. Mengisi bak itu menggunakan air. Setelah itu kembali ke kamar Rafa. “Tidak seharusnya aku melakukan semua ini.” Sana menghela nafas. Ia menempelkan kain yang sudah dicelup dengan air itu ke dahi Rafa. “Hoaaam.” Sana membuka lebar mulutnya karena mengantuk. Ia mengambil duduk di tepi ranjang sebentar. “Aku harus pulang.” Menyugar rambutnya sebentar. Lagi-lagi sebelum ia melangkah pergi, pergelangan tangannya di tahan. Kemudian tubuhnya ditarik hingga jatuh ke atas kasur. Lengannya di peluk deng

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chaoter 259

    “Apa lagi Rafa…” Sana yang terlanjur frustasi. “Aku harus pulang.” Rafa memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. “Kau tidak bisa pulang dalam keadaan seperti itu. Bersihkan diri dahulu, ganti pakaianmu dan setelah itu makan bersamaku.” “Rafa—” “Tidak ada bantahan. Kau akan terus seperti itu dan aku tidak akan membuka pintuku.” Rafa pergi ke dalam kamarnya sendiri. Mengambil dua potong pakaiannya. “Kau bisa menggunakan ini dulu.” Sana menerimanya. Untuk saat ini ia tidak punya pilihan lain selain menerima yang dilakukan Rafa untuknya. “Kau pakai kamar mandi di kamarku. Aku di kamar mandi tamu.” Rafa sudah pergi meninggalkan Sana. Sana berdecak pelan. “Pria itu tidak ada rasa bersalah sama sakali.” Melangkah masuk ke dalam kamar itu. Lama kelamaan ia jadi terbiasa. Ia bahkan hapal letak handuk kecil yang berada di dekat lemari wardrobe. “Kenapa aku melakukan semua ini.” Sana menghentakkan kakinya kesal ke lantai. Maka, jika terus dibiarkan terus seperti ini bukan hanya suasana y

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 260

    Sana berpikir sebentar. “Hanya kecewa. Setelah itu aku mulai terbiasa dan menjalani hari-hariku seperti biasanya.” Sana tersenyum. “Sudah cukup, Rafa. Aku tidak ingin ada yang salah paham tentang hari ini.” Ia bangkit dari duduknya. Mengambil tasnya dan berjalan ke arah pintu. “Kau tidak menguncinya bukan?” Rafa tersenyum miring. “Kau berharap aku masih menguncinya?” Sana memutar bola matanya malas. Ia langsung membuka pintu yang sudah tidak terkunci. Ia berjalan pelan dari lorong ke lift. Ia berbohong. Tentang bagaimana perasaannya ketika Rafa memutus kontak begitu saja. Tentu saja ia bingung, kesal, sedih dan kecewa bercampur menjadi satu. Bahkan ia tidak bisa makan minum dan tidur dengan benar. Namun, perlahan tapi pasti Sana mulai membuka diri setelah bertahun-tahun melupakan sosok Rafa. “Dia cinta pertamaku, bagaimana bisa aku melupakannya,” lirih Sana. Kemudian menatap cincin yang melingkar di jari manisnya. “Tapi aku sudah mempunyai kekasih dan sebentar lagi akan menikah.

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chaoter 261

    Sana tersenyum. “Hanya anda yang berani menawar setinggi itu.” “Aku tidak menyerah sampai mendapatkan lukisanmu.” Jason tersenyum. “Beri saya waktu untuk berpikir.” Sana menatap pria itu. Pria yang tampan namun arogan. Lebih arogan pria ini daripada Rafa, batin Sana. “Oke.” Jason berdiri. “Senang bertemu dengan nona Sana.” Sana mengangguk. “Saya juga.” “Apa kamu pulang sendiri?” tanya Jason. Sana memegang tali tasnya, tepat di atas dadanya. “Iya saya pulang sendiri.” Meskipun jawabannya tidak langsugn menolak niat pria ini. Sana yakin pria ini pasti melihat jari manisnya yang terdapat cincin. Seperti yang diharapkan oleh Sana, Jason memang melihat cincin di jari manis Sana. “Kalau begitu hati-hati.” Ia berniat mengantarkan Sana. Tapi—Jason memilih mundur daripada berhubungan dengan wanita yang sudah beristri. “Terima kasih. Kalau begitu saya pergi dulu.” ~~Ada seorang wanita yang bernjaji tidak akan ke klub lagi, namun wanita itu justru menyulap rumahnya menjadi seperti klub

Bab terbaru

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 539

    “Sir, ada yang ingin bertemu dengan anda. Mereka dari perusahaan kontruksi yang baru saja mendapatkan pemutusan kerja sama. Mereka ingin bertanya secara langsung kenapa anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin sejak lama.” Itu ucapan dari asistennya, Jack. Rafa mengangguk. “Pertemukan aku dengan mereka. Akan aku beritahu alasanku.” Tidak menunggu waktu yang lama. Berada di sebuah restoran berbintang. Rafa masuk dengan langkah yang begitu tajam. Ia menatap sekitarnya dan melihat seorang pria. “Selamat datang, Sir.” Pria itu mengulurkan tangan namun terang-terangan tidak dijabat oleh Rafa. “Saya ingin menanyakan kenapa tiba-tiba anda memutuskan kerja sama yang sudah terjalin dengan begitu lama, Sir? Saya berharap anda bisa berpikir lagi tentang pemutusan tersebut. Apalagi ada proyek yang akan kami jalankan.” Rafa menghela nafas. “Aku hanya sedang bersih-bersih. Kerja sama ini tidak terlalu menguntungkan. Tapi sebenarnya aku bisa saja mempertahankan kerja sama ini, tapi kau m

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 538

    “Di rumah Dad lebih seru, Mom. Ada banyak mainan dan kamarnya besar.” Yoshi mengeluh saat sampai di rumah. Bocah itu terlihat lebih senang berada di rumah itu daripada rumahnya sendiri. Sana menghela nafas. Baru bertemu sudah memanggil Dad. Sana menggeleng pelan. “Diam saja dan tidurlah lagi.” “Besok beli mainan,” ucap bocah itu sebelum pergi ke kamar sendiri. Sana menghela panjang sebelum masuk ke dalam kamarnya sendiri. Merebahkan diri di atas ranjangnya. Tanpa bisa dicegah, air matanya kembali turun. Bersama Rafa terlihat menggiurkan dan menyenangkan, namun Sana juga masih teringat hal-hal menyakitkan bersama pria itu. Lalu, jika ia memilih untuk bersama Rafa dan hal menyakitkan itu kembali terulang apakah ia sanggup menghadapinya? Sana menggeleng pelan. “Hidupku lebih tenang seperti ini. Aku tidak akan bisa bernafas jika kembali bersamanya. Ada banyak hal yang membuatku ragu bersamanya kembali. Lebih baik memang kita berpisah.” Keesokan harinya. Seperti biasa, Sana mengantar

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 537

    Sana bergegas pergi setelah selesai melukis. Ia tidak akan ingat waktu ketika terlalu larut melukis. Sampai akhirnya ia melihat jendela yang menampilkan langit berubah menjadi mendung. Ia segera pergi untuk menjemput Yoshi yang seharusnya sudah pulang 1 jam yang lalu. “Dia pasti marah.” Sana keluar dari bus dengan membawa payung. Ia segera berlari masuk ke dalam sekolah. Bertanya pada Satpam yang ternyata seluruh siswa sudah pulang, tidak ada siswa yang masih berada di kelas. “Dia ke mana?” Sana merogoh ponselnya untuk memesan taksi. Ponselnya masih mati semenjak ia mengisi daya. Ia segera menghidupkannya dan mendapat sebuah pesan dari seseorang 30 menit yang lalu. [Yoshi bersamaku]Sana langsung menelepon orang itu. “Kau siapa? kenapa anakku bersamamu?!” tanayanya. “Datanglah ke rumahku jika ingin tahu siapa aku.” Sana menghela nafas. Kemungkinan besar ia tahu siapa yang meneleponnya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya sampai juga di sebuah rumah yang nampak begitu mega

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 536

    “Mom akan mengantar kamu ke kelas.” Sana mengambil tangan Yoshi. Namun putranya itu menolaknya. Yoshi menggeleng. “Aku akan pergi sendiri. Mom pulang saja.” Hari ini adalah pertama kalinya masuk ke sekolah baru. Sana berharap ini menjadi langkah awal untuk memulai hidup baru yang lebih baik. Ia juga berharap sekali tidak ada yang membuli Yoshi di sini. “Hm.” Sana mengangguk dan tersenyum. “Hati-hati.” Setelah mengantar Yoshi ke sekolah, Sana langsung pulang. Rencananya ia akan menguru perceraiannya dengan Rafa. Ia akan mulai mencari pengacara handal yang bisa membuatnya berpisah dengan Rafa. Dengan hak asuh jatuh kepadanya. Sana menghela nafas dan masuk ke dalam subway. Ia tidak menyadari jika ada orang yang membuntutinya. Orang yang membawa kamera dan membidik setiap pergerakannya. Kemudian orang itu akan melaporkan pada seseorang. [Dia baru saja pulang mengantar anaknya]Pesan itu langsung masuk ke sebuah ponsel milik seseorang. Rafa menatap ponselnya. Baru saja ia membaca seb

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 535

    Sana terdiam di tempat. Pikirannya kacau, antara memastikan putranya tetap berada di tempat dan segera pergi dari hadapan pria ini. Sana mengepalkan kedua tangannya. Rafa melangkah mendekat dan otomatis membuat Sana melangkah mundur dengan was-was. “Aku merindukanmu,” ucap Rafa. Terdengar rendah namun penuh penekanan dan juga tersirat sebuah rasa putus asa. Rafa mengepalkan tangannya ketika melihat Sana seperti menahan takut. “Aku akan segera mengurus perpisahan kita.” Sana menatap putranya yang telah menyadari keberadaannya. Yoshi melambaikan tangannya. Sana mengangguk pelan. “Aku harap kita bisa berpisah dengan baik-baik.” Sana melangkah melewati Rafa begitu saja. kemudian menggandeng tangan Yoshi agar ikut berjalan dengannya. Mereka terus berjalan sampai keluar dari gedung. Sana mencegah Yoshi yang setiap kali ingin menoleh ke belakang. “Mom tadi itu siapa?” tanya Yoshi. Sana tidak menjawab. Ia sedang memutar otak bagaimana harus segera pergi sedangkan dia tidak mempunyai ken

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 534

    Sana keluar bersama putranya. Merapikan penampilannya sebentar sebelum masuk. Tidak lupa berterima kasih pada sahabatnya yang mau repot-repot mengantarnya. Setelah masuk—Sana bisa melihat kemegahan di dalam gedung. Tidak salah lagi, orang tua Ren memang sangatlah kaya. Perusahaan orang tua Ren menguasai pasar Jepang dan internasional. Meskipun bisa dibilang, Ren adalah anak gelap, namun keberadaannya tidak pernah ditutupi. Untungnya di antara banyaknya konglomerat yang datang, Sana tidak mengenal mereka. Memang lebih baik seperti itu. Apalagi di depan tadi, ada red karpet dan para wartawan yang siap memotret selebriti maupun konglomerat. Sana melihat Mina yang tengah berbincang dengan beberapa orang. Untuk sebentar, Sana tidak mau mengganggunya. Ia menunggu mereka selesai berbicara barulah mendekati sang saudara. “Selamat.” Sana memeluk Mina. “Maaf aku tidak bisa menemanimu tadi.” Mina mengangguk. “Tidak masalah. Yang terpenting kau bisa datang ke sini.” Mina menatap Yoshi, kemud

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 533

    “Mom kita akan ke mana?” tanya Yoshi yang kebingungan dengan pakaian yang diguanakannya. Tubuhnya yang kecil menggunakan setelan jas. Bocah itu terlihat begitu tampan. “Hari ini adalah hari pernikahan aunty Mina dan paman Ren. Kamu lupa? Padahal kamu yang membaca undangannya.” Sana merapikan jas putranya. Merapikan rambut Yoshi yang sudah rapi agar semakin rapi. “Oh iya. Aku lupa Mom.” Yoshi menepuk dahinya sendiri dengan lucu. “Jadi hari ini aunty akan menikah…,” gumam bocah itu. Sana tertawa pelan. “Ayo berangkat.” Menggandeng tangan mungil putranya. Sana berjalan keluar dari area Apartemen. Ia sudah memesan taksi namun tidak kunjung datang. Namun ia melihat satu mobil berwarna putih yang berhenti tepat di depan mereka. Anton keluar dari mobil, menatap Sana dan Yoshi yang begitu rapi dengan kebingungan. “Kalian akan ke mana?” ia mengangkat sebuah kantong yang berisikan pizza dan ayam goreng. “Aku lupa memberitahumu.” Sana merasa bersalah. “Aku hari ini harus pergi ke acara pern

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 532

    “Melihat lukisanmu secara langsung.” Anton tersenyum dengan lebar. “Sepertinya kau memasak. Kebetulan aku juga lapar.” Anton langsung masuk begitu saja ke dalam rumah Sana. “Paman Anton!” Yoshi berlari keluar dan memeluk Anton. Anton tertawa pelan. “Yoshi sudah besar rupanya.” “Tunggu sebentar. Aku akan menyelesaikannya.” Sana kembali ke dapur. Setelah beberapa lama, ia membawa makanan keluar ke ruang tamu. Menatanya dengan rapi di sebuah meja kayu. “Waah.” Anton menatap makanan yang tersaji di hadapannya. Masakan Sana memang tidak pernah gagal. “Berdoa mulai,” aba-aba Sana. Yoshi mengepalkan tangan dan menutup mata. begitupun dengan Anton yang langsung mengikuti mereka. Padahal dirumah ia tidak pernah berdoa dan langsung makan saja. “Makan pelan-pelan.” Sana mengusap kepala Yoshi pelan. Mereka makan bersama dalam hening. Sana melarang Anton berbicara di hadapan Yoshi. Karena anaknya itu bisa menangkap dan mengerti dengan percakapan mereka. Sana hanya menghindari pembahasan ya

  • Terperangkap Gairah sang Mantan   Chapter 531

    5 tahun kemudian. Seorang wanita tengah berlari keluar dari rumah. Ia berusaha mempercepat langkahnya untuk menyusul anaknya. Waktu yang semakin petang membuatnya begitu kawatir karena anaknya yang tidak kunjung pulang. “Yoshi!” teriaknya di pinggir pantai. “YOSHI CEPAT PULANG! JANGAN BERMAIN TERUS!” teriak Sana pada sang putra yang ikut memancing bersama kakek nelayan. Bocah yang berusia hampir lima tahun itu melambaikan tangan. Di atas perahu yang ditumpanginya, ia berjinjit kecil sembari melambaikan tangan pada sang ibu yang menunggunya di bibir pantai. Bocah yang mempunyai nama Watane Yoshinori tersebut nampak tersenyum dengan senang. “KAKEK TOLONG BAWA YOSHI KEMBALI!!” teriak Sana meminta tolong pada pria tua yang membawa perahu. Sana berlari ke sebuah dermaga kecil. Di sanalah ia menjemput sang putra yang baru saja selesai memancing. “Aku sudah bilang jangan menjemputku Mom!” ucap bocah itu ketika turun dari peruahu. Sana mencebikkan bibirnya. Ia menunduk sebentar dan bert

DMCA.com Protection Status