Home / CEO / Presdir Tampan Itu Ayah Anakku / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Presdir Tampan Itu Ayah Anakku: Chapter 181 - Chapter 190

298 Chapters

Serangan Lanjutan

"Selamat datang kembali, Pak Rangga!" seru Direktur dengan antusias. Direktur itu sangat kecewa kepada Julian dan sengaja mengucap selamat dengan suara lantang.Semua yang ada di dalam ruang rapat pun memberi tepuk tangan meriah kepada Rangga. Mereka bersyukur, Rangga datang tepat waktu. Hampir saja mereka kehilangan pekerjaan karena Julian. Beruntung, orang yang mengambil alih perusahaan adalah Rangga Cakrawala, pria yang sudah terbukti kompeten dan selalu menjaga Cakrawala Group selama ini.Sambutan hangat itu tentu membuat Julian sangat marah. Dia sampai terbayang menembak kepala para mantan bawahannya satu persatu. Orang-orang yang pernah menjilat Julian, sekarang berbalik mendukung Rangga, musuh besarnya. Julian bersumpah dalam hati akan menjatuhkan semua orang yang ada di dalam ruang rapat.Hebatnya, wajah Julian masih terlihat sangat tenang. Dia bahkan ikut tersenyum dan memberi Rangga ucapan selamat."Terima kasih atas sambutannya. Saya akan menjelaskan beberapa hal agar Anda
last updateLast Updated : 2023-07-31
Read more

Om Lumayan Tampan Kembali

"Kejutan! Apa kabar, semuanya?" Seorang pria yang lumayan tampan tersenyum canggung menyapa Vina."Om Dion! Aku kira, Om Dion sudah mati!" seru Nevan."Hus! Enak saja! Mau dicubit mulutnya sama Om?!" sergah Dion.Nevan memeluk kaki Dion. Rachel pun ikut-ikutan memeluk kaki Dion satunya dan menangis tak tahu sebabnya karena Nevan menangis lebih dulu.Tangan Dion dipeluk dua gadis cantik dengan posesif. Nana di sebelah kiri dan Melia di sebelah kanan. Kadang Dion diseret ke kiri, tak jarang ditarik ke kanan.'Melia? Ada apa ini?' Vina menatap curiga kepada Dion."Ya ampun, Dion! Kenapa kamu tidak bilang kalau mau pulang? Dan kenapa langsung ke sini? Kamu masih harus beristirahat. Di mana Pak Surya dan ibumu?" cecar Vina."Ayah dan Ibu sudah masuk ke dalam," terang Dion.Dion terlihat begitu gelisah. Dia memberikan isyarat mata kepada Vina agar dibantu melepaskan dua gadis di sebelahnya, tetapi Vina malah melotot padanya."Melia kenapa ada di sini?" tanya Vina basa-basi.Nana mencebik kes
last updateLast Updated : 2023-07-31
Read more

Julian Lelah

"Kenapa mereka lama sekali?" Vina resah menunggu di luar ruang kerja Rangga. Dia mondar-mandir di depan bekas meja kerjanya yang dibiarkan kosong dan tak dipindah oleh Rangga.Rangga tak jadi mengantar Vina pulang karena Rangga tiba-tiba mendapat panggilan dari Rafael agar segera datang ke kantor. Siska dan Julian datang bersama untuk menemui Rangga.Mereka tengah mengadakan pertemuan darurat di dalam ruang kerja Rangga. Vina yang tadinya ingin ikut masuk, tak diperbolehkan suaminya.Seorang pria berpakaian lusuh, kontras dengan keadaan sekitar, datang bersama Rafael. Pria itu dibawa masuk ke ruangan Rangga.Ketika Rafael keluar, Vina buru-buru bertanya, "Siapa orang itu?""Oh, itu tukang bangunan dari proyek hunian," jawab Rafael."Ada masalah apa di dalam? Kenapa aku tidak boleh masuk?" desak Vina."Mereka sedang membahas masalah penting. Kamu saja tidak boleh ikut masuk, apalagi aku? Padahal, asisten pribadi Pak Julian dan Bu Siska ikut diskusi di dalam." Rafael terlihat sedih karen
last updateLast Updated : 2023-08-01
Read more

Tak Ada Sisa

"Tristan, ambilkan minuman," perintah Julian."Pak ... sebaiknya, Anda makan lebih dulu. Seharian ini, Anda hanya minum-minum saja," saran Tristan."Kamu juga tidak mau mendengar perintahku lagi?" tanya Julian sambil menatap nanar Tristan."Anda nanti bisa sakit kalau hanya minum alkohol," tegur Tristan halus.Julian mendengus kesal. Karena Tristan mengabaikan perintahnya, Julian berjalan gontai ke arah meja dan mengambil sisa minuman alkohol.Julian menenggak minuman itu dari botol langsung, seperti minum air putih. Cairan alkohol sampai menetes di bajunya."Sial! Sial!" Julian membanting botol yang telah habis ke lantai.PRANG!Rencana bertahun-tahun yang disusun rapi oleh Julian berakhir berantakan, seperti kaca botol yang pecah di depan kakinya. Padahal, Julian telah melakukan banyak upaya untuk menjatuhkan Rangga.Akan tetapi, Rangga hanya membutuhkan waktu enam bulan untuk mengambil semua pencapaian Julian. Julian pun tak punya waktu untuk menyerang Rangga karena tekanan dari par
last updateLast Updated : 2023-08-01
Read more

Laki-Laki

"Julian kenapa tidak pernah membalas pesanku, ya, Mas? Apa dia baik-baik saja?" tanya Vina sambil mengotak-atik ponselnya.Rangga masih sibuk menempelkan telinga di perut Vina. Dia tak mengindahkan ucapan Vina karena fokus mendengar isi dalam perut Vina.Rangga senyum-senyum sendiri tatkala bayi di dalam perut Vina bergerak-gerak menendang pipinya. Ketika Rangga mengusap area yang sedang bergerak itu, perut Vina semakin menonjol."Lihat ini, Sayang. Adik bayi sedang tos sama Mas." Rangga menunjukkan benjolan di perut Vina sambil mengusap dengan telunjuknya. "Lucu sekali ...."Vina memutar bola mata. "Mas tidak mendengar aku bicara?""Dengar, Sayang," jawab Rangga asal-asalan.Sudut mulut Rangga terus-terusan terangkat sambil masih bermain dengan buah hatinya. Rangga sangat kagum oleh gerakan bayi yang selalu mengikuti arah tangan mengusap perut istrinya.Vina meletakkan ponsel di nakas, lalu menurunkan pakaiannya. Kesal karena tak diperhatikan Rangga. Setiap malam, Rangga selalu menga
last updateLast Updated : 2023-08-02
Read more

Para Bayi

Ada satu ayah yang sedang kebingungan di depan tempat tidur bayi. Kedua tangannya bergerak-gerak di atas tubuh bayi itu."Kamu sedang apa, Mas?" tanya Vina.Rangga ingin menggendong Ravi, tetapi tak tahu caranya. Alhasil, jemari Rangga hanya bergerak-gerak gemas.Rangga menghela napas panjang dan menyerah. Dia melemparkan badan di sofa sambil menyandarkan kepala dan memejamkan mata."Aku sudah menyuruh Dion untuk mengurus kepulanganmu malam ini. Biar dokter saja yang datang ke rumah. Kasihan Ravi kalau terlalu lama terpapar udara di tempat orang-orang sakit," kata Rangga khawatir."Jangan berlebihan, Mas," tegur Vina. "Lalu di mana Kakek? Kakek sudah pulang?"Rangga menegakkan badan. Dia benar-benar lupa akan keberadaan Mahendra. Dan lagi, Mahendra tak terlihat sejak persalinan Vina selesai."Sebentar, Sayang, aku cari Kakek dulu," pamit Rangga.Rangga kembali ke ruang persalinan. Mahendra rupanya masih ada di sana, duduk bersedekap dada sambil tertidur pulas."Kek." Rangga mengguncang
last updateLast Updated : 2023-08-02
Read more

Rahasia Suami

'Aku sudah bebas. Julian tiba-tiba datang ke rumah orang tuaku.' Pesan singkat Belinda mengalihkan perhatian Rangga dari bayinya."Ada apa, Mas?" tanya Vina yang menangkap keanehan di wajah suaminya."Bukan apa-apa," dusta Rangga.Vina mulai curiga karena senyuman Rangga menghilang di saat masih memandangi bayi mereka. Rahang Rangga mengeras dan kerutan di dahinya seperti tanda sedang memikirkan sesuatu.Namun, Vina tak bisa mengorek lagi karena Dion dan Nana sudah kembali.Rasa curiga Vina teralihkan oleh mata sembab Nana. Juga Dion yang terlihat salah tingkah saat kembali duduk di sofa dan melanjutkan pekerjaan yang tertunda."Ini, Kak." Nana menyerahkan barang belanjaan dan dompet kepada Rangga dengan wajah lesu."Kenapa lama sekali?" keluh Rangga.Dion dan Nana menghabiskan waktu belanja dan makan hanya setengah jam. Selama dua jam, Dion harus menenangkan Nana yang terus-terusan menangis.Dion merasa semakin tak nyaman setelah mendapat tatapan tajam dari Vina. "Saya akan melanjutka
last updateLast Updated : 2023-08-03
Read more

Pengintaian

"Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Rangga seraya naik ke ranjang.Vina merespon hanya dengan mengangkat bahu. Menanti Rangga bercerita tentang Belinda.Namun, Rangga langsung memejamkan mata setelah mengecup kening Vina. Lalu tidur memunggunginya.Keanehan-keanehan terus saja dirasakan Vina. Rangga yang katanya akan cuti dua minggu itu, tiba-tiba memutuskan masuk kerja. Apalagi, semalam Dion sudah menyelesaikan pekerjaan mereka.'Mungkin hari ini Mas Rangga mau membelikan rumah untuk Belinda,' batin Vina.Rasa penasaran Vina kian membuncah saat Rangga tak mengangkat telepon darinya. Vina ingin mengintai Rangga lebih dekat, tetapi kondisi tak memungkinkan. Di samping karena tubuh bagian bawahnya masih kaku saat bergerak, Vina juga tak bisa meninggalkan Ravi hanya karena ingin menyelidiki suaminya.Alhasil, Vina menghubungi Nana untuk dimintai tolong. Nana segera datang setelah selesai bekerja. Vina pun menceritakan garis besar masalahnya kepada Nana. "Hukuman perempuan gatal itu 'k
last updateLast Updated : 2023-08-03
Read more

Merasa Dikhianati

"Kenapa dia masih di sini?" gumam Dion seraya menatap halaman gedung kantor. Beberapa saat kemudian, Rafael muncul dari dalam sambil menyapa Nana. Nana tersenyum lebar saat bercakap-cakap dengan Rafael. Dahi Dion berkerut, tak suka melihat pemandangan itu. 'Bocah genit,' batin Dion."Siapa yang masih di sini?" Rangga telat menanggapi."Bukan siapa-siapa." Dion mengambil tumpukan berkas dari meja Rangga. "Saya boleh pulang lebih awal, Pak?"Rangga menaikkan salah satu alis. Jam kerja memang telah usai. Tapi, biasanya Dion selalu pulang bersama Rangga.Sejak rapat tadi, Dion juga terlihat kurang berkonsentrasi. Rangga sedikit penasaran, tapi enggan bertanya masalah pribadi Dion."Katakan pada Vina, aku masih perlu mengurus beberapa hal," ucap Rangga, lalu kembali melanjutkan kerjaan."Baik, Pak."Dion buru-buru turun ke lantai dasar, mencari keberadaan Nana dan Rafael. Tak tahu juga kenapa dia harus melakukan itu.Nana dan Rafael sudah tak ada di tempat tadi. Dion melihat Nana dan Rafa
last updateLast Updated : 2023-08-03
Read more

Rangga dan Dion

"Ayah dan Bunda cekalang tidak cayang aku. Katanya, Ayah mau melayakan ulang tahunku di taman hibulan, tapi tidak jadi kalena adikku macih di peyut Bunda," keluh Rachel dengan wajah bersedih saat bermain di taman belakang rumah."Kamu 'kan sudah jadi kakak. Harus mengalah sama adikmu," balas Nevan.Rangga yang hendak mengantar buah-buahan untuk Rachel, tak sengaja menguping pembicaraan dua anak kecil itu. Dia juga menyesal karena tak bisa menepati janjinya."Sayang ... Ayah pasti akan mengajak Rachel ke taman hiburan. Waktu itu juga sudah dirayakan di rumah 'kan? Sabar, ya, tunggu Adik Ravi setidaknya berusia satu bulan. Nanti dirayakan lagi." Rangga meletakkan piring buah-buahan dan duduk di samping Rachel."Ayah tiap hali cuma melihat Adik. Aku tidak pelnah diajak main di lual." Rachel merajuk sambil mencabuti rumput."Ayo, sekarang main sama Ayah."Rangga mengangkat Rachel tinggi-tinggi. Tawa lebar Rachel pun kembali. Nevan yang melihatnya jadi merasa iri."Kenapa? Mau?" tawar Rangg
last updateLast Updated : 2023-08-04
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
30
DMCA.com Protection Status