Home / CEO / Presdir Tampan Itu Ayah Anakku / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Presdir Tampan Itu Ayah Anakku: Chapter 141 - Chapter 150

298 Chapters

Tuntutan

"Sialan! Siapa yang membuntuti aku?!" Belinda membanting ponselnya di atas ranjang.Belinda sudah diam-diam datang ke rumah sakit, menyamar, dan naik mobil baru agar tak ada yang curiga. Tetapi, masih ada orang yang mengenali dirinya."Mungkin orang itu membuntuti sejak aku meninggalkan apartemen! Aarggh!"Baru tiga hari lalu, Belinda melihat garis dua saat dia merasa ada perubahan besar di tubuhnya. Belinda sering mual muntah setiap pagi, juga telat datang bulan.Belinda hanya menebak-nebak dan mencoba menggunakan test pack. Betapa hancurnya Belinda ketika tahu dirinya sedang mengandung.Membayangkan tubuhnya membengkak saja sudah membuat Belinda stres bukan main. Berbagai cara telah Belinda lakukan untuk menggugurkan kandungan, tetapi garis dua masih muncul pada test pack.Belinda berencana menggugurkan kandungan, tetapi ditolak mentah-mentah oleh pihak rumah sakit. Bukan hanya satu dua rumah sakit yang Belinda datangi, semuanya menolak permintaannya.Belinda sendiri tidak tahu siapa
last updateLast Updated : 2023-07-17
Read more

Benang Merah

"Semuanya berjalan lancar! Siapa yang mengunggah fotoku dan Rangga?" Belinda membaca sumber berita tersebut, lalu mengangkat kedua alis. "Julian?" Belinda segera berdandan dengan riasan pucat. Dia juga mengenakan pakaian serba hitam agar semua orang dapat melihat kesedihannya.Di saat Belinda memasuki gedung perusahaan Cakrawala Group, semua pandangan tertuju padanya. Sungguh ... orang yang tak tahu kebusukan Belinda, mereka hanya dapat mengasihani Belinda dari kejauhan, serta mencaci-maki perbuatan Rangga.Tentu saja, omongan para karyawan itu berhasil membuat Belinda merasa sedikit menang. Dengan langkah ringan, Belinda melenggang menuju kantor Julian.Tak ada satu pun yang menghalangi. Resepsionis yang telah mengenal baik Belinda pun segera menyilakan dirinya.Wajah sedih Belinda menghilang begitu sampai di depan ruangan Presiden Direktur Cakrawala Group. Belinda langsung memutar gagang pintu tanpa mengetuk lebih dulu. Kebiasaan Belinda yang selalu merasa dirinya orang penting dan
last updateLast Updated : 2023-07-17
Read more

Konferensi Pers

'Keluar sebentar, Vina. Aku ingin bicara penting.' Vina membaca pesan singkat dari Belinda.Vina tak mau menanggapi Belinda karena tak ingin membuat dirinya stres dan dapat membahayakan kandungannya. Namun, Belinda terus mengirim pesan tanpa henti sehingga Vina mulai kesal."Mas Rangga ke mana, Bu?" tanya Vina."Tadi keluar dengan Dion. Di kantor mungkin.""Aku ke toko sebelah sebentar," pamit Vina tak mau membuat ibunya khawatir.'Belinda harus diberi pelajaran agar tidak menggangguku terus!' batin Vina menggebu.Tak ingin mengganggu pekerjaan Rangga, Vina memutuskan untuk menemui Belinda sendiri. Belinda telah menanti di samping gedung.Wajah Belinda tertutup masker, juga mengenakan kacamata hitam. Belinda terlihat menengok kanan kiri untuk menghindari wartawan yang mungkin menguntitnya, pikir Vina."Ada perlu apa?" tanya Vina ketus."Masuk ke mobilku sebentar." Belinda berusaha menarik tangan Vina, tetapi Vina menghindar lebih dulu.Vina melipat tangan di depan dada. "Bicara di sini
last updateLast Updated : 2023-07-17
Read more

Skak Mat

"Apa yang sedang dilakukan bocah itu?" Mahendra menyeringai di depan televisi 85 inci.Terjadi kegaduhan setelah pernyataan Rangga tersebut. Para penonton di luar hotel pun semakin tak terkendali memaki-maki. Semua terekam jelas di layar televisi.Sementara pria yang baru saja membuat pernyataan, hanya diam dengan wajah datar tanpa dosa. Mengakibatkan para pecinta Belinda, serta aktivis perempuan semakin mengecam Rangga.Belum cukup dengan kegemparan pernyataan Rangga, DS Hotel dihebohkan oleh kehadiran mobil Belinda di depan lobi."Nona Belinda! Semangat! Kami pasti akan mendukung Anda!" seru orang-orang di luar yang setia mendampingi kasus Belinda.Belinda mengangguk dengan wajah sendu. "Terima kasih, semuanya."Belinda melangkah menuju tempat konferensi pers berlangsung. Dia sangat senang karena Rangga tadi menghubungi dirinya, tetapi Belinda tetap mempertahankan ekspresi sedih dan teraniaya.'Mari kita perjelas hubungan kita nanti malam. Aku akan bertanggung jawab atas semua yang t
last updateLast Updated : 2023-07-18
Read more

Persaingan Keluarga

"Sayang," gumam Rangga sambil mencari kehangatan tubuh istrinya.Rangga akhirnya dapat tidur dengan nyenyak setelah diberi tahu kuasa hukumnya jika kasus Belinda langsung diproses malam itu juga. Bukan hanya masalah itu saja, Rangga juga memberikan bukti atas apa yang telah Belinda lakukan selama ini.Orang tua teman Rachel yang mendorongnya di playgroup pun ikut terseret kasus Belinda. Sherly kini dalam pengawasan lembaga perlindungan anak karena mengalami trauma sejak kejadian itu.Akibat keserakahan orang tuanya, Sherly jadi sering ketakutan saat berdekatan dengan anak-anak lain. Bayangan Rachel yang dikiranya telah mati karena tak kembali ke playgroup, terus menghantui bocah malang yang hanya menuruti perintah orang tuanya.Akan tetapi, masih ada perbuatan Belinda yang lolos jeratan hukum, yaitu ketika Belinda menculik Rachel, serta kebakaran di rumah kontrakan Vina.Anak buah Seno masih bungkam di penjara. Seno sendiri tak mudah dilacak keberadaannya meskipun telah ditetapkan seba
last updateLast Updated : 2023-07-18
Read more

Pindah

"Mas-""Ayah!!!" Rachel melompat ketika Rangga berjongkok menyambut dirinya. "Lama cekali pulangnya!""Maaf, Ayah sibuk bekerja." Rangga melirik ngeri ke arah Vina yang menatap tajam dirinya.Dahi Vina berkerut dengan tangan terlipat di depan dada. Vina yang lebih dulu membuka pintu supaya bisa mendapat pelukan suaminya. Namun, Rangga malah melewati dirinya dan memeluk Rachel."R-Rachel sudah mandi sore?" Rangga ingin menurunkan Rachel untuk memeluk Vina, namun Rachel justru mengalungkan tangan di lehernya sangat erat."Cudah, Ayah. Ayo, kita main," ajak Rachel."Sebentar ... Ayah sapa adik Rachel dulu, boleh?" Rangga hendak memeluk Vina menggunakan satu tangan, tetapi Rachel menarik tangan Rangga."Adik 'kan belum ada. Bunda 'kan cudah becal!" protes Rachel yang merasa cemburu karena menyangka Rangga ingin berdua-duaan dengan Vina tanpa dirinya."Kak Nevan mau pulang itu. Ayo, pamitan."Nevan memicingkan mata curiga. Baru kali ini Rangga menyebut namanya. Biasanya Rangga hanya memangg
last updateLast Updated : 2023-07-18
Read more

Lembaran Baru di Kota Lama

"Masuk dulu," ujar Barra seraya membuka pintu lebih lebar.Vina dan Rangga mau tak mau jadi bertamu karena merasa tak enak hati menolak. Mereka bertiga duduk di ruang tamu hanya saling bertatap canggung.Nana datang membawa nampan berisi empat cangkir teh hangat di atas meja dengan tangan bergetar karena terlalu berat. Vina tak menyangka, Nana yang biasanya dilayani orang, mau melakukan tugas rumahan seperti itu."Kak Vina sengaja datang ke sini untuk mengunjungi kami?" tanya Nana dengan nada ceria.Vina merasakan perbedaan dari cara Nana menatap dirinya. Lebih tulus dan tanpa beban.Tak seperti sebelumnya, biarpun Vina selalu mencoba berpikir positif tentang Nana, hatinya terus merasa resah. Tetapi, tidak untuk sekarang.'Apa yang terjadi dengan mereka? Apa mereka bangkrut? Lalu di mana Bu Ira?' Vina penasaran ingin bertanya, tetapi tak sanggup mengatakan."Aku baru saja menghubungi pemilik rumah untuk membeli rumah ini," jawab Rangga."Oh, kamu pasti telepon ke nomor Bu Siti, pemilik
last updateLast Updated : 2023-07-19
Read more

Pria Jahat

"Pak Dion pernah menjanjikan saya untuk bisa kembali di perusahaan ini kapan pun saya mau. Lagi pula, saya punya banyak pengalaman bekerja bersama Anda," jawabnya."Bisakah Anda mempertimbangkannya, Pak? Dia lebih baik dari sekretaris mana pun selama Anda bekerja di sini," bujuk Manajer HRD. Para pewawancara lain pun ikut membujuk Rangga. Mereka yang telah lama bekerja di perusahaan, tahu jika Rangga sering berganti sekretaris setelah kepergian Vina."Kamu pernah bilang begitu padanya?" Rangga menatap tajam Dion."B-benar," jawab Dion gugup karena ingat pernah mengatakan itu. "Ikut ke ruangan saya." Rangga beranjak dari tempat duduk. "Lanjutkan proses wawancaranya."Sampai di ruang kerja, Rangga segera menutup pintu rapat-rapat. Berdua dengan wanita itu, tanpa Dion."Buat apa kamu ke sini?" Rangga tampak begitu marah."Mau bekerja. Untuk apa lagi?" jawab Vina santai."Kamu meninggalkan Rachel sendirian di rumah?" geram Rangga."Tidak, Mas. Rachel aku titipkan di rumah Dion."Rangga m
last updateLast Updated : 2023-07-19
Read more

Salah Sasaran?

"Kak Dion! Berhenti, Kak! Dia bisa mati!" jerit Nana.Nana menutup wajah dengan kedua tangan ketika melihat Dion menindih Seno dan memukuli tanpa ampun. Badan Nana gemetaran hingga ambruk ke lantai.Dion menghentikan aksinya saat mendengar suara Nana terjatuh di depan pintu kamar. Setelah menyeka tangan yang terkena darah dari wajah Seno, Dion segera membopong Nana masuk ke kamar dan membaringkan perlahan.Dengan kalap, Dion menelepon ambulance. Lalu mencoba membuat Nana tersadar."Nona Nana! Anda bisa mendengar saya?!" Dion menepuk-nepuk pipi Nana dan mengguncang badannya.Suara sirene polisi dan ambulance datang tak lama kemudian. Dion langsung menggendong Nana ala pengantin menuju para tim medis yang hendak menurunkan brankar."Saya akan menyusul sebentar lagi. Tolong hubungi saya jika ada apa-apa," ujar Dion kepada tim medis sambil menyerahkan kartu nama.Dion tak begitu mengkhawatirkan Nana setelah dibawa ambulance. Dia harus memastikan Seno benar-benar dibawa ke kantor polisi sek
last updateLast Updated : 2023-07-20
Read more

Karyawan Baru

"Saya baru saja mengambil mobil dan sedang jalan ke tempat kerja Nona Nana untuk mengantarkan surat izin, Pak. Pak Barra juga sudah datang ke rumah sakit," ujar Dion.'Tidak usah kembali ke kantor,' balas Rangga dari seberang telepon."Baik. Saya juga akan mengambil informasi tentang orang itu."Dion akhirnya sampai di minimarket yang disebutkan Nana. Dia langsung mencari atasan Nana dan menyerahkan surat izin yang dia dapatkan dari rumah sakit."Kamu pacar Nana?" tanya atasan Nana yang bernama Andre, setelah membaca surat keterangan dokter.Atasan Nana tersebut masih cukup muda, tampan, dan terlihat tak senang berjumpa dengan Dion. Tatapan Andre penuh selidik ketika bertanya."Saya sepupu No- Nana," jawab Dion."Baiklah. Berikan alamat rumah sakit dan nomor kamarnya."Dion berpikir sejenak, lalu menuliskan permintaan Andre tanpa curiga. Biar bagaimanapun, Andre merupakan atasan Nana. Sudah sewajarnya menjenguk bawahannya yang sedang sakit."Saya pamit dulu," kata Dion undur diri.Sete
last updateLast Updated : 2023-07-20
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
30
DMCA.com Protection Status