Home / Pernikahan / Suami Wasiat Kakek / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Suami Wasiat Kakek : Chapter 81 - Chapter 90

115 Chapters

Perasaan Gundah

‘Apa malam ini akan sangat spesial?’ batin Katarina bertanya-tanya.Tangannya menyibak selimut yang menutupi tubuhnya, menatap ke arah luar dengan membuka semua gordin kamar.“Senang rasanya, Mas Rafka kapan pulang ya?” tanya Katarina pada dirinya sendiri.Dering telepon di pagi hari itu membuat Katarina menoleh ke arah nakas, ponsel yang tergeletak sejak ia bangun tidur belum ia sentuh sama sekali. Langkah pelannya menuju nakas, menatap siapa penelepon pagi ini.‘Atalas?’ tanya Katarina pada batinnya.“Halo,” sapa Katarina di awal percakapan.“Kak, jangan lupa nanti malam ya pakai gaunnya,” titahnya terkekeh.“Iya, Ta. Pasti,” Katarina hanya mengiyakan apa yang dikatakan Atalas.Matanya menatap sekeliling, keduanya diam tanpa sepatah kata. Atalas yang seperti canggung sama halnya Katarina yang belum sempat cuci muka itu.“Ta, aku mau siap-siap ke kantor dulu ya,” pamit Katarina menutup telepon.“Iya, Kak. Semangat ya!” sambungan telepon terputus.Lama Katarina menatap layar ponselnya
last updateLast Updated : 2023-09-01
Read more

Galaxy Hotel

‘Mas, kamu tahu apa?’ batin Katarina bertanya-tanya.Perasaannya saat ini sangat gelisah, ia takut Rafka mengetahui sesuatu yang akan ia lakukan malam ini. Ia bergegas memoles wajahnya dengan riasan yang sederhana, Katarina tidak begitu pandai make up.“Sudahlah, lebih baik aku tetap fokus tujuan awalku. Lagian Mas Rafka juga biasa memperingatkan aku demikian,” ucap Katarina lirih.Lama Katarina merias wajahnya dengan rambut yang sengaja digerai panjang, hanya diberikan satu pita di belakang. Berputar-putar di depan kaca seperti seorang putri, Katarina sangat senang dengan penampilannya malam ini.“Cantik!” ucap Katarina dalam hati.Matanya menatap ke arah ponsel yang sengaja ia setting hening, tidak ingin di ganggu saat sedang siap-siap. Beberapa pesan masuk dari Atalas dan beberapa panggilan tidak terjawab.“Halo,” sapa Katarina pada Atalas yang ada di seberang.“Kakak di mana? Ini sopir yang aku suruh jemput kakak udah di perjalanan,” jelas Atalas.“Aku masih di rumah, baru selesai
last updateLast Updated : 2023-09-04
Read more

Makan Malam Kacau

‘Katanya jatuh cinta?’ batin Katarina lirih.Katarina masih membelalakkan matanya lebar saat satu kalimat dari Atalas itu berhasil ia cerna dalam otaknya. Kata jatuh cinta membuat Katarina harus berpikir sangat keras, bagaimana tidak? Ia bukan seorang wanita single dan Atalas tahu itu.“Maaf, Kak. Aku tidak bermaksud mengatakan itu, hanya bercanda saja. Pada intinya kakak cantik sekali malam ini,” ucap Atalas lagi.“Aku ... Ke toilet dulu ya,” pamit Katarina.Katarina melangkah meninggalkan Atalas menuju toilet yang tidak jauh dari meja makan itu. Katarina bahkan tidak menyangka jika ia dibawa makan malam romantis dengan apartemen yang sangat mewah oleh Atalas.‘Bisa-bisanya dia bawa aku ke sini,' batin Katarina merutuki Atalas.***“Semoga dia tidak curiga, menakutkan juga jika dia tahu aku menyukainya. Bisa tamat riwayat aku dan semua rencana paman,” ucap Atalas lirih dengan menuang sparkling champagne di gelas.Tidak lama dari itu, Katarina datang dengan sedikit belibet dengan paka
last updateLast Updated : 2023-09-04
Read more

Katarina Pembunuh?

“Coba diketuk dulu, Pak. Takutnya kita salah orang,” ucap seorang bodyguard.Rafka mulai mengetuk pintu kamar apartemen itu, dengan perasaan yang dag dig dug tidak nyaman. Perasannya memang masih belum ia utarakan pada Katarina, tapi jika Katarina kenapa-kenapa itu akan membuat Rafka tidak tenang.“Tidak ada respon sama sekali, bagaimana kalau kalian dobrak saja pintunya!” titahnya pada 3 bodyguard yang ada di sampingnya saat ini.“Coba bapak minggir dulu biar kami yang dobrak!” ujar seorang bodyguard.Rafka mundur beberapa langkah dari tempatnya berdiri, ia sudah sangat kesal dengan karyawan hotel yang tidak mau memberikan identitas pemilik kamar ini.‘Katarina!’ gumam Rafka lirih.Dua bodyguard Rafka yang sedang berjuang mendobrak pintu itu sudah mulai kewalahan. Namun, keduanya tidak lekang dan menyerah. Hingga pintu itu perlahan terbuka lebar, mata Rafka memicing mencari keberadaan istrinya.“Katarina!” teriak Rafka yang awalnya ingin marah besar.Matanya membelalak lebar melihat
last updateLast Updated : 2023-09-05
Read more

Permintaan Damai

“Ibu, Katarina. Mari ikut saya,” ajak seorang polisi wanita yang baru saja keluar dari ruangan.Katarina mengikuti langkah polisi itu pelan, sedangkan Rafka kini mulai membawa Pramana sedikit menjauh dari tempat itu.“Ayah, kali ini aku ingin bicara padamu,” ucap Rafka lirih.Pramana hanya menatap Rafka dengan wajah penuh amarah, keponakan kesayangannya kini sudah terkapar tidak bernyawa.“Apa yang ingin kamu bicarakan, Rafka!” pekiknya.“Kali ini aku ingin masalah ini selesai dengan cara kekeluargaan saja, aku mohon!” ujar Rafka dengan menatap lekat ke arah Pramana.Seperti dihantam jutaan peluru pada tubuhnya, Pramana terperanjat kaget hingga berdiri. Raut wajahnya kini penuh dengan amarah, ia tidak terima dengan ucapan anak sulungnya itu.“Enak saja! Katarina harus mendapatkan hukuman yang setimpal, kamu kira menghilangkan satu nyawa bisa dibayar dengan permintaan maaf begitu saja. Apa katamu? Damai, tidak bisa!” teriak Pramana keras.Beberapa orang di lorong yang tidak jauh dari R
last updateLast Updated : 2023-09-07
Read more

Katarina Bebas?

“Bu-bukan, aku bukan pembunuh!” teriak Katarina dengan menutup kedua telinganya.Deruan napas panjang yang kian cepat berangsur pada tubuhnya, Rafka memicingkan matanya ke arah Pramana. Kini Pramana ditarik paksa oleh Elegi, gadis itu membawa Pramana yang masih babak belur itu pergi.“Kak, Ayah aku bawa pulang, sekalian urus izin bawa jenazah Kak Atalas ke Surabaya,” pamitnya.“Terima kasih, El.” Rafka hanya bisa mengulas senyum tipis.Kini Rafka hanya fokus pada Katarina, melihat istrinya sangat kacau membuat hatinya teriris. Bingung yang ia rasakan mendalam, ditemani oleh Rengga yang setia menemani Rafka.“Gimana ceritanya?” tanya Rengga menyelidik.“Panjang, Reng. Bingung aku mau kasih penjelasan dari mana dulu,” jawab Rafka dengan pasrah.Ia menghela nafas panjang, tatapan Katarina yang kosong membuat Rafka semakin tertekan. Keputusan polisi masih menunggu jawaban Pramana. Semua ini membuat Rafka semakin pusing.“Bapak Rafka, boleh saya berbicara sebentar,” ujar seorang polisi.Ra
last updateLast Updated : 2023-09-07
Read more

Sedih yang Terbalut

“Ada apa sih, Raf?” tanya Rengga bertanya-tanya.“Lihat!” Rafka menunjukkan sebuah berita yang ia baca beberapa waktu lalu.Mata Rengga memicing kaget saat melihat apa yang Rafka tunjukkan, ia mulai kesal dengan penulis berita itu. Entah dapat dari mana informasi yang cukup membuat Katarina trauma itu.“Tenang, aku akan cari infonya, temani saja Katarina. Nanti aku kabari lagi,” ucap Rengga beranjak meninggalkan Rafka sendirian.Rafka hanya bisa diam dengan menahan emosi yang sudah di ubun-ubun, ia hanya bisa diam dan bernapas panjang. Langkahnya menemui Katarina yang kini hanya diam menatap jalanan depan komplek.“Oh itu ya yang bunuh saudara iparnya, kok jahat sekali ya,” ucap seorang tetangga Rafka.“Aaa, aku bukan pembunuh!” teriak Katarina keras.Rafka yang awalnya mengawasi Katarina dari jauh itu berlari, dengan sigap ia memeluk erat tubuh Katarina yang kini gemetaran.“Kata, tenang aku ada di sini,” ucap Rafka pelan.Katarina sempat meronta dilepaskan, namun dengan sekuat tenag
last updateLast Updated : 2023-09-09
Read more

Tubuh yang Lelah

“Satu pelajaran biar kamu gak ngelunjak!” pekik Pramana keras.Elegi hanya bisa mengusap pelan pipi kanannya, perih yang ia rasakan mungkin bagi Pramana adalah hal kecil.Elegi : Kak, biarkan Kak Kata istirahat dulu, tidak perlu diganggu tidurnya. Temani saja dia sampai dia bangun.Pesan itu terkirim ke Rafka, pikirannya ikut melayang ke keadaan Katarina. Matanya menyipit menatap jalanan yang ramai, perjalanan pulang yang sangat lama. Tanpa ia sadari ia terlelap sejenak.“Elegi, bangun!” matanya mengerjap beberapa kali.***“Kata mau apa? Ayo makan dulu, mau makan di luar sekalian pesan matcha?” tanya Rafka pelan.Katarina hanya menggelengkan kepalanya berulang, ia beranjak dari ranjang berjalan pelan ke arah balkon. Matanya menatap lekat ke arah balkon kamar, nanar tatapannya melihat mobil itu masuk area rumah keluarga Zavier.“Elegi pulang ya, Mas?” tanya Katarina lirih.“Iya sayang, Elegi pulang dari Surabaya,” jawab Rafka menatap ke arah yang sama dengan Katarina.Lama Katarina me
last updateLast Updated : 2023-09-12
Read more

Berubah

“Kata!” teriak Rafka keras.Beberapa menit yang lalu ia mengerjapkan matanya berulang, terbangun dari tidur singkatnya di sofa kamar. Matanya menelisik ke sekeliling dan Katarina yang tidak ia temukan. Kepalanya masih sedikit pusing karena bangun secara langsung.“Kata, kamu di mana, sayang?” tanya Rafka keras.Bahkan tidak ada jawaban apa pun dari Katarina, matanya menatap lekat ke jam dinding kamar pukul 2.15 dini hari. Pintu balkon yang terbuka lebar, tanpa basa-basi Rafka berlari ke balkon.“Katarina, kamu kenapa melamun di sini? Aku panggil beberapa kali kenapa gak menyahut?” berondong tanya dari Rafka yang hanya dibalas tatapan oleh Katarina.“Aku tidak bisa tidur lagi, aku lihat mas Rafka sangat lelah. Jadi, aku tidak ingin mengganggu mas istirahat, aku ke sini saja tadi. Aku juga tidak dengar mas Rafka berteriak, maaf,” jelas Katarina panjang lebar.“Sayang, maaf, sepertinya aku tidur terlalu lelah ya. Masuk kamar lagi yuk, di luar dingin,” Rafka merangkul tubuh Katarina erat.
last updateLast Updated : 2023-09-13
Read more

Bayangan Rasa Takut

“Aaa,” teriak Katarina keras.Sebuah kecelakaan terjadi tepat di depan mobil yang dikendarai Katarina dan Rafka. Antok yang reflek mengerem mendadak itu cukup shock.“Maaf, Pak, Bu,” ucapnya bergetar.Rafka masih memeluk erat tubuh Katarina, badannya bergetar hebat seperti penuh dengan ketakutan. Elegi hanya menatap ke arah tempat kecelakaan, ia masih terkejut dengan tapi tidak bisa berkata apa-apa.“Putar balik, Pak Antok. Aku gak bisa lama-lama,” titah Elegi.Antok hanya menganggukkan kepalanya, ia menatap sekeliling jalanan yang sepi itu. Kecelakaan yang sudah ramai dengan banyak mobil polisi yang berlalu lalang.“Maaf ya, Pak,” ucap Antok lirih.***“Selamat pagi, Nona Katarina,” sapa seorang dokter yang duduk di hadapan Katarina.Dokter itu hanya diam menatap Katarina dan Rafka, setelah melihat secara langsung kecelakaan yang terjadi. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya, enggan menatap dokter wanita yang duduk di hadapannya.“Dokter Raisa, sebelumnya mohon maaf, Kata tadi sempat
last updateLast Updated : 2023-09-15
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status