Semua Bab Suami Rentalku Ternyata Tuan Muda Kaya: Bab 101 - Bab 110

140 Bab

Sesulit ini Mencintaimu

Rasa sakit di seluruh tubuhnya, serta ngilu di tulang sendi, membuat Adena merintih kesakitan kala pintu kamar hotel diketuk dengan paksa dari luar. Ia tak bisa mengingat dengan jelas apa yang telah terjadi semalam. Bagaimana ia bisa berakhir babak belur seperti sekarang serta siapa yang membawanya ke hotel, semua masih abu-abu diingatan Dena. Dengan tertatih-tatih, Adena mengayunkan langkahnya menuju pintu yang masih diketuk oleh seseorang. Suhu dingin yang menusuk tulang, malah membuat langkahnya menjadi semakin melambat. Setelah bersusah payah, akhirnya Dena sampai di pintu. Ia tak bisa melihat dengan jelas melalui kaca intip, siapa yang berada di luar. Namun, entah mengapa hati kecilnya terus mendorong Adena untuk segera membuka pintu itu. Wajah Ivan yang sedang terbelalak menatapnya, membuat Dena seketika menundukkan kepala. Ia menutupi sebagian memar di lengannya dengan tangan, sebelum kemudian Ivan mencecarnya dengan banyak pertanyaan. "Nona, apa yang terjadi?" Entah sudah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-31
Baca selengkapnya

Pesta Pertunangan

Hanya manusia bodoh yang merelakan seseorang yang ia cintai dan mencintainya, lepas begitu saja tanpa sempat dipertahankan. Dan, manusia bodoh itu tak lain adalah Ivan. Ia bahkan kalah sebelum berperang, ia menyerah sebelum berjuang. Cintanya pada Adena kalah tinggi dibandingkan egonya sebagai seorang pria. Ketakutan dan kekhawatiran Ivan lebih membuatnya menahan diri. Sore itu, saat mengantarkan Adena pulang, Ivan tak lantas turun dari mobil. Selepas Dena pergi, dadanya yang telah sesak oleh berbagai rasa, meruntuhkan kembali air matanya. Andai ia tak terlahir sebagai pria melarat, mungkin Ivan masih bisa memiliki harga diri untuk menjadikan Adena sebagai kekasih. Nyatanya, dia hanyalah pekerja biasa. Dia hanya kacung yang tak berharga. Gaun halter neck yang sudah Dena pesan jauh-jauh hari, pada akhirnya tak bisa ia kenakan. Luka memar ditubuhnya tentu akan membuat semua orang heboh, jadi sebisa mungkin Adena mengenakan gaun yang menutupi lengannya. Make-up bold dengan lipstik mera
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-01
Baca selengkapnya

Balas Dendam

Orang bilang pupil mata kita akan membesar ketika berpandangan dengan orang yang kita cintai. Dan, kecurigaan Harvey yang selama ini ia pendam, seolah terbukti tatkala ia melihat pupil mata milik Ivan membesar dan berbinar ketika bertatapan dengan Adena, meskipun sepasang mata teduh itu menyorotkan mendung. Tepat ketika Ivan baru saja mengucapkan selamat, sebelum asisten itu berlalu pergi, sebuah ide cemerlang mendadak muncul di benak Harvey. Ia ingin mengetes Ivan sekali lagi. "Ivan, tunggu!" panggil Harvey sembari menarik lengan Ivan dengan sigap. Rhein dan Sean yang hendak menuruni podium, jadi urung melangkah dan berbalik mengawasi dua pria yang kini saling berhadapan dengan tatapan saling terkunci. "Apa kamu tidak mau berfoto berdua dengan Adena?" sambung Harvey sembari tersenyum datar. Sebelum menjawab, Ivan lebih dulu melirik Adena sekilas. Secara samar, Adena menggelengkan kepalanya. Ia tak mau membuat Ivan semakin sakit hati. "Bukankah kalian sudah seperti adik kakak? T
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-05
Baca selengkapnya

Kacau

"Ada apa dengan wajahmu?" Sean memperhatikan wajah asistennya dengan terkejut, ketika pagi itu Ivan datang menjemput Rhein dengan rahang bengkak dan membiru serta pelipis yang telah diperban. Rhein yang baru keluar dari lift bersama Sean, sontak ikut menoleh dengan penasaran. Ia mengamati Ivan dengan seksama hingga asisten suaminya itu berdiri di hadapan Sean. "Hanya kejadian kecil, Tuan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," jelas Ivan keki sembari menunduk untuk menyembunyikan wajahnya. Dengan geram, Sean mengangkat dagu Ivan untuk melihat dengan jelas memar membiru itu. Saat luka di pelipis kanan itu membuat mata Ivan jadi menyipit, Sean lantas merebut kunci mobil asistennya. "Biar aku yang mengantarkan Rhein. Kau langsung ke kantorku. Aku tidak mau istriku kenapa-kenapa di jalan!" pungkasnya sebelum kemudian membukakan pintu mobil untuk Rhein dan berlalu pergi setelah melemparkan kunci mobilnya sendiri pada Ivan. "Apa menurutmu Ivan terluka karena berkelahi dengan Harvey?" t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-05
Baca selengkapnya

Aku Rela

Langkah yang berderap cepat dan lebar itu segera meringsek keluar dari lift ketika pintunya perlahan terbuka. Tatapan matanya tertuju pada sebuah ruangan di mana ia akan meminta penjelasan pada orang itu terkait fakta mengejutkan yang baru ia dengar. Brak. Suara pintu yang dibuka secara kasar membuat beberapa orang yang berada di dalam ruangan itu sontak menoleh kaget ke arah pintu. Sosok yang tengah berdiri dengan napas naik turun serta mimik wajah tegang dan kaku itu membuat mereka semua saling menoleh dengan bingung. "Dena, apa yang kau lakukan? Apa kau tidak lihat aku sedang meeting!?" bentak Sean marah sembari berdiri dan menghampiri adiknya. Ivan benar, ada bekas memar di pipi adiknya saat Sean melihat Adena dari dekat. Ia lantas menghela napas panjang dan berbalik mengawasi tiga orang manajer yang sedang duduk di sofa. "Kalian bisa keluar dulu. Kita lanjutkan meeting-nya satu jam lagi." Dengan sigap, tiga manajer dari sub divisi yang berbeda itu lekas berdiri dan membawa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-07
Baca selengkapnya

Touch Me, Ivan!

Karena Rhein telah dijemput oleh Sean, akhirnya Ivan sampai ke kantor Rhein dengan sia-sia. Ia hendak kembali ke basement sebelum sepasang tangan tiba-tiba menarik lengannya dari belakang. Sedikit terkejut, Ivan reflek menoleh dengan cepat. Sosok Celia yang sedang memamerkan barisan gigi putihnya membuat Ivan menghembuskan napas yang sedari tadi ia tahan. "Kau membuatku kaget, Cel!" gerutu Ivan sembari menarik lengannya dengan kasar. "Salah sendiri dipanggil malah kabur. Apa kesepian membuatmu tuli?" Celia balik menyemburkan sindiran. Sekilas, Ivan melirik teman sejawatnya itu dengan sinis."Aku tidak kesepian!" tampiknya ketus. "Masa? Buktinya kamu tak punya teman!" ejek Celia sembari terkekeh senang. Ivan mendengus kesal mendengar sindiran itu. Meskipun yang dikatakan Celia adalah kenyataan, entah mengapa Ivan malah tersinggung. "Kamu mau pulang? Boleh aku nebeng?" "Tidak. Aku masih ada urusan!" tolak Ivan sembari bersiap untuk pergi. Namun, dengan sigap Celia kembali menaha
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-07
Baca selengkapnya

Momen yang Terulang Kembali

Paris, di sore hari. Siapa yang tak menyukai suasana romantis di kota Paris? Bahkan hampir semua manusia di seluruh dunia pasti setuju jika Paris menjadi destinasi liburan romantis bersama pasangan. Hari ini adalah hari ulang tahun Adena, sebagai gadis remaja yang mulai memasuki gerbang menuju dewasa, ia merayakan pesta ulang tahunnya di kediaman milik keluarga Chevalier. Pesta yang intim dan hanya dihadiri oleh teman-teman kuliahnya dan keluarga. Semua dekorasi telah memenuhi ruang keluarga di mana pesta akan diadakan. Makanan pun sudah memenuhi meja makan lengkap dengan segala jenis minuman beralkohol. Beberapa tamu mulai berdatangan dan bersantai di taman yang bersebelahan dengan ruang keluarga. Pesta bertemakan 'Red Elegant' itu terlihat meriah dan mahal di tangan Adena yang perfeksionis. Sean yang baru saja pulang dari terapi, memilih untuk duduk menyendiri sembari menunggu pesta di mulai. Sementara sang nenek yang baru tiba kemarin sore dari Indonesia, sudah bergabung dan me
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-11
Baca selengkapnya

Dia Pergi Lagi

Keesokan hari, karena tak bisa tidur hingga menjelang subuh, Ivan akhirnya memutuskan untuk tidak tidur sama sekali. Bola matanya yang memerah dengan rasa kantuk yang tak tertahankan akhirnya mendera dirinya ketika menunggu Rhein berangkat pagi ini. "Sean bilang besok kamu akan ke Prancis, apakah itu benar?" selidik Rhein ketika mobil sudah melaju menuju kantornya. Ivan mengangguk samar. "Benar, Nona. Saya mendapat penerbangan nanti malam." "Oh, begitu. Sebenarnya aku sudah meminta Sean untuk mencarikan sopir lain agar tak melulu merepotkanmu, Ivan. Tugasmu jadi semakin banyak sejak menjadi sopirku." "Tidak apa, Nona. Saya masih sanggup menghandle semuanya," sela Ivan cepat. "Apakah ada yang ingin anda beli di Prancis, Nona? Barangkali saya bisa mencarikannya untuk anda." "Nggak perlu, Ivan. Nikmati saja liburanmu."Namun, tak seperti yang sudah Rhein katakan, perjalanan Ivan menuju Prancis malah lebih mirip sebagai perjalanan napak tilas yang menyakitkan. Itulah mengapa Ivan seb
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-11
Baca selengkapnya

Kedok Misterius

Adena baru saja bangun tidur ketika sore itu neneknya menyodorkan ponsel miliknya pada sang cucu. Sukma yang masih belum sepenuhnya menyatu membuat Dena lantas menerima ponsel itu dengan bingung."Apa ini, Nek?" tanyanya ragu. "Lihat saja sendiri, nanti kamu akan tahu!" Nyonya Chevalier menunjuk ponselnya dengan wajah kaku. Merasakan sikap sang nenek yang terasa janggal, Adena membuka kunci layar pada gawai canggih itu dengan was-was. Sebuah foto terpampang jelas di layar seketika itu juga. Dengan penasaran, Dena memperhatikan dua orang pria yang menjadi objek foto itu. Bukankah ini Harvey? Tapi, siapa pria yang satunya lagi? "Kau tak mengenalinya?" Nyonya Chevalier mendekat ke ranjang ketika kening cucunya nampak berkerut tegang. Dengan sigap, Adena menggelengkan kepala. "Tidak, siapa dia?" tanyanya heran. "Dia Mr. Clayton!" Deg. Dena merasa tubuhnya mendadak beku. Ia kembali mengawasi ponsel yang masih berada di genggaman tangannya dan mengamati pria yang sedang duduk di sebu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-12
Baca selengkapnya

Tuan Sebastian

Suasana di dalam mobil menjadi sangat hening ketika Rhein dan Sean sedang dalam perjalanan pulang menuju penthouse. Tak ada yang bersuara sejak keduanya masuk, mereka berdua terhenyak antara syok dan bingung dengan penjelasan dokter beberapa menit yang lalu. Flashback On. "Saya berharap bila ini hanyalah kekeliruan. Tapi bila mengukur besar dan panjang janin melalui mesin USG, usia janin masih 11 minggu.""Apa itu berarti anak kami tidak berkembang, Dokter?" Sean bertanya dengan cemas. Dokter Hendri hanya terdiam, ia kembali mengukur besar rahim dan panjang janin. "Kita tunggu sampai minggu depan, bila janin masih berada di ukuran yang sama, bisa dinyatakan bila janin tidak bisa lagi dipertahankan." Flashback off.Gelak tawa sepasang manusia yang tadinya meramaikan suasana di dalam mobil, kini berganti pikiran kosong yang entah akan bermuara di mana. Tiba di penthouse, Rhein langsung membersihkan dirinya di kamar mandi dan naik ke ranjang tanpa mempedulikan Sean. Fakta yang baru
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status