All Chapters of JEBAKAN CINTA CEO PLAYBOY: Chapter 131 - Chapter 140
215 Chapters
PART - 131
"Terima kasih jalan-jalannya." Shine berdiri di depan pintu apartemennya, melepas topi yang tadi dipakainya. Arsen mengangguk, mencubit pipinya dan saling melempar senyuman. "Dari tadi aku menahan diri untuk tidak menanyakan hubunganmu dengan Zafier." Nada suaranya berubah lebih posesif. "Aku harap semua pemberitaan di luar itu tidak benar. Aku percaya Shine Aurora tidak sebodoh itu untuk mempercayakan hidupnya di tangan lelaki seperti Zafier yang lebih banyak bertingkah brengsek." Shine terdiam, mengamati ekspresi Arsen yang tidak seperti biasanya. "Kalau itu benar, memangnya kenapa?" Gantian Arsen yang terdiam, maju selangkah mengikis jarak dan memegang lengannya dengan kedua tangan. "Jangan bodoh Shine." Shine menatap balik Arsen. "Aku tidak bodoh." Arsen tertawa sarkas, menggelengkan kepala dan kembali menatap Shine yang diam dengan kening berkerut. "Tidak bodoh? Orang-orang di luar sana menganggapmu wanita murahan karena bersama Zafier. Kamu menganggap semuanya ini bukan ma
Read more
PART - 132
Dulu, Shine pernah bermimpi bisa memiliki hubungan dengan Arsen lebih dari sahabat. Menjadi sepasang kekasih, menggandengnya kebanyak tempat, menyeretnya ke kondangan, mengajaknya berkencan, berciuman mesra dan melakukan banyak hal berdua. Namun, semua itu tidak pernah terjadi. Arsen memang ada saat dia membutuhkan dan ada sebagai sahabat yang baik tapi Shine menganggap kalau Arsen mencintai kakak kembarnya jadi saat Arsen mengatakan, kenapa dia tidak pernah melihatnya, itu salah besar.Pertanyaan yang perlu dilontarkan hanyalah, kenapa dia baru mengakui hal sepenting itu padanya sekarang?Demi Tuhan, kenapa saat ini, sekarang, disaat dia— "Ahh, bagaimana ini?" Shine mondar mandir di dalam apartemennya seraya menggigit ujung kukunya, nampak frustasi dan bingung. "Bagaimana reaksi Zaf kalau dia—"TIN..TIN..TIN..TINShine terdiam saat mendengar seseorang memasukkan kode pintu apartemennya, mendelik ketika pintu mengayun terbuka lalu muncul sosok lelaki berhoodie hitam di sana membuat
Read more
PART - 133
"Kenapa kau gelisah?" Zaf menyimpitkan mata. Shine mencoba melepas cekalannya tapi laki-laki itu malah menarik pinggangnya merapat. "Katakan apa yang kau sembunyikan?" "Astaga, memangnya aku menyembunyikan apa?" Zaf diam, memperhatikan Shine yang balas menatapnya tapi tahu kalau wanita itu meresahkan sesuatu. "Arsen." Zaf hanya mengatakan nama itu tapi Shine langsung melotot maksimal. Zaf meremas pinggangnya membuat Shine menggigit bibir bawahnya. "Seharusnya kau memberitahuku bukan?" Tatapannya mengintimidasi. "Kalian berdua tadi—" "Oke-oke." Shine menyela. "Aku tidak bermaksud menyembunyikannya. Aku—" Shine diam sesaat, seperti sedang merangkai kata di kepalanya. "Aku hanya mencari waktu yang tepat untuk mengatakannya. Ini diluar kendali. Aku juga tidak menyangka. Aku tidak tahu kenapa itu bisa terjadi. Mungkin, Arsen hanya ingin aku tahu kalau ternyata selama ini dia mencintaiku karena aku pikir dia mencintai kakakku—" Zaf menaikkan alisnya. "Aku juga kaget saat dia menciumk
Read more
PART - 134
Zaf menurunkan Shine di atas ranjang begitu juga dirinya, memberikan ciuman dan lumatan panjang sampai mereka terengah, membiarkan saja Shine membelit kakinya, menjambak rambutnya membabi buta. "Katakan—" Zaf mengangkat kepala. "Apa ini karena dia dulu pernah menjadi cinta masa lalumu?" Shine nampak ngos-ngosan, menatap Zaf yang mengelus permukaan bibirnya dengan tangan. "Sampai kau membalasnya?" "Kau dengar sendiri kalau aku sudah mengatakan kata terlambat untuknya tadi. Ciuman itu anggap saja rasa penasaranku setelah bertahun-tahun yang lalu hanya memendam cinta. Aku sudah mengatakan padanya aku memilihmu." "Jangan pernah melakukannya lagi," desis Zaf. "Kau dengar?" "Okeeeee," teriak Shine. Zaf menghela napas, mencium lagi Shine dengan lembut dan berguling ke samping. Shine berbalik menghadap Zaf seraya menyusuri bulu-bulu halus di wajah Zaf dengan tangan. "Aku sudah mengatakan padanya kalau lusa kita mau ke Bandung menemui Mama untuk mengatakan kita menjalin hubungan serius."
Read more
PART - 135
"Deal. Good for us." Zaf meletakkan bulpoint, menutup berkas kerja sama Mega proyek yang baru saja dia tandatangani dan dia sendiri yang akan turun tangan. Zaf duduk menyandar di sofa dengan dagu terangkat, melihat tatapan bersemangat Gayindra Akmasara, CEO utama Waster Group, salah satu perusahaan konstruksi besar yang mendapatkan proyek pembangunan gedung utama anak perusahaan asal Dubai di Jakarta. Proyek yang tidak tanggung-tanggung anggarannya. "Kita sudah sepakat dan kalian setuju dengan ketentuannya. Aku yakin kalau kalian berdua tidak akan mengecewakan. Perpaduan yang pas dan menguntungkan. Ini akan menjadi mega proyek kita bersama." "Saya tentu akan memberikan yang terbaik untuk proyek ini bersama partner saya ini," ucap Arsen. Zaf tersenyum miring, merapikan jasnya dan membalas tatapan Arsen yang duduk bersebrangan dengannya, nampak santai melihatnya. "Kita berdua bahkan langsung turun tangan mengurusnya. Saya yakin, kita akan menjadi pertner yang hebat," balas Zaf.
Read more
PART - 136
"Zaf—"Shine mengeryit, sejak sapaan pertamanya tadi, Zafier tidak lagi membalas semua omelannya tentang Minnie. Dijauhkannya sedikit ponselnya dari telinga dan melihat kalau teleponnya masih tersambung."ZAFIER GASTER!!" teriak Shine. "Kau masih mendengarkanku atau tidak?""Ehmmm—" Seseorang di sebrang sana berdeham, di susul suara berat yang sangat dikenalnya. "Selamat siang Nona Shine.""Rey?""Iya Nona. Tuan Zafier sedang berkendara, jadi sejak tadi dia menyerahkan ponselnya padaku—" Shine ternganga. "Oh, tapi tenang saja Non. Saya hapal dengan semua kalimat yang Nona katakan tentang Minn—""Sejak kapan kau berubah jadi bos dan Si bos songong itu yang berubah jadi supir?""Sejak Nona menelepon."Shine ternganga lagi, terdengar suara gemerisik di sana lalu sapaan merdu Zafier terdengar, "Halo Sunshine—""Brengsek!!!" Umpat Shine, menutup teleponnya begitu saja dan melemparnya ke samping, memeluk Minnie seraya menyandar di sofa dengan wajah kesal. "Zafier memang lelaki paling menyeb
Read more
PART - 137
"Apa hanya ini kesempatan satu-satunya kita untuk mendekati Arsen?" tanya Rey, berdiri di depan meja kerjanya. "Dengan kerja sama ini?" Zaf yang sedang serius dengan laptopnya menjawab tanpa mengalihkan tatapannya. "Arsen bukan sasaran utama kita tapi hanya melalui dia kita bisa menjebak orang ini. Meskipun kita punya bukti tapi aku tidak mau terburu-buru membuka kedoknya. Kita harus gunakan cara halus dan membuatnya tidak menyadari kalau dialah sasarannya." Zaf menyandar di kursi, menatap Rey serius. "Arsen hanya menginginkan Shine dan aku yakin Omnya pasti menyarankan dia untuk menggunakan cara licik." Zaf diam sesaat. "Membiarkan Shine bersamaku tentu tidak akan lama-lama dia lakukan setelah berani mengungkapkan isi hatinya. Aku tahu dia sedang merencanakan sesuatu, tapi aku hanya bisa menebak-nebaknya sekarang." "Saya punya firasat tidak enak Pak. “ "Aku sedang merisaukan hal lain," Zaf menghela napas. "Apa itu?" Tok..Tok..Tok.. Mereka berdua sontak melihat ke arah pintu da
Read more
PART - 138
"Aku tidak percaya kita kehilangan iklan-iklan itu," decak Sasha di sampingnya saat mereka baru saja menghempaskan diri di sofa cafe Sasha. Setelah bertemu dengan beberapa vendor untuk mencoba meyakinkan mereka kalau skandal ini tidak akan mempengaruhi apapun tapi nyatanya mereka tetap kehilangan beberapa. "Dan kamu kebanyakan hanya diam saja." Shine duduk dengan tangan terlipat, antara mendengarkan sama sibuk dengan pikirannya sendiri. Kaget saat Sasha mencekal lengannya dan mendapati tatapan curiganya. "Kamu sedang memikirkan sesuatu?" "Tidak." Shine menggelengkan kepala. "Aku hanya lelah." "Lelah ngapain?" Shine nyengir, Sasha menghela napas dan duduk menyandar di sampingnya. "Aku tetap sahabatmu yang bisa kau ajak bicara Shine." "Aku tahu," desahnya. "Aku memikirkan beberapa hal sekaligus. Iklan-iklan yang hilang itu bukan perkara besar selama vendor-vendor pentingku yang menjadikan aku brand ambassadornya tidak ada masalah.Jadi aku pikir, biarkan sajalah." Sasha diam mendeng
Read more
PART - 139
Bandung, Panti Rehabilitasi Kasih Bunda"Kau kehilangan berapa banyak iklan?""Kau baru menanyakannya sekarang?"Zaf tersenyum miring, "Aku terlalu sibuk tadi malam hingga tidak sempat berpikir apa-apa lagi."Shine memutar bola mata. "Aku kehilangan empat kontrak. Kau senangkan?""Apa itu semua gara-gara aku?""Memangnya karena apa lagi," Shine berdecak. "Pamor playboymu itu yang membuat mereka enggan bekerja sama denganku. Mereka mungkin menganggap aku wanita murahan sekarang."Zaf tersenyum, tidak nampak bersalah sedikitpun. "Nanti mereka juga akan tahu kebenarannya jadi biarkan saja. Aku yang akan mengontrakmu untuk iklan pribadiku."Shine berhenti dan menatap Zaf, "Iklan apa?""Iklan pakaian dalam transparan."Shine menarik genggaman tangan Zaf dan mengigitnya kencang membuat Zaf mengumpat dan cepat-cepat menarik tangannya."Sial!!!" Zaf mengibaskan tangannya. "Dari siapa kau belajar gigit begitu? pasti kucingmu itu kan?""Iya!""Sudah aku duga. Kucingmu itu membawa pengaruh buruk
Read more
PART - 140
Suara itu membuat mereka menoleh dan mendapati Arsen yang muncul entah dari mana dengan senyuman di wajah, mendekat tanpa sekalipun melihat ke arah Zafier dan berdiri di samping Melvina. "Aku sudah menunggumu sejak tadi pagi.""Hah?" Shine jelas bingung."Arsen sudah sejak pagi berada di sini menemani Mama nungguin kamu datang." Shine memandangi Arsen yang tersenyum seakan-akan tidak ada yang terjadi diantara mereka. "Dan juga Mama sudah menyetujui pemintaannya untuk melamar kamu."Shine melotot, Zaf mengepalkan tangannya dengan tatapan tajam ke arah Arsen, tidak menyangka kalau inilah yang dia rencanakan. Dia jelas luar biasa terkejut."Tapi Mam—" Shine jelas tidak bisa diam saja. "Shine dan Zafier—""Shine--" panggil Mamanya membuat Shine bungkam, membalas tatapan matanya yang lembut tapi jelas tidak mau dibantah. "Mama bisa tenang kalau kamu bersama dengan laki-laki yang baik seperti Arsen yang Mama percayai. Zafier pasti akan mengerti kan?"Melvina menoleh ke Zaf yang terdiam kaku
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
22
DMCA.com Protection Status