All Chapters of JEBAKAN CINTA CEO PLAYBOY: Chapter 121 - Chapter 130
215 Chapters
PART - 121
"Apa kau masih takut masuk ke dalam air?" Mereka berdua berdiri di pinggir kolam air panas yang berada di antara hamparan salju di balik bukit yang ada di Fairbanks tidak jauh dari Villa Aldrick. "Aku belum begitu yakin." "Siapa dia?" Zaf bergeming mendengar pertanyaan Shine. "Sampai kau mendapatkan trauma seperti ini?" Zaf mengalihkan tatapannya. "Masa laluku. Kemarin saat kau mendorongku ke air, aku masih bisa melihat wujudnya dengan jelas terbayang di mataku hingga menyeretku semakin dalam kalau saja kau tidak datang. Mungkin sekarang pun masih akan tetap sama." "Kau belum benar-benar merelakannya." Zaf kembali menoleh mendengar nada menyindir Shine. "Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi aku melihatmu seperti seorang pengecut. Aku ingat kau langsung pergi setelah aku menyelamatkanmu yang tenggelam saat di Riau. Apa kau langsung menangisinya di kamar?" Zaf mengalihkan tatapannya. Shine berdecak. "Apa kau akan tetap terus seperti ini?" "Percayalah Shine." Zaf menghadapnya. "I
Read more
PART - 122
"Shine—" Shine tersenyum meski saat ini matanya dipaksa untuk memejam dan terhalang tangan Zaf yang memeluknya dari belakang. "Aku ingin menunjukkan sesuatu." "Apa? Jangan-jangan kau mau bugil di tengah salju ya—AWWW!" Shine memekik saat Zaf mencubit lengannya karena perkataannya. "Itu kata-kata termesum yang pernah aku dengar darimu," decaknya. "Aku hanya bercanda. Sensitive sekali." Shine manyun. "Aku akan menghajarmu kalau kau tidak bisa membuatku terpana dengan apa yang mau kau tunjukan." "Meremehkan," cibir Zaf. "Aku yakin kau akan bengong." "Berisik!!" desis Shine. "Mana sih lama banget!" "Bisa sabar gak?" Zaf balik nyolot. Saat ini mereka berada di Borealis Basecamp setelah menempuh beberapa jam perjalanan dari Villa Aldrick dan mereka akan menginap semalam. Penginapan berbentuk setengah lingkaran yang bagian atasnya transparan hingga yang ada di dalam bisa melihat langsung ke arah langit. Zaf mengecup kepala Shine lalu berbisik. "Aurora milikku datang bagai keajaiban
Read more
PART - 123
Jakarta, Indonesia "Foto-foto ini—" Lelaki yang duduk dibalik meja kerjanya di ruangan Chief Executive Officer salah satu perusahaan Multimedia itu terlihat memperhatikan satu persatu lembaran foto di tangannya dengan tatapan tidak percaya. Dahinya berkerut samar, sesaat setelah melihat satu lembar foto terakhir, dia hempaskan semua tumpukan foto itu di atas meja dengan amarah yang tidak bisa disembunyikan. "Zafier Gaster kembali," ucap Sekretarisnya, seakan mengonfirmasi ulang bukti foto yang terpampang dengan tujuan ingin mengobarkan amarahnya semakin besar. Lelaki itu mengangkat pandangannya. "Kenapa CIA tidak mengeluarkan pernyataan resmi?" "Entahlah. Aku berpikir kalau Zafier Gaster sendirilah yang akan memberikan pernyataan di depan publik nantinya setelah dia pulang dari liburan romant—" BAAAKKK!!! Meja kerjanya bergetar akibat pukulan kepalan tangannya. "Brengsek!! Dia sengaja belum menampakkan diri seperti ini dengan maksud terselubung." "Mereka tidak sengaja bertemu
Read more
PART - 124
Zafier tetaplah Zafier. Sang penggoda yang bisa menjerat lawannya hanya dengan senyuman. Shine tidak tahu kenapa dulu dia begitu yakin kalau Zaf bisa menghilangkan kebiasaannya itu. Hubungan mereka memang berubah tapi Shine masih tetap berhati-hati. Dia tidak mau jatuh yang benar-benar jatuh karena itu akan menghancurkan dirinya sampai berkeping-keping. "Apa kau akan tetap membiarkan lelaki itu bertingkah semaunya sendiri?" Jenna berdiri di sampingnya, sama-sama memandangi Zafier yang sedang berbincang akrab dengan dua wanita cantik yang kelihatan sekali berusaha menggoda. "Kalau aku jadi kau, dia sudah aku tendang sampai keluar."Shine menaikkan dagunya. "Mungkin dia berharap, aku marah dan menangis melihat tingkahnya." Shine tersenyum miring dengan mata menyimpit tajam. "Aku punya ide yang lebih bagus dari itu." Jenna menoleh heran, "Maksudmu?"Shine mengerling, bergerak mendekati mejanya di mana ada Kellan memandanginya di sana, mengambil cangkir coklat hangat miliknya yang sisa
Read more
PART - 125
"Selama ini dia tertekan memikirkanmu, sayang." Zaf hanya diam, duduk di kursi di samping tempat tidur Papinya yang masih terlelap. Keadaannya sudah jauh lebih baik setelah kemarin sempat kritis meski alat kedokteran masih terpasang di tubuhnya. "Dia hanya memikirkan Max," jawab Zaf akhirnya. Max, kembarannya selalu menuruti semua kemauan Papinya. Maminya menghela napas, menatapnya penuh sayang. "Mungkin Papi pernah mengambil keputusan yang salah tapi dia selama ini menyesalinya." "Kalau dia tidak pernah mengambil keputusan itu, Max akan berdiri di sini bersama kita." Zaf mengepalkan tangan, mencoba menahan emosinya. "Nyatanya kita semua kehilangannya." Dan memberikan Zaf rasa penyesalan yang dalam karena pertemuan terakhir mereka diwarnai dengan perkelahian. "Dia terlalu egois untuk sekedar mengatakan penyesalannya dan memilih mengacuhkanku, menyalahkanku untuk musibah itu." "Kalian berdua sama keras kepalanya," desah Maminya. "Itulah kenapa dia mencintai Max yang selalu menuru
Read more
PART - 126
"Zaf— Shine mengusap telinganya, takut salah dengar. "Apa tadi, Tan?" Tante Julie yang duduk di sampingnya memberikan isyarat dengan tangan menyuruhnya mendekat hingga membuatnya langsung merapat dan bersiap untuk mendengarkan bisikannya. "ZAFIER ITU TERLAHIR KEMBAR!" "Demi Tuhan!" Shine langsung mundur seraya mengusap telinganya. "Tante gak perlu pakai teriak kayak gitu dong. Shine kaget." "Salah kau sendiri. Sudah dua kali Tante kasih tahu masih aja gak percaya." Shine cengengesan. "Shine tetap gak percaya ah, Tan." Tante Julie jelas mendelik, Shine langsung berkilah. "Satu Zafier di muka bumi aja sudah lebih dari merepotkan dan membuat orang kesal apalagi ada dua." Shine menggeleng kencang. "Jangan lakukan ini padaku Tan." "Seharusnya Tante marah ya, anak Tante dijelek-jelekin modelan gini tapi karena memang itu kenyataannya ya gak bisa dibantah." Tante Julie memotong steak daging di piringnya sementara steak milik Shine sudah ludes duluan karena lapar. Tante Julie tadi meny
Read more
PART - 127
"Papi tahu kalau kami berdua menyukai matahari yang sama." Zaf memejamkan mata, merasakan semilir angin membelai wajahnya, tangannya menggenggam erat tangan Shine. "Victoria." "Max yang selalu lebih unggul di matanya sementara aku pembawa masalah tapi Victoria menyukaiku bukan Max." "Jadi dua saudara merebutkan satu matahari?" "Max mundur, merelakan Victoria untukku—" Zaf membuka matanya, menatap pusara kakak kembarnya. Maximus Miller Gaster Forze. "Tapi dia menyanggupi ketika Papi menjodohkannya dengan Victoria untuk kepentingan bisnisnya. Mereka bertunangan saat masih berumur sangat muda." "Dan kau marah?" "Aku mendiamkannya lalu menghajarnya tanpa ampun." Ingatannya kembali ke masa lalu. "Sampai kecelakaan itu terjadi. Sean penyebabnya hingga Max meninggal tapi Victora selamat. Aku tahu dia menyesal juga malu dengan tingkah kakaknya. Dia tertekan dan itu sebabnya dia bunuh diri meninggalkanku sendirian dengan penyesalan." Zaf membawa genggaman tangan Shine ke bibirnya. "Max be
Read more
PART - 128
Mobil BMW hitam mengkilat berhenti tepat di depan lobbi perusahaan. Tidak berselang lama, pintu dibuka oleh sang supir, lelaki rupawan mengenakan setelan jas lengkap keluar dari sana, berdiri sesaat memandangi bangunan perusahaan miliknya yang sudah dua tahun dia tinggalkan seraya melepas kaca mata hitamnya. Kedatangannya tentu saja membuat para karyawan yang kebetulan melihat langsung kalang kabut, meski keluarnya dia dari CIA sudah diketahui publik tapi berita itu belum benar-benar dikonfirmasi sampai dia muncul sendiri tanpa pemberitahuan, sehingga tidak mendapatkan upacara penyambutan selayaknya. Meski memang seperti itulah yang diinginkan Zafier Gaster. "Selamat pagi Pak Zafier." Semua karyawan yang kebetulan berada di lobbi menyambut saat Zafier melangkah masuk meski tanpa karangan bunga. Berhenti sesaat memperhatikan karyawannya dan balas menyapa. "Selamat pagi juga. Terima kasih banyak." "Maaf Pak—" Adelia, sang resepsionis maju dengan kepala menunduk. "Kami tidak menyamb
Read more
PART - 129
Menjadi publik figure itu gak jauh dari yang namanya gosip. Begitu kata Azalea yang sudah kenyang dengan hal-hal semacam itu. Katanya, hadapi saja dengan senyuman. Kalau Shine sih berharap bisa kasih mereka bogeman mentah satu-satu, terlebih saat gosipnya gak bermutu, seperti gosipnya saat ini. Andai saja judul gosipnya lebih mendekati kenyataan ya gak apa-apa tapi yang ini malah menimbulkan fitnah."Seharusnya judul artikelnya gak seperti itu," ucapnya seraya menikmati es krim di gelas kelima yang dia habiskan. Tidak terima dengan pemberitaan miring yang ada di luaran sana. "Bikin kesal deh lihatnya.""Memang seharusnya kamu gak terlibat dengan playboy high class itu. Lihat sendiri gimana jadinya sekarang." Sasha yang duduk di sampingnya mendengus. "Mereka pikir kamu itu wanita simpanannya, wanita hiburannya yang sama seperti wanita-wanita yang lainnya. Kebetulan aja kamu model baru jadinya makin dibesar-besarkan."Shine mengaduk-aduk es krim digelasnya, duduk bersila di ruang tamu
Read more
PART - 130
"Apa berita itu benar?""Menurutmu?""Mungkin kau yang menjebak Shine. Pamornya jatuh gara-gara kau sekarang.""Hei, itu penghinaan."Williem menoleh ke Zaf yang berdiri di sampingnya, di dalam lift yang menbawa mereka turun setelah menyelesaikan meeting mereka seharian ini. Williem tetap tidak berubah, bawahannya yang lebih berani membalas semua ucapannya tapi juga lelaki yang bisa dipercaya."Aku masih ingat dengan jelas bagaimana garangnya Shine saat berhadapan denganmu. Jadi melihat situasi kalian saat ini,hmm—" Williem mengelus dagunya yang ditumbuhi bulu-bulu halus. "Mungkin ada unsur ancaman dan juga pemaksaan di sini.""Hei, dia sudah jinak sekarang," Zaf tersenyum songong. "Apa tidak terbalik? Mungkin saja kau yang dijinakkan Shine."Zaf mendengus, memasukkan kedua tangan disaku celananya. "Jangan lupa berikan padaku semua berkas tentang tender besar Fretas Corp sebelum kita menemuinya nanti. Aku harus mempelajarinya lebih teliti."Williem menyimpitkan mata. "Apa kau mencoba
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
22
DMCA.com Protection Status