All Chapters of JEBAKAN CINTA CEO PLAYBOY: Chapter 101 - Chapter 110
215 Chapters
PART - 101
"Kerja bagus." Putra tersenyum miring, menarik satu koper coklat yang disodorkan padanya. "Ini namanya keberuntungan karena wanita itu begitu mudah dibodohi. Awalnya aku pikir akan lama mendapatkan sesuatu yang berguna buat kalian tapi dia malah memberikannya dengan sangat mudah." "Kalau begitu kamu harus kembali ke tempat di mana kamu berasal untuk menghindari resiko apapun yang akan merugikan nantinya." Putra menyeringai, membuka kuncian kopernya dan tersenyum puas saat melihat uang dalam satuan dollar memenuhi koper itu dan menutupnya dengan bersemangat. "Tanpa anda beritahupun, aku akan melakukannya." Putra berdiri. "Kalau begitu aku pergi. Semoga anda bersenang-senang dengan apa yang aku berikan itu." Laki-laki yang duduk di sisi lain meja dengan gaya santai itu tersenyum sombong. "Itu urusanku. Anggap kita tidak pernah berurusan. Pergilah." Putra mengangguk, "Senang bekerja sama dengan anda." Lalu berbalik pergi keluar dari ruangan tertutup yang terjaga privasinya dengan
Read more
PART - 102
Shine berdiri diam menatap nanar pintu di depannya yang tidak juga terbuka meski dia sudah memencet belnya puluhan kali. Sudah satu jam dia berada di sana berharap bisa bertemu dengan Zaf untuk minta maaf atas ketololannya tapi tidak ada hasilnya. Shine berkali-kali mendatangi apartemen Zafier dan melakukan hal yang sama tapi pintu tetap tidak terbuka yang artinya Zafier belum pulang dari berliburnya. Rasa sesak mengganggunya sejak beberapa hari lalu. Dia patah hati, mengutuk Putra juga kebodohannya yang sangat fatal karena dibutakan oleh cinta dan mengacaukan semuanya hingga membuatnya perlahan-lahan merasakan penyesalan di dalam hatinya. "Zafier—" desah Shine, menyandarkan kepala di pintu dan menunduk ke bawah seraya bergumam, "Aku harap kau akan baik-baik saja." Ponsel di saku celananya berbunyi, Shine berdiri tegak. Saat dilihatnya siapa yang menelepon, Shine menghela napas dan mengangkatnya. "Aku akan segera menyusul." Setelah mendengar jawaban Arsen, Shine menutup ponselnya
Read more
PART - 103
"Aku agak lapar. Apa sebaiknya kita makan dulu?" Arsen menghempaskan tubuhnya di samping Shine yang termangu dengan kertasnya membuat Shine reflek berdiri dan berhadapan dengan Arsen yang nampak kaget melihat sikapnya. "Kenapa Shine?" Tanya Arsen. "Siapa yang membawaku ke rumah sakit saat pingsan tempo hari?" Arsen diam, tidak mengerti. "Aku—" "Katakan sejujurnya!! Bukan kamu kan yang pertama kali membawaku ke sana?" Sela Shine dengan emosi tinggi seraya mencengkram kertasnya. Arsen berdiri. "Memangnya kenapa Shine? Apa itu penting? Aku yang ada di sana menungguimu." "Ini penting Arsen." Shine menatap penuh arti. "Apa Zafier yang menolongku?" Arsen diam, tidak menjawab tapi Shine tahu kalau dia benar. Kertas di tangannya memperlihatkan dengan jelas tanda tangan Zafier. Shine terduduk di kursinya, menopang kepalanya dengan tangan yang sikunya dia sandarkan di paha. "Shine—" Shine menepis tangan Arsen yang tadi mau menyentuhnya dan menoleh dengan mata berkaca-kaca. "Sudah pulu
Read more
PART - 104
Shine berlari kencang dari area depan pusat perkantoran menuju ke Gaster Coorporartion karena mobil dilarang untuk masuk ke dalam. Tidak peduli napasnya sudah naik turun dan juga lelah tapi dia tetap memacu diri bisa sampai di sana secepatnya untuk bertemu dengan Zaf. Semoga saja dia tidak terlambat datang.Shine menghentikan langkahnya saat melihat beberapa orang berkewarganegaraan Amerika dengan bajunya yang seragam keluar satu persatu dari sana membawa beberapa dokumen juga benda lainnya yang terbungkus plastik dan para wartawan sibuk menyorot ke arah dalam. Sudah seperti tersangka kasus korupsi tapi yang ini jelas lebih keren karena tertangkap sebagai kriminalnya dunia Cyber.Shine tersentak saat melihat Zafier Gaster muncul di kawal beberapa polisi Amerika bersenjata di kanan dan kirinya menuju ke mobil hitam mengkilat yang berjejer di pintu masuk. Ekspresinya tidak terbaca dan tanpa rasa takut seakan-akan dia sedang dikawal untuk bertemu dengan Presiden."ZAFIER!!" teriak Shi
Read more
PART - 105
Flashback On Tinn Tinn Tinn Tinn Tinn Tinn "Rey, hentikan mobilnya." Zafier mengeluarkan ponsel, melepas seatbelt dan mengedarkan pandangan, mencoba melihat di antara derasnya hujan di luar. "Shine di sekitar sini." "Aku tidak bisa melihat dengan jelas bos," Rey ikut mengedarkan pandangan. "Aku akan melacaknya. Lebih cepat menemukannya dari pada harus mencari lagi." Zaf terlihat serius menatap layar ponsel, mobil masih berada di sekitar area perkantoran dan hujan turun semakin deras. Saat Zaf menemukan titik koordinat Shine, helaan napasnya terdengar. "Halte." "Malam-malam begini?" Zaf menyimpan ponsel di saku celana, melepas jasnya menyisakan kemeja dan menggulung lengannya. "Aku akan ke sana hanya sekedar untuk mengeceknya. Sepertinya aku tahu kenapa dia ada di sana." "Halte masih satu blok di depan sana bos." "Dia akan memgamuk kalau melihatku menguntitnya. Aku hanya akan mengecek. Kau tunggu saja teleponku." "Baik bos." Rey menyerahkan payung hitam dan Zaf keluar dari mo
Read more
PART - 106
"Aku menyebutnya jebakan bunuh diri."Aldrick mengerutkan kening, Rey mendengarkan dengan seksama, Zaf melihat ke arah luar saat mereka berada di dalam pesawat menuju London setelah meninggalkan Napoli. Mengabaikan rasa nyeri di wajah dan beberapa bagian tubuhnya yang memar."Kau gila ya?!!" Ucap Aldrick berang. "Ini sangat beresiko dan lihat apa akibatnya."Zaf menyandar di kursi dan menghela napas, menatap Aldrick. "Itulah kenapa aku sebut ini bunuh diri karena aku sudah muak dengan orang-orang yang mencoba untuk mencari celah dan menjadikan Shine sebagai sasarannya. Sudah beberapa kali aku mendapati seseorang mengikutinya diam-diam. Yang mereka inginkan itu kehancuranku. Aku tidak bisa tinggal diam lebih lama dan terbuktikan sekarang firasatku. Mereka bergerak cepat.""Jadi, semua ini sudah kau rencanakan?" Tanya Aldrick, tidak habis pikir. "Aku sengaja mengganti ID Card Shine, memasukkan semacam kode di dalamnya untuk bisa mengakses lebih jauh ke dalam sistemku. Istilahnya semaca
Read more
PART - 107
"Ini—" Shine menatap tidak percaya tiga benda yang disodorkan Aldrick di depan matanya. Tanpa sadar, tangannya bergetar hebat, air matanya merebak saat mencoba mengambil seuntai kalung yang dia hapal mati. Kalung milik Abigail. Shine menangis saat menggenggam kalung itu seakan Abigail-lah yang sedang dia peluk. "Zaf mendapatkan informasi kalau Abigail ada di Italia—" Shine mengangkat pandangan dengan mulut terbuka. "Kemarin kami pergi ke sana untuk memastikannya dan memang benar kalau saudara kembarmu ada di sana dan ini buktinya." Aldrick menunjuk kalung Abigail. "Zaf tidak bisa membawamu karena itu terlalu beresiko. Saat ini Abigail sudah menjadi istri dari Mafia Italia dan berbahaya jika mendekatinya." "Mafia?" Tanya Shine tidak percaya. Aldrick mengangguk, menyandar di kursi salah satu cafe yang tidak terlalu ramai. "Zaf mengambil resiko besar datang ke sana dan yah kau bisa lihat sendiri wajah memar-memar kami ini tapi untung saja tidak sia-sia karena Zaf bisa bertemu deng
Read more
PART - 108
George Bush Center for Intelligence Kompleks Markas CIA, Fairfax County, Virginia, Amerika Serikat "Akhirnya kita berjumpa lagi Zafier Gaster." Zafier berbalik, membelakangi dinding kaca di dalam ruangan luas seperti apartemen di salah satu gedung yang ada di kompleks Markas CIA. Zaf mengangkat dagunya, memasukkan kedua tangannya ke saku celana dan memperhatikan laki-laki paruh baya yang baru saja duduk di sofa. "Kau kelihatan lebih tua dari terakhir kali kita bertemu, Trav." Travis, perwakilan CIA itu mendengus. "Tapi juga nampak berseri-seri." "Binggo." Travis memberikan jempolnya. "Kau datang di saat yang sangat tepat karena aku butuh pengakuan saat ini. Ketika aku mendapatkan laporan tentangmu, hal pertama yang aku lakukan adalah tersenyum lebar. Akhirnya, aku memiliki alasan kuat menahanmu di sini dan setelah itu, kurang dari dua puluh empat jam aku mengutus anak buahku menjemputmu dan sekarang kita bisa saling bertatap wajah. Aku sungguh beruntung." "Apa segitu besarnya ke
Read more
PART - 109
2 Tahun kemudian,Jakarta, IndonesiaShine memejamkan mata, mencoba meredakan gemuruh jantungnya yang menderu, digenggamnya erat buket bunga cantik yang menyebarkan aroma semerbak dan berdoa sesaat lalu menghembuskan napas panjang seraya membuka mata. Hal pertama yang dilihatnya adalah wajahnya sendiri yang sudah dipoles cantik rupawan. Manik matanya berbinar di balik Veil brokat seputih gading dengan hiasan bunga di tepiannya lalu memperhatikan penampilannya secara keseluruhan.Gaun putih two piece berbahan sutera dengan atasan off shoulders dan rok yang mengembang dibagian bawahnya. Perpaduan kuat antara klasik dan juga modern yang dihiasi detail ukiran rumit penuh bunga di setiap sisinya. Tiara di kepala melengkapi penampilannya yang sempurna dalam balutan gaun pengantin yang terasa nyaman dia kenakan."Shine, Ayo."Shine menoleh, memperhatikan penampilan Andrew yang gagah seperti biasanya tapi ekspresinya nampak aneh. "Kenapa wajahmu kesal begitu?"Andrew menyodorkan lengannya yan
Read more
PART - 110
Hidupnya berubah 180 derajat sejak hari itu.Beberapa minggu, dia lebih banyak diam menghayati rasa penyesalannya tapi setelah bertemu dengan Azalea dan bekerja untuknya, memperhatikan kehidupan wanita cantik itu yang begitu sempurna karena memiliki seorang suami yang saat pertama kali bertemu dulu membuatnya hampir kena serangan jantung. Seorang drummer band Internasional yang sangat tampan, muda dan rupawan. Shine memang jarang menonton tayangan televisi tapi dia tahu dengan jelas siapa Valen Ackerman.Shine seperti mendapatkan pencerahan sampai akhirnya dia mengambil keputusan untuk merubah hidupnya dan bertransformasi dari seorang Shine Aurora yang bukan siapa-siapa menjadi seorang Shine Aurora yang dikenal sebagai seorang model, brand Ambasador produk kecantikan juga perhiasan. Semua itu tidak lepas dari bantuan Azalea yang seperti sengaja didatangkan Tuhan untuk membantunya bangkit dan survive. Itulah kenapa, Azalea seperti panutan baginya. Wanita yang mau berbagi ilmu yang dimi
Read more
PREV
1
...
910111213
...
22
DMCA.com Protection Status