All Chapters of JEBAKAN CINTA CEO PLAYBOY: Chapter 141 - Chapter 150
215 Chapters
PART - 141
Mamanya juga Arsen tersentak kaget saat Shine melepaskan diri dari himpitan mereka sesaat setelah masuk ke dalam kamar, berdiri menghadang dengan tatapan sarat emosi."Apa kalian sama sekali tidak peduli dengan pilihanku?"Shine berusaha menahan sengatan emosinya, berbicara dengan suara rendah tapi terasa lebih bergetar dari pada seharusnya. Shine harus berhati-hati karena Mamanya sedang dalam masa pemulihan dan kondisinya masih rentan jika sedang tertekan. Tapi dia jelas tidak bisa terima ketika mereka memutuskan sesuatu seenaknya sendiri, terlebih jika hal itu menyangkut hidupnya."Apa kalian berdua tidak mau bertanya dulu bagaimana perasaanku?" "Shine—""Jangan mendekat!!" Shine melotot garang ke Arsen. "Aku ingin menonjok wajahmu itu sekarang juga. Kalau kamu mau tetap aman, diamlah di tempatmu, Arsen Marvello!!""Sayang—" Mamanya yang maju mendekat. "Jangan seperti itu sama Arsen."Shine mengalihkan tatapannya, mengabaikan kenyataan kalau Mamanya lebih membela Arsen."Gak apa- a
Read more
PART - 142
Zafier sudah lama tahu kebenaran tentang masa lalu keluarga Shine Aurora. Dia sengaja tidak mengatakannya karena dia tidak memiliki hak melakukannya. Itu akan menjadi pembicaraan yang panjang antara Melvina dan putrinya dan Zaf tidak bisa melangkahinya dengan memberitahukan kebenaran itu lebih dulu.Zaf pernah memiliki pemikiran kalau Melvina akan bersikap lebih protektive pada putrinya karena didekati jenis lelaki sepertinya, persis seperti sikap Shine dulu padanya yang begitu membencinya, tapi pemikiran itu dia tepis saat dia membawakan surat Abigail dua tahun lalu, berharap Melvina melihat kesungguhannya. Banyak hal yang Zaf katakan saat itu, tentang perasaannya ke Shine tapi hal itu jelas sia-sia dan tidak sampai ke Melvina yang masih dalam keadaan depresi."Ini kedua kalinya kau datang."Zaf duduk, menyorongkan bir yang dibawanya di atas meja kecil di samping lelaki bule paruh baya yang asyik dengan alat pancing di tangannya, di pinggir kolam pemancingan. Zaf mengeluarkan rokok
Read more
PART - 143
"Shine—" "Aku mengangguk setuju di depan Mamaku, bukan berarti aku benar-benar setuju untuk menikah denganmu," desis Shine, melipat lengannya di dada sepanjang perjalanan di samping Arsen. "Kamu sudah berjanji dan Mamamu akan kecewa kalau kamu bersikap lagi seperti ini." "Dengar Arsen!!" Shine menoleh penuh amarah. "Kamu tidak bisa bersikap seenaknya seperti ini padaku. Pokoknya aku mau pulang!" "Ya ini kita lagi dalam perjalanan pulang." "Aku gak mau pulang sama kamu!!" teriak Shine, Arsen memukul setir mobilnya dengan kesal membuat Shine mendengus dan memalingkan wajah. "Kamu akan menjadi milikku," desis Arsen. "Milikku Shine. Zafier gak pantas buatmu." Shine menoleh dengan mulut ternganga lalu kaget saat tiba-tiba Arsen menginjak rem mobilnya sampai menimbulkan bunyi berdecit nyaring dan dia tersentak ke depan saat mobil sempurna berhenti. "BRENGSEK!!" umpat Arsen dengan tatapan lurus ke depan, melihat mobil Zafier menghadang jalan dan sosoknya berdiri di sana dengan tangan
Read more
PART - 144
"Katakan sekali lagi." Arsen memasukkan satu tangan ke saku celana, berdiri di balik dinding kaca tidak jauh dari ruangan meeting perusahaan Waster Grup, memegang ponsel yang menempel di telinga di tangan yang lain. "Om takut salah mendengarnya." "Aku akan segera menikahi Shine Aurora." Di sebrang sana, Om Martinnya terdiam sesaat lalu perlahan tawanya menggema disertai pekikan. "BRAVO ARSEN MARVELLO!!" Arsen tersenyum miring, menatap bangunan tinggi di luar dengan tatapan menerawang. Pagi-pagi sekali, Arsen datang ke apartemen Shine untuk membawa wanita itu pergi dan tinggal bersamanya di apartemennya agar Zafier tidak bisa seenaknya datang. Meski awalnya mereka harus adu mulut tapi Shine akhirnya menyetujui, dengan syarat, Arsen tidak boleh ikut campur dalam urusan pekerjaannya dan juga dia hanya tinggal sementara sampai Mamanya keluar dari Panti minggu depan dan tinggal di apartemennya. Arsen mengiyakan, tidak mau memaksakan kehendaknya lebih jauh, karena yang terpenting, Shine
Read more
PART - 145
"Kamu membela Arsen!" Shine mendengus marah, membiarkan saja perias menyapukan make up di wajahnya untuk pemotretan hari ini. "Kamu tidak mau menerima pilihanku."Sasha yang duduk di sampingnya menghela napas, menatap dari pantulan kaca rias. "Aku hanya mau kamu bahagia Shine, sama seperti keinginan Mamamu.""Bukan berarti sama Arsen," desisnya."Jadi bersama Zafier?" tanya Sasha, memijit pelipisnya, nampak juga kesal. "Aku tidak begitu percaya padanya. Bagaimana nanti kalau kamu disakitin sama dia?"Shine sudah akan melontarkan kata-kata balasan untuk membela Zaf, tapi tertahan di ujung lidah, dikatupkannya lagi bibirnya saat melihat tatapan kesedihan juga khawatir Sasha di sana hingga membuatnya sadar, sahabatnya hanya mengkhawatirkannya.Shine menoleh, mengambil telapak tangan Sasha dan menggenggamnya seraya tersenyum. "Aku tidak bisa menjabarkan bagaimana Zafier Gaster saat ini untuk mematahkan anggapanmu kalau dia tidak bisa dipercaya tapi percayalah Sha—" Shine menatap lekat sah
Read more
PART - 146
"Pergilah," ucap Zaf, menegak lagi whiskeynya, terlihat sudah mulai kehilangan kesadarannya karena mabuk. "Aku tidak membutuhkanmu." Wanita itu mengacuhkannya, bibirnya yang seksi menjelajah di rahang Zafier yang tanpa sadar menengadahkan kepalanya, menyandar di sofa dan menikmati setiap kecupannya yang tidak hanya berada di satu tempat. Membuat Zaf kehilangan akal, merasakan perasaan terbakar yang tidak bisa ditahannya, melarikan tangannya di sekitar pinggang wanita berambut blonde itu dan meremasnya di sana, meleguh saat wanita itu tidak berhenti menciumi setiap jengkal kulitnya yang terekspos. Zaf sedang berada di dalam pengaruh obat yang sejak awal di campurkan ke dalam minumannya. Tidak lagi bisa mengelak dan mengusir wanita itu yang membangunkan hasratnya. "Sial!!" desis Zaf, menarik tengkuk wanita itu agar mereka bisa saling menatap. "Kamu membahayakan." Wanita itu hanya tersenyum miring dan tersentak kaget saat Zaf menarik tengkuknya dan melumat bibirnya tanpa ampun di bawa
Read more
PART - 147
Flashback On "Kamu harus ikut denganku ke pesta!" Shine meletakan tas juga jaket jeans miliknya di sofa, melipat lengan seraya memandangi Arsen yang tiba-tiba saja datang tidak lama setelah menerima pesan singkatnya. Nada memerintahnya jelas membuat Shine meradang. "Aku punya pekerjaan yang lebih penting dari pestamu itu!" Desis Shine. "Jangan mengaturku sesuka hatimu. Kamu sudah janji untuk tidak mencampuri pekerjaanku." "Tapi aku membutuhkanmu di sana." "Untuk apa?" Shine mengangkat dagu. "Untuk pamer atau membuatmu merasa menang dari Zafier. Begitukah?" Arsen mengeraskan rahang mendengar tuduhan Shine, bergerak mendekat dan memegang lengannya. "Jangan membuat seakan-akan akulah penjahatnya di sini." Shine tersenyum miring, "Jadi kamu mau disebut pahlawan?" "Kamu tahu kalau sejak dulu aku berusaha keras untuk menjagamu begitu juga saat ini. Seharusnya kamu bisa mengerti bagaimana pandanganku terhadap si brengsek itu!" "Zaf memang bajingan tapi bukan berarti dia tidak bisa b
Read more
PART - 148
Kepulauan Hawai, Kabar pernikahan Arsen dan Shine tentu saja membuat Martin senang. Dia sudah bisa membayangkan bagaimana Zafier akan mengalami patah hati dan hancur perlahan. Hanya tinggal sedikit lagi, dia bisa menyingkirkan Zafier Gaster dan akan kembali berjaya seperti dulu. Martin sudah menyuruh orangnya untuk membantu keponakannya itu mendapatkan Shine tidak peduli bagaimana caranya meskipun Arsen sama sekali tidak tahu apa-apa. Saat ini dia sedang sibuk menikmati liburannya yang berkualitas bersama wanitanya yang setiap hari ada untuk melayaninya sembari menuggu Zaf terjebak dalam permainannya setelah sebelumnya dia gagal menjebloskan Zaf ke tahanan resmi CIA meski butuh dua tahun untuk laki-laki itu kembali. Martin keluar dari kamar mandi hanya mengenakan jubah, membiarkan saja wanita yang memuaskannya tadi masih tergeletak lelah di atas ranjang tanpa sehelai benang pun dan duduk di kursi meja makan yang sudah tersaji dengan aneka makanan berkelas. Martin menyesap kopinya s
Read more
PART - 149
Arsen memilih untuk menginap di hotel yang sama karena dia penasaran dengan wanita yang tadi menggoda Zafier. Saat mengikutinya tadi, wanita itu membawa Zaf masuk ke dalam kamar hotel yang berada satu lantai di bawahnya dan menunggu selama beberapa saat tapi tidak ada yang keluar dari sana. Zaf mungkin benar-benar tidak ingat lagi dengan Shine Aurora karena membiarkan dirinya begitu mudah dijerat wanita bitchy itu. Arsen berdiri di balik dinding kaca kamarnya memandangi lampu-lampu di bawah sana, membayangkan reaksi Shine saat dia tahu kalau Zaf tetaplah bajingan brengsek. Sama sekali tidak berubah seperti yang dikatakannya tadi siang saat membelanya. Arsen menghela napas, memijit pelipisnya dengan kepala yang terasa berdenyut. Dia ingin Shine bahagia tapi dia tidak rela jika Zafierlah laki-laki yang dipilihnya. Shine berhak mendapatkan laki-laki lain yang lebih baik. TING TONG TING TONG Arsen menoleh ke arah pintu lalu ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul dua malam. Lima ja
Read more
PART - 150
Zafier memacu motor besar yang dikendarainya semakin menjauh dari hotel bersama dengan Shine yang duduk di belakangnya dan memeluk pinggangnya erat. Suara motornya yang diantarkan anak buahnya tadi untuk mengecoh orang-orang yang menguntitnya di hotel menggelegar membelah Jalanan lenggang saat dini hari menuju kelandasan pacu, di mana pesawat jetnya menunggu untuk membawa mereka berdua pergi jauh sebentar dari Indonesia agar bisa kencan tanpa ada yang mengganggu. Zafier tersenyum di balik helm yang dikenakannya, tangan yang satunya mencoba menggenggam tangan Shine , bersyukur Shine Aurora datang untuk menyelamatkannya keluar dari skenario yang sempat meleset dia prediksi dan hampir menjerumuskannya. Zaf merunduk, kembali memegang stang motornya dan melajukan motornya semakin kencang. Dia sudah lelah dan ingin bahagia bersama Shine Aurora. Tapi sebelum itu, dia harus menuntaskan semuanya. Sesuatu yang seharusnya sudah dia lakukan dari kemarin-kemarin. *** Flashback ON "Menjadi
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
22
DMCA.com Protection Status