BASKARA’s POV Apakah semalam itu aku bermimpi lagi? Aku merasakan ada getaran-getaran halus saat aku menyentuh perut Andini. Hmm, bisa saja ini karena aku yang terlalu terobsesi dengan keinginanku memiliki anak sampai-sampai aku membayangkan ada janin dalam perutnya. Imanijasiku semakin liar. Pak Gun membangunkanku dengan panggilan lewat ponsel berkali-kali. Sebentar lagi subuh dan aku harus bersiap untuk pulang ke rumah. Tak tahu mengapa hari ini aku benar-benar merasa malas untuk pulang. “Selamat pagi, Tuan. Mobil sudah saya siapkan. Apa Tuan mau mandi dulu?” Pak Gun sudah rapi saat aku keluar dari kamar Andini. “Selamat pagi, Pak. Saya tidak perlu mandi dulu. Nanti saja kalau sudah sampai rumah. Nanti keburu siang. Sebentar Pak.” Aku kembali ke kamar Andini dan mengambil ponselku di meja. Melihatnya tertidur pulas meringkuk, aku tak tega untuk meninggalkannya sendirian. Astaga, apa yang aku pikirkan sekarang. Ingat Baskara, Perempuan ini tak lama lagi akan pergi dari hidupmu.
Read more