Happy Reading*****Masuk ke dalam ruangannya, Hanum disambut dengan buket mawar serta senyuman termanis dari lelaki gagah di samping Lathif. Perempuan itu bahkan tidak bisa menolak ketika buket mawar diserahkan di depan sang Papa."Kok, ada di sini, Mas? Bukannya, masih dalam keadaan berkabung?" Hanum terpaksa mengambil buket itu setelah menyerahkan Azri kepada Lathif."Sudah selesai tujuh hari, Num. Mas, kangen sama Azri. Pengen cepet-cepet ke sini," alibi Dirga. Lelaki itu mengambil si bayi dalam gendongan Lathif."Kangen sama Azri apa bundanya, Nak?" goda Lathif, "kalian ngobrol saja. Papa lanjutkan kerjaan." Lelaki paruh baya itu duduk di meja Hanum. Dirga kepalang senang mendengar perkataan Lathif. Akan tetapi setelah melihat lelaki itu tetap berada di ruangan Hanum, semua buyar. Wajah Dirga seketika masam. Sudut bibir Hanum terangkat melihat lelaki yang dulu suka sekali jahil itu. "Duduk, Mas," pintanya."Tidak ingin jalan-jalan, Num?" bisik Dirga. Entahlah, dia sedikit cang
Последнее обновление : 2023-06-14 Читайте больше