Semua Bab Cinta Seorang Pengasuh : Bab 191 - Bab 200

262 Bab

Sandiwara dan Kabar Buruk

"Hei, bangunlah!" Mark berseru kepada Ayana yang masih terlelap meski mobil mereka sudah berhenti.Gadis itu tidak berkutik. "Orang seperti itu biasanya harus disentuh dulu, Tuan." Sopir mereka memberi saran. … disentuh? Alis Mark sontak menukik tajam. Ia memandang Ayana dengan sorot heran. Gadis itu terlihat jauh lebih cantik dan tentu membuat laki-laki lebih berminat untuk menyentuhnya. Namun, hal itu tak berlaku bagi Mark. Dia sudah bersumpah tidak akan menyentuh Ayana. "Hei! Bangunlah!" ucap Mark. Dia mulai menyentuh lengan gadis itu dengan sebuah kertas yang digulung-gulung. "Bangun atau aku akan membuangmu keluar dari—"Ucapan Mark terhenti saat perlahan kelopak mata Ayana terbuka. Matanya terlihat sayu, tetapi jernih hingga seakan memenjarakan Mark. "Apakah kau tidak tahu cara membangunkan orang dengan benar?" Ayana sedikit memprotes seraya mengusap lengannya. "Kamu yang tidur seperti zombie!" balas Mark, "Cepat turun! Yang lain sudah menunggu."Akhirnya, mereka keluar d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-06
Baca selengkapnya

Setelah Perjanjian Itu

Semuanya terasa berbeda setelah perjanjian itu ditandatangani. Mark tahu ia tidak akan selamanya terjebak dengan Ayana dan hal itu melegakan perasaannya. Begitu Mark terbangun, keadaan sangat sunyi. Semenjak ingin memberikan hukuman kepada Ayana, Mark selalu bangun lebih pagi. Begitu pula kali ini. Akan tetapi, saat Mark turun, keadaan rumah sudah sangat rapi dan bersih.“Apakah Ayana yang membersihkan semua ini, Bik?” tanya Mark penasaran. Rasanya tidak mungkin Ayana yang melakukannya. Pukul berapa gadis itu bangun hingga sanggup melakukan semua pekerjaan ini? Akan tetapi, pelayan itu mengangguk membenarkan. “Dia sedang hamil, bagaimana bisa kalian membiarkannya melakukan pekerjaan ini?” Mark tiba-tiba memprotes. Bik Darti sedikit kaget mendengar jawaban Mark. “Maaf, Tuan. Nona bangun pagi-pagi sekali, Tuan, sebab saat saya bangun rumah sudah rapi, jadi saya tak bisa mencegahnya,” jawab Bik Darti, mencoba menjelaskan keadaannya. Di samping itu, belum ada satu pun pelayan yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-06
Baca selengkapnya

Serba Salah

"Halo, Pak Ping, apakah Ayana ada di sana?" Mark bertanya melalui sambungan telepon sembari berjalan cepat menuju mobil sport-nya. "Tidak, Tuan Muda, Nona belum kembali," jawab suara di seberang telepon. TutPanggilan telepon langsung diputus secara sepihak oleh Mark. Dia memukul kemudi di depannya dengan jengkel. "Gadis itu selalu saja mencari masalah," gerutunya. Tepat sebelum Mark memundurkan mobilnya, ponselnya berdering tanda pesan masuk. "Aku langsung pergi bekerja." Begitu jawaban dari Ayana. Singkat dan padat. Ia tak tahu Mark sudah ke sana kemari seperti orang gila karena dirinya. ****** Evelyn baru saja kembali dari kampusnya dan terkejut mendapati Mark sudah duduk di sofa ruang tamu. Setelah abangnya itu menikah, aneh melihat Mark berada di rumah itu. Kini, Mark menggerakkan kakinya dengan tidak sabar. "Abang," sapa Evelyn seraya berjalan masuk. Mendengar suara itu, Mark langsung terbangun. Dia terlihat sedikit panik, tetapi alisnya langsung mengerut saat memand
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-07
Baca selengkapnya

Biasanya Tak Begini

Mark sengaja membuat perjanjian itu agar pikirannya menjadi lebih tenang. Dia pun tetap bisa mewujudkan impiannya. Namun, entah mengapa, pikirannya justru terus dipenuhi oleh Ayana semenjak mereka menandatangani perjanjian itu. Kali ini pun, Mark nyaris terjaga sepanjang malam. Dia sudah mencoba segala posisi. Pun telah berpindah dari sofa ke ranjang dan sebaliknya, tetapi matanya tak kunjung terpejam. Ia baru bisa tertidur menjelang subuh dan segera bangun saat teringat akan tujuannya. Kepala pria itu masih terasa berat karena baru tertidur dua jam, tetapi Mark memaksakan diri untuk turun dari kamarnya. Kemarin, ia telah memerintahkan Ayana untuk tak melakukan pekerjaan rumah apa pun. Namun, sesuai dugaan, gadis itu tak menurutinya sedikit pun. Saat Mark turun, dia melihat Ayana tengah mengelap meja dapur hingga mengkilat. Dia hendak berlanjut mencuci piring, tetapi tangan Mark menahan tangannya dengan erat. “Sudah kubilang jangan melakukan ini,” ucap Mark dengan kesal. Ayana
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-07
Baca selengkapnya

Ketahuan

Pikiran Mark menjadi jauh lebih ringan setelah berhasil membuat Ayana tak berkutik. Tak lama kemudian, mobil pria itu memasuki parkiran. Dia berjalan ringan, tak sabar ingin melihat Ayana yang sudah datang lebih awal. “Bro!” Andreas memanggil dan merangkul pria itu dengan akrab. Mark refleks melepaskan rangkulan pria itu. Mereka semua sudah tahu jika Mark tak senang disentuh, tetapi selalu melakukan itu untuk menggodanya. “Kau sudah melihat berita terbaru? Ayana benar-benar membuatku kagum.” Andreas berdecak dan menunjukkan raut mencurigakan. Makna 'kagum' menurut Andreas biasanya tidak wajar. Alis Mark mengerut bingung. “Berita apa?” “Kau belum mengetahuinya?” Andreas cepat-cepat mengeluarkan ponsel. “Lihat ini. Ternyata benar dugaanku. Ayana benar-benar hamil!” sergah Andreas. Mark memandang layar ponsel sahabatnya itu dengan alis mengerut. Sedetik kemudian, matanya membelalak melihat foto syur Ayana bersama seorang pria yang tidak ia kenali. “Kau ingat dia pernah menghabis
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-08
Baca selengkapnya

Pria Yang Pengertian

Pikiran Mark terus tertuju pada Ayana. Bagaimana bisa orang-orang di kampus ini tahu? Apakah karena Ayana mual-mual kemarin? Atau, mungkinkah ada orang yang mengetahui hal ini? Dan lagi, untuk apa Yudith memanggil gadis itu?Pertanyaan-pertanyaan itu terus memenuhi kepala Mark. “Mark? Hei, Mark!” Berulang kali, Andreas memanggil pria di sisinya. Sahabatnya itu tenggelam dalam lamunan. Akhirnya, dia menyenggol lengan Mark dan membuat pria itu terbangun dari lamunan. Mark berkedip satu kali, kemudian menoleh pada sahabatnya. “Mengapa kau melamun?” tanya Andreas. Dia menunjukkan senyum mencurigakan. “Ah, aku tahu, kau pasti sedang mencari cara untuk mendekati gadis itu.” Alis Mark mengerut. “Gadis itu?” “Dia.” Andreas menuding ke arah depan dengan dagunya. Mark mengikuti arah pandangan pria itu dan menemukan seorang wanita yang berdiri di depan ruangan. Dia adalah wanita yang membantu Ayana.Tak diduga, wanita bernama Chika itu juga memandang ke arahnya. Pandangan mereka bertem
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-08
Baca selengkapnya

Salah Paham

Mark telah menunggu Ayana sejak sore. Gadis itu tak bisa dihubungi dan Mark tidak tahu di mana keberadaannya. Hingga tahu-tahu gadis itu pulang, diantar seorang pria yang mengendarai motor besar. Ayana mengembuskan napas panjang mendengar protes dari pria itu. Energi positif yang sebelumnya telah ia kumpulkan seketika menghilang begitu saja. Berurusan dengan Mark selalu menyita energi gadis itu. "Dia hanya mengantarku karena kami sejalan," jawab Ayana meski gadis itu tidak tahu di mana tepatnya kediaman Dean. "Begitu?" Mark menaikkan salah satu alisnya dan kembali menunjukkan sorot angkuh khas dirinya."Ada ratusan orang yang sejalan denganmu. Apakah kau akan pulang bersama pria yang berbeda setiap hari?" tukasnya. Mark pun tidak tahu mengapa ia begitu marah. Dadanya seperti terbakar dan ingin meluapkannya kepada Ayana. Gadis itu mengembuskan napas panjang, berusaha mengendalikan diri agar pertengkaran mereka tidak menjadi lebih berapi. "Jadi, apakah kau boleh pulang bersama s
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-09
Baca selengkapnya

Perkelahian

“Bro, aku sudah menemukan pria yang membuat gambar editan itu.” Pesan itu Mark terima persis setelah mobilnya tiba di area parkir kampus. Kemarin, Chika berkata ia memiliki informasi dan tahu siapa pelakunya. Namun, gadis itu tak langsung memberitahunya. Alih-alih, dia memberikan kontak seseorang yang katanya piawai dalam melacak hal seperti itu. Mark langsung mendatanginya dan menunjukkan foto Ayana kepadanya. Seharusnya, pria itu berada di antrean kelima belas dari daftar klien pria bernama Teo itu. Namun, Mark menyodorkan banyak uang kepada Teo dan memintanya menyelesaikan secepat mungkin. Tak sampai dua puluh empat jam, Mark sudah mendapat jawaban. Pria itu tidak jadi turun dari mobil sport-nya, melainkan memutar kemudi dan berbalik arah meninggalkan area parkir. Rupanya, foto itu pertama dibagikan dari sebuah grup internal mahasiswa yang beranggotakan segelintir orang. “Ini adalah orang pertama yang mengirimkan foto itu. Apakah kau mengenalnya?” ucap Teo, menunjukkan profi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-09
Baca selengkapnya

Babak Belur

Mark tidak hadir sampai kuliah berakhir. Begitu pula Chika. Ayana ingin sekali menghubungi pria itu, tetapi dia kembali berteguh pada perjanjian mereka untuk menangani urusan masing-masing. Hari itu hari Sabtu. Seharusnya, Ayana libur bekerja, tetapi ketua divisi memintanya untuk bekerja lembur hingga Ayana baru kembali menjelang sore. Ia menemukan mobil Mark sudah terparkir di halaman dekat air mancur. Dalam hati Ayana bertanya-tanya apakah Mark mengantar Chika pulang seperti kemarin. Gadis itu langsung menggelengkan kepala. Ia harus segera menyelesaikan thesisnya. Tak ada waktu untuk memikirkan pria itu. Ia hendak melenggang pergi ke kamarnya. Namun, tepat sebelum menaiki tangga, ia melihat Mark tengah duduk di meja makan. Wajahnya penuh luka dan dia berusaha membersihkannya dengan kotak P3K di depannya. Melihat itu, Ayana langsung tersenyum getir. Rupanya rumor itu benar. Mark-lah yang menolong Chika. Entah bagaimana caranya mereka bisa bertemu, Ayana tidak peduli. Lebih te
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-10
Baca selengkapnya

Tak Semudah Itu

Rupanya tidak semudah itu. Mark mencoba tidak peduli dan bersikap masa bodoh kepada Ayana, tetapi ternyata tak semudah itu. “Mengapa kamu tidak diantar Pak Waryo hari ini?” Mark bertanya setengah berbisik. Keduanya tengah berada di perpustakaan kampus. Ya, Mark sampai ikut datang lebih pagi untuk mengikuti ritme Ayana. Namun, Mark masih menjaga rahasia hubungan mereka sehingga ia berbicara kepada Ayana dari jarak beberapa langkah. Gadis itu tengah memilah-milih buku. “Aku hanya ingin naik angkutan umum,” jawab Ayana. Matanya masih fokus menatap deretan judul buku di hadapannya. “Kan, sudah kubilang kau harus diantar olehnya.” Mark terdengar bersikeras dengan suara rendah. Ayana tak menjawab. Dia berusaha mengambil buku di rak bagian atas. Namun, tangannya tak kunjung sampai. Mark melirik ke kanan dan kiri, kemudian mendekati Ayana. Dia meraih buku yang diincar Ayana. Namun, rupanya ada Chika yang juga mencoba mengambil buku yang sama. “Ini—”Mark hendak memberikan kepada Ayan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1819202122
...
27
DMCA.com Protection Status