Sepeninggal Reyhan aku lebih banyak diam, selain canggung dengan keluarganya, ada rasa cemburu yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. "Maafkan anak mami, ya, sayang," ucap mami, seperti tahu isi hatiku. "Mungkin, Rei, panik. Vivi sudah seperti adik baginya," sambung ayahnya. "Menjadi dokter memang harus siaga, Rei mungkin lupa izin dulu ke istrinya," ucap mami. Aku hanya mengangguk. Rasanya air mataku ingin keluar, karena dicuekin Reyhan. Apa aku yang terlalu baper saat ini. Entahlah, semoga ini hanya perasaanku saja. "Nanti kakak sama Rachel yang jenguk Vivi di rumah sakit, ya," ucap Rachel, aku hanya mengangguk, piknik bahagia tinggal cerita. Mencintai terlalu berlebihan itu tidak baik. ***Berusaha semaksimal mungkin untuk tidak terliha
Read more