Home / Lainnya / Wanita Hamil di Restoran Suamiku / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Wanita Hamil di Restoran Suamiku: Chapter 81 - Chapter 90

120 Chapters

Bab 81 - Sebuah Tindakan di Luar Dugaan

Sebuah Tindakan di Luar DugaanSeorang pemuda berkulit putih tengah melihat-lihat di ruangan temaram bercahayakan lampu kelap-kelip yang menyala bagai tersendat-sendat.Ruangan yang dipenuhi suara musik menggema itu, tak ubahnya seperti dunia gemerlap kelas atas.Pemuda itu berdecak. Berdiri menatap wanita yang tiba-tiba datang dan mengalungkan tangan di lehernya."Mas Bule mau nyanyi?" tanya wanita berpakaian seksi, berambut pirang seperti rambut jagung itu."Enggak. Saya mau cari teman saya," balas pemuda yang tak lain adalah Dareen."Oh. Siapa?" Seketika wanita itu melepaskan tangannya. Menatap heran ke arah lelaki bule di depannya."Khiara. Kamu kenal Khiara?" tanya balik Dareen."Oh. Udah lama si bos enggak dateng. Sebentar, aku panggil Bang Bas dulu." Wanita itu masuk lebih dalam ke ruangan yang lebih gelap.Ruko yang dari luar tampak seperti ruko biasa, tak disangka di dalamnya nyaris seperti diskotik di tengah kota.Dareen terus memerhatikan beberapa pasangan bernyanyi yang me
last updateLast Updated : 2023-10-14
Read more

Bab 82 - Umpan Besar untuk Ikan yang Lebih Besar

Umpan Besar untuk Ikan yang Lebih BesarPolisi sudah berhasil menggerebek lokasi usaha hitam milik Khiara yang diwariskan oleh Diniarti dan Irwan dahulu. Usaha itu pula yang membuat Khiara masih mau berkomunikasi dengan Irwan.Khiara tetap dipenjara atas tuduhan penganiayaan terhadap Dareen, dan kemungkinan akan ditambah hukuman atas penggelapan harta milik Nadia.Benar, usaha hitam yang dijalankannya berdiri berkat uang tabungan restoran milik Nadia yang Irwan gelapkan."Dasar licik! Puas Mama buat aku semenderita ini? Atau jangan-jangan, Mama mau buat aku seperti Mama Dini? Ma ti perlahan di dalam sel tahanan rumah sakit jiwa?" cecar Khiara di hadapan Nadia yang tengah membesuknya.Nadia tak menjawab, meski hanya sepatah kata saja. Baginya, Khiara tak beda jauh seperti Allisya yang lahir dari rahimnya. Tak sedikitpun perbedaan ia sarakan di dalam hati, mengenai rasa sayangnya.Tentu saja, Nadia merasa sangat terpukul melihat melihat anak asuhnya harus mendekam di penjara.Benar apa
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more

Bab 83 - Allisya yang Aneh

Allisya yang Aneh"Ma--emm, Tante? Tante ngapain ke sini? Sebentar lagi Dareen nyusul, lho." Pria bule itu gelagapan. Ia bahkan dengan spontan mendekati Nadia dan seorang sipir.Plak!Satu tamparan melayang di wajah Dareen. "Jadi, kamu dalang pengadu domba sesungguhnya? Seperti ini caramu menikam kami semua, setelah apa yang sudah kami lakukan untukmu?" Dengan geram Nadia berkata."Tan, ini ini salah paham. Aku cuma lagi memanas-manasi Khiara. Mancing dia supaya semakin banyak lagi kebusukannya yang terbongkar." Pemuda yang sempat koma itu mencoba mengelak."Diam, kamu! Kamu pikir, saya tuli? Saya di sini sejak tadi, Dareen!" sentak Nadia, sudah sangat kesal sejak tadi. Pikirannya sedang kacau, tak tenang karena betapa ingin memeluk Khiara. Hal mengejutkan ini tentu sangat berat diterima olehnya."Tante, dengar aku, Tan," tahan Dareen saat Nadia hendak berbalik meninggalkannya."Lepas!" sentak Nadia.Khiara menyaksikan itu. Tanpa ia sadari, ada hati yang terasa perih melihat wanita ya
last updateLast Updated : 2023-11-20
Read more

Bab 84 - Umpan Balik

Umpan Balik"Kenapa, Nak? Apa karena mama begitu bersedih dengan hukuman yang akan Khia terima?" tebak Nadia.Allisya menggeleng. "Bukan. Karena Khia saudari Al satu-satunya, Ma. Dan banyak hal yang perlu kita selidiki, salah satunya Dareen. Kesalahan Khia pada keluarga kota hanya sebatas harta, enggak lebih. Semua itu juga bisa kita ambil lagi, sekarang. Tapi hubungan kekeluarga kita, tidak akan bisa kembali jika kita egois ingin memenjarakannya.""Ya, benar. Tapi, mama masih gak paham. Lalu, bagaimana dengan kesalahannya kepadamu?" tanya Nadia, menelisik wajah gadis cantiknya yang begitu lembut dan tulus pada Khiara."Soal merebut Dareen dari Al?" tanya Allisya memastikan."Hmm," jawab Nadia.Sementara Emir hanya diam menyimak. Dia siap menjadi penengah jika keduanya ternyata beda pendapat."Harusnya Al berterima kasih pada Khia, Ma. Berkat Khia, Al bisa tahu seperti apa Dareen. Lagi pula, sejak kami dekat, Al memang belum terpikir untuk menikah. Baru-baru ini saja, setelah melihat
last updateLast Updated : 2023-11-21
Read more

Bab 85 - Gadis Kecil Bernama Ziya

Gadis Kecil Bernama Ziya"Ya Allah!" Aku tidak fokus, sampai-sampai tak sengaja menyerempet anak kecil berkuncir dua yang hendak menyebrang.Gegas turun dari mobil untuk menolong anak perempuan itu."Ya Allah, Dek, kamu baik-baik saja?" Kuangkat tubuh mungil itu ke pangkuan, mengusap bagian dada yang sepertinya tadi sedikit terbentur bodi depan mobil."Sakit, Kak." Anak itu meringis, menunjukkan luka goresan di siku kanan dan kirinya."Maafin kakak ya, Sayang. Kita ke rumah sakit sekarang, oke?"Dia menggeleng, lalu menunjuk ke arah seberang di mana seorang perempuan seusia mamaku sedang berdiri sambil memegangi tongkat. Sepertinya, beliua tuna netra, dan seperti sedang menunggu seseorang.Aku menatap lagi gadis kecil yang kini memandang wajahku. "Kamu mau membantu nenek itu menyebrang?" tebakku. Dari penampilan anak ini, sepertinya dia kurang perhatian orang tuanya."Bukan, Kak. Itu neneknya Ziya," ucap bocah berpipi gembul itu."Oh, begitu. Jadi, namamu Ziya dan itu nenekmu?""Iya.
last updateLast Updated : 2023-11-22
Read more

Bab 86 - Lelaki Berwajah Kaku dan Detektif

Lelaki Berwajah Kaku dan Detektif"Silakan duduk dulu, Nak Allisya," tawar Bu Aniyah dengan ramah. Aku masih tak habis pikir, ternyata, beliau dengan segela kesederhanaannya adalah pemilik rumah semewah ini."Terima kasih, Bu." Karena penasaran dengan lelaki pemilik wajah kaku itu, aku pun tak menolak tawaran Bu Aniyah.Dua orang perempuan yang kutaksir adalah pekerja di rumah ini, datang membawa minuman dan makanan kue-kue kering. Salah satu dari mereka lantas mendekati Ziya dan membawanya ke sebuah kamar."Ziya pamit ganti baju dulu, ya, Kak." Aku pun mengangguk bersamaan dengan langkah riang gadis kecil itu."Ibu bilang, kamu sudah menyerempet putri saya?" Suara lelaki itu terdengar menggema di kala suasana sepi tengah menyelimuti. Aku sontak menoleh kr arahnya, yang entah tadi dari mana setelah mengobrol sebentar dengan Bu Aniyah. Jadi, Ziya adalah putri dari lelaki kaku ini? Pantas lah, kurang dirawat. Ayahnya saja kelihatan kurang pergaulan."Nak Allisya tidak sengaja, Azka," j
last updateLast Updated : 2023-11-23
Read more

Bab 87 - Detektif Gadungan Kah?

Detektif Gadungan Kah?Aku menegang manakala salah seorang detektif sewaan Papa Emir menunjuk wajah Dareen. Apa benar, 3 tahun lalu Dareen menjadi tersangka atas sebuah kecelakaan lalu lintas?"Emm, sorry. Saya kenal pria ini sudah hampir 4 tahun. Bagaimana mungkin saya tidak tahu tentang kecelakaan itu. Pasti anda salah orang," belaku. Ah, bukan. Aku bukan sedang membela Dareen, hanya ingin memastikan saja bahwa selama ini dia tidak pernah membohongiku, kecuali soal Khiara."Baik. Sebentar." Teman lelaki yang menuduh Dareen, mengeluarkan ponsel dalam saku jaketnya. Terlihat dia sedang mengotak-atik benda itu, lalu menunjukkannya padaku."Silakan.""Dicari! Pria ini telah membu nuh istriku yang sedang hamil. Dia pelaku balapan liar yang hari itu, kabarnya sedang diburu polisi. Dia menab rak istriku dengan sangat ganas. Saya tunggu itikad baiknya untuk bertanggung jawab."Tubuhku seketika melemas. Foto besertakan tulisan dalam postingan 3 tahun lalu itu jelas-jelas Dareen. Ya, aku tid
last updateLast Updated : 2023-11-24
Read more

Bab 88 - Maula Azka Hamam

Maula Azka HamamAllisya menghentikan langkah. Ia menoleh ke arah tiga orang detektif itu yang sedang mencari-cari petunjuk tentang korban Dareen pada kecelakaan 3 tahun lalu."Ini, Pak. Kabar terakhir yang kami dengar, suami korban mengalami depresi."Tertarik dengan berita yang didengarnya, Allisya pun mendekati ayah sambungnya untuk melihat ponsel yang milik salah satu dari mereka."Azka?" Allisya merasa sangat mengenal lelaki itu, meski pot ongan rambut dan gayanya berbeda dengan Azka yang hari ini baru dia kenali."Azka, siapa, Nak?" tanya Emir, penasaran."Mirip aja, apa iya, ya? Coba lihat," pinta Allinya, meminjam ponsel itu untuk memperbesar gambar lelaki itu.Emir tak lagi bertanya, memahami jika sang anak sedang menelisik lebih dekat gambar pria di ponsel detektif sewaannya."Gimana, Nak? Apa Al kenal sama suami korban?" tanya Nadia, yang sejak tadi hanya diam menyimak. Wajah berkerutnya kini ditambah dengan gurat penasaran."Ini Azka," kata Allisya, menoleh pada kedua oran
last updateLast Updated : 2023-11-25
Read more

Bab 89 - Cerita Bu Aniyah

Cerita Bu AniyahDemi mengusir rasa penasarannya, Allisya terus merayu gadis kecil itu agar mau diantarkannya. Lambat laun, Ziya pun luluh dan mau menemui neneknya dengan Allisya."Lho, Nak Allisya? Kenapa ke sini lagi? Apa Nak Al kerja di sekitar sini?" tanya Bu Aniyah, merasa heran dengan kedatangan Allisya di tempat yang sama seperti kemarin."Emm, kebetulan lewat sini, Bu. Kalau boleh, saya mau antar kalian." Dengan ragu Allisya mengutarakan."Jangan, Nak, enggak usah. Biar kami jalan kaki saja, lebih aman." Bu Aniyah menolak dengan halus, seperti yang sudah-sudah."Bu, siapa bilang jalan kaki lebih aman? Yang punya kehendak atas segala musibah yang terjadi pada manusia itu, hanya Allah. Semua sudah menjadi kehendakNYA, bahkan sejak kita masih di dalam kandungan. Begitu, menurut Ustadz yang sering saya dengar." Allisya terpaksa harus menceramahi.Pasalnya, peraturan di rumah Ziya terdengar terlalu berlebihan. Semua hal yang berhubungan dengan kendaraan, seolah sangat dihindarkan.
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

Bab 90 - Masuklah ke Hatinya

Masuklah ke Hatinyapov 3Allisya melamun di kursi ruangan khusus pemilik restoran yang terletak tak jauh dari area dapur. Pikirannya terus teralihkan pada Ziya, bocah kecil yang baru kemarin ia kenal namun sudah berhasil membuatnya selalu rindu.Kejadian siang tadi di rumah Ziya, menambah besar rasa ingin dekat dan melindungi gadis kecil itu."Maksud Ibu? Ibu membawa dia untuk menggantikan posisi Adinda? Tidak akan, Bu!" Ucapan Azka tak kalah santer terngiang di telinganya."Bu--bukan begitu, Nak. Ibu cuma mau, Ziya punya teman. Nak Allisya ini baik, cocok dengan Ziya.""Enggak ada yang cocok berteman dengan keluarga kita. Ziya tidak boleh dekat dengan perempuan mana pun, selain bundanya," kata Azka, tadi. Allisya mengusap wajah tatkala mengingat ucapan-ucapan Azka tadi. 'Azka ini terlalu bucin atau memang gi_la? Segitunya mengekang anak sendiri, sampai-sampai anaknya enggak punya teman,' batin Allisya."Ayah jangan begitu. Oke, Ziya tidak akan berteman dengan siapa pun dan dekat de
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status