Home / Lainnya / Wanita Hamil di Restoran Suamiku / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Wanita Hamil di Restoran Suamiku: Chapter 71 - Chapter 80

120 Chapters

Bab 71 - Pelarian

PelarianSatu minggu berlalu usai pengakuan Dareen terhadap keluarga Allisya. Kini Nadia terbaring lemah di atas bed rumah sakit karena pikirannya terus mengelana jauh ke masa lalu.Emir tak pernah sekalipun meninggalkan sang istri kecuali untuk ke kamar mandi. Salat pun ia lakukan di samping bed wanita yang amat dicintainya.Setiap hari Allisya pun berkunjung, menjenguk untuk memastikan kedua orang tuanya dalam kondisi baik-baik saja.Sementara itu, Khiara pergi melarikan diri ke tempat yang belum keluarganya ketahui. Gadis sebatang kara itu rela melepaskan segala kemegahan yang Nadia beri, hanya demi menutupi apa yang tengah dijalaninya selama ini.Dareen? Ya. Pria berdarah Inggris itu masih dalam kondisi koma di rumah sakit yang sama dengan Nadia.Bagaimana bisa? Apa yang telah terjadi dengannya?Satu minggu yang lalu Khiara menghantamkan sebuah vas bunga berbahan tanah liat yang dicetak dan dikeringkan. Meski ukurannya tidak terlalu besar, namun vas itu berhasil membuat pecahnya
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

Bab 72 - Preman Lembek

Preman LembekWanita malang itu adalah Khiara. Dia mengalami kecelakaan usai berhari-hari melarikan diri dari keluarga yang telah membesarkannya dengan penuh kasih sayang. Selain tak ingin terbongkarnya usaha yang dia jalani, dia juga tak mau sampai polisi menangkapnya karena telah melukai Dareen.Tiga hari lalu saat dirinya berniat pergi dari Ibukota, mendadak perutnya terasa nyeri dan ia memutuskan untuk pergi ke apotek di seberang jalan sebelum memasuki bandara. Gadis berkulit sedikit gelap itu memang kerap meminum obat pereda nyeri sejak beberapa bulan belakangan, tanpa sepengetahuan Nadia dan keluarganya.Khiara melangkah menyeberangi jalan sembari memegangi perut bawahnya, meringis menahan sakit hingga langkahnya menjadi tak seimbang. Di saat yang tak tepat, sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan tak sengaja menyenggol tubuh Khiara hingga gadis itu terdorong beberapa meter, lalu kemudian ambruk di atas trotoar.Pengemudi sedang hitam itu melarikan diri karena memang ja
last updateLast Updated : 2023-08-24
Read more

Bab 73 - Kecurigaan Allisya

Kecurigaan Allisya"Alhamdulillah Mama sudah pulang ke rumah ... gak enak tidur di rumah sakit," tukas Nadia, berjalan memasuki kamarnya sembari digandeng oleh Emir. Bibirnya melengkungkan senyuman lembut."Alhamdulillah ..." Allisya dan Emir menambahkan. Dibaringkannya Nadia ke atas kasur mewah berseprei warna abu-abu muda metalik."Walaupun sudah di rumah, Mama masih harus tetap banyak istirahat. Ingat, makan teratur, ikuti pola yang sudah dokter kasih. Dan satu lagi, jangan banyak pikiran." Sambil memijat lengan mamanya, Allisya mengingatkan."Dengerin, tuh, apa kata Bos Al." Emir menambahkan seraya tersenyum menggoda anak sambungnya."Papa," ujar Allisya, meminta untuk tidak dipanggil 'bos' lagi."Hi hi ... gak apa-apa, Sayang. Kamu 'kan memang bosnya sekarang," timpal Emir dengan kekehan pelan."Gak suka aku dipanggil bos," rengek Allisya.Melihat anak dan suaminya saling menggoda, bermanja laiknya anak kandung, Nadia pun tersenyum bahagia. Ada haru yang menyeruak di dalam kalbun
last updateLast Updated : 2023-08-25
Read more

Bab 74 - Kesadaran Dareen

Kesadaran DareenPoV Allisya"Katakan, Sayang, di mana Papamu berada?" Mama memohon dengan deraian yang tak luput membasahi wajahnya. Aku heran, untuk apa lagi Mama sekhawatir itu menanyakan tentang keberadaan Papaku? Bukankah beliau sendiri yang bilang bahwa, sudah tak ada seujung kuku pun rasa di hatinya untuk Papa? Bukankah Mama sendiri yang mengatakan bahwa, rasa iba pun agaknya enggan menghuni hati Mama melihat semenyedihkan apa pun kondisi Papa? Lantas, ini apa?Sudahlah aku sangat terkejut dengan kedatangan Mama yang mendadak, di saat aku sedang membicarakan seorang preman yang kucurigai bersama Papa Emir.Mama tiba-tiba datang dan sudah berdiri di belakang kami. Kupikir, Mama akan langsung memintaku menggiring polisi ke tempat beradanya Papa Irwan. Tapi ternyata, ada kilat kekhawatiran di bola matanya. Papa Irwan memang papa kandungku. Akan tetapi ... keja_hatan yang beliau lakukan pada Mama dan Almarhum Kakek sangat sangat keterlaluan."Ma ... dengerin Al dulu, ya." Kucoba m
last updateLast Updated : 2023-08-28
Read more

Bab 75 - Seseorang dengan Penutup Wajah

Seseorang dengan Penutup WajahPoV AllisyaTanpa menghiraukan ucapan Dareen, aku terkesiap ketika menyadari apa yang Dareen butuhkan saat ini. Ya, dokter!Gegas berlari ke luar, memanggil suster yang kebetulan melintas dan kuminta ia untuk segera memanggil dokter.Kembali ke hadapan Dareen, tersenyum ke arahnya bukan bermaksud memberikan harapan palsu. Aku benar-benar bahagia karena akhirnya ia membuka mata."Maaf," ucapnya lagi dengan suara yang begitu lirih dan terbata."Sssttt! Jangan banyak bicara dulu, ya. Tunggu dokter periksa kamu dulu." Tanpa menyentuhnya, kukatakan apa yang kurasa lebih baik.Dareen menurut. Tersenyum seraya mengedipkan matanya beberapa kali pertanda ia menyanggupi perintahku.Tak berselang lama, dokter dan perawat masuk, bertanya keadaan Dareen dengan sangat ramah. Agaknya, dokter tampan yang sudah cukup berumur itu cukup paham dengan perkembangan kondisi Dareen.Lelaki tinggi besar namun berwajah tetap tampan itu gegas memeriksa Dareen. Sesekali melemparkan
last updateLast Updated : 2023-09-04
Read more

Bab 76 - Papa?

Papa?Peluh membanjiri seluruh tubuh Allisya yang terus bergerak mencoba melepaskan ikatan pada tangannya. Kursi yang didudukinya ikut bergeser ke sana kamari karena memang diikat bersama tubuh rampingnya."Tolong!""Tolong!"Entah sudah berapa puluh kali Allisya berteriak minta tolong, tetapi tak ada satu orang pun yang datang untuk menolongnya."Siapa kalian sebetulnya? Kenapa harus mengurungku di sini?" sentaknya dengan suara yang mulai serak lantaran tak berhenti menangis. Allisya sangat ketakutan. Pasalnya, lelaki yang mengurungnya di rumah kosong itu memperlakukannya cukup kasar. Ia juga amat ketakutan jika pelakunya akan berbuat hal yang lebih parah lagi.Lelah. Allisya mencoba diam, menghirup udara lebih banyak lagi meski kenyataannya ruangan itu sangat pengap. Ia berharap bisa berpikir lebih baik jika sudah merasa tenang."Oke. Bismillah ..." Gadis berkulit bersih itu membuang napasnya perlahan, lalu menghirupnya lagi dalam-dalam.Tak berapa lama, ia menoleh ke atas di mana
last updateLast Updated : 2023-09-13
Read more

Bab 77 - Mengaku Bujang Lapuk

Mengaku Bujang LapukNadia dan Emir keluar dari kantor polisi. Keduanya baru saja melaporkan akan hilangnya Allisya dan juga Khiara yang tak kunjung pulang.Tak hanya kedua orang tua Allisya, tetapi Dareen pun ikut disibukkan dengan pencarian Allisya meski kondisinya masih lemah pasca pulang dari rumah sakit."Aku yakin, Tante, ini pasti ada hubungannya dengan Khia. Pasti dia yang menculik Allisya," ujar Dareen, saat mereka bertiga bertemu di sebuah taman untuk membahas tentang kehilangan Allisya."Jangan begitu, Nak Dareen. Meskipun Khiara sampai berani melukaimu, tapi sepertinya dia tidak mungkin melukai Allisya, adik angkatnya. Mereka besar bersama di bawah kasih sayangku." Nadia masih tak percaya dengan semua yang terjadi akhir-akhir ini. Pasalnya, selama belasan tahun tak ada sesuatu yang mencurigakan dari Khiara."Ma ... maaf. Untuk kali ini, Papa setuju dengan Dareen. Khia memang sepertinya tidak mungkin menyakiti Allisya, tapi bukan tidak mungkin juga dia yang sengaja menyekap
last updateLast Updated : 2023-09-17
Read more

Bab 78 - Pengakuan Allisya

Pengakuan Allisya"Alhamdulillah kamu gak pa-pa, Nak. Mama khawatir banget. Terima kasih, ya, Allah." Dalam pelukan Nadia, Allisya menangis sesenggukan.Rasa syukur berbalut kekhawatiran menggema keras di dalam dadanya. Allisya merasa beruntung sebab bisa kembali pada keluarganya dalam keadaan selamat. Hal yang dikhawatirkannya adalah kondisi preman tua yang ia duga adalah papa kandungnya."Jangan takut, Sayang. Penja hat itu sudah ditangani oleh polisi. Siapa dalang di balik penculikanmu juga pasti akan segera tertangkap. Kamu yang tenang, ya." Emir mengusap punggung gadis yang menjadi anak sambungnya sejak kecil.Allisya mengangguk sejenak, mengurai pelukan dan menatap sepasang netra yang mulai digelayuti kelopak yang keriput."Ma ... Pa. Bagaimana jika dia memang Papa Irwan?" tanya Allisya lirih.Nadia terdiam sejenak, menekuri rumput liar di depan bangunan tua tempat Allisya disekap selama ini. Wanita yang sudah tak muda lagi itu kemudian balas menatap anak gadisnya."Siapa pun pe
last updateLast Updated : 2023-09-24
Read more

Bab 79 - Hukum

HukumSetelah memberikan keterangan, Allisya menoleh pada lelaki yang saat ini masih berdiri dipegangi dan dibor gol. Tanpa ada yang ditutupi kepada pihak berwajib, baik itu sikap, maupun cara Irwan menyekapnya."Allisya ... Papa enggak akan pernah berbuat kasar padamu, meski sebesar apa pun rasa ben ci ini pada mamamu. Papa tetap ayah kandungmu. Darah Papa mengalir di tubuhmu."Irwan akhirnya pasrah dan mengakui identitas aslinya kepada Allisya dan kepolisian. Kalimat yang diungkapkannya barusan, tidak sama sekali bertujuan untuk menarik hati sang anak.Lelaki yang menjadi preman selama belasan tahun itu, hanya ingin mengungkapkan perasaannya terhadap sang putri. Ia takut jika usianya yang telah senja, hanya akan ia habiskan di balik jeruji besi."Pa. Sampai kapan pun, aku tidak akan pernah lupa siapa Papa. Sampai kapan pun aku tetap anak Papa. Tetapi ... Papa harus tetap mempertanggungjawabkan semuanya." Kata-kata Allisya jelas menunjukkan bahwa ia tidak akan mencabut tuntutannya te
last updateLast Updated : 2023-09-25
Read more

Bab 80 - Harmonis

HarmonisBerlangitkan atap kamar yang berwarna putih, Allisya tak dapat memejamkan mata. Lampu kamar sudah ia matikan, menyisakan temaram lampu tidur berserta laptop yang masih menyala di pangkuannya.Beberapa foto telah ia hapus di lama sosial media. Tak lain dan tak bukan, foto kebersamaannya dengan Dareen semasa masih berpacaran dulu. Meski tak semesra pasangan lain, namun tetap saja Allisya tak ingin foto-foto itu menjadi boomerang di kemudian hari.Bayangan Dareen sore tadi kembali berkelebat, terngiang pula setiap kata yang mereka saling lontarkan sebelum benar-benar terpisah."Sya!""Aku--aku cuma--" ucapan Dareen sore tadi terhenti. Ia merasa sudah tak pantas lagi mengungkapkan isi hatinya pada Allisya.Selain telah berkhianat, Dareen juga paham bahwa kecewa yang Allisya rasakan tak akan mampu merobohkan pendiriannya untuk berpisah."Maaf, Dareen. Aku sangat berterima kasih sebelumnya, tapi, maaf ... aku tetap tidak bisa kembali padamu apalagi melanjutkan mimpi kita," kata All
last updateLast Updated : 2023-09-27
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status