Home / Lainnya / Wanita Hamil di Restoran Suamiku / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Wanita Hamil di Restoran Suamiku: Chapter 91 - Chapter 100

120 Chapters

Bab 91 - Tekad Allisya

Tekad Allisya"Ada apa, anak kecil cantik?" tanya Emir, setelah berdiri di belakang putri sambungnya yang saat ini tengah memandangi air mancur kecil di belakang rumahnya."Eh, Papa. Allisya menoleh sejenak, mengulas senyuman singkat dan kembali pada tatapan awalnya. "Udaranya sejuk. Aku suka," kata Allisya kemudian."Ada yang kamu pikirkan?" Emir bertanya dan berdiri mensejajari Allisya.Allisya hanya menggeleng tanpa menghapus jejak senyuman di wajahnya. Kedua tangannya saling bertaut, mencoba tetap tenang dalam gundah yang melanda. Ada perasaan aneh di dalam hatinya, seolah diri ingin selalu berada di tengah-tengah keluarga yang baru saja dikenalnya."Mama sudah cerita semuanya. Kalau boleh, Papa mau bertemu dengan Maula." Suara Emir terdengar pelan, namun sukses membuat jantung Allisya bertalu lebih keras."Maula Azka Hamam?" ulang Allisya dengan kedua alis saling bertaut."Ya. Papa rasa, dia tidak seburuk yang kamu lihat dan mama ceritakan. Papa merasa, memang ada sesuatu yang me
last updateLast Updated : 2024-03-16
Read more

Bab 92 - Sebuah Tawaran

Sebuah TawaranAllisya tersenyum bahagia ketika tangan lembutnya menyentuh wajah kecil milik Ziya. Gadis kecil yang berhasil mencuri hatinya, pun merasakan hal yang sama. Seolah rindu telah menemukan muaranya. Keduanya saling menatap penuh gembira."Akhirnya, Ziya bisa ketemu sama Kakak cantik lagi. Ziya takut banget gak bisa ketemu Kakak lagi, karena ayah ..." Seketika wajah mungil Ziya merunduk sendu."Jangan sedih, dong. Yang penting sekarang kakak ada di sini, di dekat Ziya. Ya, walaupun kita harus sembunyi-sembunyi seperti ini. Maafkan kakak, ya, Zi." Lagi, tangan halusnya menyentuh bagian puncak kepala Ziya."Apa menurut Kakak, sebaiknya ayah dirawat di rumah sakit saja?" tanya Ziya, menatap wajah Allisya hingga mendongak sebab dirinya terlalu kecil untuk sejajar dengan lawan bicaranya.Gadis cantik bermata indah itu tak lantas menjawab, melainkan merangkul anak kecil di pangkuannya. Butuh perjuangan besar baginya untuk bisa bertemu dengan Ziya.Ketika dirinya tak menemukan Ziya
last updateLast Updated : 2024-03-23
Read more

Bab 93 - Mencoba Menekan Ego

Satu bulan berlalu ...Maula Azka Hamam tampak gagah dengan setelan kemeja dan celana warna hitamnya. Lengan baju yang sedikit digulung, membawa kesan santai namun tak sedikitpun mengurangi kewibawaannya.Seorang gadis cantik tersenyum memerhatikan dari luar restoran. Rupanya,p pilihan asal-asalannya tempo hari tidak salah. Azka berhasil menjadi manager yang bisa diandalkan di restoran yang dipegang gadis itu. Benar, dia adalah Allisya sang pemilik baru restoran yang berpuluh tahun dibangun oleh kakeknya.Azka melirik ke luar bangunan restoran, melihat Allisya duduk di kursi pengunjung paling dekat dengan jalan. Ia pun bergegas menghampiri dengan gaya dingin seperti biasa."Ibu di sini? Sejak kapan?" tanya Maula Azka Hamam, membuat Allisya seketika membuang pandang ke jalanan."Plis, Pak Azka, jangan panggil saya Ibu." Sambil mengembalikan pandangan ke arah Azka, Allisya memprotes.Sejak menerima tawaran Allisya sebulan lalu, Azka memang melunak dan tak pernah lagi melarang Allisya m
last updateLast Updated : 2024-08-28
Read more

Bab 94 - Tamu Spesial

"Jadi, Papa yang bebasin Khia?" ulang Nadia, usai mendengar penjelasan Emir, suaminya.Sejak beberapa waktu lalu, Emir masih terus menelusuri kasus-kasus yang berkaitan dengan keluarganya, terumata Khiara. Khiara terbukti tidak bersalah sebab tidak memiliki bukti kepemilikan atas usaha gelap yang diturunkan oleh Diniarti dan Irwan. Usaha tersebut masih jelas atas nama Diniarti, sehingga Khiara bisa mendapatkan remisi karena memang tak cukup bukti untuk menahannya."Papa akan bantu bebaskan kamu, Khia. Tapi papa mohon, berhenti berbuat jahat, apalagi pada mama dan Allisya. Mama sangat menyayangimu, Khia. Meski kamu tidak lahir dari rahimnya, tapi mama begitu tulus menyayangimu." Emir memohon dengan sangat kala itu, sebab semua demi kebahagiaan sang istri di sisa masa tuanya."Khiara sudah sadar, Pa. Khiara tau, bahkan Khiara sudah bertekad akan menjadi Khiara versi terbaik setelah bebas nanti. Dan asal Papa tahu, Khiara bahkan rela mendekam selamanya di dalam sini asalkan mama bahagia,
last updateLast Updated : 2024-08-29
Read more

Bab 95 - Bunga-bunga yang Manis

Sepanjang perjalanan pulang, Allisya dan Azka hanya saling diam. Sesekali saling melirik canggung, hingga deheman kecil seolah pertanda kegugupan begitu menyiksa. Tiba di halaman rumah Nadia, orang tua Allisya yang baru pertama kali Azka datangi. Pria jangkung itu pun berlari memutari mobil Allisya, lantas membukakan pintu untuk pemiliknya."Silakan, Bu," ucapnya pelan."Terima kasih. Emm ... Pak Azka, silakan masuk," tawar Allisya. Sebetulnya ia sadar, Azka tidak akan mungkin mau menerima tawarannya untuk singgah meski sebentar saja. Selain hari sudah malam, Azka juga bukan tipe orang yang suka basa-basi."Terima kasih," balas Azka, tanpa diduga. Lelaki berperawakan sedang itu seolah mengisyaratkan agar Allisya berjalan lebih dulu.Karena tak percaya bercampur canggung, Allisya diam terpaku menatap lelaki yang kini berstatus karyawannya. "Maksudnya ... Pak Azka mau mampir?" tanya Allisya meyakinkan.Tanpa kata, Azka Hamam mengangguk pasti.Entah apa yang Allisya rasakan, yang jelas,
last updateLast Updated : 2024-08-31
Read more

Bab 96 - Mengikhlaskan

Ceklek!Allisya terperanjat, segera menoleh ke belakang di mana pintu kamarnya berada. Ia menatap siapa yang masuk ke dalam kamarnya."Baru pulang kamu, Al?" tanya seseorang itu."I--iiyaa ... " dengan perasaan campur aduk, Allisya menjawab."Mama boleh masuk?" tanya perempuan berparas cantik di usia senjanya.Allisya tahu apa yang akan ditanyakan mamanya. Perasaan tegang mulai menyelimuti, namun dengan cepat ia menepisnya. Menjawab singkat sambil tersenyum, mengajak sang mama duduk di sisinya.Cukup lama Nadia menatap sendu wajah gadis kecil yang kini telah dewasa. Seketika rasa iba menyeruak, membuatnya tak kuasa menahan tangis."Ma ... Al minta maaf atas semua yang terjadi malam ini," ucap Allisya mendahului. Ia khawatir mamanya tidak terima dengan semua yang Ziya ucapkan, apalagi jika mamanya tahu ia pulang diantar Azka Hamam.Nadia menggeleng lemah, mengusir lelehan air mata dengan punggung tangannya."Kamu udah dewasa ya, Nak. Dan sampai di usiamu sekarang, belum juga menemukan
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

Bab 97 - Kebenaran Kembali Terungkap

Semilir angin pagi yang segar, ditambah semburat sang arunika yang mulai naik menghangatkan semua orang yang berada di luar rumah. Termasuk Allisya bersama kedua orang tua dengan kakak angkatnya--Khiara. Mereka mulai memasuki mobil yang akan Emir kendarai."Let's go!" ajak Emir, sebelum menginjak pedal gas. Pria berusia setengah baya itu menoleh manis ke arah belakang, di mana istri tercinta dan anak sambungnya berada."Maju, Pak Sopir," ejek Nadia, tentu saja hanya guyonan semata agar suasana tidak kaku. Sejak kepulangan Khiara beberapa hari lalu, kondisi kebersamaan mereka menjadi sedikit kaku."Siap, Nyonya Emir," balas Emir, sama sekali tak menempatkan dirinya sebagai sopir, meski diledeki seperti itu."Uhuy! Kok, ada yang manis tapi bukan gulali. Iya nggak, sih, Kak?" Allisya menimpali, gemas dengan tingkah dua sejoli yang selalu bersikap seperti pasangan muda. Tentu saja Allisya pun ingin bisa memiliki pasangan yang cocok seperti mamanya, yang selalu diratukan."Iya bangeeet ...
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

Bab 98 - Pengakuan Khiara

"Menurutmu?" tanya balik Irwan.Allisya menggeleng, tanda tak tahu."Dia menikmati semua wanita yang akan dijual daddy-nya!" tekan Irwan, tampak kebencian yang teramat di wajahnya.Seketika Allisya ternganga, bergegas menutup mulutnya seraya menggeleng tak percaya. Siapa sangka, pria muda baik hati itu ternyata memiliki borok yang sangat besar. Selama Allisya mengenalnya, Dareen adalah laki-laki baik nyaris tanpa cacat. Bahkan Dareen lulus dengan nilai terbaik satu tahun di atas Allisya."Ini nggak mungkin, Pa ... dia nggak seburuk yang papa pikirkan. Ya, meski aku tidak mungkin kembali sama dia. Tapi bukan berarti aku setuju dengan apa yang Papa bilang," sergah Allisya setelah menyadari banyak point plus atas Dareen."Sayang ... papa minta maaf kalau kebenaran ini harus segera terungkap." Mata sendu Irwan menatap wajah pias sang anak yang terus menggeleng. "Dan Allisya harus tahu, apa yang papa lakukan terhadapmu dan juga Khiara, itu semua untuk melindungi kalian dari incaran daddy-
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

Bab 99 - Penangkapan Dareen

Gadis bergamis warna peach dengan pashmina warna senada itu berlari di koridor rumah sakit, ditemani sang kakak angkat menuju satu ruang rawat. Hatinya gundah gulana, sebelum melihat dengan mata kepalanya sendiri kondisi Nu Aniyah dan Ziya."Assalamu'alaikum," ucapnya bersama sang kakak, Khiara."Wa'alaikumussalam. Bu Allisya, saya minta maaf sudah merepotkan," ucap Azka Hamam, merasa canggung karena atasannya sampai datang ke rumah sakit malam-malam begini.Usai membaca chat dari Azka, Allisya langsung menelepon pria berstatus ayah Ziya itu. Menanyakan kondisi Bu Aniyah, alamat rumah sakit, serta kamar rawatnya. Namun Azka sempat menolak memberitahu, sebab tak ingin merepotkan. Bukan Allisya namanya, jika tidak bisa memaksa Azka memberitahukannya."Baik, Bu. Tapi saya mohon, jangan ke sini sendirian," ucap Azka di telepon tadi, saat tak sanggup lagi menyembunyikan alamat rumah sakit tempat ibunya dirawat.Allisya mengulum senyuman. Hanya dengan perhatian sekecil itu saja, hatinya sud
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more

Bab 100 - Ciee ... Grogi

"Tapi saya tidak melapor, Pak," elak Azka, ketika benar saja polisi datang menjemputnya ke ruang rawat Bu Aniyah.Bu Aniyah yang semula sudah terlelap, tentu saja terjaga karena suara ribut-ribut. Sementara Allisya mendekat, memeluk Bu Aniyah dan juga Ziya. Tidak disangka, polisi begitu cepat menemukan keberadaan Dareen sehingga urusannya menjadi serunyam ini. Allisya sedikit menyesal karena terlalu cepat mengambil langkah ini. Pasalnya, saat ini memang tidak memungkinkan untuk Azka meninggalkan ibunya, juga Ziya."Kami hanya meminta keterangan dari pihak pelapor, tidak akan lama. Tolong kerja samanya agar kasus segera bisa diselidiki.""Bu. Bu Allisya, jelaskan sama saya. Apa yang telah anda lalukan? Saya tidak mengenali lelaki itu dan berniat akan berhenti menuntutnya," ujar Azka, meminta kejelasan."Maafkan saya, Pak. Tapi ... pria itu buronan sejak lama, bersama papanya. Sudah terlalu banyak kasus yang merugikan orang lain, termasuk keluarga saya. Itu sebabnya, saya melaporkan di
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status