Beranda / Lainnya / Wanita Hamil di Restoran Suamiku / Bab 82 - Umpan Besar untuk Ikan yang Lebih Besar

Share

Bab 82 - Umpan Besar untuk Ikan yang Lebih Besar

Penulis: Azzgha Fatih
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-24 21:48:25

Umpan Besar untuk Ikan yang Lebih Besar

Polisi sudah berhasil menggerebek lokasi usaha hitam milik Khiara yang diwariskan oleh Diniarti dan Irwan dahulu. Usaha itu pula yang membuat Khiara masih mau berkomunikasi dengan Irwan.

Khiara tetap dipenjara atas tuduhan penganiayaan terhadap Dareen, dan kemungkinan akan ditambah hukuman atas penggelapan harta milik Nadia.

Benar, usaha hitam yang dijalankannya berdiri berkat uang tabungan restoran milik Nadia yang Irwan gelapkan.

"Dasar licik! Puas Mama buat aku semenderita ini? Atau jangan-jangan, Mama mau buat aku seperti Mama Dini? Ma ti perlahan di dalam sel tahanan rumah sakit jiwa?" cecar Khiara di hadapan Nadia yang tengah membesuknya.

Nadia tak menjawab, meski hanya sepatah kata saja. Baginya, Khiara tak beda jauh seperti Allisya yang lahir dari rahimnya. Tak sedikitpun perbedaan ia sarakan di dalam hati, mengenai rasa sayangnya.

Tentu saja, Nadia merasa sangat terpukul melihat melihat anak asuhnya harus mendekam di penjara.

Benar apa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 83 - Allisya yang Aneh

    Allisya yang Aneh"Ma--emm, Tante? Tante ngapain ke sini? Sebentar lagi Dareen nyusul, lho." Pria bule itu gelagapan. Ia bahkan dengan spontan mendekati Nadia dan seorang sipir.Plak!Satu tamparan melayang di wajah Dareen. "Jadi, kamu dalang pengadu domba sesungguhnya? Seperti ini caramu menikam kami semua, setelah apa yang sudah kami lakukan untukmu?" Dengan geram Nadia berkata."Tan, ini ini salah paham. Aku cuma lagi memanas-manasi Khiara. Mancing dia supaya semakin banyak lagi kebusukannya yang terbongkar." Pemuda yang sempat koma itu mencoba mengelak."Diam, kamu! Kamu pikir, saya tuli? Saya di sini sejak tadi, Dareen!" sentak Nadia, sudah sangat kesal sejak tadi. Pikirannya sedang kacau, tak tenang karena betapa ingin memeluk Khiara. Hal mengejutkan ini tentu sangat berat diterima olehnya."Tante, dengar aku, Tan," tahan Dareen saat Nadia hendak berbalik meninggalkannya."Lepas!" sentak Nadia.Khiara menyaksikan itu. Tanpa ia sadari, ada hati yang terasa perih melihat wanita ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-20
  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 84 - Umpan Balik

    Umpan Balik"Kenapa, Nak? Apa karena mama begitu bersedih dengan hukuman yang akan Khia terima?" tebak Nadia.Allisya menggeleng. "Bukan. Karena Khia saudari Al satu-satunya, Ma. Dan banyak hal yang perlu kita selidiki, salah satunya Dareen. Kesalahan Khia pada keluarga kota hanya sebatas harta, enggak lebih. Semua itu juga bisa kita ambil lagi, sekarang. Tapi hubungan kekeluarga kita, tidak akan bisa kembali jika kita egois ingin memenjarakannya.""Ya, benar. Tapi, mama masih gak paham. Lalu, bagaimana dengan kesalahannya kepadamu?" tanya Nadia, menelisik wajah gadis cantiknya yang begitu lembut dan tulus pada Khiara."Soal merebut Dareen dari Al?" tanya Allisya memastikan."Hmm," jawab Nadia.Sementara Emir hanya diam menyimak. Dia siap menjadi penengah jika keduanya ternyata beda pendapat."Harusnya Al berterima kasih pada Khia, Ma. Berkat Khia, Al bisa tahu seperti apa Dareen. Lagi pula, sejak kami dekat, Al memang belum terpikir untuk menikah. Baru-baru ini saja, setelah melihat

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 85 - Gadis Kecil Bernama Ziya

    Gadis Kecil Bernama Ziya"Ya Allah!" Aku tidak fokus, sampai-sampai tak sengaja menyerempet anak kecil berkuncir dua yang hendak menyebrang.Gegas turun dari mobil untuk menolong anak perempuan itu."Ya Allah, Dek, kamu baik-baik saja?" Kuangkat tubuh mungil itu ke pangkuan, mengusap bagian dada yang sepertinya tadi sedikit terbentur bodi depan mobil."Sakit, Kak." Anak itu meringis, menunjukkan luka goresan di siku kanan dan kirinya."Maafin kakak ya, Sayang. Kita ke rumah sakit sekarang, oke?"Dia menggeleng, lalu menunjuk ke arah seberang di mana seorang perempuan seusia mamaku sedang berdiri sambil memegangi tongkat. Sepertinya, beliua tuna netra, dan seperti sedang menunggu seseorang.Aku menatap lagi gadis kecil yang kini memandang wajahku. "Kamu mau membantu nenek itu menyebrang?" tebakku. Dari penampilan anak ini, sepertinya dia kurang perhatian orang tuanya."Bukan, Kak. Itu neneknya Ziya," ucap bocah berpipi gembul itu."Oh, begitu. Jadi, namamu Ziya dan itu nenekmu?""Iya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 86 - Lelaki Berwajah Kaku dan Detektif

    Lelaki Berwajah Kaku dan Detektif"Silakan duduk dulu, Nak Allisya," tawar Bu Aniyah dengan ramah. Aku masih tak habis pikir, ternyata, beliau dengan segela kesederhanaannya adalah pemilik rumah semewah ini."Terima kasih, Bu." Karena penasaran dengan lelaki pemilik wajah kaku itu, aku pun tak menolak tawaran Bu Aniyah.Dua orang perempuan yang kutaksir adalah pekerja di rumah ini, datang membawa minuman dan makanan kue-kue kering. Salah satu dari mereka lantas mendekati Ziya dan membawanya ke sebuah kamar."Ziya pamit ganti baju dulu, ya, Kak." Aku pun mengangguk bersamaan dengan langkah riang gadis kecil itu."Ibu bilang, kamu sudah menyerempet putri saya?" Suara lelaki itu terdengar menggema di kala suasana sepi tengah menyelimuti. Aku sontak menoleh kr arahnya, yang entah tadi dari mana setelah mengobrol sebentar dengan Bu Aniyah. Jadi, Ziya adalah putri dari lelaki kaku ini? Pantas lah, kurang dirawat. Ayahnya saja kelihatan kurang pergaulan."Nak Allisya tidak sengaja, Azka," j

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23
  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 87 - Detektif Gadungan Kah?

    Detektif Gadungan Kah?Aku menegang manakala salah seorang detektif sewaan Papa Emir menunjuk wajah Dareen. Apa benar, 3 tahun lalu Dareen menjadi tersangka atas sebuah kecelakaan lalu lintas?"Emm, sorry. Saya kenal pria ini sudah hampir 4 tahun. Bagaimana mungkin saya tidak tahu tentang kecelakaan itu. Pasti anda salah orang," belaku. Ah, bukan. Aku bukan sedang membela Dareen, hanya ingin memastikan saja bahwa selama ini dia tidak pernah membohongiku, kecuali soal Khiara."Baik. Sebentar." Teman lelaki yang menuduh Dareen, mengeluarkan ponsel dalam saku jaketnya. Terlihat dia sedang mengotak-atik benda itu, lalu menunjukkannya padaku."Silakan.""Dicari! Pria ini telah membu nuh istriku yang sedang hamil. Dia pelaku balapan liar yang hari itu, kabarnya sedang diburu polisi. Dia menab rak istriku dengan sangat ganas. Saya tunggu itikad baiknya untuk bertanggung jawab."Tubuhku seketika melemas. Foto besertakan tulisan dalam postingan 3 tahun lalu itu jelas-jelas Dareen. Ya, aku tid

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-24
  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 88 - Maula Azka Hamam

    Maula Azka HamamAllisya menghentikan langkah. Ia menoleh ke arah tiga orang detektif itu yang sedang mencari-cari petunjuk tentang korban Dareen pada kecelakaan 3 tahun lalu."Ini, Pak. Kabar terakhir yang kami dengar, suami korban mengalami depresi."Tertarik dengan berita yang didengarnya, Allisya pun mendekati ayah sambungnya untuk melihat ponsel yang milik salah satu dari mereka."Azka?" Allisya merasa sangat mengenal lelaki itu, meski pot ongan rambut dan gayanya berbeda dengan Azka yang hari ini baru dia kenali."Azka, siapa, Nak?" tanya Emir, penasaran."Mirip aja, apa iya, ya? Coba lihat," pinta Allinya, meminjam ponsel itu untuk memperbesar gambar lelaki itu.Emir tak lagi bertanya, memahami jika sang anak sedang menelisik lebih dekat gambar pria di ponsel detektif sewaannya."Gimana, Nak? Apa Al kenal sama suami korban?" tanya Nadia, yang sejak tadi hanya diam menyimak. Wajah berkerutnya kini ditambah dengan gurat penasaran."Ini Azka," kata Allisya, menoleh pada kedua oran

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-25
  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 89 - Cerita Bu Aniyah

    Cerita Bu AniyahDemi mengusir rasa penasarannya, Allisya terus merayu gadis kecil itu agar mau diantarkannya. Lambat laun, Ziya pun luluh dan mau menemui neneknya dengan Allisya."Lho, Nak Allisya? Kenapa ke sini lagi? Apa Nak Al kerja di sekitar sini?" tanya Bu Aniyah, merasa heran dengan kedatangan Allisya di tempat yang sama seperti kemarin."Emm, kebetulan lewat sini, Bu. Kalau boleh, saya mau antar kalian." Dengan ragu Allisya mengutarakan."Jangan, Nak, enggak usah. Biar kami jalan kaki saja, lebih aman." Bu Aniyah menolak dengan halus, seperti yang sudah-sudah."Bu, siapa bilang jalan kaki lebih aman? Yang punya kehendak atas segala musibah yang terjadi pada manusia itu, hanya Allah. Semua sudah menjadi kehendakNYA, bahkan sejak kita masih di dalam kandungan. Begitu, menurut Ustadz yang sering saya dengar." Allisya terpaksa harus menceramahi.Pasalnya, peraturan di rumah Ziya terdengar terlalu berlebihan. Semua hal yang berhubungan dengan kendaraan, seolah sangat dihindarkan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 90 - Masuklah ke Hatinya

    Masuklah ke Hatinyapov 3Allisya melamun di kursi ruangan khusus pemilik restoran yang terletak tak jauh dari area dapur. Pikirannya terus teralihkan pada Ziya, bocah kecil yang baru kemarin ia kenal namun sudah berhasil membuatnya selalu rindu.Kejadian siang tadi di rumah Ziya, menambah besar rasa ingin dekat dan melindungi gadis kecil itu."Maksud Ibu? Ibu membawa dia untuk menggantikan posisi Adinda? Tidak akan, Bu!" Ucapan Azka tak kalah santer terngiang di telinganya."Bu--bukan begitu, Nak. Ibu cuma mau, Ziya punya teman. Nak Allisya ini baik, cocok dengan Ziya.""Enggak ada yang cocok berteman dengan keluarga kita. Ziya tidak boleh dekat dengan perempuan mana pun, selain bundanya," kata Azka, tadi. Allisya mengusap wajah tatkala mengingat ucapan-ucapan Azka tadi. 'Azka ini terlalu bucin atau memang gi_la? Segitunya mengekang anak sendiri, sampai-sampai anaknya enggak punya teman,' batin Allisya."Ayah jangan begitu. Oke, Ziya tidak akan berteman dengan siapa pun dan dekat de

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-13

Bab terbaru

  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 120 - SELESAI

    Di waktu yang bersamaan, Azka Hamam kembali ke rumah. Diam-diam masuk, lalu mengusap puncak kepala sang istri dari belakang. Pria gagah itu memberikan kejutan kecil untuk sang istri. Tadinya, ia berencana membujuk sang istri, demi kesehatan."Astaghfirullah! Mas, aku kaget," pekik Allisya yang tak menduga suami akan kembali."He he he ... maaf, maaf. Masih gak enak perutnya?" tanya Azka, duduk di lantai sementara istrinya bangun dan duduk di sofa. Tatapannya tertuju pada bagian tubuh yang tadi Allisya bicarakan. "Ini juga sakit?" tanyanya, menunjuk itu."Enggak sakit. Cuma gak nyaman aja. Terasa berat, kayak bengkak gitu, Mas. Terus, kalau kesentuh ujungnya sakit." Allisya pun tanpa malu membeberkan."Semalam juga sakit? Kenapa enggak bilang?" tanya Azka lagi, mengingat kehangatan semalam. Ia tidak habis pikir, jika sampai menyakiti istrinya."Ya ... gimana. Mas suka," kata Allisya, malu-malu."Lain kali bilang, Sayang, kalau ada yang sakit. Ya, sudah. Sekarang kita ke dokter, ya?" bu

  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 119 - Panti Jompo?

    Pagi menjelang siang, di sebuah bangunan bertingkat, kini keluarga Allisya berada. Sebuah gedung mirip dengan rumah susun elit yang ada di kota asal mereka. Dan ternyata, tempat itu adalah sebuah panti jompo.Tadi, ketika pemandu wisata menanyakan soal Afifah--teman Khiara yang tinggal di sana, mereka mendapatkan informasi bahwa Afifah sudah berangkat bekerja bersama teman barunya (kemungkinan Khiara). Sang pemilik rumah sewa itu pun memberikan alamat tempat bekerja Afifah.Dan benar saja, Khiara ada bersamanya, sama-sama mengenakan seragam suster. Usut punya usut, rupanya Afifah sudah lama bekerja sebagai pengasuh lansia di tempat itu. Kini mengajak Khiara bekerja di sana pula karena memang sedang membutuhkan tenaga kerja baru."Kenapa Mama sampai nyusulin Khia ke sini?" tanya Khiara, tak menyangka. Sebelumnya, ia memang sempat memberikan alamat rumah sewa yang temannya tinggali. Tidak pernah menduga jika mama sambungnya sampai rela menyusul."Karena mama khawatir sama kamu, Nak." Na

  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 118 - Liburan di Jepang

    Keduanya kini telah sampai di depan sekolah Ziya. Menyambut kedatangan Ziya yang selalu ceria dengan semringah. Karena besok, mereka akan pergi berlibur ke Jepang.Masuk ke dalam mobil, bercerita sepanjang jalan dengan antusias. Mulai dari kegiatan di sekolah, sampai tingkah polah Ziya dan teman-temannya di sekolah. Allisya dan Azka bergantian menyahuti penuh ekspresi."Ziya juga bilang ke teman-teman, kalau Ziya mau liburan ke Jepang. Teman-teman semua iri, mau juga katanya, Ma. Apa boleh, Ziya ajak mereka kapan-kapan?" tanya Ziya antusias."Wah, kalau mengajak teman tidak bisa sembarangan, Sayang. Apalagi Jepang itu sangat jauh. Nanti orang tua mereka khawatir," jelas Allisya, juga ditambahi penjelasan ringan oleh Azka.***Pukul 3 sore, Allisya beserta rombongan keluarga sudah sampai di Kota Sapporo setelah menempuh perjalanan kurang lebih 9 jam. Kota yang terletak di Pulau Hokkaido, pulau terbesar kedua di Jepang.Mereka sengaja tidak mendatangi Ibukota Jepang, demi menghindari ke

  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 117 - Hukuman Dareen dan Papanya

    "Saudara Dareen dinyatakan bersalah atas kasus tabrak lari yang terjadi pada tanggal 20 Februari 2021, yang mengakibatkan korban atas nama Ibu Fitrinariza Azizah meninggal dunia.""Berdasarkan laporan yang baru masuk dua minggu lalu, pelaku tidak dinyatakan sebagai DPO atas kasus ini, sehingga vonis hukuman bisa saja berkurang."Allisya menemani suaminya yang hari ini sangat tegang menghadapi sidang. Nadia dan Emir pun turut hadir, tak kalau tegang karena ternyata Dareen memang bukan DPO atas kasus ini sehingga tidak memberatkan hukumannya. Ini semua karena pihak Azka Hamam tidak melapor sejak awal."Dengan ini, pelaku dijatuhkan hukuman kurungan selama lebih kurang 6 tahun penjara, dan denda sebesar lebih kurang 12 juta rupiah."Mendengar itu, Azka seketika tertunduk lemah. Rasanya, hukuman itu tidak setimpal dengan apa yang terjadi dengan mendiang istrinya.Namun ternyata, vonis hukuman belum selesai dibacakan. Ada sederet kasus berat yang Dareen dan papanya lakukan sejak sang papa

  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 116 - Kepergian Khiara

    Seperti yang telah direncanakan, Nadia dan Emir tiba di rumah Azka Hamam diantar oleh sopir yang Allisya tugaskan. Keduanya mengucap salam bersama, disambut hangat oleh anak menantu dan cucu sambung yang ceria."Masuk, Ma, Pa." Allisya menggandeng sang mama."Iya. Oh, iya. Pak Didit sudah mama suruh makan di resto utama, biar lebih dekat. Nanti dia akan jemput kalau kita sudah selesai." Nadia menjelaskan. Karena biasanya, Allisya suka mengajak serta sopirnya makan bersama. Namun malam ini, Nadia ingin berbicara penting dengan anak dan menantunya."Oh, begitu. Ya sudah, Ma. Terima kasih," ucap Allisya. Meski restoran telah sepenuhnya beralih ke tangannya, namun Allisya selalu menghargai apa pun keputusan mamanya. Termasuk seperti malam ini, mengizinkan sopirnya makan sepuasnya di sana.Semua berkumpul di ruang makan, menikmati suapan demi suapan masakan yang Allisya buat. Udang asam manis, cah kangkung, dan perkedel kentang ayam kesukaan mamanya."Alhamdulillah ... makanannya enak-enak

  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 115 - Menyambut Makan Malam

    "Ziya tau, kalau Bunda sedang hamil saat itu?" tanya Allisya, yang hanya mendapatkan tatapan tak mengerti dari Ziya."Emm ..." Ziya menggeleng. Ia masih sangat terlalu kecil untuk memahami apa yang terjadi, sebelum bundanya meninggal karena tertabrak mobil Dareen. "Nenek suka cerita. Katanya, bunda saat itu sedang ada dedek bayinya di perut. Sebentar lagi mau lahir," jelasnya kemudian.Allisya mengangguk-angguk. Ia tidak mau memperpanjang, sebab, sejujurnya ia cemburu. "Kita masuk, ya, Sayang," ajak Allisya setelah memarkir mobilnya di garasi rumah Azka.Keduanya pun masuk bersamaan, dengan perasaan masing-masing. Di dalam, Allisya menyiapkan pakaian ganti untuk putri sambungnya, lantas menemani sang putri agar tertidur pulas.Wanita cantik itu tanpa sadar mengusap perutnya rata, berdoa agar Allah segera mengirimkan makhluk kecil di dalam sana untuk melengkapi kebahagiaan mereka. Ada sedikit kekhawatiran, takut kalau-kalau ia tidak bisa hamil seperti sang mama.'Ah, tidak, tidak! Mama

  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 114 - Jalani Semua Takir-NYA

    Allisya kemudian melirik seperangkat perhiasan emas yang dikenakannya. "Kamu memang pekerja keras dan pantang dibantu, Mas. Hanya kerjaan dariku yang kamu ambil, saking kamu nggak mau berleha-leha dengan fasilitas yang sudah aku punya," ucap Allisya pelan.Perempuan cantik yang telah melepas masa gadisnya itu pun bergegas masuk ke dalam, hendak bersiap-siap pergi ke restorannya karena ada rapat besar. Di restoran nanti, mereka akan bersikap seperti biasa, layaknya atasan dengan pekerja. Azka yang meminta. Azka bahkan sudah menolak sebagian saham yang diberikan oleh Allisya.***"Bagaimana, Pak, laporan keuangan resto cabang no 2?" tanya Allisya kepada salah seorang manager di restoran cabang di Bogor. Pria bertubuh sedang dengan perut sedikit maju itu mengeluarkan laporan, lalu meminta Allisya untuk mengeceknya kembali. Beberapa penjelasan juga sudah dia sampaikan.Allisya memeriksanya, lalu segera beralih pada manager cabang-cabang lain. Setelah semua ia cek, barulah ia mengecek res

  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 113 - Ikhlas

    Seluruh keluarga berkumpul di tanah pemakaman, menyaksikan sekaligus mendoakan kepergian Bu Aniyah yang terbilang mendadak. Hanya dirawat beberapa hari di rumah sakit, lalu meninggal ketika kondisinya mulai membaik.Azka dan Allisya sudah berusaha semaksimal mungkin, tentunya. Namun ternyata, inilah suratan yang harus mereka jalani. Keinginan Bu Aniyah untuk menjadikan Allisya sebagai menantu, sekaligus ibu bagi cucu satu-satunya telah terpenuhi. Beliau pergi dengan tenang, seolah bebannya telah terlepas.Perempuan berkerudung putih senada dengan gamis yang dikenakannya, terus saja berdiri menggamit tangan suaminya, juga memegangi tangan gadis kecil di sisi lainnya. Perempuan itu sesekali melepaskan tangan untuk mengusap air mata. Ia mendongak, menatap wajah sang suami yang terlihat begitu tenang seolah-olah tidak ada hal buruk yang menimpa."Mas ... kamu hebat. Kamu kuat," kata sang wanita, memandangi penuh kagum suami yang dicintainya. Dialah Allisya, sang ibu sambung bagi Ziya."Be

  • Wanita Hamil di Restoran Suamiku   Bab 112 - Mencoba Ikhlas

    Ketika suaminya terpukul setelah kehilangan ibunya, Allisya duduk di sebelahnya. Dengan lembut memandangnya, dengan hati penuh kasih. Dia bisa merasakan betapa sedihnya yang dirasakan suaminya. Meski tidak ada kata-kata yang bisa menghapus rasa sakit itu, dia tahu dia harus ada di samping suaminya, memberikan kekuatan lewat keberadaannya.Dia menggenggam tangan suaminya dengan erat, memberikan ketenangan dalam diam. Wajah suami yang biasanya tegar kini dipenuhi kepedihan, dan dia merasa cemas melihat keprihatinan di depan matanya.Sambil memeluk, tangannya terus mengusap punggung sang suami. Membiarkan suaminya menangis, mengeluarkan nestapa yang membelenggu jiwanya."Nenek! Ziya mau ke nenek! Ziya mau lihat nenek, Tante ... tolong Ziya ...!" Jeritan Ziya di luar sana, terdengar begitu menyayat hati. Gadis kecil itu sangat dekat dengan neneknya, sejak ia bayi. Terutama setelah bundanya pergi untuk selama-lamanya.Mendengar itu, Azka dan Allisya menjadi gusar. Saling menatap, merasakan

DMCA.com Protection Status