Semua Bab Ashraf: Penguasa Terakhir : Bab 81 - Bab 90

110 Bab

Aliansi Para Mafia

Ashraf dan Yoriko saling pandang, cukup terkejut dengan apa yang disampaikan oleh Jung Soo Hyun. Kabar seperti itu juga tidak pernah mereka duga sebelumnya. "Ah benarkah?" tanya Ashraf memastikan lagi. "Ck! iya, kau pasti terkejut bukan? aku juga begitu saat pertama kali mendengarnya." Jung Soo Hyun geleng-geleng kepala mengingatnya. Ditengah-tengah kebingungan dan keterkejutan itu, Karalyn si pemilik acara baru saja menampakkan batang hidungnya. Perempuan cantik itu tampak menawan dengan dress merah selutut dipadu dengan blazer hitam metalik.Karalyn tersenyum dari kejauhan, dia mendekat pada Ashraf, Yoriko dan Jung Soo Hyun yang tengah berbincang. "Kalian sudah datang rupanya. Tuan Jung, Tuan Muda." Karalyn menyapa kedua pemimpin mafia itu sembari menyalami keduanya secara bergantian. Jung Soo Hyun dan Ashraf mengangguk dan menerima jabatan tangan Karalyn dengan ramah. "Iya Nona Henderson," jawab Jung Soo Hyun sementara Ashraf hanya tersenyum menanggapi sapaan dari perempuan i
Baca selengkapnya

Pengkhianatan di Aliansi?

Mendengar perkataan Karalyn, Yoriko juga merasa terkejut. Tanpa sepengetahuan Ashraf, perempuan itu merekam semuanya dan mengirimkannya pada Lizi. Yoriko ingin Lizi tahu dan segera memeriksa kondisi keuangan El Abro di dua sektor bisnis tersebut. Bisnis alkohol dan senjata, karena di dua sektor tersebut El Abro memiliki saham yang cukup besar. "Apa yang sedang perempuan itu katakan sebenarnya?" Yoriko membatin, sembari terus mendengarkan. "Tiga keluarga itu adalah... Keluarga Jinping, Millema, dan keluarga Ahn!" Karalyn menutup penjelasannya di depan. Semua orang cukup terkejut dengan apa yang dikatakan olehnya. Tiga keluarga yang disebutkan tadi adalah keluarga mafia yang terkenal jujur. Mereka juga tiga keluarga besar yang berkuasa di Tiongkok, Eropa serta Korea.Mansion tersebut riuh seketika, semua tamu yang hadir sibuk berdiskusi masing-masing dengan partner yang mereka percayai. "Bagaimana bisa Karalyn menyebut kelurga Ahn? Apa dia tidak tahu kalau keluarga itu salah satu ke
Baca selengkapnya

Akibat Ulah Karalyn

Karalyn diam, dia tidak berani melawan Ashraf. Juga dengan para tamu yang lain, tidak ada satupun dari mereka yang berani menentang atau mempertanyakan keputusan Ashraf malam itu. "Aku ingatkan pada kalian semua, jangan berbuat keributan di dalam aliansi ini apapun bentuknya. Karena siapapun yang merugikan pihak lain, tidak akan pernah selamat dari ku!" Tegas Ashraf kemudian turun dari tempatnya berdiri. Ashraf meninggalkan Karalyn yang masih berdiri di tempatnya sembari mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Dia merasa terhina atas sikap Ashraf yang sama sekali tidak memihak dirinya. Lebih-lebih lagi perkataan Ashraf terdengar seperti sebuah peringatan baginya. Akan tetapi Ashraf tidak peduli, dia malah menarik tangan Yoriko agar pergi dari mansion tersebut. "Ayo pergi Yoriko," ajak Ashraf sembari menarik tangan Yoriko pelan. Perempuan itu tidak sempat berbicara apa-apa, dia hanya bisa mengekor di belakang tubuh Ashraf. Keduanya berjalan meninggalkan mansion beserta acara malam itu t
Baca selengkapnya

Serangan Mendadak

Ashraf dan Yoriko memutuskan untuk menginap satu malam di Bulacan. Baru besok pagi-pagi mereka akan kembali ke Gangnam. "Kepalaku rasanya ingin pecah," lirih Ashraf sembari memijit pelipisnya perlahan. Keduanya memang ada di satu kamar yang sama. Meskipun berbeda tempat tidur, lagi pula Ashraf sengaja memesan satu kamar karena tahu ada banyak bahaya yang mungkin terjadi ketika mereka tertidur. Lebih-lebih lagi, mereka hanya pergi berdua ke Bulacan tanpa ada pengawalan dari anggota El Abro. Yoriko yang baru saja keluar pun segera mendekati Ashraf yang duduk di dekat pintu mengarah ke balkon. "Kau kenapa Ashraf?" Tanya Yoriko sembari memperhatikan pria itu. Ashraf mendongakkan kepalanya, dia menatap wajah Yoriko satu. "Kepalaku sangat sakit Yoriko, seperti hendak pecah saja."Mendengar jawaban itu, Yoriko tidak menjawab apa-apa. Dia malah berjalan ke arah tas miliknya dan mengambil obat pribadinya serta segelas air putih. "Ini, minumlah!" Perintah Yoriko sembari menyodorkan obat d
Baca selengkapnya

Something unexpected

Setelah penyerangan itu suasana hotel sempat gaduh, para pengunjung hotel juga berhamburan keluar dari kamar masing-masing. Untungnya tidak ada korban jiwa akibat penyerangan malam itu. Kamar Ashraf dan Yoriko yang paling banyak mengalami kerusakan pun dibatasi garis polisi setempat. Ashraf dan Yoriko juga dimintai keterangan atas kejadian tidak mengenakkan tersebut. "Baik Tuan dan Nyonya, kalian boleh pergi." Ucap salah satu anggota polisi yang sudah selesai menginterogasi keduanya. Ashraf dan Yoriko mengangguk kompak. "Boleh ku minta perkembangan hasil penyelidikan kalian nanti?" Tanya Ashraf dengan nada yang dingin. Polisi itu mengangguk, "Tentu saja. Karena kalian adalah korban utama dalam penyerangan malam ini. Sudah pasti kami akan mengirimkan hasil penyelidikannya.""Terimakasih banyak," balas Ashraf dengan sopan. "Sama-sama Tuan Ashraf, dan ya selama anda berdua ada di sini. Untuk berjaga-jaga adanya serangan ulang, kami akan kirimkan beberapa anggota untuk menjaga tempa
Baca selengkapnya

Investigation results

Karalyn yang mendapatkan penolakan secara terang-terangan dari Ashraf melampiaskan kemarahannya pada minuman keras. Perempuan itu sudah banyak minum sejak tiga jam terkahir, salah satu anak buahnya tampak khawatir melihat kondisi perempuan itu. "Nona cukup! ini sudah botol ke-empat yang kau minum, ku mohon berhenti." Karalyn malah menepis tangan anak buahnya itu dengan kasar, dia sudah setengah mabuk. Meskipun tubuhnya memiliki toleransi yang kuat terhadap alkohol. Tetap saja tubuhnya memiliki batas, dan saat ini dia sudah mulai dikuasai oleh minuman haram tersebut. "Diam kau! aku tidak butuh nasihat mu," ketus Karalyn dengan mata yang sayu dan mulai memerah. Anak buahnya lekas terdiam tanpa sepatah katapun. Dia khawatir tapi tetap tidak bisa berbuat banyak selain menemani pemimpin keluarga Henderson yang baru itu. "Daripada kau mengoceh tentang kebaikan ku, lebih baik kau katakan bagaimana penyerangan di hotel tempat Ashraf menginap?" tanya Karalyn setelah meneguk habis alkohol
Baca selengkapnya

Pasca Serangan

Ashraf mengerutkan keningnya dalam, sedikit mengerti memang dengan apa yang dikatakan Yoriko. Akan tetapi dia perlu mendengarkan sendiri apa yang dikatakan perempuan itu padanya. "Kau menghinaku?" Tanya Ashraf terang-terangan mengutarakan kecurigaannya. Yoriko tersenyum kecil, "Maaf jika kau justru tersinggung. Aku hanya mengatakan apa adanya." Ashraf mendengus, dia lalu bangkit dari duduknya dan mendekati Yoriko yang masih duduk. Pria itu mencondongkan tubuhnya dan mengungkung Yoriko. "Bisa kau jelaskan lagi apa yang sudah kau katakan tadi?" Ashraf berkata dingin. Akan tetapi Yoriko tidak merasa gentar, dia hanya menatap wajah Ashraf datar. "Dalam dunia hitam, apapun harus dilakukan demi keberhasilan misi. Hal itu juga termasuk dengan menyingkirkan semua perasaan, karena selama perasaan masih tertanam kita tidak akan pernah bisa apa-apa."Mendengar jawaban dari Yoriko, Ashraf terdiam. Merada tertohok atas jawaban yang dia terima. Pria itu lalu menarik diri, menjauh dari Yoriko d
Baca selengkapnya

Mencari Jawaban

Polisi itu menggeram marah, dia mengeraskan rahangnya begitu mendengar jawaban dari si terduga pelaku. Tangannya juga mengepal kuat-kuat sembari menatap lurus ke arah pria tersebut. "Hei jangan menguji kesabaran ku, temui mereka karena kau bukan siapa-siapa di tempat ini!" Tegas si polisi lalu berbalik badan pada Ashraf dan Yoriko yang berdiri dibelakangnya. "Tuan dan Nyonya bisa menemuinya, aku akan menunggu di sebelah sana." Polisi itu mempersilahkan Ashraf dan Yoriko. Keduanya mengangguk paham,"Baik Terimakasih."Setelah itu si polisi menyingkir, dia duduk di salah satu kursi yang cukup jauh dari sel tempat pelaku penyerangan berada. Sementara itu Ashraf maju mendekati sel, dia memperhatikan dengan seksama siapa pria itu sebenarnya. Lalu Yoriko masih berdiri ditempatnya semula, tanpa beranjak kemana-mana. "Kau yang sudah menyerang kamar hotel ku kemarin malam?" Tanya Ashraf dengan nada dingin. Tatapannya tertuju lurus pada pria yang tengah duduk di lantai tahanan sembari memun
Baca selengkapnya

Ashraf's Warning

Setelah menemui pelaku penyerangan, Ashraf meminta Yoriko untuk kembali ke hotel sendirian. Sementara dirinya pergi ke mansion milik Karalyn. Di sana dia langsung masuk tanpa mengindahkan para anak buah Karalyn yang berjaga di sepanjang pintu masuk. "Maaf tuan, kau tidak bisa masuk tanpa menunjukkan identitas." Salah satu anak buah Karalyn mencegah langkah Ashraf. "Kalau begitu seret Nona kalian untuk menemuiku sekarang!" Tegas Ashraf tanpa rasa takut sama sekali. "Siapa anda ini sebenarnya, kami perlu tahu identitas anda--"Sebelum mendengarkan penjelasan lebih lanjut dari anak buah Karalyn. Ashraf justru pergi meninggalkan mereka semua dan masuk ke dalam mansion untuk mencari keberadaan Karalyn. Meskipun ada banyak anak buah yang menghalangi jalan Ashraf, pria itu tidak peduli. Dia semakin masuk ke dalam mansion tanpa menghiraukan mereka semua. Kemudian tiba di ruang tengah yang ada di mansion tersebut Ashraf berhenti karena tepat didepannya ada Karalyn yang duduk di atas sofa
Baca selengkapnya

Xiao Jiang's Later

Setelah menembak Karalyn, Ashraf pergi dari mansion tersebut tanpa rasa takut sedikitpun. Dia tidak merasa gentar dengan para anak buah Karalyn yang menghadang dirinya. Setiap kali di hentikan, Ashraf langsung membalas anak buah Karalyn. Setiap satu kali hantaman di balas dua kali hantaman yang lebih keras oleh Ashraf. Pria itu melumpuhkan hampir semua anak buah Karalyn yang berhadapan dengannya. Hingga akhirnya Ashraf bisa lepas dari para anak buah Karalyn dan keluar dari mansion dengan selamat. "Tikus-tikus itu memang tidak bisa melihat keburukan Nona nya," batin Ashraf ketika memasuki mobilnya dan menghadap ke arah pintu utama mansion. Setelahnya Ashraf menyalakan mesin mobilnya dan melaju kencang meninggalkan mansion. Ashraf berkendara dengan kecepatan tinggi menuju hotel tempat dia menginap. Di lobi, rupanya Yoriko sudah menunggu Ashraf beserta koper mereka. Kening Ashraf berkerut dalam karena tidak tahu apa-apa. "Kau mau ke mana Yoriko?" Tanya Ashraf begitu dia berada di ha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status