Home / Urban / Ashraf: Penguasa Terakhir / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Ashraf: Penguasa Terakhir : Chapter 91 - Chapter 100

110 Chapters

Sepulang dari Bulacan

Ashraf dan Yoriko kembali ke Gangnam dengan selamat setelah menempuh perjalanan yang panjang. Para anggota El Abro sudah siap menjemput kedatangan keduanya di bandara Incheon. Para anggota itu datang bersama dengan Lizi yang ikut menanti kedatangan mereka. "Liz, kau di sini?" Sapa Ashraf begitu dia bertemu dengan sang adik. Lizi mengangguk mengiyakan, "Kenapa kakak tidak menghubungi Ashley saja dan memilih menggunakan pesawat umum?" Tanyanya tanpa menjawab pertanyaan Ashraf lebih dulu, Lizi juga bertanya karena penasaran dan merasa tidak biasa. Ashraf kemudian memberikan tas yang berisi barang bawaannya pada anggota yang menjemputnya. Pria itu lalu berjalan dan merangkul pundak Lizi untuk pergi meninggalkan bandara. Sementara Yoriko yang tadi berjalan beriringan dengannya kini ada di belakang Ashraf dan Lizi. "Ada seseorang yang sudah mengurus semuanya dengan baik untuk aku pulang, jadi tidak baik jika tidak menggunakannya dan mengabaikan niat baiknya." Ashraf menjawab sembari mel
Read more

Menemui Sekutu

Karalyn dan Xiao Jiang memutuskan untuk bertemu. Kedua perempuan muda itu bertemu di mansion milik Karalyn yang masih ada di Bulacan. Ketika Xiao Jiang masuk ke dalam mansion, Karalyn tengah duduk di halaman belakang. "Kau sudah datang Nona Jiang," sapa Karalyn yang mendengar langkah kaki mendekat ke arahnya. Perempuan itu tengah duduk bersandar di atas kursi panjang sembari meluruskan kakinya. Xiao Jiang hanya mengangguk samar lalu ikut duduk di atas kursi rotan yang ada di depan tempat Karalyn berada. Mata Xiao Jiang menyipit kala melihat telinga Karalyn yang dilapisi perban dan juga kain kasa. "Apa yang terjadi dengan telinga mu Karalyn?" Tanya Jiang sembari menunjuk telinga Karalyn dengan dagunya. Karalyn yang mendapatkan pertanyaan seperti itu sontak memegang telinganya sendiri. Lalu raut wajahnya berubah menjadi merah padam menahan emosi. "Ini ulah Ashraf," jawabnya dengan nada kemarahan yang amat kentara. Jiang mengerutkan kening tidak mengerti, "Apa yang Ashraf lakukan
Read more

Kenalan Lama?

Ashraf meminta Tuan Mun untuk menemui dirinya keesokkan harinya. Pria itu harus segera mengurusi pembangunan triangle tower yang belum juga dimulai. Meskipun dia sadar ada banyak masalah yang sedang terjadi, tapi triangle tower harus segera dibangun apapun alasannya. Tok tok tok!"Tuan Muda, aku masuk!" Tuan Mun berujar setelah mengetuk pintu kayu ruang kerja Ashraf. Pintu itu memang sedikit terbuka, Ashraf yang mendengarnya pun mendongak dan mengalihkan atensinya dari tumpukan berkas ke arah pintu. "Dudukah Tuan Mun," ucap Ashraf mempersilahkan begitu pria yang lebih tua darinya itu masuk dan ada di hadapannya. Tuan Mun mengangguk dan duduk di kursi yang ada di hadapan Ashraf. Mereka terhalang oleh meja kerja Ashraf yang terbuat dari kayu jati. Tidak lama kemudian datanglah Marco ke dalam ruangan itu. Tuan Mun sempat terkejut dan bingung kenapa ada anggota lapangan seperti Marco yang ikut dalam pertemuannya dan Ashraf pagi itu. "Selamat pagi Tuan Muda," sapa Marco sembari menun
Read more

Menjebak Mafia?

Ashraf dan Marco benar-benar menemui seorang polisi yang mengaku sebagai kenalan Ashraf. Keduanya pergi ke sebuah restoran yang ada di daerah Gangnam-gu. Cukup jauh dari lokasi markas besar El Abro. Setelah menunggu kurang lebih lima menit, seorang pria mendekati meja mereka. Senyum cerah terbit di wajahnya begitu melihat Ashraf yang tengah duduk sembari bermain ponsel. "Ashraf?" Sapanya dengan nada yang ramah. Ashraf mendongakkan kepalanya, menatap pria itu dengan kening yang berkerut. Sementara Marco segera bangkit dari duduknya, dan menyalami pria itu dengan sopan. "Kau sudah datang Tuan Jeon Won Bin," sapa Marco dengan ramah. Pria bernama Jeon Won Bin itu tersenyum ramah dan menerima uluran tangan dari Marco. "Iya, aku langsung ke sini setelah menerima telfon darimu Marco." Jeon Won Bin menjawabnya tenang. Ashraf sendiri hanya memperhatikan keakraban keduanya. Pria itu tidak berniat untuk bergabung karena memang tidak mengenali pria yang baru datang. Jeon Won Bin menoleh p
Read more

Menemukan Pengkhianat

Tepat setelah pertanyaan dari Marco dan suasana hening di restoran. Ashraf segera bangkit dari duduknya dan melempar shuriken tepat di punggung tangan Won Bin yang ada di atas meja. "Akh!" Pekik Won Bin tertahan. "Apa yang kau inginkan sebenarnya?" Tanya Ashraf dengan nada yang tenang dan dingin. Dia tidak memperdulikan darah segar yang mengalir dari luka di tangan Won Bin. "Seseorang menyuruhku untuk mengatakan hal ini padamu Ashraf," jawab Won Bin pada akhirnya. Dia berkata jujur, terutama saat Ashraf menekan shuriken yang masih tertancap di punggung tangan Won Bin. Ashraf melakukannya tanpa ekspresi apapun, wajahnya benar-benar datar tanpa rasa iba. "Siapa?" Tanya Ashraf lagi, kali ini dengan nada yang lebih dingin. Won Bin menatap ke arah Ashraf dengan mata yang memerah menahan rasa sakit yang luar biasa dari lukanya. "Kwon Yuri, mantan anggota El Abro sekaligus orang kepercayaan mendiang ayahmu." Won Bin menjawabnya dengan nada yang bergetar. Setelah mendapatkan jawaban i
Read more

Misi Baru Ke Hongdae

Ashraf berada di museum bersama dengan Yoriko dan Lizi. Ketiganya memang sengaja bertemu di sana. "Ada apa Kak?" Tanya Lizi yang melihat raut wajah Ashraf berubah. Sebelumnya, Ashraf memang menyingkir dari sisi Lizi dan Yoriko untuk mengangkat telepon dari Marco. "Jeon Won Bin, polisi yang menangani kasus pengintai itu ditabrak oleh seseorang." Ashraf menjelaskan apa yang terjadi. Lizi dan Yoriko membelalakkan matanya, mereka terkejut. Padahal niatnya, Jeon Won Bin akan dijadikan umpan oleh El Abro untuk menemui komplotannya. "Ini semua masih berhubungan dengan pembangunan triangle tower," balas Yoriko yang paham benang merah dari perkara ini. Ashraf mengangguk mengiyakan,"Kau benar. Jadi lebih baik kalian kembali ke markas besar terlebih dahulu. Biar aku yang datang menemui Marco di tempat kejadian perkara!" Perintah Ashraf mutlak. Setelah itu Ashraf membawa mobil milik Lizi dan segera pergi ke tempat dimana Jeon Won Bin kecelakaan. Sementara Yoriko dan Lizi kembali ke markas
Read more

Misi ke Hongdae, lagi?

Tidak lama kemudian Yoriko datang ke ruang kerja Ashraf. Perempuan itu mengetuk pintu terlebih dahulu, baru setelah mendapatkan jawaban dari dalam dia berani masuk. "Ashraf aku masuk," ucap Yoriko sembari masuk. Ashraf dan Master Wang yang memang sudah ada di dalam sana menoleh ke arah Yoriko datang. Mereka berdua memberi tempat untuk Yoriko duduk. "Duduklah Yoriko!" Perintah Ashraf sembari nunjuk sofa yang kosong dengan dagunya. Yoriko yang mendapatkan perintah itu mengangguk paham. "Baik," jawabnya. Kemudian setelah Yoriko duduk, dua orang maid masuk ke dalam ruangan. Mereka menyuguhkan makanan ringan serta kopi pada ketiganya. Setelah pada maid itu selesai dengan pekerjaannya dan keluar dari ruang kerja. Barulah Ashraf mulia berbicara dengan nada yang serius. "Yoriko, kau dan Master Wang pergilah ke Hongdae dan temui Hwang Culseok!" Perintah Ashraf pada dua anak buah kepercayaannya. Yoriko yang baru saja minum pun segera meletakkan cangkir miliknya di atas meja. "Kau sudah
Read more

Tragedi Hongdae

Setelah mendapatkan penjelasan dari Culseok mengenai sumber informasi yang akan mereka dapat. Yoriko dan Master Wang pergi ke pinggiran kota Hongdae bersama dengan Hwang Culseok dan juga satu orang supir pribadi pria pemilik gedung perdukunan itu. Mereka bertiga sampai saat malam hari, saat itu suasana pinggiran kota cukup ramai. Berbanding terbalik ketika Master Wang pertama kali mengunjungi tempat tersebut. Malam itu gerimis cukup besar turun membasahi seluruh kota. Akan tetapi itu tidak membatasi kehidupan malam yang terjadi di pinggiran kota Hongdae. Ada banyak kedai minum yang masih buka, juga beberapa kedai yang menyediakan obat terlarang bebas beroperasi di sana. Belum lagi dengan para wanita yang menjajakan tubuhnya sendiri. "Pusat dunia hitam yang sesungguhnya," gumam Yoriko begitu dia turun dari mobil. Karena memang mobil tidak akan bisa melewati gang kecil menuju hotel yang dikelola Senor Hugo. Master Wang yang mendengar itu menoleh pada Yoriko. Dia menyunggingkan senyu
Read more

Penyergapan Hotel Pria Spanyol

Master Wang, Yoriko, dan juga Senor Hugo ikut turun ke lantai satu mengikuti Hwang Culseok. Mereka semua baru sampai di ujung tangga paling bawah ketika Culseok berbicara dengan supirnya. Dilihat dari ekspresi pria itu semua orang sudah tahu kalau ada sesuatu yang tidak beres telah terjadi. Senor Hugo kemudian mendekatinya, menepuk pelan pundak pria nyentrik itu. "Ada masalah apa?" Tanyanya. Culseok menoleh seketika, dia menunjukkan ekspresi kesal. "Ada yang menyerang mobil kami. Mobil itu rusak sekarang," jawabnya. Master Wang dan Yoriko juga mendengar itu, mereka terkejut. Bukan karena kerusakannya, melainkan siapa yang berani melakukan itu pada mereka. "Ini peringatan," balas Senor Hugo. Kening Culseok berkerut dalam, "Apa maksud Senor?" Tanyanya. "Peringatan agar kau tidak terlibat dengan El Abro atau urusan apapun yang dilakukan Ashraf dan antek-anteknya." Senor Hugo menoleh pada Master Wang dan Yoriko yang masih ada di ujung tangga, berjarak sekitar lima meter dari tempa
Read more

Dua Peristiwa Penting

Begitu orang-orang yang datang memeriksa itu merangsek masuk ke dalam hotel. Semua orang bersiap untuk menyerang mereka semua. Jumlahnya juga tidak kalah jauh, orang kepercayaan Ashraf melawan setidaknya satu orang yang memeriksa hotel. Di bagian belakang resepsionis, Master Wang langsung menghantam salah satu orang pria yang masuk itu dengan sangat keras. Pertarungan pun tidak dapat dihindarkan. Yoriko yang ada di dekat tangga juga melakukan hal yang sama, begitu juga dengan anak buah Senor Hugo yang lain. Mereka semua saling menyerang, melawan dengan sekuat tenaga. Di sisi lain, tepatnya di Kungmin acara pertunangan Xiao Jiang dan Xiaojun berlangsung. Acara tersebut dilaksanakan di salah satu gedung milik keluarga Chen Goufeng yang ada di pusat kota Kungmin. Beberapa kolega perdana menteri itu juga hadir di sana. Akan tetapi Xiao Jiang belum juga datang ke gedung tersebut bahkan dua jam sebelum acara dimulai. "Dimana Xiao Jiang itu?" Tanya Tuan Lan pada Lufeng yang memang sejak
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status