Home / Urban / Ashraf: Penguasa Terakhir / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Ashraf: Penguasa Terakhir : Chapter 71 - Chapter 80

110 Chapters

Membobol Pintu Rahasia

Di hari yang telah di tentukan Ashraf, Yoriko, Master Wang dan Dohan sudah bersiap untuk misi. Sementara itu Lizi dan juga Tuan Mun masih disibukkan dengan mencari siapa orang yang membantu Tuan Lan mendapatkan berkas penting berupa surat perjanjian jual beli lahan dan juga sertifikat atas lahan tersebut. "Kita akan mulai jam berapa Dohan?" Tanya Yoriko pada Dohan yang duduk disampingnya. Dohan menoleh padanya, "Lima belas menit lagi. Orang yang mengelola apartemen Tuan Lan akan menelfon ke petugas listrik. Jadi saat itu kita bisa segera pergi," jawabnya. Yoriko mengangguk paham, dia duduk di mobil bagian penumpang bersama dengan Dohan. Sementara Ashraf dan Master Wang ada di depan mereka. Master Wang sendiri yang membawa mobil itu. Mereka berempat tengah ada di pinggir jalan dekat dengan apartemen Tuan Lan. Mungkin sekitar seratus meter menuju apartemen tersebut. Tidak lama kemudian Dohan mendapatkan telfon dari pengelola apartemen. Dia memang sengaja meng-hack telefon petugas l
Read more

Kode Rahasia

Klik!Pintu pada lapisan pertama ruang rahasia itu terbuka dengan mudah. Yoriko masih tidak menyangka, Dohan yang ada disampingnya juga merasakan hal yang sama. dia terkejut saat mendengar pintu itu terbuka. "Kau membukanya, dengan kombinasi angka dan huruf apa?" tanya Dohan yang penasaran. Yoriko menoleh padanya dengan wajah yang masih sangat terkejut. pikirannya melayang ke mana-mana saat tahu kombinasi angka yang dia gunakan benar. "Tanggal dimana keluarga Choi dibantai," jawab Yoriko dengan lirih. Dohan tidak percaya, dia bahkan sampai harus menutup mulutnya sendiri dengan telapak tangan. Tanggal dimana malapetaka itu terjadi malah digunakan Tuan Lan sebagai pin pengunci ruang rahasia. Padahal pembangunan apartemen itu terjadi jauh sebelum keluarga Choi dibantai. "Apartemen ini dibangun jauh sebelum malapetaka itu terjadi, dan tentunya pin ini juga di buat pada tahun yang sama. Tapi kenapa tanggal itu bisa digunakan?" tanya Dohan yang masih terpaku ditempatnya. Yoriko menund
Read more

End of mission

Benar saja apa yang dikatakan Master Wang, mereka tidak akan aman sebelum kembali ke markas. Buktinya di depan mereka, setelah berjalan kurang lebih lima ratus meter dari tempat mereka berhenti sebelumnya. Sudah ada sekitar sepuluh orang pria bertubuh kekar menghadang jalan mereka.Master Wang terpaksa berhenti, dia tidak mungkin mengambil resiko lebih besar dengan menabrak mereka semua. "Maafkan aku Ashraf, tapi kita harus bertarung malam ini." Master Wang menoleh pada Ashraf setelah dia berhasil menginjak rem. Ashraf diam, dia hanya bersiap mengeluarkan senjata yang dia bawa. Karena mereka semua sudah melihat kalau pria-pria yang menghadang di jalan itu membawa senjata masing-masing. Entah itu senjata api atau senjata tajam. "Turun kalian!" teriak salah satu dari pria-pria itu. Tidak lama sebuah tembakan dilepaskan tepat mengenai kaca bagian depan mobil. Alhasil, Ashraf dan tiga anggotanya harus merunduk melindungi kepala. "Sial! mereka lebih agresif rupanya," desis Yoriko yang
Read more

Orang Kepercayaan Ibu

Yoriko hanya menghela nafasnya berat, lalu dia menatap Ashraf dengan tatapan yang sulit diartikan. "Kau tidak perlu mengkhawatirkan aku Ashraf, tenang saja. Kau tidak menjadi penghalang bagi kebahagiaan ku," ucap perempuan itu dengan tenang. Senyuman manis terbit diwajahnya yang cantik itu, membuat siapapun tidak tega melihatnya. Ditengah hatinya yang remuk redam, bibirnya mampu tersenyum manis dengan tulus. "Tak usah di pikirkan, ingat saja untuk melakukan yang terbaik demi misi." Yoriko menepuk pundaknya dua kali lalu berbalik badan meninggalkan pria itu. Ashraf hanya bisa tersenyum getir saat melihat punggung Yoriko semakin menjauh darinya. Tak bisa dipungkiri kalau Ashraf juga merasa sesak saat mendapatkan jawaban Yoriko yang begitu tenang. Dia tidak marah atau memaki-maki dirinya, Yoriko hanya melempar senyuman yang sialnya justru melukai hatinya. "Terbuat dari apa hatimu itu Yoriko? Kenapa kau selalu tenang dan baik padaku?" Ashraf membatin sembari matanya awas memerhatikan
Read more

Dugaan Mata-mata

Keesokan harinya Ashraf sudah berpakaian rapi, dia berpapasan dengan Yoriko di koridor markas besar El Abro. Perempuan itu membungkukkan badannya memberi salam dengan sopan."Selamat pagi Tuan Muda," sapa Yoriko dengan formal. Ashraf membalasnya dengan senyuman getir, karena sapaan seperti itu tidak pernah dilontarkan Yoriko sebelumnya. Akan tetapi dia tidak mau membahas masalah itu sekarang, Ashraf harus fokus dalam misi. Itu yang dinginkan Yoriko bukan? Jadi Ashraf berusaha mewujudkannya, begitu pikirnya. "Pagi Yoriko, kau hendak ke mana?" Tanya Ashraf ramah, karena yang jelas hari ini dia tidak memberikan misi atau perintah khusus pada siapapun. "Aku akan bertemu Ashley dan Nona Lizi di halaman belakang, mereka memintaku untuk ikut berlatih bersama anggota yang lain." Yoriko menjawabnya masih dengan nada bicara yang formal. Ashraf tampak berpikir, dia memerlukan seseorang yang bisa dia percaya. Saat ini dia takut salah membagi informasi, bahkan pada Tuan Mun yang sudah lama bek
Read more

Mengelabuhi Musuh?

"Kalau itu terjadi, semuanya bisa berakhir." Ashraf kembali berujar pelan. Yoriko menghentikan kegiatannya, dia menatap lurus wajah Ashraf. Raut wajahnya yang cemas itu justru membuat Yoriko kesal. Dia kemudian melempar wajah Ashraf dengan potongan buah stroberi yang ada di gelas jus miliknya. Tak!"Yoriko!" Pekik Ashraf memegangi dahinya yang habis terkena lemparan. Yoriko sendiri memasang wajah tanpa dosa, dia malah datar memandang Ashraf yang hendak marah. "Kau tampak bodoh jika cemas seperti itu," cibir Yoriko terang-terangan. Ashraf mengeraskan rahangnya, kalau saja bukan teman baik dan hubungan mereka tidak sedang merenggang. Mungkin Ashraf sudah balik melempar sesuatu ke wajah perempuan didepannya ini. "Kalau aku jadi musuhmu, aku pasti akan senang melihat mu mulai cemas dan khawatir seperti ini." Yoriko menambahkan. Ashraf seolah menemukan oase di tengah-tengah gurun saat mendengar kalimat terakhir yang Yoriko ucapkan. Pria itu malah menyunggingkan senyum miring. "Kala
Read more

Lincahnya Pekerjaan Yoriko

"Baiklah kalau begitu, aku akan tanyakan lagi pada Tuan Mun. Sayang sekali kau tampaknya tidak tahu apapun," balas Ashraf yang sudah merasa puas dengan percakapan mereka. Kwon Yuri tampak lebih tenang setelah mendengar kalimat Ashraf. "Ah ya, maafkan aku. Kalian datang jauh-jauh tapi tidak mendapatkan apa yang kalian mau," tandasnya. "Memangnya kau tahu apa yang sedang kita cari Nyonya Kwon?" Tanya Yoriko dengan tenang dan nada yang dingin, dia bahkan menyilangkan kedua tangan didepan dada. Kwon Yuri kembali terdiam, dia merasa seperti telah memasuki perangkap. Wanita itu tampak merutuki kebodohannya sendiri."Aku memang tidak tahu detailnya apa, tapi kalian jelas bertanya tentang pembangunan triangle tower. Jelas aku tidak tahu apapun, jadi ku jawab seperti itu." Yoriko masih dalam posisinya, dia memperhatikan wajah dan gerak-gerik Kwon Yuri dengan seksama. Sementara Ashraf berusaha mencari hal lain yang bisa dijadikan petunjuk di rumah wanita itu. "Atau kalian memerlukan Inform
Read more

Pengintai Bersenjata

Ashraf dan Yoriko lalu masuk ke kantor tempat El Abro mengurus semua bisnis-bisnisnya. Kali ini Ashraf sengaja mengunjungi kantor yang beroperasi untuk mengurus bisnis retail El Abro di bidang otomotif. Keduanya masuk dan segera menuju lantai tujuh bangunan kantor, di sana mereka sudah disambut oleh beberapa anggota El Abro. "Selamat siang Tuan Muda," sapa para anggota yang ada. "Siang," balas Ashraf sembari menuju ruang meeting di kantor tersebut. Sementara Yoriko hanya mengekorinya, perempuan itu berdiri di belakang tempat Ashraf duduk. Karena memang Yoriko tidak tahu menahu untuk urusan bisnis, dia fokus pada misi-misi El Abro saja. "Ada perkembangan apa selama satu bulan terakhir?" Tanya Ashraf pada para anak buahnya yang lain. "Semuanya berjalan dengan lancar Tuan Muda, hanya saja kita mendapatkan undangan dari Nona Karalyn Henderson Tuan Muda.""Undangan? Kalau begitu salah satu dari kalian pergi lah," balas Ashraf yang tidak berniat untuk menemui perempuan asli Amerika Ut
Read more

Hukuman Pengintai

Ashraf berlari dengan cepat ke arah orang tersebut terjatuh. Benar saja, dia adalah seorang pria yang mengenakan pakaian tertutup bahkan bagian wajah juga terlindungi dengan baik. Kaki pria itu terluka karena tembakan yang sengaja Ashraf lepaskan tadi. "Siapa kau?" tanya Ashraf sembari berdiri dan menodongkan pistol ke arah kepala pria yang tengah tersungkur di tanah itu. Si pria menoleh pada Ashraf, matanya bergerak-gerak gelisah. Tapi dia tidak lekas menjawab, dia malah diam dan menatap Ashraf dengan tatapan permusuhan. "Sekali lagi aku tanya, siapa kau?" tanya Ashraf masih dengan posisi dan nada yang sama, dingin serta datar. "Bukan urusanmu! kau tidak perlu tahu siapa aku!" jawab pria itu sembari berteriak. Ashraf paham hal tersebut, sepertinya pria didepannya ini sengaja memberikan kode pada rekannya yang lain. Mungkin saja ada banyak orang yang bersembunyi di sekitar sana. "Oh kau tidak mau menjawab rupanya," balas Ashraf sembari menyunggingkan senyum miring. Tidak lama,
Read more

Karalyn's Invitation

Ashraf dan Yoriko segera kembali ke markas besar El Abro untuk beristirahat, senja sudah tiba saat mereka kembali. Atas bantuan dari Marco dan beberapa anggota yang lain, mereka bisa kembali dengan selamat. "Ashraf, mobil mu sudah di bawa ke bengkel oleh anggota yang lain." Yoriko berujar saat mereka berjalan dari halaman markas menuju ke teras. "Iya, aku percayakan semuanya pada mereka." Ashraf mengangguk, dia masih berjalan dengan langkah yang lebar-lebar untuk masuk ke dalam bangunan markas. Ashraf sendiri memilih untuk langsung pergi ke ruang kerjanya. Pria itu harus membersihkan diri karena memang pakaian yang dia kenakan kotor karena darah si pengintai tadi. Sementara Yoriko harus menemui Master Wang untuk membahas undangan dari Karalyn. Setelah keduanya berpisah di koridor yang membagi bagian-bagian markas. Ashraf segera naik ke lantai dua bangunan utama markas. Sementara itu Yoriko pergi ke bangunan sayap kiri markas besar. Dia sudah menghubungi Master Wang untuk meminta b
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status