Semua Bab Ashraf: Penguasa Terakhir : Bab 21 - Bab 30

110 Bab

Mengumpulkan Sekutu

Ashraf yang telah selesai menelfon pun memperhatikan Yoriko. Dia menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku jas dan ikut memperhatikan kamera tersembunyi yang di bawa Yoriko. "Kau tahu lambang apa ini?" tanya Yoriko sembari menunjukkan kamera itu padanya. Ashraf menggeleng pelan, dia memang tidak tahu tapi dia tidak kehilangan akal. "Aku tidak tahu, tapi seseorang pasti bisa memberitahu kita." Yoriko hanya mengerutkan kening sebagai jawaban, dia juga tidak tahu apa yang sedang direncanakan Ashraf kali ini. "Ayo masuk ke mobil dan kita lanjutkan perjalanan ke Hongdae," ajak Ashraf kemudian berjalan masuk ke mobil dan tetap duduk di kursi penumpang sama seperti niat awalnya tadi. Yoriko kemudian menurut dan melakukan hal yang sama. Perempuan itu mulai menyalakan mesin mobil mewah tersebut dan memulai perjalanan kembali. Sekitar pukul empat dini hari, keduanya sudah sampai di salah satu bar dengan pengunjung paling ramai di jalan Hongdae. Daerah itu memang selalu ramai oleh pengunju
Baca selengkapnya

Mafia juga manusia

"Ku rasa Nona Karalyn tidak perlu menanyakan hal seperti itu padaku." Yoriko mengatakannya diiringi senyuman yang manis. Dia menyingkirkan tangan Karalyn yang masih bertengger di lengannya. Karalyn hanya diam, dia memperhatikan tangan Yoriko yang berniat melepaskan diri darinya. "Karena yang jelas Nona, apa yang anggota biasa seperti ku rasakan tentu tidak akan berpengaruh apa-apa pada Tuan muda Choi." Yoriko melanjutkan ucapnya masih dengan nada yang tenang dan senyuman di wajahnya. "Ta-tapi --""Kalau Nona Karalyn masih ingin mendekati Tuan muda Choi, lebih baik nona lakukan saja sendiri tanpa melibatkan aku. Terimakasih, aku permisi Nona Karalyn Henderson!" Setelah mengatakan itu Yoriko menundukkan kepalanya memberi hormat kemudian dia beranjak dari bar itu untuk menyusul Ashraf yang sudah lebih dulu keluar dari bar. Sepanjang jalan Yoriko merasa kesal, dia tahu banyak perempuan yang menyukai Ashraf. Tapi baru kali ini ada yang meminta bantuan darinya. Entah kenapa rasanya dara
Baca selengkapnya

Trik Licik

Yoriko mengerjapkan matanya, baru kali ini dia melihat Ashraf memiliki pandangan sedalam ini padanya. Belum lagi seulas senyum manis juga terbit di wajahnya yang tampan dengan garis wajah yang tegas. Sejenak Yoriko merasa tertawan oleh manik mata hitam milik Ashraf. Manik mata hitam itu begitu pekat tapi juga jernih, hal itu membuat Yoriko merasa perlu berlama-lama menatapnya. "Kau sudah tahu, jadi kedepannya jangan banyak bertanya." Yoriko mengerutkan keningnya begitu Ashraf berbicara dengan nada dingin yang benar-benar bertolak belakang dengan ekspresi wajahnya. Setelah itu Ashraf dan Tuan Mun sempat berbicara ringan sekitar sepuluh menit. Tak lama setelahnya mereka memutuskan untuk pergi dari restoran itu dan kembali pada pekerjaan masing-masing. Masih seperti sebelumnya Yoriko menjadi supir bagi Ashraf. Mereka berniat pergi ke kediaman keluarga Choi untuk beristirahat. "Istirahat lah Yoriko, nanti temui aku di jam tiga sore." Ashraf mengatakannya dengan tegas begitu mereka b
Baca selengkapnya

Perasaan Khusus

Yoriko segera menyerang Ashraf dengan gigih, perempuan itu menggunakan samurainya dengan baik. serangan demi serangan terus dia berikan pada Ashraf. Bahkan ujung samurainya hampir menyentuh leher jenjang Ashraf. Menyadari kalau Yoriko sangat serius dalam latihan, Ashraf pun tersenyum. Dia menaikkan sebelah alisnya kemudian balik menyerang Yoriko. Ashraf mengayunkan pedangnya dengan lincah. Trang!Serangan dari Ashraf ditangkal oleh Yoriko, kini posisi mereka seri dengan samurai dan pedang yang mereka bawa berada menyilang dan sejajar dengan wajah masing-masing. "Tuan muda!"Satu panggilan dari anggota El Abro membuyarkan fokus Ashraf. kemudian dia menarik diri dan menyudahi latihan itu. "Ada apa?" Tanyanya sembari meletakkan pedangnya ke tempat semula. "Tuan Kim Dohan tengah menunggu anda di teras kediaman, ada sesuatu yang ingin dibicarakan." Anggota itu mengatakannya dengan sopan. Ashraf mengangguk kemudian dia menoleh pada Yoriko sebentar sebelum dia beranjak pergi. "Yoriko,
Baca selengkapnya

Terbang ke Shanghai

Ashraf hanya tersenyum sekilas kemudian dia bangkit dari duduknya. "Lebih baik kau bersiap saja Yoriko, malam kau akan menemani Lizi ke Shanghai." ucapnya dengan ramah. Yoriko mengangguk patuh, dia masih duduk di tempatnya semula. Setelah itu Ashraf pergi dari sana dan kembali ke ruang kerjanya untuk mengurusi beberapa hal. Tepat jam tujuh malam, saat Ashraf tengah duduk di ruang tamu kediaman sang adik masuk. Suara high heels beradu dengan lantai menggema di seluruh penjuru ruangan. "Baru pulang Liz?" tanya Ashraf sembari mendongakkan kepalanya. Dia meletakkan buku yang sejak tadi dia baca ke atas meja. Kemudian dia mendekati Lizi yang masih berdiri di tengah ruangan tanpa berniat untuk berbicara lama dengannya. "Seperti yang kakak lihat, aku baru saja masuk ke rumah." Lizi berkata tegas. "Ku dengar kau akan ke Shanghai malam ini, benar?" tanya Ashraf lagi. Kali ini dengan mada yang ramah. Lizi mengangguk membenarkan, dia kemudian menatap wajah sang kakak yang tampak tegas di
Baca selengkapnya

Kambing Hitam

Tidak mau mati karena termakan rasa penasarannya sendiri, Ashraf kemudian turun dari roof top dan pergi ke gerbang utama kediaman Choi. Anggota El Abro yang bertugas menjaga gerbang pun menundukkan kepalanya memberi hormat ketika mereka melihat kedatangan Ashraf. "Selamat malam Tuan muda, ada yang bisa kami bantu?" tanya salah satu dari dua anggota itu dengan sopan. "Bukan sesuatu yang penting, tapi aku ingin tanya siapa yang tadi sempat berbicara dengan Yoriko?" tanya Ashraf, dia membagi atensinya pada dua anggota yang ada didepannya itu satu-satu. Anggota itu saling pandang, kemudian salah satu dari mereka menunjuk dirinya sendiri. "Saya yang tadi sempat berbicara dengan Nona Yoriko, Tuan muda." "Kalau begitu mari ikut denganku," ajak Ashraf pada anggota itu dengan nada yang datar. Sampai di teras kediaman, Ashraf menatap lurus anggota itu dengan tatapan yang tajam. "Katakan, apa yang Yoriko bicarakan tadi!" perintahnya mutlak. Anggota tadi mengangguk tapi dia tidak berani men
Baca selengkapnya

Jebakan Sang Musuh

Lizi menggeram menahan emosi yang bisa meledak kapan saja. Dia mengepalkan tangannya kuat-kuat hingga buku-buku jarinya memutih. "Kalau begitu tunjukkan pada ku di mana kau temukan pistol Mauser C96 yang kau katakan itu! Akan aku buktikan kalau bukan itu barang yang aku kirimkan!" Lizi mengeraskan rahangnya dan mengatakan semuanya penuh penekanan. Lizi bahkan sampai berdiri dari duduknya sangking tidak bisa menahan diri. Fengying mengangguk, dia setuju. Lagi pula masalah seperti ini harus diselesaikan dengan baik. "Baiklah, kita akan pergi ke bagian keamanan pelabuhan." Fengying ikut bangkit dari duduknya. Pria itu tampak menyambar mantel hitam miliknya dan berjalan mendahului yang lain keluar dari kantor bea cukai tersebut. Yoriko menghampiri Lizi dan mengusap-usap lengan gadis itu dengan lembut. Berharap dengan itu bisa sedikit memenangkannya. "Jangan khawatir Liz, ini pasti salah paham saja." Yoriko mengatakannya dengan yakin. Lizi menolehkan kepalanya ke arah Yoriko, dia me
Baca selengkapnya

Memangkas Parasit

Malam harinya Yoriko sudah menunggu di salah satu roof top bangunan bertingkat, menunggu salah satu jet pribadi milik keluarga Choi menjemput dirinya. "Tenang saja, aku baru mengabari kakak kalau kau akan kembali lebih dulu. Jadi segera pergi ke kediaman begitu kau sampai di Korea, jangan pergi ke rumah mu atau ke pelabuhan Gungsan sendirian!" Lizi yang ada di sampingnya berkata cerewet. Yoriko mengangguk paham, dia tahu apa yang harus dia lakukan begitu sampai nanti. Hanya saja, dia sangat khawatir meninggalkan perempuan muda itu di Shanghai. "Kau sungguh akan baik-baik saja kan Liz?" tanya Yoriko yang memandang sendu ke arah Lizi. Yoriko adalah anak tunggal di keluarganya, pantas saat masuk ke El Abro dan bertemu dengan Lizi dia merasa seperti memiliki adik perempuan. Apalagi jarak umur mereka sangat cocok untuk menjadi adik kakak. "Iya, kau jangan ikut-ikutan posesif seperti kakakku Yoriko!" Lizi tertawa gemas, bahkan dia mencubit lengan Yoriko. Keduanya bersenda gurau sejenak
Baca selengkapnya

Memangkas Parasit Part 2

Di halaman kediaman keluarga Choi sudah ada Tuan Mun dan Master Wang (Wang Yihan) yang berdiri menatap seorang perempuan yang tengah berlutut di jegal oleh dua anggota El Abro.Perempuan itu berdiri tepat di halaman kediaman dengan wajah yang tertunduk, saat Yoriko tiba di sana semua orang sontak menoleh ke arahnya termasuk perempuan itu. Bahkan dia tampak sangat gembira karena bisa bertemu Yoriko, ada raut lega yang dia tampakkan apalagi saat dia melihat ada Ashraf yang mengekor di belakangnya."Yo-Yoriko, Ashraf--" Perempuan itu memanggil keduanya dengan nada yang terbata-bata. Perempuan tadi memberontak ingin minta dilepaskan agar dia bisa leluasa untuk bertemu dengan Yoriko dan Ashraf. "Apa kalian mengenal perempuan itu Yoriko, Ashraf?" Master Wang langsung bertanya mendengar panggilan perempuan itu. Yoriko hanya menggedikan bahunya acuh dan ikut berdiri di samping Tuan Mun, sedangkan Ashraf berhenti di samping Master Wang dengan tatapan yang sulit diartikan ketika melihat waj
Baca selengkapnya

Pelabuhan Gunsan

Yoriko mengerjapkan matanya perlahan, kemudian tersenyum getir. "Hah! teman ya," gumamnya lirih. Ashraf yang tidak terlalu jelas mendengarnya mengerutkan keningnya, dia berniat meminta Yoriko kembali mengulangi jawabannya. Tapi buru-buru Yoriko pamit pergi. "Sudah ya Ashraf, aku akan bersiap-siap setengah jam lagi aku akan pergi ke Gunsan." "Baiklah, aku akan menunggumu." Ashraf mengatakannya dengan ramah. Tapi kali ini Yoriko dengan tegas menolaknya. "Tidak usah! biar aku dan Tuan Mun saja yang pergi!" tegasnya kemudian berbalik badan dengan cepat. Yoriko meninggalkan Ashraf bahkan sebelum pria itu mengatakan apapun. Ashraf merasa heran, padahal Yoriko sempat menyetujuinya tadi. Kenapa dia berubah pikiran dengan begitu cepat?Benar saja, saat keberangkatan menuju pelabuhan Gunsan. Yoriko tetap mengajak Tuan Mun untuk ikut bersamanya. Ashraf hanya ditinggal begitu saja tanpa berpamitan sama sekali. Ashraf merasa heran, dia memperhatikan keberangkatan Yoriko dan Tuan Mun dari te
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status