"Bu-bukan seperti itu, hanya saja kali ini aku ingin mempercayai perasaan ku sendiri." Entahlah hanya jawaban seperti itu yang akhirnya keluar dari mulut Ashraf. Lizi di seberang sana makin tertawa terbahak-bahak dibuatnya. ["Hah! Sudahlah, terserah kakak saja. Aku akan beristirahat malam ini, sampai jumpa."] Setelah mengatakan itu Lizi mematikan sambungan telepon. Ashraf masih diam di tempatnya, dia memandang kosong ke layar ponselnya. "Kalau saja ibu masih hidup, aku pasti akan meminta nasihat darinya." Ashraf bergumam pelan sembari tersenyum getir. Dia benar-benar merindukan sang ibu sekarang, mendadak Ashraf kembali mengingat saat dimana ibunya dinyatakan tiada hari itu. Hatinya terasa sakit dan sesak, dia tidak berbuat apa-apa saat berhadapan dengan takdir. "Aku akan membalas Blair Fulton bagaimana pun caranya," gumam pria itu dengan lirih. Sedangkan di pelabuhan Gunsan, Yoriko dan Tuan Mun tengah bersembunyi di balik tumpukan tong kosong yang ada di pelabuhan. Dari jarak k
Read more