Semua Bab Sang Pewaris Tersembunyi: Bab 21 - Bab 30

166 Bab

Telanjang Dada

"Hi, Baby!" Suara manja membuat Hamish yang sedang asik berbincang dengan Adam meneh ke arah pintu.Hamish sudah berada di kantor Mulyadi membicarakan rencana pembebasan Dani.Nyonya Rita setuju dengan permintaan Hamish dengan syarat Hamish membayar beberapa tagihannya yang akan jatuh tempo sebagai tanda jadi kesepakatan mereka.Hamish mendongak mencari sumber suara. Suara ketukan heels mendekat dan tak lama ia merasakan tangan memeluk pundaknya.Wangi aroma parfum menyengat menyeruak di indera penciuman Hamish. Ia mengambil tangan wanita itu, melepaskan jari-jari indah yang berani menyentuhnya tanpa ijin lalu bergeser menjauh."Lusy? Sedang apa kamu disini?" Hamish mendelik melihat Adam, bertanya lewat tatapan mata bagaimana wanita ini bisa ada di Sidoarjo. Bukannya mendapat jawaban, Hamish justru melihat Adam mengedikkan pundak."Aku cari kamu lagi, Babe!" Lusy bergeser mendekat pada Hamish sambil memperhatikan penampilan pria itu."Babe, kamu ngapain pake baju kucel, jelek gini? E
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-01
Baca selengkapnya

Panggilan Baru

"Kalian mau nonton di rumah ustadz Imam? Kenapa?" Kening Hamish berkerut mendengar permintaan anak-anak.Mereka mengganggu kesempatannya untuk mendapatkan hak karena ingin meminta ijin Dilara. Dan itu membuat Hamish terpaksa berdiri di belakang Dilara agar bisa menutupi bagian tubuhnya yang terlanjur mengeras."Ada kartun baru, Bang!" seru Amar bersemangat. "Anak-anak di sekolah udah pada ngomongin, jadi kita penasaran pengen liat."Dilara menjelaskan mereka sungkan jika menumpang nonton di tetangga. Maka dari itu, anak-anak lebih sering menumpang nonton di rumah ustadz Imam walau rumahnya agak jauh."Boleh ya, Mbak? Dua jam aja." Sekar memohon.Dilara yang memang tidak pernah bisa menolak keinginan anak-anak akhirnya mengangguk pelan. "Hore!!" Kesembilan anak yang berdiri di depan pintu kamar Dilara bersorak senang. Mereka bergantian mengecup punggung tangan Hamish dan Dilara lalu berpamitan."Nyebrangnya hati-hati, ya!" pesan Dilara sambil mengantar kepergian mereka.Sedang Hamish
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-03
Baca selengkapnya

Mau Abang Di Bawah?

"Gimana, Bang?” Entah sudah berapa kali Dilara menanyakan itu karena Hamish belum berhasil antena televisi.Ia sudah berhasil memasang kaki penyangga televisi walaupun membutuhkan waktu yang cukup lama. Tetapi bagi Hamish itu kebanggaan tersendiri.Bibir Hamish mengerucut. Ia bosan mendengar pertanyaan Dilara yang seperti sedang meremehkannya.“Bisa!” sahutnya kesal sambil membaca buku panduan. Terlalu banyak baut dan detail yang harus dipasang sebelum antena itu bisa dipasang di tempat yang cukup tinggi.“Kalau kamu sudah ngantuk, tidur aja duluan.” Hamish yang duduk melantai masih berkonsentrasi mencocokkan bagian demi bagian antena.Ia melirik sekilas saat melihat bayangan Diara bergerak. Setelah istrinya menghilang dari ruang keluarga, Hamish kembali fokus pada barang-barang yang harus ia rakit.Hampir setengah jam ia berkutat dengan baut, akhirnya Hamish berhasil memasang bagian belakang antena yang akan dipasang di tembok. Ia memasang kabel antena pada televisi lalu mencari-car
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-05
Baca selengkapnya

Meng-unboxing Istrinya

"Dik, kamu sudah tidur?" Hamish membuang nafas ke udara mendapati istrinya tidur dengan tubuh berbalut selimut hingga pundak.Hamish naik ke ranjang dengan lesu. Gagal sudah rencananya untuk menghabiskan malam panas dengan Dilara.Hamish memasang muka masam sejak subuh. Bahkan saat sedsng sarapan, pria itu bekum merubah air mukanya.Anak-anak saling pandang, menyadari perubahan Hamish pagi ini. Bagaimana tidak kesal, semalam hasratnya mulai menanjak namun terpaksa harus diturunkan tanpa melepaskan apapun.Tidurnya gelisah berharap sentuhan, sayang Dilara tidak berbalik badan sama sekali."Abang Hamish kenapa? Sakit gigi? Mukanya kok gitu?" Si kecil Maya mewakili pertanyaan semua orang.Gadis mungil itu dengan polos dan tanpa takut bertanya kepada Hamish."Mbak Lara, di warung pak Haji ada obat sakit gigi, ga?" Gadis itu mengalihkan pandangannya kepada Dilara yang duduk bersebelahan dengan Hamish."Makanya, lain kali jangan di tempat umum. Jadinya gatot, deh! Alias gagal total!" Suar
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-07
Baca selengkapnya

Hadiah Lingerie

“Lingerie!” Entah ide dari mana tiba-tiba saja Hamish ingin memberikan gaun tidur super seksi untuk istrinya. Awalnya ia ingin membelikan hadiah untuk mencairkan suasana. Setelah itu tentu saja Hamish berharap hubungan dengan Dilara akan semakin dekat dan bisa menjalankan ritual suami istrinya.Ia sengaja mampir ke sebuah mall setelah pulang dari kantor untuk mencari hadiah yang tepat untuk sang istri.30 menit berkeliling, Hamish belum juga menemukan hadiah yang cocok. Ia memaki dirinya sendiri karena tidak mengenal Dilara dengan baik padahal sudah lebih dari tiga bulan mereka tinggal satu atap.Lalu muncullah ide gila untuk memberikan Dilara satu atau dua buah gaun super tipis. Membayangkannya saja membuat saliva Hamish menetes.Cukup lama Hamish berdiri di depan gerai pakaian dalam khusus wanita. Sebagai lelaki sejati tentu ada perasaan sungkan dan malu masuk ke daerah kekuasaan para wanita ini.Tetapi demi bisa menghabiskan malam syahdu dengan sang istri, Hamish membulatkan t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-08
Baca selengkapnya

Diusir Dari Panti

"Ketemu gak, Dik?" Hamish membantu Dilara mencari sertifikat rumah yang katanya ia simpan di laci lemari.Dilara menggeleng cepat. Ia mengeluarkan semua bajunya yang ada di lemari mencari buku berwarna hijau yang dulu diberikan oleh ayahnya."Kamu yakin nyiman di lemari?" Hamish yang sedang membongkar laci nakas menoleh melihat jawaban istrinya.Dilara semakin panik, wajah putih cerahnya berubah pucat dengan keringat bercucuran.Ia sangat yakin menyimpan surat berharga itu di lemari pakaiannya.Kamar Dilara yang rapi berubah berantakan. Hamish dan Dilara mengeluarkan semua barang takut sertifikat rumah yang sedang mereka cari terselip di antara tumpukan barang besar."Gak ada, kan? Sudah aku bilang, rumah ini sudah di beli sama bos ku. Dan bos ku mau, malam ini juga kalian mengosongkan bangunan miliknya." Erik bersandar di pintu, tersenyum puas melihat kepanikan Hamish dan wajah sedih Dilara."Ta —tapi saya gak pernah menjual panti ini, Pak! Gak mungkin panti ini jadi milik orang lain.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-10
Baca selengkapnya

Gaun Hitam Tipis

Dilara memeluk lengan Hamish erat-erat tidak ingin terlalu jauh dengan suaminya itu. Pun begitu dengan anak-anak, semuanya menempel pada Hamish dengan wajah bingung."Ki —kita ngapain ke sini, Bang?" Dilara semakin tidak percaya diri ketika mereka keluar dari lift."Malam ini, kita tidur disini." Hamish berhenti di pintu pertama. Pintu yang paling dekat dengan lift.Dilara menoleh melihat Hamish dengan mulut terbuka, terkejut dan tidak percaya."Anak perempuan tidur disini. Siti, kamu yang bertanggung jawab sama anak perempuan." Hamish menempelkan pass card, lalu melebarkan pintu setelah lampu hijau menyala.Kata 'wah' keluar bergantian dari mulut mungil anak-anak berpadu dengan binar mata bahagia karena ini pertama kalinya mereka tidur di hotel bintang lima dengan kasur empuk, pendingin udara dan pemandangan lampu malam kota Surabaya.Hamish memesan empat kamar terbesar untuk keluarga barunya ini. Ia mau malam ini anak-anak dan juga Dilara tidur nyenyak tanpa memikirkan masalah panti
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-11
Baca selengkapnya

Bak Pengantin Baru

Hamish duduk di tepi ranjang dengan gugup, menunggu Dilara memanggilnya. Gadis itu lupa membawa pakaian ganti jadi pasti Dilara akan meminta bantuannya untuk mengambil pakaian."Bang, abang ada diluar?" Suara Dilara terdengar dari balik pintu kamar mandi. Mendengar panggilan yang sejak tadi ia tunggu, tubuh Hamish menegak. Ia berdehem sebelum menjawab agar tidak terdengar gugup."Iya. Kenapa, Dik?" Hamish semakin tidak sabar. Dalam hati ia menghitung mundur dari lima menunggu perintah sakti Dilara.CEKLEK!Hamish menahan nafas ketika pintu kamar mandi melebar perlahan. Tebakannya Dilara akan mengintip dari balik pintu karena malu lalu meminta pakaian ganti kepadanya.Namun,Hamish mendadak lemas karena Dilara keluar kamar mandi dengan bathrobe tebal lutut yang menutupi tubuhnya."Saya kirain abang keluar, soalnya gak ada suaranya." Dilara terkekeh. Gadis itu mendekati tasnya. Menaikkan tas berukuran sedang itu ke atas sofa lalu mencari pakaian ganti.Seperti biasa, Dilara memilih piy
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-12
Baca selengkapnya

Kerja Biar Banyak Uang!

Hamish mengumpulkan anak-anak juga ibu Ida di kamarnya. Memesan sarapan untuk mereka dan memberitahukan jika mereka boleh memesan apapun serta menggunakan seluruh fasilitas hotel. Cukup mengatakan nomor kamar dan juga namanya maka semua tagihan akan dibebankan ke kamar Hamish."Abang berangkat kerja dulu." Hamish mengulurkan tangan dan disambut dengan kecupan di punggung tangan oleh Dilara."Iya, sana kerja! Biar punya uang banyak! Sewa kamar ini gak dibayar pake daun mangga,"'sindir ibu Ida sarkas. Suaranya terdengar santai, ia bahkan sedang asik menekan remot televisi namun perkataannya jelas ditujukan untuk Hamish.Hamish langsung pergi, tidak mempedulikan sindiran ibu Ida. Lagi pula semua sindiran mertuanya itu tidak terbukti karena ia mampu memberikan yang terbaik kepada Dilara dan anak-anak."Hati-hati, ya Bang!" pesan Dilara sebelum menutup pintu kamar Hamish.Di ujung lorong, Adam sudah menunggu. Pria yang selalu berpenampilan formal itu menekan tombol lift begitu Hamish mende
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-13
Baca selengkapnya

Meremang Tidak Karuan

"Kamu masih hidup?" tanya Irvan lagi meyakinkan. Acaranya temu wartawan akhirnya dibubarkan dengan berita utamanya munculnya kembali sang pewaris yang hilang.Kini, Hamish duduk bersama Irvan dan Syahril di ruang kerjanya. "Kenapa? Kamu berharap aku meninggal?" Hamish mendecih. Ia membuka kancing jas lalu memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana. Ia bersandar di pinggir meja kerja, menatap kedua kerabatnya itu dengan tajam."Dua orang yang mau mencelakaiku sudah tertangkap dan satu lagi masih buron. Tapi aku pastikan tidak akan lama lagi, polisi pasti akan segera menangkapnya." Hamish mengamati dengan seksama wajah Syahril dan Irvan. Ia ingin melihat bagaimana reaksi saudaranya itu ketika menyebutkan kejadian yang hampir membuat nyawanya melayang.Syahril tetap duduk dengan tenang tetapi tidak dengan Irvan. Ia bisa melihat kegelisahan di wajah sepupunya itu. Suara deheman Syahril membuat perhatian Hamish yang sedang mengamati Irvan terputus. Ia melihat Syahril yang menegakkan d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
17
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status