Home / Rumah Tangga / Sang Pewaris Tersembunyi / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Sang Pewaris Tersembunyi: Chapter 31 - Chapter 40

166 Chapters

Saya Belum Siap

Hamish tidur memunggungi Dilara yang merasa tidak enak hati.Saat Hamish mengusap punggung Dilara, ia yakin ia melakukannya dengan lembut dan perlahan. Dulu, sebelum ia menikah, saat ia masih menjadi pemain wanita cara itu tidak pernah gagal untuk menaikkan gairah teman wanitanya.Tetapi cara itu tidak berhasil untuk Dilara!Gadis yang sudah menjadi istrinya, gadis yang halal untuk ia sentuh justru begitu sulit didapatkan."Bang, abang sudah tidur?" tanya Dilara takut-takut. Melihat wajah suaminya yang sejak tadi cemberut membuat Dilara ketakutan sekaligus merasa bersalah.Hamish berbalik, tidur dengan posisi terlentang. Bibirnya masih mengerucut, masih kesal karena gagal melanjutkan aktifitas suami istri dengan Dilara."Belum! Gimana bisa tidur kalau di gak mau tidur?" ujarnya memelas. Hamish menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Membiarkan Dilara melihat otong yang belum mau tenang.Dilara mendelik, gadis itu memalingkan wajahnya tidak ingin melihat benda menjulang milik Hamish.
last updateLast Updated : 2023-06-16
Read more

Ciuman Pertama

"Kamu suka?" Entah sudah berapa kali Hamish menanyakan itu kepada istrinya saat mereka sudah berada di dalam rumah.Rumah dua lantai dengan delapan kamar dan halaman depan juga belakang yang cukup luas untuk anak-anak.Furniture mewah dengan dominasi warna putih di seluruh ruangan kecuali kamar utama."I —ini beneran rumah kita, Bang?" Bahkan setelah tur keliling rumah pun Dilara masih belum percaya jika Hamish membeli rumah ini untuknya dan anak-anak."Beneran, dong Dik! Kita bisa mulai pindahan hari ini kalau kamu." Hamish memeluk Dilara dari belakang. Mengambil kesempatan saat ibu Ida sedang berada di kamar yang sudah ia pilih.Walau gugup dengan tegang setiap kali Hamish mendekatinya, Dilara membiarkan saja suaminya menempel.Sedang Hamish yang mencuri kesempatan, tidak membuang-buang waktu. Ia menghirup wanginya aroma tubuh Dilara yang sangat ia suka. Menyibak rambut gadis itu hingga bisa melihat lehernya yang jenjang.“Ta -tapi saya gak mau pindah, Bang.” Ucapan Dilara membuat H
last updateLast Updated : 2023-06-17
Read more

Tertangkap Basah

"Astaga! Maaf, Tuan Muda." Sopir Hamish segera berbalik ketika melihat tuan dan nyonya sedang saling pangku di dalam mobil.Dilara yang terkejut langsung turun dari pangkuan Hamish dan duduk di kursinya sendiri."Tuh, kan! Saya bilang juga apa!" Bibir Dilara mengerucut kesal. Pipinya memerah malu karena tertangkap basah.Mobil melaju membelah kota Sidoarjo setelah puas melihat rumah baru mereka. Hamish menurunkan Dilara di rumah ustadz Imam untuk mengurus barang-barang mereka sedang Hamish pergi ke kantor.Setelah kemunculannya di Akbar Corp, banyak hal yang harus ia urus termasuk meyakinkan dewan komisaris."Baby, kamu habis dari Jakarta? Kenapa gak ajak aku?" Lucy menghampiri Hamish yang baru saja keluar dari lift. "Kan, udah lama aku gak naik private jet kamu, Babe." Wanita dengan pakaian ketat membungkus tubuhnya mengekori Hamish masuk ke ruang kerja.Hamish terkejut bahkan sampai mendorong Lucy dengan keras hingga wanita itu tersungkur ke lantai saat tiba-tiba wanita dengan rambu
last updateLast Updated : 2023-06-18
Read more

Membuat Kehabisan Nafas

Hamish memutari meja melihat wajah Dilara yang penasaran. Ia menarik tangan istrinya dengan pelan, menuntun Dilara untuk duduk di sofa.Belum selesai sampai disana, Hamish menggenggam tangan Dilara dan menatap manik sang istri dalam."Dik, maafin abang, ya? Bukan abang maksud mau bohongin kamu." Hamish yang biasanya sangat pandai merangkai kata untuk meyakinkan klien kini tiba-tiba kehilangan kata untuk membujuk istrinya agar tidak marah dan merasa dibohongi."Jadi abang bener pimpinan disini?" Pertanyaan Dilara membuat Hamish seolah harus mengakui kebohongan sendiri. Kebohongan tetaplah kebohongan walau dibalut dengan niat yang baik.Hamish mengangguk pelan tanpa mengalihkan tatapannya dari mata Dilara. Ia menyiapkan diri untuk menerima amarah sang istri. Menyiapkan telinga untuk mendengar omelan dari Dilara."Oh…" Gadis itu menjawab dengan jawaban yang membuat Hamish ternganga heran."Oh?" balas Hamish sambil mengertikan kening. Ia pikir istrinya akan kecewa berat dan merasa diboh
last updateLast Updated : 2023-06-19
Read more

Jangan Sok Penting!

Hamish turun dari mobil di sebuah ruko lantai tiga yang berada di sebuah perumahan besar di Sidoarjo.Dari jendela ia mengintip papan nama yang terpasang di depan ruko itu. Notaris dan PPAT Sugandi, SH, M.Hum.“Ini tempatnya?” Hamish melepaskan kacamata hitam yang sejak tadi bertengger di hidungnya.Setelah mendapatkan kabar dari Adam, ia meminta Dilara untuk kembali ke hotel bersama dengan anak-anak sedang ia akan menemui notaris yang mengurus jual beli panti Cahaya Mentari kepada Akbar Corp.“Benar, Tuan Muda. Saya sendiri yang memeriksa akta jual belinya.” Adam menyerahkan tab miliknya dimana dia menyimpan salinan akta jual beli Akbar Corp.Ada tanda tangan Irvan sebagai penanggung jawab proyek dan juga pelaksana tugas CEO dan yang aneh ada tanda tangan istrinya padahal Dilara tidak merasa menjual panti warisan mendiang ayahnya itu."Print-kan ini untukku, Dam!" Dimas mengembalikan tablet itu kepada asistennya. Ia kemudian membuka pintu dan turun dari mobil.Ia mendatangi meja pene
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more

Meragukan Keperkasaan Otong

"Ta — tapi, Bang saya gak pernah tanda tangani ini." Dengan tangan bergetar Dilara membaca salinan akta jual beli panti Cahaya Mentari dengan Akbar Corp.Mata gadis itu berkaca-kaca membaca seseorang menggunakan identitas dan juga tanda tangannya untuk menjual warisan mendiang ayah.Hamish bergeser mendekati Dilara, membawa sang istri masuk ke dalam dekapannya. Sesekali ia mengusap lembut lengan Dilara dari balik baju lengan panjang yang Dilara kenakan."Kamu tenang aja, abang akan urus sampai ketemu, hum?" hiburnya.Hamish merasakan pundaknya berat, kepala sang istri sedang bersandar disana. Ada sensasi kebangaan tersendiri yang Hamish rasakan ketika Dilara merasa aman dan membutuhkan pundaknya untuk bersandar. Seperti itukah rasanya menjadi suami? Ia bisa merasakan kemejanya basah karena air mata Dilara, tetapi tak mengapa yang penting setelah ini istrinya merasa lebih baik.“Kita sampai kapan mau tinggal di hotel, Bang?” tanya Dilara setelah lebih tenang. “Nanti tagihannya membeng
last updateLast Updated : 2023-06-22
Read more

Pasti Ketagihan

"Dik, tolong dong!" Hamish berteriak dari dalam kamar mandi memanggil istrinya.Tak lama Dilara mengintip dari balik pintu kamar mandi tidak berani langsung masuk ke dalam."Ngapain kamu berdiri disana? Ayo masuk!" Hamish menarik pintu lebih lebar agar istrinya bisa masuk. Namun bukan masuk, Dilara mematung di depan pintu sambil mengalihkan pandangannya."Abang, udah pake baju, kan?" Dilara tidak ingin mengotori matanya dengan tubuh atletis Hamish. Jadi sebelum ia yakin keadaan aman, Dilara enggan masuk ke dalam kamar mandi.Hamish tersenyum jahil. Ia mendekati Dilara, mengambil tangan istrinya. Dilara hendak menarik tangannya namun gagal karena Hamish menarik tangan sang istri semakin kuat.Dilara menutup mata, menggigit bibir bawah. Tiba-tiba saja ia mendapatkan firasat buruk. Dan benar saja, gadis itu berteriak. Sekuat tenaga ia menarik tangannya yang sudah menyentuh jamur beracun Hamish.“Kenalan dulu, Dik biar nanti gak kaget kalau sudah ketemu langsung,” canda Hamish sambil terk
last updateLast Updated : 2023-06-24
Read more

Kejutan Untuk Penghuni Panti

Irvan menarik kerah kemeja Hamish hingga beberapa kancingnya terlepas. Ia mendorong sang sepupu sampai terhimpit ke tembok.“Kenapa? Kenapa kamu gak mati saja, hah!” pekiknya kuat.Syahril yang melihat jtu segera memisahkan anak dan keponakannya. Memenangkan Irvan yang masih kesal karena pengangkatannya sebagai CEO bisa dipatahkan dengan mudah oleh Hamish.Saham milik kedua orang tua Hamish memang hanya dikuasakan kepada Hamish dan akan diwariskan untuk cucu mereka nanti. Pun begitu dengan saham milik kakek Hamish, walaupun kecil namun tetap memiliki hak suara. Saham itu akan diberikan pada istri dari Hamish.Hamish merapikan kemeja dan dasinya. Ia menyisir rambutnya yang sedikit berantakan dengan jari lalu memberikan senyum kemenangan."Sayangnya, harapanmu belum jadi nyata, Van. Satu lagi, aku minta kamu batalkan proyek kondominium itu." Irvan terkesiap karena Hamish mengetahui mega proyek Akbar Corp itu. Ia tidak menyangka Hamish mengetahui banyak hal padahal sudah cukup lama meng
last updateLast Updated : 2023-06-26
Read more

Kapan Punya Bayi

"Mas Dani!" Anak-anak yang tadinya duduk rapi di ruang keluarga berdiri dan berlari menghampiri Dani dan Hamish yang baru saja datang.Pun begitu dengan Dilara. Senyum mengembang di bibir istri Hamish. Mata wanita itu berkaca-kaca haru bisa melihat Dani bisa ikut merasakan kegembiraan mereka.Dani, remaja 17 tahun datang dengan pakaian rapi lengkap dengan peci. Tangan terlentang menyambut adik-adiknya.Tangis haru mewarnai kembalinya Dani bersama keluarga. Bocah tengil, begitu Hamish memanggil Dani mengambil tangan Dilara dan mengecup punggung tangan walinya itu."Ayo kita mulai acaranya!" Hamish meminta mereka kembali ke ruang keluarga, duduk melantai di atas karpet dan mendengarkan doa dari ustadz Imam.Anak-anak menikmati kamar mereka masing-masing setelah makan siang. Satu kamar ditempati oleh dua orang anak. Hamish dan Dilara menempati satu kamar sedang ibu Ida memiliki kamarnya sendiri.Jika anak-anak sedang menikmati kamarnya, Hamish dan Dilara sedang mengantarkan para tamu yan
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

Apa Anda Sanggup?

"Dik, kapan kita mau program bikin bayi?" Hamish yang baru saja masuk ke dalam kamar langsung membrondong Dilara dengan pertanyaan seputar bayi.Wajah Dilara memerah, membicarakan bayi membuatnya memikirkan proses yang harus ia lalui agar bisa hamil."Nanti kalau sudah selesai bulanan, abang langsung gas, ya?" Ide Hamish membuat Dilara semakin merona.Ia berpura-pura sibuk agar tidak menjawab pertanyaan Hamish. Tetapi bukan Hamish namanya jika ia menyerah. Pria itu tiba-tiba teringat dengan janjinya. Janji yang bisa membuka jalan agar ia dan Dilara bisa melakukan ritual suami istri untuk pertama kalinya.Hamish menarik Dilara agar bergabung duduk di tepi ranjang. Ia mengambil ponsel lalu menghubungi Adam, meminta asistennya itu mencarikan wedding organizer terbaik di Surabaya."Mau ngapain, Bang?" tanya Dilara tidak mengerti."Mau bikin resepsi, Dik. Abang, kan janji waktu itu mau kasih kamu pesta pernikahan. Abang rasa sudah saatnya. Kamu juga belum ketemu keluarga abang, kan?""Gak
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more
PREV
123456
...
17
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status