“Apa makanannya begitu lezat hingga kamu makan dengan berlepotan seperti ini?” ujar Nadhif sembari menarik tangannya dari Nadina. Wanita itu menatap kosong piring di hadapannya sembari kembali menyapu bibir yang baru saja sang suami usap. “Sudah hilang, Nadina. Tenang saja, nodanya sudah hilang.” Nadhif melanjutkan makannya. Usai makan sore itu, Nadina mengembalikan piring ke dapur sekaligus mencucinya dan menata kembali ke rak. Saat ia hendak kembali ke kamarnya, seorang wanita paruh baya masuk dan memanggil Nadina. “Iya, ada apa?” sahut Nadina sembari menghentikan langkahnya. “Ada santriwati hendak menemui Mbak Nadina untuk meminta izin berkas. Apa Mbak Nadina bisa menemuinya sekarang? Mereka ada di ruang tamu dalem,” tutur wanita paruh baya itu. “Ehm, baiklah. Nadina akan menemuinya, terima kasih!” Nadina mengubah arah perjalanannya. Meskipun sedikit kesal karena masih terusik, Nadina tetap harus melakukannya juga. Di ruang tamu yang cukup luas itu, duduklah dua santriwati d
Read more